Dassault Rafale

pesawat tempur generasi 4.5

Dassault Rafale (dijuluki sebagai Squall dalam Bahasa Inggris) adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta asal Prancis yang dibuat oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.

Dassault Rafale
Rafale milik Angkatan Udara Prancis
TipePesawat tempur serbaguna
PerancangAvions Marcel Dassault-Bréguet Aviation (AMD-BA)
Terbang perdana4 Juli 1986
Diperkenalkan4 Desember 2000
StatusAktif
Pengguna utamaAngkatan Udara Prancis
Pengguna lainAngkatan Laut Prancis
Jumlah produksi157 (sejak april 2017)
Biaya program€ 45,9 miliar
Harga satuanRafale B: € 74 juta
Rafale C: € 68,8 Juta
Rafale M: € 79 Juta

Program pesawat Rafale terdiri dari tiga versi pesawat tempur mesin-kembar multi-peran, versi satu-tempat duduk Rafale C, versi dua-tempat duduk Rafale B dan versi AL (kapal induk) adalah Rafale M. Tiga versi pesawat tempur ini dilengkapi dengan mesin, sistem tempur dan navigasi, sistem managemen pesawat dan sistem kontrol penerbangan yang sama. Mereka semua dapat melakukan semua tipe misi dari penyerangan daratan sampai superioritas udara.

Pesawat produksi pertama Rafale B1 terbang untuk pertama kalinya pada 4 Desember 1998 dan telah dikirim ke AU Prancis. Pesanan Pemerintah Prancis yang sekarang mencapai 61 pesawat dikirim dari 1998 sampai 2005. Total pesanan untuk Prancis, AU dan AL Prancis adalah 294 pesawat.

Dibuat mengikuti Demonstrator Rafale A secara langsung, ketiga versi Rafale mempertahankan kualitasnya yang dibuktikan dalam penerbangan: 70knot, 9g/-3.6g, sudut penyerangan maksimum 32 derajat, serta jarak take-off dan pendaratan kurang dari 400 meter. Kualitas ini diperoleh dari konsep aerodinamis "delta-canard" yang dikombinasikan dengan sayap delta dan sebuah "foreplane" aktif yang diletakkan secara tepat di hubungan sayap untuk mengoptimalkan efisiensi dan kontrol stabilitas aerodinamis tanpa menghalangi pandangan pilot. Lebih dari itu, bentuk dan material pesawat diseleksi secara berlanjut untuk meminimalisasi deteksi sensor elektromagnetis dan inframerah.

Rafale C adalah pesawat tempur multi-peran dengan sebuah sistem nafigasi dan persenjataan terintegrasi secara penuh, memakai teknologi termutakhir dam mampu melakukan performa luar biasa pada target misi udara-ke-udara dan udara-ke-tanah/permukaan jauh di belakang garis musuh.

Rafale B adalah pesawat 2-tempat duduk yang mempertahankan hampir seluruh kemampuan dan fitur Rafale C. Rafale B mampu melakukan misi apapun dengan satu pilot ataupun dua awak yang terdiri dua pilot atau satu pilot dan satu operator sistem senjata.

Rafale M adalah versi kapal induk dengan kemampuan dan fitur yang sama dengan kedua versi lainnya. Perbedaannya hanya pada airframe yang disesuaikan dengan kebutuhan operasi di kapal induk.

Rafale adalah wujud dari program standardisasi ambisius Militer Prancis untuk visi 2025-2030, yakni sebagai pengganti lima pesawat yang bertugas di Angkatan Udara Prancis dan Angkatan Laut Prancis. Rafale dapat diperlengkapi dengan senjata nuklir. Selain untuk digunakan di negara asalnya, pesawat ini juga dijual untuk kebutuhan ekspor. Meskipun beberapa negara menyatakan minatnya untuk memiliki Rafale, namun belum ada nota resmi pemesanan lintas-negara yang disepakati.

Pengembangan

Pada pertengahan dasawarsa 1970-an, Angkatan Udara Prancis (Armée de l'Air) dan Angkatan Laut Prancis (Aéronavale) memerlukan pesawat tempur pengganti. Pesawat yang perlu diganti adalah SEPECAT Jaguar di Angkatan Udara dan F-8 Crusader di Angkatan Laut. Ternyata persyaratan projek pengadaan pesawat yang diajukan oleh kedua angkatan itu cukup bersesuaian jika digabung.[1] Pada tahun 1983, Prancis mengadakan kontrak dengan Dassault untuk pembuatan pesawat peraga Avion de Combat eXpérimental (ACX). Negara-negara Eropa, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Britania Raya sepakat untuk bersama-sama mengembangkan pesawat tempur baru pada awal dasawarsa 1980-an. Ketidaksetujuan terhadap ukuran pesawat dan kepemimpinan projek telah mengantarkan Prancis untuk mundur dari rencana itu pada tahun 1985.[2][3] Prancis mengembangkan Rafale yang lebih kecil, sedangkan negara lainnya mengembangkan pesawat yang kemudian disebut Eurofighter Typhoon.[4][5]

 
Purwarupa Dassault Rafale A

Peraga teknologi Rafale A selesai dibangun pada akhir tahun 1985 dan menjalani terbang perdananya pada 4 Juli 1986. Mesin SNECMA M88 yang baru saja dikembangkan ternyata dianggap kurang matang untuk program uji-coba perdana, sehingga pesawat peraga itu terbang menggunakan kipas turbo pascabakar General Electric F404-GE-400 seperti yang digunakan pada F/A-18 Hornet.[6] Pemesanan produksi dimulai pada tahun 1988.

