Tetragrammaton

Tuhan Agama Yahudi
Revisi sejak 12 November 2015 15.23 oleh George Key (bicara | kontrib) (Yehuwa: Penambahan pranala)

Tetragrammaton (Bahasa Yunani: τετραγράμματον kata dengan empat huruf) nama dalam bahasa Ibrani untuk Tuhan Allah, yang dieja (dalam huruf Ibrani); י (yod) ה (heh) ו (vav) ה (heh) atau יהוה (YHWH), tetragramaton adalah nama pribadi dari Tuhan Allah orang Israel.

Tetragrammaton dalam hiasan kaca di gereja Episkopal tahun 1868 di in Iowa

Dari semua nama Tuhan Allah di Perjanjian Lama, Tetragrammaton muncul paling sering, sebanyak 6.500 kali menurut Jewish Encyclopedia, namun menurut Biblica Hebraica dan Biblica Hebraica Stuttgartensia, teks asli dari Tulisan Ibrani yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Aram, berisi tulisan Tetragrammaton sebanyak 6.828 kali. Banyaknya penulisan Tetragramaton di dalam tulisan tulisan tersebut mengindikasikan rujukan yang lebih pribadi terhadap jatidiri Sang Penguasa. (Berlawanan dengan gelar yang tidak pribadi seperti "Tuhan" saja atau "Bapa"). Banyak pengkaji Alkitab melihat ini sebagai bukti bahwa penulis Alkitab (dan orang orang Ibrani dan Israel kuno) melihat nama yang direpresentasikan dengan Tetragrammaton sangat penting dan sering digunakan dalam perkataan dan doa-doa sehari-hari. Dan untuk yang percaya bahwa Alkitab diinspirasikan oleh Tuhan, hal ini menunjukkan bagaimana perasaan-Nya terhadap nama pribadi-Nya

Dalam agama Yahudi, Tetragrammaton tidak diucapkan pada pembacaan tulisan suci dan doa, dan diganti dengan Adonai ("Tuanku"). Bentuk tertulis lain seperti ד׳ atau ה׳ dibaca Hashem (Sang Nama).

Yehuwa

Tetragrammaton juga seringkali diucapkan Yehuwa, Yehova, Yehovah, Jehova, atau Jehovah, tergantung Tata bahasa, kemampuan lidah si pembaca, dan ketersediaan huruf dalam aksara si penulis. Istilah-istilah tersebut adalah ejaan alternatif untuk Yahweh, bentuk tetragrammaton YHWH yang dipakai dalam terjemahan Alkitab versi Terjemahan Baru Lembaga Alkitab Indonesia yang umum dipakai oleh kalangan Kristen di Indonesia. Berhubung bahasa Ibrani ditulis tanpa huruf hidup, maka semua pengucapan untuk tetragrammaton ini adalah vokalisasi tentatif saja.

Di dalam Alkitab versi bahasa Jawa, YHWH menjadi "Yehuwah". Sedangkan pada Alkitab terjemahan bahasa Indonesia para penerjemah mengikuti cetakan berbahasa Inggris (GOD atau LORD) dengan begitu menghilangkan Tetragrammaton dan menggantikannya dengan "TUHAN".

Penulisan

Alkitab Ibrani

 
Tetragrammaton dalam aksara Paleo-Hebrew/bahasa Fenisia (abad ke-10 SM sampai 300 M), bahasa Aram kuno (abad ke-10 SM sampai abad ke-4 M) dan aksara kotak Ibrani (abad ke-3 SM sampai sekarang). Ditulis dari kanan ke kiri.

Tulisan Tetragrammaton muncul 6,828 kali dalam teks bahasa Ibrani dalam Biblia Hebraica maupun Biblia Hebraica Stuttgartensia, yaitu dua naskah Alkitab Ibrani lengkap tertua yang ada sekarang.[1] Di dalam Alkitab tersebut, kata ini tidak muncul hanya di Kitab Kidung Agung, Kitab Pengkhotbah dan Kitab Ester. Kata ini muncul pertama kalinya di Alkitab Ibrani di Kitab Kejadian pasal 2 ayat 4.[2][1][3] The letters, properly read from right to left (in Biblical Hebrew), are:

Ibrani Nama huruf Ejaan
י Yodh "Y"
ה He "H"
ו Waw "W" atau tempat huruf hidup "O"/"U"
ה He "H" (atau tidak dilafalkan bila di akhir kata)

Jumlah Pemakaian

Menurut kamus Brown-Driver-Briggs Lexicon, ada dua versi penulisan YHWH; yang pertama: יְהֹוָה (Qr אֲדֹנָי) muncul 6,518 kali, dan kedua: יֱהֹוִה (Qr אֱלֹהִים) muncul 305 kali dalam Teks Masoret.

