KAI Commuter
KRL Jabotabek (yang sekarang dikenal bernama KA Commuter Jabodetabek) adalah jalur kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT KAI Divisi Jabotabek sebelum berubah nama menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek. KRL Jabotabek telah beroperasi sejak tahun 1976, yang melayani rute komuter di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Serpong
Berkas:Logo krl commuter jabodetabek.png | |
Industri | Transportasi rel umum |
---|---|
Didirikan | 15 September 2008 |
Kantor pusat | Jl. Ir. Juanda I B No.8-1 Jakarta 10120 Telp : (021) 3453535 Fax : (021) 34834084 SMS Center : 9599 |
Produk | Kereta rel listrik |
Induk | PT Kereta Api Indonesia |
Situs web | http://www.krl.co.id/ |
KRL yang melayani jalur ini terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas ekonomi, kelas ekonomi AC, dan kelas ekspres yang menggunakan pendingin udara.
Jalur komuter Jabodetabek melewati beberapa stasiun besar seperti Jakarta Kota, Gambir, Gondangdia, Jatinegara, Pasar Senen, dan Manggarai.
Sejarah pendirian KA Commuter Jabodetabek
PT KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak perusahaan di lingkungan PT Kereta Api (Persero) yang dibentuk sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No. S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008.
Pembentukan anak perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.
PT KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi menjadi anak perusahaan PT Kereta Api (Persero) sejak tanggal 15 September 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian No. 415 Notaris Tn. Ilmiawan Dekrit, S.H.
Kehadiran PT KAI Commuter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan KA Commuter bukanlah kehadiran yang tiba-tiba, tetapi merupakan proses pemikiran dan persiapan yang cukup panjang. Di mulai dengan pembentukan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek oleh induknya PT Kereta Api (Persero), yang memisahkan dirinya dari saudara tuanya PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah pemisahan ini, pelayanan KRL di wilayah Jabotabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dan pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Daop 1 Jakarta.
Dan akhirnya PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT KAI Commuter Jabodetabek. Setelah menjadi perseroan terbatas perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun 2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Tugas pokok perusahaan yang baru ini adalah menyelenggarakan pengusahaan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter (untuk selanjutnya disebut ”Commuter” saja) dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek) serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang.[1]
Rute
Rute Pusat / Lingkar Kota
Jalur ini melingkari pusat kota (downtown) Jakarta yang menghubungkan Manggarai, Sudirman, Tanahabang, Duri, Kampung Bandan, Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai.
KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi AC Ciliwung beroperasi sejak 30 November 2007 yang berhenti di setiap stasiun. Pada tahap awal dijalankan untuk jalur lingkar kanan (searah jarum jam) dari Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Duri, Kampung Bandan, Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai.
Harga karcis untuk satu putaran ataupun satu stasiun (tarif rata) adalah Rp 3.500.
Jalur Bogor/Selatan
Jalur ini menghubungkan stasiun Jakarta Kota/Tanah Abang ke stasiun Depok hingga Stasiun Bogor, dan melewati beberapa stasiun seperti Juanda, Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, Universitas Indonesia, Citayam, dan Bojong Gede.
Layanan KRL di jalur ini:
- KRL Ekonomi Jakarta Kota/Tanah Abang-Bogor yang berhenti di setiap stasiun kecuali stasiun Gambir.
Tarif Karcis:
- Bogor - Depok Baru s/d Jakarta Kota/Tanah Abang Rp. 2.000,- , KTB (Kartu Trayek Bulanan) Rp. 60.000,-
- Bogor - Bojonggede s/d Depok. Rp. 1.500,-
- Bogor - Cilebut Rp. 1.000,-
- Cilebut - Pasar Minggu Baru s/d Jakarta Kota/Tanah Abang Rp. 2.000,- , KTB (Kartu Trayek Bulanan) Rp. 50.000,-
- Cilebut - Depok Baru s/d Pasar Minggu Rp. 1.500,-
- Cilebut - Bojonggede s/d Depok Rp. 1.000,-
- Depok - Pasar Minggu Baru s/d Jakarta Kota/Tanah Abang Rp. 1.500,- , KTB (Kartu Trayek Bulanan) Rp. 45.000,-
- Depok - Pasar Minggu Rp. 1.000,-
- Pasar Minggu - Jakarta Kota/Tanah Abang P.P. Rp. 1.000,- , KTB (Kartu Trayek Bulanan) Rp. 35.000,-
(Tarif sama berlaku pada arah sebaliknya)
- KRL Ekonomi AC relasi Bogor/Bojonggede/Depok-Jakarta Kota/Tanah Abang/Angke yang berhenti di setiap stasiun kecuali di stasiun Gambir (berjalan langsung).