Pengujian tahap berikutnya dilanjutkan, termasuk pendaratan touch-and-go (mendarat dan segera lepas landas kembali) di atas kapal induk dan uji-terbang mesin M88, sebelum Rafale A purnatugas pada tahun 1994. Meskipun Rafale A dan British Aerospace EAP adalah sebanding, ketika Eurofighter pertama terbang perdana pada bulan Maret 1994, Rafale pra-serial telah menjalani uji terbang selama tiga tahun, termasuk uji kapal induk; Rafale C01, Rafale M01, dan Rafale B01 masing-masing terbang perdana pada bulan Mei 1991, Desember 1991, dan April 1993.

Tiga jenis Rafale termasuk ke dalam pesanan produksi awal:

  • Rafale C (Chasseur) Pesawat tempur satu kursi untuk AdA (Armée de l'Air)/Angkatan Udara Prancis.
  • Rafale B (Biplace) Pesawat tempur dua kursi untuk AdA.
  • Rafale M (Marine) Pesawat tempur kapal induk satu kursi untuk Aéronavale/Angkatan Laut Prancis.

Purwarupa Rafale C terbang pada tahun 1991, kemudian yang pertama dari dua purwarupa Rafale M terbang pada tahun itu juga. Purwarupa Rafale B terbang pada awal tahun 1993, dan purwarupa Rafale M kedua terbang pada tahun yang sama.[7] Uji katapel pesawat mulanya diangkut antara 13 Juli dan 23 Agustus 1992 di Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Lakehurst di New Jersey, Amerika Serikat dan Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Sungai Patuxent di Maryland, Amerika Serikat, karena Prancis tidak memiliki fasilitas uji katapel berbasis daratan. Pesawat itu kemudian menjalani pengujian di atas kapal induk FS Foch.

 
Rafale M Angkatan Laut Prancis mempertunjukkan touch and go di kapal induk USS John C. Stennis (CVN-74).

Mulanya, Rafale B hanya dimaksudkan sebagai pesawat latih, tetapi pengalaman Perang Teluk dan Perang Kosovo menunjukkan bahwa anggota kru kedua tidak begitu bermanfaat untuk misi pengintaian dan penyerangan, dan oleh karena itu Rafale B lebih banyak dipesan, menggantikan beberapa Rafale C. 60% dari pesawat ini memiliki dua kursi.[8] Angkatan Laut menyelidiki versi angkatan laut dengan dua kursi. Tidak ada pesawat produksi ataupun purwarupa yang dibuat.

Ketakpastian ekonomi dan politik menyebabkan produksi Rafale M ditunda sampai tahun 1999.[8]

Prancis diharapkan memesan 294 Rafale: 234 untuk Angkatan Udara dan 60 untuk Angkatan Laut.[7] Kini, 120 Rafale telah dipesan secara resmi oleh Militer Prancis.[9] Kesemuanya ini dikirimkan dalam tiga tahap yang berbeda, yang terbaru adalah pada pesanan bulan Desember 2004 sebanyak 59 pesawat.[10]

Versi angkatan laut diprioritaskan untuk menggantikan pesawat F-8 Crussader yang lebih tua.[11] Pengiriman dimulai pada tahun 2001 dan jenis ini "mulai bertugas" pada tanggal 4 Desember 2000, meskipun skuadron pertama, Flotille 12, tidak mengalami perombakan sebelum tanggal 18 Mei 2001. Pesawat ini dicadangkan di Kapal Induk Charles de Gaulle pada tahun 2002, dan beroperasi penuh sejak tanggal 25 Juni 2004, menyusul diperpanjangnya evaluasi operasional yang mencakup terbang pendamping terbatas dan misi tanker guna mendukung Operasi Enduring Freedom di Afghanistan.

Angkatan Udara Prancis menerima tiga pertama Rafale B (untuk standar F2) pada akhir Desember 2004. Mereka diberangkatkan ke Centre d'Expériences Aériennes Militaires (CEAM) di Mont-de-Marsan untuk evaluasi operasional dan pelatihan pilot konversi terkait.[12]

Biaya

Biaya program pengadaan 294 buah pesawat Rafale pada tahun 2005 adalah sebesar € 33,274 (termasuk rancangan, produksi, dukungan, dll.), tetapi pada tahun 2010 direvisi menjadi sebesar € 40,690 miliar.[13] Taksiran biaya rata-rata Rafale (untuk semua versi) adalah € 142,3 juta per unit. Pelaksanaan undang-undang program militer (2003-2008) mengalami kekurangan dana sebesar € 11 miliar, atau setara dengan satu tahun program, berakibat pada melambatnya laju pelaksanaan sebagian besar program non-nuklir, contoh yang paling mencolok adalah bahwa tanggal penyerahan Rafale terakhir rencananya dijadwalkan untuk tahun 2010, tetapi kemudian diundur sampai tahun 2025.[14]

Menurut Lembaga Audit Prancis, biaya dukungan pada bulan Desember 2004 adalah € 35.000 per jam terbang; sedangkan menurut Kementerian Pertahanan Prancis terdapat penurunan € 10.000 per jam terbang untuk Rafale Air dan € 7.000 untuk Rafale M pada 2010.[15]

