Kereta api Harina

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Harina adalah kereta api Eksekutif dan Bisnis yang melayani Stasiun Surabaya Pasarturi - Bandung. Nama Harina diambil dari bahasa Sanskerta yang artinya adalah kijang. Berangkat dari Bandung malam hari (20:45) dan berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi sore hari (16:00). Rute yang dilewati cukup unik, dari Bandung tidak ke arah timur melainkan ke arah barat menuju Cikampek, sampai Cikampek kemudian lokomotifnya di putar dan terus berbalik ke arah timur melewati Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Cepu, Bojonegoro dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasarturi.

Kereta api Harina
Berkas:KA Harina.jpg
Kereta api Harina berhenti di Stasiun Tegal menuju Bandung
Ikhtisar
JenisEksekutif dan Bisnis
SistemKereta api ekspress
StatusBeroperasi
LokasiDaop IV Semarang
TerminusStasiun Surabaya Pasarturi
Stasiun Bandung
Stasiun5
Layanan1
Operasi
Dibuka20 Mei 2003 [1]
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi IV Semarang
DepoSemarang Poncol
RangkaianCC 201, CC 203, CC204
Data teknis
Panjang lintas541 kilometer
Lebar sepur1067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi55 - 100 Km/jam
Jumlah rute57-60
Peta rute
Kereta api Harina
Left arrow Surabaya Kota – Sidotopo Right arrow
Surabaya Pasarturi
Lamongan
Babat
ke Tuban
ke Jombang
ke Jatirogo
Bojonegoro
ke Blora
Cepu
ke Gundih
Ngrombo
ke Solo
ke Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang Tawang
Pekalongan
Tegal
Ke Slawi
Jawa Tengah
Jawa Barat
Ke Ketanggungan
Cirebon
Jembatan Sungai Cimanuk
Ke Jakarta
Cikampek
Purwakarta
Terowongan Sasaksaat
ke Bogor
Cimahi
C B Terminal Cimahi
Bandung
Ke Kroya, Yogyakarta
Keterangan:
  • Kereta memutar di Stasiun Cikampek

Harina sesungguhnya merupakan penerus dari kereta api yang pernah melayani rute Bandung - Semarang sebelumnya, yaitu Kereta api Mahesa. Namun rute Mahesa berbeda dengan Harina, yaitu dari Bandung ke arah timur menuju Tasikmalaya, Banjar, kemudian Kroya. Di Kroya, lokomotifnya diputar dan kereta melanjutkan perjalanan melalui Purwokerto, Prupuk, dan dari sini mengambil jalur ke arah utara menuju Tegal lewat Slawi. Rangkaian Mahesa terdiri dari campuran kereta api bisnis dan eksekutif.

Mahesa rupanya tidak berumur panjang, penyebabnya antara lain inefisiensi jarak (jarak melewati Kroya sampai Tegal ini terlalu panjang) dan respon penumpang yang tidak terlalu menggembirakan. Kereta api ini kemudian dihentikan pengoperasiannya. Setelah melalui evaluasi, kemudian diluncurkan kereta api harina yang rutenya diubah melewati utara (Cikampek - Cirebon) sehingga lebih efisien.

Sejak bulan Agustus 2010, KA Harina menambah beberapa gerbong kelas bisnis dalam setiap perjalanannya.

Melihat tingkat okupansi yang cukup tinggi, PT. Kereta Api (Persero) menambah jadwal perjalanan KA ini per tanggal 12 Februari 2011 dengan jadwal 07.30 WIB dari kedua Stasiun Keberangkatan KA Harina dengan bernama Harina pagi dengan jadwal reguler pagi.

Ternyata KA Harina Pagi memiliki okupansi penumpang yang jauh lebih rendah. Yakni hanya 40-60% saja kursi yang terisi. Akhirnya per 1 Oktober 2011 KA Harina pagi dihapus dari GAPEKA.

Mulai tanggal 1 Maret 2013, KA Harina & Harina Pagi dilebur menjadi satu sehingga disebut dengan KA Harina saja. Rutenya pun diperpanjang hingga Stasiun Surabaya Pasarturi, pasca dinonaktifkannya Kereta api Rajawali jurusan Semarang Tawang - Surabaya Pasarturi karena minimnya okupansi penumpang.

Referensi

Pranala luar