Tarif karcis rata, Rp 5.500,- , KTB Rp 185.000,- , dan Kartu Langganan Sekolah Rp. 65.000,-.
- KRL Pakuan Ekspres Jakarta Kota/Tanah Abang-Bogor P.P. yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Depok (tidak setiap rangkaian), Bojong Gede, dan Bogor.
Harga karcis adalah Rp 11.000,-
- KRL Bojonggede Ekspres Jakarta Kota/Tanah Abang-Bojonggede P.P. yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Universitas Indonesia (tidak setiap rangkaian), dan berakhir di stasiun Bojonggede.
Harga karcis adalah Rp 11.000,-.
- KRL Depok Ekspres Jakarta Kota/Tanah Abang-Depok P.P. yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Depok Baru (tidak setiap rangkaian), dan berakhir di stasiun Depok.
Harga karcis adalah Rp 9.000,-.
Jalur Bekasi/Timur
Jalur ini menghubungkan stasiun Jakarta Kota/Tanahabang/Tanjung Priok ke Stasiun Bekasi hingga Cikarang, dan melewati beberapa stasiun seperti Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, Klender, Cakung, Kranji, Tambun, dan Cibitung.
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi Jakarta Kota-Bekasi yang berhenti di setiap stasiun, dengan jurusan:
- Jakarta Kota-Bekasi lewat Pasar Senen
- Jakarta Kota-Bekasi lewat Juanda
- Jakarta Kota-Bekasi lewat Tanah Abang
Harga karcis untuk jarak terjauh (Jakarta Kota-Bekasi) adalah Rp 1.500 dan abodemen Rp 45.000, sedangkan tarif Jakarta Kota-Klender Baru hanya sebesar Rp 1.000
- KRL Ekonomi Jakarta Kota/Tanjung Priok-Cikarang yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis untuk jarak terjauh (Jakarta Kota-Cikarang) adalah Rp 2.000 dan abodemen Rp 45.000
- KRL Ekonomi AC Jakarta Kota/Tanjung Priok-Bekasi yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis adalah Rp 4.500
- KRL Bekasi Ekspres Jakarta Kota/Tanah Abang-Bekasi, dengan jurusan:
- Jakarta Kota-Bekasi, yang berhenti di stasiun Juanda, Gambir, Gondangdia, Klender Baru, Cakung (tidak setiap rangkaian), Kranji, dan Bekasi.
- Tanah Abang-Bekasi, yang berhenti di stasiun Sudirman, Klender Baru, Kranji dan Bekasi.
Harga karcis adalah Rp 9.000
Jalur Serpong/Barat
Jalur ini menghubungkan stasiun Tanah Abang/Manggarai/Jakarta Kota ke stasiun Serpong, dan melewati beberapa stasiun seperti Sudirman, Palmerah, Kebayoran, Pondokranji, Sudimara, dan Rawabuntu.
Diperkirakan pada 2012, layanan KRL akan diperpanjang secara resmi sampai dengan stasiun Maja. Selama ini, hanya KRL Ekonomi AC Ciujung pada siang hari yang perjalanannya diperpanjang sampai stasiun Parungpanjang.
Layanan KRL di jalur ini:
- KRL Ekonomi Serpong-Tanah Abang yang berhenti di setiap stasiun.
Harga Karcis Rp. 1.500,-
- KRL Sudirman Ekspres Manggarai-Serpong P.P. yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Sudirman, Tanah Abang, Palmerah , Pondok Ranji, Sudimara, dan Serpong.