Di Alkitab Ibrani muncul 6,823 times menurut Jewish Encyclopedia, dan 6,828 kali masing-masing di dalam Biblia Hebraica maupun Biblia Hebraica Stuttgartensia, yaitu teks kuno Alkitab Ibrani. Jumlah ini cukup menakjubkan jika dibandingkan dengan gelar Allah yang lain: Allah (2,605), Mahakuasa (48), Tuan (40), Pencipta (25), Khalik (7), Bapa (7), (Allah yang) Dari dulu kala (3) and Pembina Agung (2).

Gulungan Laut Mati dan Teks Aramaik

 
Prasasti Mesha Stele dari Moab (840 SM) mengandung Nama Allah Ibrani – YHWH. Dianggap kutipan tertua di luar naskah Ibrani

Penemuan gulungan laut mati dalam gua-gua di Qumran, menambah pengertian penggunaan kata ini [4]. Tulisan dalam gulungan ini tidak diberi tanda baca untuk huruf hidup. Dalam banyak gulungan, kata tetragrammaton selalu ditulis dalam huruf Ibrani kuno (Paleo-Hebrew alphabet), menunjukkan bahwa Nama ini diperlakukan khusus.[5].

Gulungan Laut Mati berbahasa Yunani

Hilangnya Tetragrammaton dalam Septuaginta

Studi Septuaginta menunjukkan bahwa Nama Kudus ini ada dalam teks Ibrani yang mereka pakai sebagai dasar penterjemahan. Dr. Sidney Jellicoe menyimpulkan bahwa "Paul E. Kahle dengan tepat berpendapat bahwa teks LXX [= Septuaginta] ditulis oleh orang Yahudi untuk orang Yahudi, mempertahakan Nama Kudus dari bahasa Ibrani kuno (palaeo-Hebrew atau Aramaik) atau dalam salinan langsung huruf Yunani ΠΙΠΙ. Penggantian dengan Κύριος (Kyrios atau "Tuan") merupakan inovasi orang Kristen."[6] Jellicoe menyusun bukti dari sejumlah pakar lain (B. J. Roberts, Baudissin, Kahle and C.H. Roberts) dan berbagai bagian Septuaginta untuk menarik kesimpulan bahwa: a) tidak adanya pemakaian "Adonai" dalam teks menunjukkan istilah "Kyrios" baru dipakai kemudian, b) dalam Septuaginta "Kyrios", atau bahasa Inggris "Lord" (sama-sama berarti "Tuan"), digunakan untuk mengganti Nama YHWH, dan c) Tulisan Tetragrammaton muncul dalam naskah asli, tetapi penyalin Kristen tidak menyalinnya. Hal ini menyebabkan Tetragrammaton lambat laun hilang dari terjemahan-terjemahan Alkitab.

Pakar dan penterjemah Alkitab pada abad-abad permulaan seperti Eusebius dan Hieronimus (=Jerome; penterjemah Alkitab Latin Vulgata) menggunakan Hexapla. Keduanya menyatakan pentingnya Nama Kudus dan bahwa naskah-naskah yang paling terpercaya mengandung Tetragrammaton dalam huruf-huruf Ibrani.

Terjemahan ke dalam bahasa Eropa dari Septuaginta cenderung mengikuti kebiasaan Yunani dan menggunakan terjemahan kata "Tuan", misalnya: Latin "Dominus", Jerman "der Herr", Polandia "Pan", Inggris "the Lord", Perancis "le Seigneur", dan seterusnya.

Empat huruf ini biasanya ditransliterasi dari bahasa Ibrani sebagai IHVH dalam bahasa Latin, JHWH in bahasa Jerman, bahasa Perancis dan bahasa Belanda, serta JHVH/YHWH dalam bahasa Inggris. Sering juga ditulis sebagai "Yahweh" atau "Jehovah", berdasarkan bentuk Latin,[7] meksipun teks Ibrani tidak mencantumkan huruf-huruf hidup.