Keseluruhan biaya program, pada tahun 2008, adalah sekitar € 39,6 miliar yang berarti senilai € 138,5 juta per pesawat. Harga satuan pesawat laik terbang pada tahun 2008 adalah € 64 juta untuk versi C (Angkatan Udara), dan € 70 juta untuk versi Angkatan Laut.[16]

Tahapan waktu penting

  • 1985 - Prancis mundur dari program Eurofighter, untuk menjalani projek Rafale.
  • 1986 - 4 Juli - Terbang perdana Rafale A.
  • 1986 - Desember - Mesin Snecma M88 mulai dikembangkan.
  • 1988 - April - Pesanan pertama disetujui (untuk purwarupa Rafale C).
  • 1990 - Februari - Uji terbang M88.
  • 1991 - 19 Mei - Terbang perdana purwarupa Rafale C satu kursi untuk Angkatan Udara.
  • 1991 - 12 Desember - Terbang perdana purwarupa Rafale M untuk Angkatan Laut.
  • 1992 - Uji terbang Rafale M untuk kapal induk.
  • 1993 - Maret - Kontrak pertama untuk produksi pesawat ditandatangani.
  • 1993 - April - Uji kecocokan dengan kapal induk Foch.
  • 1993 - 30 April - Terbang perdana purwarupa Rafale B dua kursi untuk Angkatan Udara.
  • 1995 - Juni - MICA pertama ditembakkan dari Rafale dalam modus terpadu mandiri.
  • 1995 - Juli - Sistem OSF dan tampilan helm-tertambat dipasang dan diuji.
  • 1995 - September - Rafale M diuji pada landasan kapal induk (seri 4).
  • 1995 - November - Terbang jarak jauh non-stop pertama oleh Rafale B01 (3.020 mil laut dalam waktu kurang dari 6 jam 30 menit).
  • 1995 - Oktober - Uji kapal induk terakhir Rafale M berbasis daratan di Amerika Serikat.
  • 1995 - Desember - Produksi perdana model rakitan.
  • 1996 - Maret - Mesin M88 "flightworthiness" lulus kualifikasi.
  • 1996 - April - Produksi dihentikan sementara.
  • 1997 - Januari - Produksi dilanjutkan disertai pengurangan biaya.
  • 1997 - Mei - Uji terbang rendah dengan basis data medan digital.
  • 1997 - Juli - Uji penyatuan sistem peperangan elektronik Spectra dalam ruang nirgema.
  • 1997 - November - Uji terbang Spectra.
  • 1997 - Desember - Pengiriman perdana mesin standar produksi.
  • 1997 - Februari - Uji terbang Rafale B01 dalam konfigurasi kelas berat (2 Apache ASM, tiga tangki 2.000 liter, dua Magic dan dua MICA AAM).
  • 1997 - Mei - Penembakan perdana MICA terpandu-kelembaman.
  • 1997 - Juni - Uji terbang sistem penangkalan Spectra.
  • 1997 - Oktober - Produksi perdana versi berfasilitas radar RBE2 diterbangkan.
  • 1997 - November - Penembakan peluru kendali terpandu-kelembaman terhadap dua sasaran, dengan pranala pesawat-ke-rudal, dengan tindakan penangkalan.
  • 1998 - Juni - Kualifikasi sistem kendali penembakan MICA. Kemampuan operasional awal pesawat usulan diuji oleh pilot-pilot Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan menerbangkan pesawat pengembangan Rafale B01 dan M02.
  • 1998 - 24 November - Terbang perdana Rafale produksi (Rafale B)
  • 1999 - Mei - Uji perdana peluncuran rudal jelajah SCALP EG.
  • 1999 - 6 Juli - Pendaratan perdana di atas dek Kapal Induk Charles de Gaulle.
  • 1999 - 7 Juli - Terbang perdana Rafale M.
  • 2000 - 20 Juli - Rafale M perdana dikirimkan ke Flotille 12F
  • 2002 - Rafale M memasuki masa tugas dengan 12F (Aéronavale, tahap evaluasi)
  • 2004 - Masa tugas penuh dengan 12F (Angkatan Laut)
  • 2004 - 9 September - Uji angkut perdana Peluru Kendali Pelatihan Penanganan Umum (GHTM) Meteor oleh Rafale M dari CEV Istres.
  • 2004 - Desember - Tiga Rafale B dikirim ke CEAM, Mont de Marsan.
  • 2005 - 11 September - Uji angkut perdana GHTM Meteor oleh Rafale M dari Kapal Induk Charles de Gaulle.
  • 2006 - Musim panas - Pembentukan EC 1/7 dengan 8-10 pesawat
  • 2007 - Masa tugas penuh (Angkatan Udara) diharapkan dengan EC7; pendaratan perdana oleh Rafale M di atas Kapal Induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Enterprise.
  • 2008 - Rafale dinyatakan memenuhi syarat standar F3.[17]

Desain

Aerodinamika

Rafale berfiturkan sayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi (dekat-berpasangan)[a] untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 G atau -3 G) sambil memelihara kestabilan terbang, nilai maksimum 11 G dapat diraih dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot. Menurut sumber internal (Les essais en vol du Rafale) batas laju terendah adalah 100 kt tetapi 80 kt kadang-kadang diperagakan pada pameran dirgantara oleh pilot untuk mengungkapkan mutu laju rendah pesawat ini. "Batas minimum 15 kt dapat dicapai pada saat simulasi tempur melawan Mirage 2000 oleh seorang pilot agresif." Pesawat ini dapat dioperasikan dari landas pacu yang hanya berpanjang 400 meter.[18]

Sistem tempur

 
Komplemen senjata Rafale.