- KRL Serpong Ekspres Jakarta Kota-Serpong P.P. yang berhenti di beberapa stasiun seperti stasiun Kampung Bandan, Tanah Abang, Palmerah , Pondok Ranji, Sudimara, dan Serpong.
Harga karcis sebesar Rp 8.000,-
- KRL Ekonomi AC (Ciujung) Tanah Abang-Serpong yang berhenti di setiap stasiun.
Harga karcis sebesar Rp 4.500,- (Manggarai/Tanah Abang-Serpong P.P.) dan Rp. 5.000 (Manggarai/Tanah Abang-Parung Panjang P.P.)
Selain itu, jalur ini juga dilayani oleh KA ekonomi langsam dan KA patas dengan tujuan Jakarta Kota/Tanah Abang - Rangkasbitung sampai dengan Merak.
Rute Barat
Beberapa KRL yang melayani jalur ini:
- KRL Ekonomi Jakarta Kota-Tangerang yang berhenti di setiap stasiun.
- KRL Benteng Ekspres Jakarta Kota/Manggarai-Tangerang yang berhenti di beberapa stasiun seperti Kampung Bandan, Duri, Dukuh Atas, dan Poris.
Rute Wisata
Sejak Juli 2005, PT KAI Commuter Jabotabek bekerjasama dengan PT. Taman Impian Jaya Ancol menyediakan kereta wisata pada hari Minggu dan libur. Kereta wisata ini berangkat dari Bogor, Bekasi, Serpong, dan Tangerang dengan tujuan akhir Ancol. Harga tiket Rp 22.500 untuk pulang-pergi ditambah tiket masuk Ancol.[2]
Tiket Berlangganan Pelajar Sekolah
Untuk memudahkan pada pelajar SD/SMP/SMA dan sederajat untuk berpergian dengan KRL Jabodetabek ke sekolahnya, PT. KAI Commuter Jabodetabek juga mengeluarkan tiket berlangganan khusus Pelajar Sekolah Dasar dan Menengah, yang dinamakan Kartu Langganan Sekolah atau KLS. KLS Berlaku selama satu bulan tiap periodenya dan belaku di seluruh jalur KRL Jabodetabek tanpa harus membeli tiket setiap berpindah jalur dan berganti kereta. Tarif KLS:
- Ekonomi AC Rp. 65.000,-
- Ekonomi Rp. 15.000,-
Sistem Commuter Line atau Single Operation
Sistem Commuter Line adalah sistem yang diresmikan pada tanggal 02 Juli 2011, dengan meniadakan KRL Ekspres Dan Ekonomi AC di seluruh daerah Jabodetabek (kecuali KRL Ekonomi) dan akan berhenti disetiap stasiun. PT.KAI Commuter Jabodetabek sebagai penyelenggara menegaskan KRL Commuter Line akan datang 5 menit sekali dan telah melakukan Uji coba sebanyak 3 kali dengan sukses.Harga tiket berkisar Rp.5.500 sampai dengan Rp.7000. Sedangkan Harga KRL ekonomi Masih berkisar Rp.2000
Armada KRL
Jalur komuter Jabotabek dilayani oleh beberapa tipe rangkaian. Selain KRL Ekonomi non-AC buatan Jepang dan Belanda, jalur ini pun dilayani dengan beberapa rangkaian bukan baru yang berasal dari Jepang. Semua lintas telah dielektrifikasi.
KRL Ekonomi non-AC
KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah. Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah rangkaian dibuat oleh Nippon Sharyo, Hitachi, dan BN-Holec.
KRL Ekonomi Holec
KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda yang masih digunakan (meski tidak sebanyak dulu). KRL ini dibuat oleh Belanda dan melayani rute Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (Prameks), dan Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis).
KRL Ekonomi Rheostat (seri KL3)
Sebagian besar rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL rheostat buatan pabrik Nippon Sharyo tahun 1987 (lihat gambar tiga KRL,paling kanan), rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres tahun 90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostat yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan merupakan KRL AC pertama di Indonesia. Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, kereta ini sudah dicat ulang beberapa kali dari warna lamanya. Semula berwarna merah polos dengan 'wajah' kuning terang, kemudian putih-hijau (lihat gambar tiga KRL, paling kiri), dan kini kuning kecoklatan. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini.