Dalam terjemahan Inggris, kata "LORD", untuk YHWH, ditulis dengan small cap yaitu huruf kecilnya dicetak sebagai huruf besar dengan ukuran lebih kecil, mengikuti tradisi Yahudi yang mengucapkan pembacaan tulisan YHWH dengan kata "Adonai" ("Tuan") yang tidak berani menyebut langsung tulisan YHWH dan sebagai pelaksanaan Sepuluh Perintah Allah untuk tidak menyebut nama "Allah" dengan sia-sia. Kata "haŠem", (atau Ha-Shem, artinya "Nama itu") juga sering dipakai dalam tradisi Yahudi. Di tradisi Samaria diganti dengan istilah "Šemå" (atau "Shema").

Papirus Magis

Dalam Naskah Papirus Magis Yahudi yang ditemukan di Mesir, tulisa Iave dan Iαβα (Yaba) sering dijumpai sebagai nama YHWH.[8] Salah satunya dalam bentuk heptagram ιαωουηε.[9][10]

Orang Kristen di Ethiopia memiliki daftar nama ajaib Yesus, antara lain memuat Yawe, yang ceritanya diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya.[11]

Penggunaan dalam tradisi keagamaan

Kekristenan

 
Tetragrammaton karya Francisco Goya: "Nama Allah", YHWH di tengah-tengah segitiga; fresko Adoration of the Name of God, 1772.

Telah diasumsikan bahwa umat Kristen Yahudi awal mewarisi tradisi Yahudi dalam praktek pembacaan "Tuhan" di mana tetragrammaton ini muncul dalam teks Ibrani, atau di mana suatu tetragrammaton mungkin telah ditandai dalam sebuah tek Yunani. Umat Kristen non Yahudi, terutama yang tidak berbahasa Ibrani dan menggunakan teks Yunani, mungkin membaca "Tuhan" sebagaimana nampak dalam teks Yunani dari Perjanjian Baru dan salinan-salinannya dalam Perjanjian Lama Yunani. Praktek ini berlanjut dalam Vulgata di mana "Tuhan" merepresentasikan tetragrammaton tersebut dalam teks Latin. Dalam diagram Tetragrammaton-Trinitas karya Pedro Alfonso, nama tersebut ditulis sebagai "Jeve". Saat Reformasi Protestan, Alkitab Luther menggunakan "Jehova" dalam teks bahasa Jerman dari Perjanjian Lama-nya.[12]

Ortodoksi Timur

Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa teks Septuaginta, yang menggunakan Κύριος (Lord, Tuhan), merupakan teks otoritatif dari Perjanjian Lama,[13] dan dalam buku-buku liturgi serta doa mereka menggunakan Κύριος sebagai pengganti tetragrammaton dalam naskah yang berasal dari Kitab Suci.[14][15]:247–248

Katolisisme

 
Tetragrammaton pada timpanum Basilika St. Louis, Raja Perancis Katolik Roma di St. Louis, Missouri.

Dalam Gereja Katolik, edisi resmi pertama dari Nova Vulgata Bibliorum Sacrorum Editio, editio typica, yang diterbitkan oleh Vatikan pada tahun 1979, menggunakan nama tradisional Dominus pada sebagian besar tetragrammaton yang ada; namun digunakan juga nama Iahveh pada tetragrammaton di 3 bagian:

Dalam Nova Vulgata Bibliorum Sacrorum Editio, editio typica altera edisi kedua, yang diterbitkan tahun 1986, nama Iahveh tersebut telah digantikan dengan Dominus,[19][20][21] sejalan dengan tradisi Katolik sejak dahulu yang menghindari penggunaan langsung dari Nama Yang Tak Terucapkan.

Pada 29 Juni 2008, Takhta Suci bereaksi terhadap masih adanya praktek pelafalan nama Allah, dalam liturgi Katolik, yang direpresentasikan dengan tetragrammaton tersebut. Sebagai contoh dari vokalisasi tersebut adalah "Yahweh" dan "Yehovah". Umat Kristiani awal dikatakannya mengikuti contoh dari Septuaginta yakni menggantikan nama Allah tersebut dengan "Tuhan" (Lord), suatu praktek dengan implikasi teologis yang penting bagi mereka atas penggunaan nama "Tuhan" untuk merujuk pada Yesus, sebagaimana tertulis dalam Filipi 2:9-11 dan naskah Perjanjian Baru lainnya. Oleh karena itu diarahkan bahwa "dalam perayaan liturgi, dalam nyanyian dan doa, nama Allah dalam bentuk tetragrammaton YHWH tidaklah untuk digunakan atau dilafalkan"; dan terjemahan teks Kitab Suci untuk penggunaan liturgis harus mengikuti praktek Septuaginta Yunani dan Vulgata Latin, mengganti nama Illahi tersebut dengan "Tuhan" (the Lord), atau "Allah" (God) dalam beberapa konteks tertentu.[22] Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB) menyambut baik instruksi ini, dan menambahkan bahwa hal tersebut "memberikan juga suatu kesempatan untuk menjadi katekese bagi umat beriman sebagai suatu dorongan utnuk menunjukkan penghormatan pada Nama Allah dalam kehidupan sehari-hari, dengan menekankan kekuatan bahasa sebagai suatu tindakan devosi dan penyembahan".[23]