Rafale diperlengkapi dengan sistem pertahanan elektronik terintegrasi yang disebut Système de Protection et d'Évitement des Conduites de Tir du RAfale (Self-Protection Equipment Countering Threats to Rafale Aircraft, disingkat SPECTRA) yang menyediakan teknologi siluman virtual berbasis perangkat-lunak. Sensor terpenting yang dimiliki adalah radar RBE2 Passive Electronically Scanned Array buatan Thales Group. Thales mengaku sebagai pihak yang pertama mencapai tingkat kesadaran situasional melalui deteksi dini dan pelacakan multi-sasaran udara untuk pertempuran jarak dekat dan pencegatan berjelajah-jauh, juga penciptaan seketika peta lapangan tiga-dimensi di hadapan dan penciptaan seketika peta daratan beresolusi tinggi untuk navigasi dan penentuan sasaran.[19]

Di dalam lingkungan ketika pengelolaan pengenalan diperlukan, Rafale dapat menggunakan beberapa sistem sensor pasif. Sistem optik-listrik bagian-depan atau Optronique Secteur Frontal (OSF), dikembangkan oleh Thales, secara utuh terintegrasi di dalam pesawat ini dan dapat beroperasi dalam panjang gelombang mata telanjang maupun infra merah.

Sistem perlindungan diri elektronik SPECTRA, yang dikembangkan oleh Thales dan EADS Prancis, memberi pesawat ini kemampuan tertinggi untuk bertahan melawan ancaman dari udara maupun daratan.[20] Pranala data seketika memungkinkan komunikasi tidak hanya dengan pesawat lain, tetapi juga dengan komando bergerak, komando tetap, dan pusat kendali. Untuk misi-misi yang memerlukannya, Rafale sebenaranya juga akan menggunakan poda perancangan laser/optik-listrik Damoclès yang membawa kemampuan LGB sepanjang siang dan malam, meskipun Angkatan Udara Prancis berencana memperlengkapi Rafale dengan senjata standoff, sedangkan peran LGB diserahkan kepada Dassault Mirage 2000.

Sistem inti Rafale membekerjakan Avionik Modular Terintegrasi (IMA), yang disebut Satuan Pengolahan Data Modular (Modular Data Processing Unit), disingkat MDPU. Arsitektur ini menjadi tuan rumah bagi semua fungsi inti Rafale sebagai Sistem Pengelolaan Penerbangan, Fusi Data, Kendali Penembakan, Antarmuka Mesin-dan-Manusia, dll.[21][b]

Harga keseluruhan radar, komunikasi elektronik, dan perlengkapan perlindungan diri adalah sekira 30% biaya pembuatan pesawat.[22]

Kemampuan serang-darat Rafale dibatasi oleh kekurangan poda penentuan sasaran tingkat lanjut,[23] tetapi ini akan diperbaiki dengan menambahkan poda penentuan sasaran Damocles dan pengintaian Reco NG/Areos buatan Thales Optronique pada standar F-3.[24]

 
Rafale B/C

Radar AESA

Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif AESA RBE2 AA (Antenna Actife) buatan Thales digunakan untuk menggantikan Susunan Terpindai Pasif RBE2 yang terpasang. Thales mengirimkan radar baru itu pada bulan Agustus 2010 untuk digunakan pada tranche Rafale keempat. Seluruhnya ada 60 tranche, yang masing-masing tranche itu terdiri dari empat pesawat telah dipesan pada waktu itu. Skuadron pesawat yang diperlengkapi AESA ini diharapkan dapat dioperasionalkan pada tahun 2012. Thales juga mengaku bahwa radar AESA akan memperbaiki kemampuan operasional pesawat dalam hal jelajah, kemampuan mencegat, kemampuan membuntuti, dan penangkalan.[25]

Kokpit

Kokpit menggunakan kursi pelontar Mark 16F "nol-nol" buatan Martin-Baker, yang mampu digunakan pada laju nol dan ketinggian nol. Kursi ini berkemiringan 29 derajat ke belakang untuk memperbaiki toleransi gaya G. Engsel kanopi dapat membuka ke sisi kanan. Sistem ini terhubung dengan sistem terintegrasi generator oksigen yang disediakan untuk menghilangkan kebutuhan banyak kotak oksigen.[8]

Pada kokpit terdapat tampilan atas kepala (Head-Up Display, disingkat HUD), holografis bersudut lebar; dua tampilan serbaguna (Multi-Function Display, disingkat MFD), yang merunduk dan merupakan panel datar berwarna; dan tampilan collimated pusat. Antartindak pilot-dan-tampilan memanfaatkan sentuhan, dalam hal ini pilot menggunakan sarung tangan kulit berlapis sutera. Selain itu, dalam pengembangan sepenuhnya, pilot dilengkapi dengan tampilan melekat kepala (Head-Mounted Display, disingkat HMD).[26] Dua layar sentuh kecil agak tidak biasa di bawah layar serbaguna kiri, yang digunakan untuk memilih berbagai fungsi seperti peralatan radio. Ada juga kain untuk membersihkan layar.[8]