Mulai 2010, KRL ini menggunakan skema warna putih dengan garis oranye di tengah. Pada 2009, juga telah dioperasikan KRL dengan modifikasi kabin, yang bernama "Djoko Lelono"
KRL Hitachi (Jepang-Indonesia)
KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT INKA bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era Tōei seri 6000 datang dari Jepang.
KRL ABB Hyundai (Korsel-Indonesia)
KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT INKA dan Hyundai,dirakit di PT INKA pada tahun 1985-1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF dan disebut-sebut merupakan prototype kereta maglev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur Seoul-Pusan. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur Surabaya-Mojokerto (Arek Surokerto).
KRL Ekonomi AC dan Ekspres
KRL Ekonomi AC Dioperasikan seperti KRL Ekonomi, berhenti di setiap stasiun (kecuali stasiun Gambir melintas langsung) Menggunakan armada KRL AC yang lebih memadai serta aman dan nyaman.
Sementara, KRL Ekspres adalah kelas tertinggi di jaringan Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama dengan KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun pemberhentian yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang lebih mahal.
KRL eks Tōei seri 6000
KRL ini adalah KRL yang diimpor dari operator Kereta Bawah Tanah (Subway) milik Biro Transportasi Pemerintah Daerah Tōkyō (Tōei), dalam rangka kerjasama strategis Indonesia-Jepang saat itu. Meramaikan jalur Jabotabek mulai tahun 2000, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). Karena berstatus hibah dari Pemerintah Daerah Kota Tōkyō, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah.
Pada mulanya, didatangkan 72 unit kereta dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 kereta. Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki 8 kereta (set 6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam kereta per rangkaiannya.
Sebagian rangkaian 6 kereta menggunakan kabin modifikasi, yang dibuat oleh Balai Yasa Manggarai.
Stamformasi:
- Kabin asli:
- 6121F : 6121-6122-6197-6222-6247-6216-6127-6128
- 6161F : 6161-6212-6215-6162-6165-6166-6167-6168
- 6171F : 6171-6192-6257-6172-6225-6226-6237-6178
- 6181F : 6181-6242-6245-6156-6157-6158
- 6201F : 6201-6262-6205-6206-6207-6208
- 6271F : 6271-6272-6275-6276-6277-6278
- 6281F : 6281-6282-6285-6286-6287-6288
- Kabin rakitan:
- 6151F* : 6151-6176-6175-6188
- 6177F : 6177-6232-6265-6202-6235-6126
- 6217F : 6217-6236-6255-6152-6185-6182
- 6227F : 6227-6195-6267-6186-6125-6187
- : Kabin masinis KRL ini telah dirakit ulang oleh Balai Yasa Manggarai setelah mengalami kecelakaan di Kebon Pedes, sementara dua kereta yang tersisa yaitu 6252 dan 6155 tidak dioperasikan karena mengalami kerusakan yang serius.
KRL eks Tōkyū Corporation
KRL eks Tōkyū Corporation (atau disebut Tokyu saja) mulai meramaikan armada komuter Jabodetabek sejak masuknya rangkaian seri 8000 dan 8500. KRL eks Tokyu Seri 8000 dibuat pada tahun 1970-an dan KRL seri 8500 dibuat pada tahun 1975-an dan merupakan pengembangan dari Tokyu seri 8000. Khusus untuk unit bernomor depan 07xx dan 08xx (mis. 0715 dan 0815) adalah unit yang dibuat pada tahun 1985 ke atas.
KRL ini diimpor dari Jepang dengan harga sekitar 800 juta per unit, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 kereta. Berkat perawatan yang baik, KRL Tōkyū selama ini jarang bermasalah dan dapat dioperasikan sampai sepuluh tahun mendatang di Jabodetabek.