Referensi

  1. ^ a b "Importance of the Name". Insight on the Scriptures. vol. 2. Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania. 1988. hlm. 8. 
  2. ^ Kejadian 2:4
  3. ^ The Bible translator. vol. 56. United Bible Societies. 2005. hlm. 71. ; Nelson's expository dictionary of the Old Testament. Merrill Frederick Unger, William White. 1980. hlm. 229. 
  4. ^ "Jehovah","Insight from scriptures", The Watch Tower bible and tract society of Pennsylvania
  5. ^ Nama Tuhan Allah
  6. ^ Sidney Jellicoe, Septuagint and Modern Study (Eisenbrauns, 1989, ISBN 0-931464-00-5) pp. 271, 272.
  7. ^ Dalam bahasa Latin, tidak dibedakan antara huruf 'Y' ('I') dan 'J', maupun 'W' dan 'V'.
  8. ^ B. Alfrink, La prononciation 'Jehova' du tétragramme, O.T.S. V (1948) 43-62.
  9. ^ K. Preisendanz, Papyri Graecae Magicae, Leipzig-Berlin, I, 1928 and II, 1931.
  10. ^ Footnote #9 from page 312 of the 1911 E.B. reads: "See Deissmann, Bibelstudien, 13 sqq."
  11. ^ Footnote #10 from Page 312 of the 1911 E.B. reads: "See Driver, Studia Biblica, I. 20." Encyclopædia Britannica, 11th edition (New York: Encyclopædia Britannica, Inc., 1910–11), vol. 15, pp. 312, in the article "JEHOVAH".
  12. ^ (Inggris) A Catholic Handbook: Essentials for the 21st Century Page 51 William C. Graham - 2010 "Why Do We No Longer Say Yahweh? The Vatican's Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments directed in ... just as the Hebrews and early Christians substituted other names for Yahweh when reading Scripture aloud."
  13. ^ (Inggris) The Septuagint
  14. ^ (Inggris) Eugen J. Pentiuc. The Old Testament in Eastern Orthodox Tradition, p. 77. Oxford University Press (February 6, 2014) ISBN 978-0195331233
  15. ^ (Inggris) "Fatherhood of God" in The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity, 2 Volume Set, Editor John Anthony McGuckin. Wiley 2010 ISBN 9781444392548
  16. ^ (Latin) "Dixítque íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices fíliis Israel: Iahveh (Qui est), Deus patrum vestrórum, Deus Abraham, Deus Isaac et Deus Iacob misit me ad vos; hoc nomen mihi est in ætérnum, et hoc memoriále meum in generatiónem et generatiónem." (Exodus 3:15).
  17. ^ (Latin) "Dominus quasi vir pugnator; Iahveh nomen eius!" (Exodus 15:3).
  18. ^ (Latin) "Aedificavitque Moyses altare et vocavit nomen eius Iahveh Nissi (Dominus vexillum meum)" (Exodus 17:15).
  19. ^ (Latin) "Exodus 3:15: Dixítque íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices fíliis Israel: Dominus, Deus patrum vestrórum, Deus Abraham, Deus Isaac et Deus Iacob misit me ad vos; hoc nomen mihi est in ætérnum, et hoc memoriále meum in generatiónem et generatiónem."
  20. ^ (Latin) "Exodus 15:3: Dominus quasi vir pugnator; Dominus nomen eius!"
  21. ^ (Latin) "Exodus 17:15: Aedificavitque Moyses altare et vocavit nomen eius Dominus Nissi (Dominus vexillum meum)"
  22. ^ (Inggris) "Letter of the Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments (PDF)" (PDF). Diakses tanggal 2014-05-15. 
  23. ^ (Inggris) "United States Conference of Catholic Bishops Committee on Divine Worship (PDF)" (PDF). Diakses tanggal 2014-05-15. 

Pranala luar