Pilot menerbangkan pesawat ini dengan pengendali tongkat-samping[c] yang terpasang di sisi kanannya dan katup penutup di sisi kanannya. Kokpit Rafale juga direncanakan untuk menyertakan Direct Voice Input (DVI), yang memungkinkan pilot memberikan perintah menggunakan suaranya.[d]

Terakhir, sebuah generator oksigen/oxygen generator (On-Board Oxygen Generating System, disingkat OBOGS) yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam udara yang diambil oleh motor kompresor sehingga dapat diberikan langsung ke pilot. Dengan OBOGS, produksi oksigen hampir tak terbatas. Otonomi pesawat tidak lagi dibatasi oleh pengiriman oksigen ke pilot, yang memungkinkan misi yang sangat panjang. Hal ini juga memfasilitasi logistik karena tidak lagi memerlukan produksi oksigen di darat, maupun pemuatan dan pemasangan botol terkompresi di atas kapal induk. Karena saringan molekuler dapat diregenerasi hampir beberapa kali, logistik disederhanakan dibandingkan dengan penggunaan botol oksigen konvensional.[8]

Dua sistem navigasi inersia berbasis laser redundan tipe RL-90 dari Sagem dengan penerima GPS terintegrasi tipe NSS-100. Sistem Thales TLS 2020, yang menggabungkan ILS, MLS, dan VOR. Altimeter AHV 17 juga berasal dari Thales. Komponen lainnya adalah sistem statis pitot dengan empat probe multifungsi. Ini mengukur baik tekanan dinamis dan tekanan statis, dari mana ketinggian dan kecepatan penerbangan tertentu dapat dihitung. Probe dipasang secara berputar di bawah badan pesawat depan. Pemasangan yang dapat diputar memungkinkan pengukuran yang andal, bahkan pada sudut datang atau geser yang tinggi. Sensor suhu udara dan es juga tersedia. Ada juga satu set sensor data yang disediakan oleh Goodrich Corporation, menjadikannya salah satu dari sedikit komponen yang tidak berasal dari perusahaan Prancis.

Fitur pengabur radar

Meskipun bukan sebagai pesawat siluman sejati, menurut Dassault, Rafale mampu mengaburkan pengenalan radar, sementara sebagian besar fitur desain siluman diklasifikasi, penggunaan bahan komposit dan pola bergerigi di tepian sayap dan kanard berjejak berperan untuk mengurangi daya pindai radar.[27]

Standar

Pengiriman perdana Rafale M bersesuaian dengan standar F1 ("France 1"). Ini artinya pesawat Rafale cocok untuk tujuan tempur udara-ke-udara, menggantikan F-8 Crusader yang sudah kedaluwarsa sebagai pesawat tempur Angkatan Laut Prancis berbasis kapal induk, tetapi tidak diperlengkapi oleh, juga tidak dipersenjatai untuk operasi udara-ke-daratan. Pengiriman sebenarnya (kepada Flotille 11, pada suatu waktu setelah tahun 2007) adalah untuk memenuhi standar "F2", memberikan kemampuan udara-ke-daratan, dan menggantikan Dassault-Breguet Super Étendard dalam peran serang-darat dan Dassault Étendard IVP dalam peran pengintaian. Ini akan meninggalkan Rafale M hanya sebagai pesawat tempur bersayap kaku yang diterbangkan oleh Angkatan Laut Prancis, dan rencana untuk memperbaiki semua badan pesawat agar sesuai dengan standar "F3", dengan kemampuan nuklir dan radar 3D menjejaki kontur permukaan, dari permulaan dasawarsa setelah tahun 2010.[28] Perbaruan ini dilakukan bagi 10 Rafale F-1 Angkatan Laut Prancis pada tahun 2010.[29]

Rafale C pertama dikirimkan kepada Angkatan Udara Prancis, pada bulan Juni 2005, memenuhi standar "F2", dan telah ditindaklanjuti bahwa perbaruan pesawat milik Angkatan Laut Prancis juga akan dilakukan lagi pada masa depan. Rafale menggantikan peran SEPECAT Jaguar, Mirage F1, dan Mirage 2000 di Angkatan Udara Prancis.

Dengan standar F3 yang diperkenalkan pada pertengahan 2008, semua mode operasi radar, pelindung helm dan berbagai senjata termasuk ASMP yang dilengkapi nuklir, poda pencahayaan dan poda pengintaian. Penggunaan meriam 30 mm terhadap target darat juga telah dipermudah dengan penyesuaian perangkat lunak. Rafale M juga memenuhi syarat dengan standar untuk peluncuran ketapel dengan massa lepas landas 23,5 ton, yang memungkinkan penggunaan dua tangki tambahan 2.000 liter. Standar F3 disiapkan untuk dimasukkannya radar AESA, tetapi itu bukan bagian dari standar F3. Senjata masa depan seperti MBDA Meteor juga dapat diintegrasikan ke dalam standar F3. F3 standar tersedia di ketiga versi Rafale.

Pada tanggal 2 Oktober 2012, purwarupa pertama F3-04T dikirim ke Angkatan Udara Prancis untuk tujuan pengujian. Rafale menerima radar AESA baru, serta sistem peringatan rudal yang ditingkatkan dan OSF yang lebih baik. Mulai 2013, skuadron angkatan bersenjata Prancis menerima pesawat standar F3-04T. Rafale dengan standar F3.4 membawa perbaikan kecil, terutama di sisi perangkat lunak, antara lain untuk meningkatkan kompatibilitas dan keamanan NATO. Rafale dengan standar F3.4 dikirimkan mulai awal tahun 2015.