Rincian Stanformasi:
- Tōkyū seri 8000 eks Tokyu Oimachi Line (8003F) dan Tokyu Toyoko Line (rangkaian lainnya)
- 8003F: 8003-8202-8104-8263-8142-8213-8103-8004
- 8007F: 8007-8245-8107-8260-8137-8204-8108-8008
- 8039F: 8039-8248-8158-8218-8164-8249-8159-8040
Ketiganya menggunakan warna biru-kuning. Selain itu, 8007F juga memiliki motif bunga berwarna ungu pada kereta khusus wanita
- Tōkyū seri 8500 eks Tokyu Denentoshi Line
- 8604F: 8604-8704-8904-8825-8719-8909-8804-8504 dengan warna hijau-kuning
- 8607F: 8607-8707-8948-8828-8743-8924-8807-8507 dengan warna biru-kuning
- 8608F: 8608-8708-8949-8829-8744-8925-8808-8508 dengan warna biru-kuning
- 8610F: 8610-8710-8951-0815-0715-8927-8810-8510 dengan warna biru-kuning
- 8611F: 8611-8711-8911-8832-8735-8928-8811-8511 dengan warna biru-kuning
- 8612F: 8612-8712-8912-0817-0717-8929-8812-8512 dengan warna biru-kuning
- 8613F: 8613-8713-8913-0800-8796-8930-8813-8513 dengan warna merah-putih-kuning dan motif bunga berwarna pink pada kereta khusus wanita
- 8618F: 8618-8724-8935-8855-8753-8954-0811-8518 dengan warna biru-kuning
KRL eks JR East seri 103
KRL eks East Japan Railway Company seri 103 didatangkan pada 2004. KRL seri 103 ini adalah salah satu rangkaian yang mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan rangkaian lain yang memiliki 8 kereta.
KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek. KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Depok dengan formasi 2 set (2 rangkaian x 4 kereta).
Unit yang masuk ke Indonesia sebanyak 4 set, masing-masing dengan 4 gerbong. Rincian:
- E20F/103-815F (103-815,103-752,102-2009,103-822)
- E22F/103-105F (103-105,102-231,103-246,103-359)
- E21F/103-597F (103-597,103-654,102-810,103-632)
- E27F/103-153F (103-153,102-321,103-210,103-384)
Sejak peresmian kereta khusus wanita, KRL ini dioperasikan dengan 8 kereta per rangkaian di mana rangkaian E20F digabungkan dengan rangkaian E22F serta rangkaian E21F digabungkan dengan rangkaian E27F.
KRL eks-Tōyō Rapid
- KRL eks Tōyō Rapid seri 1000 (1091F, 1081F, 1061F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
Rincian:
- 06F/1061F: 1061-1062-1063-1064-1065-1066-1069-1060 (1067 dan 1068 dilepas, warna biru-kuning dengan corak batik pada bagian muka kabin masinis)
- 08F/1081F: 1081-1082-1083-1084-1085-1086-1089-1080 (1087 dan 1088 dilepas, warna biru-kuning)
- 09F/1091F: 1091-1092-1093-1094-1095-1096-1099-1090 (1097 dan 1098 dilepas, warna biru-kuning)
KRL eks Tōkyō Metro
- KRL eks Tōkyō Metro seri 05 mulai tiba di Jakarta Agustus 2010. Seri ini adalah KRL dengan teknologi tercanggih di Jabodetabek saat ini. 5 rangkaian yang dipesan sudah seluruhnya datang, dan direncanakan dua rangkaian seterusnya yaitu 05-04F dan 05-05F akan datang setelah kedatangan KRL JR East 203.
