Proto-imam

Revisi sejak 16 Agustus 2017 05.57 oleh Medelam (bicara | kontrib) (Albertus Aditya memindahkan halaman Proto-pendeta ke Proto-imam)

Proto-pendeta Dewan Kardinal (bahasa Italia: protopresbitero, atau terkadang, bahasa Italia: protoprete) — dalam Dewan Kardinal, adalah Kardinal-Imam pertama dalam ordo preseden, secara langsung setelah Kardinal-uskup.

Gelar tersebut selalun disematkan kepada Kardinal Imam paling senior menurut tanggal pelantikannya. Dari abad ke-17 sampai akhir abad ke-19, Proto-pendeta biasanya ditempatkan pada gereja tituler San Lorenzo di Lucina.[1]

Proto-pendeta memiliki kehormatan memimpin doa untuk Paus baru di pelantikan kepausan setelah proto-deakon (kardinal deakon paling senior) memakaikan pallium dan setelah Kepala Dewan Kardinal (Kardinal-Uskup paling senior) mempersembahkan Cincin Nelayan. Hal ini terjadi terakhir kali di pelantikan Paus Benediktus XVI pada 2005,[2] namun tidak terjadi saat pelantikan Paus Fransiskus pada 2013 karena proto-pendetanya, Kardinal Paulo Evaristo Arns, yang saat itu berusia 91 tahun, masih berada di São Paulo, Brasil, dan tidak hadir.[3][4] [5][a]

Kardinal Michael Michai Kitbunchu dari Bangkok telah menjadi proto-pendeta sejak 14 Desember 2016.

Proto-pendeta sejak 1920

Catatan

  1. ^ Tugas proto-pendeta dialihkan ke kardinal-pendeta senior dari kardinal-elektor, Godfried Danneels, Uskup Agung Emeritus Mechelen-Brussels.

Referensi