Pada 10 Januari 2014, Prancis menempatkan pesanan pengembangan untuk standar F3R, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari standar F3-04T, dan melakukan penerbangan perdananya pada akhir 2018. Pesanan senilai 810 juta euro termasuk khususnya integrasi rudal udara-ke-udara MBDA Meteor, integrasi lanjutan dari bom yang dikontrol presisi dari jenis Sagem AASM Hammer, peningkatan lebih lanjut dari sistem SPECTRA dan target laser baru. Yang terakhir adalah jenis Thales PDL-NG dan merupakan salah satu bagian terpenting dari program dengan biaya 120 juta euro.

Pengembangan standar F4 dimulai pada 2018. Thales memasok pelindung helm dan akan mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk memungkinkan sistem RECO NG secara langsung mengenali obyek, sedangkan saat ini diperlukan satu jam bagi analis untuk memproses 10 km² dari daratan. Dan bahwa sistem baru ini digadang dapat memproses 3.000 km² dalam satu jam. Thales dan Atos mengintegrasikan konektivitas baru dengan radio CONTACT, peladen komunikasi cerdas yang aman dan perluasan gerbang jaringan sistem navigasi dan senjata.

Kemampuan ofensif dan defensif Rafale F4 akan ditingkatkan untuk menyelesaikan masalah pengembangan konsep A2/AD (Anti-Access/Area Denial), peningkatan operasi jaringan, peningkatan konektivitas, termasuk mesin baru M88-3 yang sekitar 20% lebih bertenaga, sensor-sensor, peningkatan radar RBE2-AA khususnya untuk mode udara-darat, OSF dan SPECTRA, peningkatan persenjataan, khususnya dengan MICA NG rudal udara-ke-udara dan dengan pembukaan titik 3 di bawah sayap memungkinkan untuk membawa 2 rudal MICA NG tambahan (6 MICA + 2 Meteor). SCALP-EG akan dirombak dan AASM dengan inersia campuran/GPS/inframerah/panduan laser akan menggantikan GBU-24 yang hanya berpanduan laser. Secara keseluruhan, Prancis berencana membuat salinan standar F4, seri produksinya akan dipesan pada 2023 dan untuk pengiriman pada 2030. Itu akan memberi Prancis 225 Rafale, termasuk 40 penerbang angkatan laut.

Sejarah operasional

Prancis

 
Rafale M sedang mendarat di atas kapal induk.

Rafale kini sedang bertugas dalam peran percobaan dan pelatihan bersama Angkatan Udara Prancis (CEAM/EC 5/330), dan EC 1/7 di Saint-Dizier diharapkan menerima inti dari 8–10 Rafale F2 pada Musim Panas 2006, dan Rafale memasuki penugasan penuh (dengan kemampuan udara-ke-udara yang kuat dan ketepatan serang udara-ke-darat yang bagus) pada pertengahan tahun 2007 (ketika EC 1/7 akan memiliki kira-kira 20 pesawat, 15 berkursi dua dan 5 berkursi satu).[30] Pesawat ini telah berada dalam penugasan terbatas bersama Angkatan Laut Prancis (Flotille 12F) dalam peran udara-ke-udara, dan telah mengambil alih sejumlah besar percobaan udara-ke-darat dan upaya evaluasi.

Rafale M sepenuhnya kompatibel dengan kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat dan beberapa pilot Angkatan Laut Prancis lulus kualifikasi untuk menerbangkan pesawat ini dari dek penerbangan Angkatan Laut Amerika Serikat.[31]

Rafale yang pertama ditugaskan di daerah peperangan ketika Angkatan Laut Prancis menjalani Opération Héraclès, yakni keikutsertaan Prancis di dalam Operation Enduring Freedom. Mereka terbang dari kapal induk Charles de Gaulle di atas Afghanistan sejak tahun 2002, tetapi standar F1 menghindari misi udara-ke-darat dan Rafale tidak menjalani aksi apapun.

Pada bulan June 2002, ketika kapal induk Charles de Gaulle berada di Laut Arab, pesawat Rafale yang dipersenjatai ikut serta dalam patroli antar-posisi di dekat perbatasan India-Pakistan, menjadi tanda penting karier operasional Rafale M dan integrasinya bersama kapal induk itu.[32]

Pada tahun 2007, setelah suatu perbaikan "crash program", enam Rafale diberi kemampuan untuk dapat menjatuhkan bom terpandu-laser, sebagai hasil evaluasi kinerja mereka di Afghanistan. Tiga dari pesawat-pesawat ini menjadi milik Angkatan Udara ditugaskan ke Dushanbe di Tajikistan, sedangkan tiga sisanya adalah Rafale Marines milik Angkatan Laut disiagakan di kapal induk Charles De Gaulle.[33] Misi pertama berjalan pada tanggal 12 Maret 2007, dan GBU-12 pertama diluncurkan pada tanggal 28 Maret untuk mendukung serdadu Belanda yang bertugas di Afghanistan Selatan, menandai debut operasional Rafale.[34] Mereka masih bergantung pada Mirage 2000Ds dan Super Étendards yang membawa poda penentu sasaran berbantuan laser untuk mendesain sasaran mereka.[35]

Rafale direncanakan untuk menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Prancis hingga tahun 2040 atau lebih lama lagi.[36]