Rincian:
- 05-02F: 05 102-05 202-05 302-05 602-05 702-05 802-05 902-05 002 (05 402 dan 05 502 dilepas)
- 05-07F: 05 107-05 207-05 307-05 607-05 707-05 807-05 907-05 007 (05 407 dan 05 507 dilepas)
- 05-08F: 05 108-05 208-05 308-05 608-05 708-05 808-05 908-05 008 (05 408 dan 05 508 dilepas)
- 05-09F: 05 109-05 209-05 309-05 609-05 709-05 809-05 909-05 009 (05 409 dan 05 509 dilepas)
- 05-10F: 05 110-05 210-05 310-05 610-05 710-05 810-05 910-05 010 (05 410 dan 05 510 dilepas)
- KRL eks Tōkyō Metro seri 5000 (5809F/59F, 5816F/66F, 5817F/67F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
Rincian:
- 59F/5809F: 5809-5312-5631-5314-5607-5215-5313-5009 (5675 dan 5676 dilepas)
- 66F/5816F: 5816-5245-5630-5363-5688-5905-5326-5016 (5246, 5631 dan 5247 dilepas, 5631 digunakan pada 59F/5809F, 5246 digunakan pada 67F/5817F)
- 67F/5817F: 5817-5246-5632-5359-5127-5927-5251-5017 (5250, 5634, dan 5248 dilepas )
- KRL eks Tōkyō Metro seri 6000, (6115F, 6126F) masing-masing dengan 10 kereta, merupakan armada terbaru yang sudah diuji coba dan siap dioperasikan.
- 15F/6115F: 6115-6215-6315-6415-6515-6615-6715-6815-6915-6015
- 26F/6126F: 6126-6226-6326-6426-6526-6626-6726-6826-6926-6026
- KRL eks Tōkyō Metro seri 7000, (7117F, 7121F, 7122F, 7123F) masing-masing dengan sepuluh kereta, namun hanya dioperasikan dengan delapan kereta akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya.
Rincian:
- 17F/7117F: 7117-7217-7317-7417-7517-7617-7917-7017 (7717 dan 7817 dilepas, warna merah-putih-kuning)
- 21F/7121F: 7121-7221-7321-7421-7521-7621-7921-7021 (7721 dan 7821 dilepas, warna merah-putih-kuning)
- 22F/7122F: 7122-7222-7322-7422-7522-7622-7922-7022 (7722 dan 7822 dilepas, warna merah-putih-kuning)
- 23F/7123F: 7123-7223-7323-7423-7523-7623-7923-7023 (7723 dan 7823 dilepas, warna merah-putih-kuning)
KRL eks JR East seri 203
KRL eks East Japan Railway Company seri 203 didatangkan pada tahun ini sebanyak 3 rangkaian dan direncanakan akan tiba di pelabuhan Tanjung Priok secara bertahap pada bulan Juli atau Agustus mendatang, di mana KRL ini memiliki formasi 10 kereta per rangkaian dengan rincian sebagai berikut:
- 203-51F: 202-1 - 202-3 - 203-3 - 203-2 - 202-2 - 203-2 - 203-1 - 202-1 - 203-1 - 203-1
- 203-52F: 202-2 - 202-6 - 203-6 - 203-4 - 202-5 - 203-5 - 203-3 - 202-4 - 203-4 - 203-2
- 203-66F: 202-106 - 202-118 - 203-118 - 203-112 - 202-117 - 203-117 - 203-111 - 202-116 - 203-116 - 203-106
KRLI (INKA)
KRLI dibuat tahun 2001, sebagai hasil produk PT Inka yang merupakan pabrik kereta api nasional. Dengan alasan biaya pengadaan yang terlalu tinggi dan sering bermasalah, tidak banyak KRLI yang digunakan. Pada masa pendesain, KRL ini disebut sebagai KRL Prajayana. KRLI yang digunakan oleh PTKA pada awalnya terdiri dari 2 rangkaian, masing-masing dengan empat gerbong. Namun, KRLI generasi pertama (yang menggunakan warna oranye) dikembalikan lagi ke INKA oleh PTKA akibat sering mogok dan bermasalah. Kini, KRLI yang digunakan adalah KRL dengan warna hijau-ungu dan biru.
KRL i9000 KfW-Bombardier-INKA
KRL ini baru dibuat tahun 2010 dan saat ini sedang menjalani Test Run
Kedatangan KRL Baru
Tahun ini telah didatangkan KRL Tokyo Metro 6000 Chiyoda Line sebanyak 2 set dan saat ini telah beroperasi.
Kemudian, akan didatangkan juga KRL JR East 203 sebanyak 2-3 set, dan KRL Tokyo Metro 05 Tozai Line lainnya sebanyak 5-6 set.