Pada bulan November 2009, Pemerintah Prancis memesan 60 pesawat lagi untuk melengkapi keseluruhan pesanan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Prancis sebanyak 180 pesawat.[37]

Pada tanggal 4 Juni 2010, sebuah Rafale milik Prancis menjadi pesawat jet tempur pertama milik angkatan laut asing yang menjalani penggantian mesinnya di atas kapal induk milik Amerika Serikat, pada saat latihan bersama kapal induk USS Harry S. Truman (CVN-75).[38]

Ekspor

Beberapa negara telah menunjukkan minatnya untuk membeli Rafale. Rafale adalah salah satu dari enam jet tempur yang berkompetisi di dalam upaya memenangi pengadaan 126 pesawat tempur serbaguna untuk India. Kompetisi ini dinamai Indian Air Force Medium Multi-Role Combat Aircraft Competition (Kompetisi Pesawat Tempur Serbaguna ukuran Sedang untuk Angkatan Udara India). Pada bulan April 2009, terdapat laporan berita yang menyatakan bahwa Rafale tidak lolos kompetisi karena tidak memenuhi persyaratan minimum Angkatan Udara India[39][40] dan bahwa pesawat kompetitor lainnya, yaitu Mikoyan MiG-35, General Dynamics F-16 Fighting Falcon, Boeing F/A-18E/F Super Hornet, JAS 39 Gripen, dan Eurofighter Typhoon, lolos untuk putaran penilaian berikutnya.[41] Kementerian Pertahanan India membantah laporan ini; seorang juru bicara Angkatan Udara India menyatakan, "kami tidak mencoret peserta manapun di dalam kompetisi MMRCA ini".[42] Laporan itu menyatakan bahwa Rafale dan Typhoon memasuki tahap akhir kompetisi.[43]

Pada bulan Januari 2006, surat kabar Prancis Journal du Dimanche melaporkan bahwa Libya ingin memesan 13–18 Rafale "senilai $ 3,24 miliar".[44] Pada bulan Desember 2007, Saif al-Islam Gaddafi secara terbuka menyatakan bahwa Libya berminat terhadap Rafale.[45] Yunani juga mengungkapkan minatnya terhadap pesawat tempur Prancis ini, mungkin untuk dapat dipertukarkan dengan Mirage.[46]

Pada tahun 2006 Angkatan Laut Britania Raya memandang Rafale sebagai alternatif bagi F-35 JSF meskipun akhirnya lebih memilih F-35.[47][48] Bagaimanapun kapal induk Britania Raya akan dimodifikasi supaya mampu mengoperasikan Rafale.[49]

Pada bulan Februari 2007, dilaporkan bahwa Swiss memperhatikan Rafale dan pesawat tempur lainnya untuk menggantikan F-5 Tiger II miliknya.[50] Evaluasi yang berjalan selama sebulan sejak Oktober 2008 di Pangkalan Udara Emmen melibatkan kira-kira 30 pesawat tempur. Rafale, Gripen, dan Eurofighter sama-sama dievaluasi.[51]

Pada bulan September 2007, La Tribune melaporkan bahwa penjualan ke Maroko mengalami kegagalan, pemerintah Maroko lebih memilih F-16.[52] Pada bulan Oktober 2007, laporan La Tribune yang lebih lama menyatakan bahwa Rafale tidak akan dibeli.[53]

Pada bulan Januari 2008, harian O Estado de São Paulo melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Brasil mengunjungi Prancis untuk membahas kemungkinan mendapatkan Rafale untuk program F-X2. Pada bulan Juni 2008, Angkatan Udara Brasil mengumumkan Permintaan Informasi untuk perusahaan-perusahaan pesawat tempur dan produk mereka: Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan Lockheed Martin F-35 Lightning II, Dassault Rafale, Sukhoi Su-35, Saab Gripen NG dan Eurofighter Typhoon.[54] Pada bulan Oktober 2008, dilaporkan bahwa Angkatan Udara Brasil telah memilih tiga finalis F-X2; Dassault Rafale, Saab Gripen NG, dan Boeing F/A-18E/F.[55] Pada tanggal 7 September 2009, selama kunjungan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Brasil membuat pakta dengan Prancis dan bahwa mereka sepakat bernegosiasi tentang pengadaan 36 Rafale.[56] Kegagalan terbang dua Rafale di Timur-Tengah di wilayah udara Perpignan pada tanggal 24 September 2009 setelah tabrakan di udara, telah menjadi waktu yang buruk bagi negosiasi Brasil-Prancis.[57] Pada tanggal 5 Januari 2010, media melaporkan bahwa laporan evaluasi terakhir oleh Angkatan Udara Brasil menempatkan Gripen berada di atas dua saingannya. Faktor yang menentukan tampaknya berada pada keseluruhan biaya pesawat baru, apakah itu dana pembelian, pengoperasian, maupun pemeliharaan.[58][59] Beberapa sumber mengatakan bahwa Rafale dipilih oleh Kementerian Pertahanan,[60] tetapi tidak ada konfirmasi lanjutan.