Stasiun
Selain sebagai tempat tunggu penumpang, pengelola kereta komuter akan mengembangkan setiap stasiun menjadi tempat komersial. Sehingga di dalam stasiun nantinya juga terdapat restoran, toko sovenir, dan ATM bank. Saat ini baru stasiun besar seperti Jakarta Kota, Gambir, Pasar Senen, dan Jatinegara yang sudah dikembangkan menjadi tempat komersial. Sedangkan stasiun Sudirman masih dalam proses pembangunan. Pada ruas jalur Manggarai-Jakarta Kota yakni dari Cikini sampai Jayakarta, stasiun dibangun dalam tiga lantai, karena jalur KRL pada ruas jalur tersebut berada di jalur layang/elevated (di atas jalanan umum, ditopang oleh tiang penyangga). Lantai 1 dan 2 diperuntukan sebagai tempat komersial, dan lantai 3 sebagai tempat tunggu penumpang.
Beberapa contoh stasiun utama :
Masalah Umum
KRL Ekonomi adalah salah satu kereta paling sibuk di Indonesia, dengan jadwal komuter yang biasa dipenuhi oleh penumpang karena tarifnya lebih murah dibanding KRL kelas Ekspres/Eksekutif. Penumpang bergelantungan di pintu gerbong, di sambungan antar gerbong, dan di atas gerbong yang tentu membahayakan nyawa mereka, demi untuk terhindar dari petugas pengecek karcis. Tidak jarang penumpang KRL Ekonomi tewas karena melakukan hal-hal tersebut. Selain itu, di KRL Ekonomi juga banyak sekali pencopet dan pedagang asongan yang menggangu. [butuh rujukan]
Sementara, masalah lainnya adalah kurangnya perawatan terhadap unit kereta. Fasilitas penunjang seperti palang pintu perlintasan pun kadang sudah rusak, sehingga tidak bisa menutup. Kurangnya disiplin para pengendara kendaraan bermotor mengakibatkan banyak mobil atau motor pribadi ditabrak oleh kereta. Kelalaian petugas atau masinis juga kadang membahayakan kereta dan juga pengendara kendaraan bermotor. Contohnya lupa menutup palang perlintasan kereta, ataupun pelanggaran sinyal, yang mengakibatkan banyak kecelakaan kereta; contohnya peristiwa Bintaro 1987.
Fasilitas stasiun seperti tempat duduk, penerangan, dan keamanan sangat tidak memadai. Pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari, banyak penumpang yang berdiri. Selain itu, stasiun juga sering dipenuhi oleh warga tuna wisma yang memanfaatkan stasiun sebagai tempat tinggal mereka. Banyaknya stasiun yang tidak berpagar serta tidak adanya petugas yang memeriksa penumpang di pintu masuk/keluar stasiun, mengakibatkan banyaknya penumpang KRL yang tidak membeli karcis.
Ditambah lagi, KRL Ekspress jurusan mana pun akan dihapus oleh PT. KAI Commuter pada 1 Juni 2011 dan Kereta Ekspress akan berhenti di setiap stasiun dan pemberhentiannya akan sampai Stasiun Manggarai. PT. KAI Commuter akan membuka jalur kereta yang disebut KRL Commuter Line. [butuh rujukan]
Galeri
-
KRL Holec di Manggarai.
-
KRL Hitachi di stasiun Gambir.
-
Bangkai KRL Hyundai.
-
3 Set KRL AC di Stasiun Bogor.
-
Jabodetabek Old 6000 Series - 6171F.
-
KRL seri 8000 - 8003F eks-Tōkyū Ōimachi Line.
-
8607F dan 8610F, eks-Tōkyū Denentoshi Line.
-
KRL seri 8500 - 8610F eks-Tōkyū Denentoshi Line.
-
Depok Ekspres JR East seri 103.
-
KRL seri 1000 - 1061F eks-Tōyō Rapid Railway.
-
KRL seri 05 - 05 110F eks-Tōkyō Metro Tōzai Line.
-
KRL seri 5000 - 5816F eks-Tōkyō Metro Tōzai Line.
-
KRLI di stasiun Manggarai.
-
Stasiun Gambir, di jalur layang.
-
Tipikal keadaan KRL Ekonomi yang sedang penuh penumpang.