Pada bulan Februari 2009, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyatakan bahwa Kuwait ingin membeli 28 Rafale, tetapi tidak dilanjutkan pada tahap pemesanan. Pada bulan yang sama, Prancis menawarkan Rafale ke Oman untuk menggantikan pesawat lawasnya, SEPECAT Jaguar.[61] Tetapi pada tahun 2010, Oman lebih memilih untuk memesan Eurofighter Typhoon.[62]

Uni Emirat Arab berminat akan satu versi Rafale yang akan diperbarui dengan mesin dan radar yang lebih kuat, juga peluru kendali udara-ke-udara yang lebih cerdas.[63] Mereka kini mulai mempelajari kemungkinan pembelian Boeing F/A-18E/F Super Hornet.[64] Dilaporkan sedemikian karena Menteri Pertahanan Prancis, Hervé Morin meminta UEA untuk membayarkan 2 miliar Euro dari keseluruhan dana perbaruan Rafale untuk menyesuaikannya dengan kemajuan Super Hornet.[65]

Surat kawat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang bocor mengatakan bahwa "Duta Prancis berupaya memuntir kinerja Rafale yang buruk di pasar global sebagai akibat dari tekanan politik Pemerintah Amerika Serikat, lebih dari sekadar kecacatan pesawat itu".[66]

Varian

 
Dassault Rafale M.
 
Rafale B pada Paris Air Show 2007
Rafale A
Pesawat peraga teknologi, terbang perdana pada tahun 1986. Kini tidak lagi beroperasi.
Rafale D
Dassault menggunakan pesawat ini (D untuk diskret atau siluman) pada permulaan dasawarsa 1990-an untuk versi produksi bagi Angkatan Udara Prancis, untuk memperjelas fitur semi-siluman yang baru disertakan ke dalam pesawat ini.
Rafale B
Ini adalah versi dua kursi bagi Angkatan Udara Prancis; diserahkan kepada EC 330 pada tahun 2004.
Rafale C
Ini adalah versi satu kursi bagi Angkatan Udara Prancis; diserahkan kepada EC 330 pada bulan Juni 2004.
Rafale M
Ini adalah versi untuk dapat mendarat di kapal induk bagi Angkatan Laut Prancis, mulai bertugas pada tahun 2002. Rafale M berbobot sekira 500 kg lebih berat daripada Rafale C. Sangat menyamai Rafale C dalam tampilannya, M berbeda dalam hal-hal berikut ini:
  • Diperkokoh agar dapat stabil berkedudukan di atas kapal induk
  • Gir pendaratan yang lebih kuat
  • Lengan gir moncong yang lebih panjang untuk memberikan perilaku mendongak yang lebih baik untuk dapat diluncurkan menggunakan katapel
  • Pilon tengah-depan dibuang (untuk memberi ruang untuk gir yang lebih panjang)
  • Tailhook yang lebih lebar antara dua mesin
  • Tangga pendaratan dengan daya terintegrasi
  • Sistem pendaratan gelombang mikro Kapal Induk
  • Platform referensi kelembaman "Telemir" yang dapat menerima perbaruan dari sistem kapal induk.
Rafale N
Rafale N, mulanya disebut Rafale BM, direncanakan berupa versu dua kursi untuk Angkatan Laut Prancis. Pengurangan anggaran dan biaya tambahan pelatihan kru telah menjadi penyebab pembatalan pengadaan jenis ini.

Operator

  Prancis

Lebih dari 200 telah dipesan,[67] 82 telah dikirimkan per Desember 2009[68]

  Indonesia

🇪🇬 Mesir

Angkatan Udara Mesir – 54 unit dipesan dengan 24 pesawat tempur Rafale dikirim dan beroperasi pada Desember 2018

🇬🇷 Yunani

Angkatan Udara Yunani - Yunani memesan 18 pesawat tempur Rafale pada tahun 2020, dan tambahan 6 Rafale pada tahun 2021, sehingga total jumlah pesanan menjadi 24 unit.

Musibah

  • Pada tanggal 6 Desember 2007, sebuah Rafale dua kursi milik Angkatan Udara Prancis mengalami kegagalan pada suatu latihan terbang. Sang pilot, yang menjadi satu-satunya orang di pesawat itu, tewas.[69]
  • Pada tanggal 24 September 2009, dua Rafale milik Angkatan Laut Prancis bertumbukan di kawasan udara Perpignan pada saat latihan di atas kapal induk Charles de Gaulle.[57][70]
  • Pada tanggal 28 November 2010, sebuah Rafale dari kapal induk "Charles de Gaulle" mengalami kegagalan di Laut Arab. Pesawat ini mendukung operasi Sekutu di Afghanistan. Sang pilot berhasil melontarkan diri dengan aman dan berhasil ditolong oleh helikopter SAR dari kapal induk. Kemudian dilaporkan bahwa mesin mati karena kekurangan bahan bakar karena pilot merasa bingung menerjemahkan operasi katup pada tangki bahan bakar.[71]

Spesifikasi

 
A Rafale M terbang diatas kapal induk USS John C. Stennis.

Data dari Dassault Rafale characteristics,[72] Superfighters,[73] French Navy page[74]

Ciri-ciri umum

  • Kru: 1–2
  • Panjang: 15,27 m
  • Rentang sayap: 10,80 m
  • Tinggi: 5,34 m
  • Luas sayap: 45,7 m²
  • Berat kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B),[74] 10.196 kg (M)
  • Berat maksimum saat lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M)[75]
  • Mesin: 2 × Snecma M88-2 mesin turbofan
    • Dorongan kering: 50,04 kN () masing-masing
    • Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN setelah tahun 2010) () masing-masing

Kinerja

  • Laju maksimum:
    • Ketinggian tinggi: 2.390 km/jam [74]
    • Ketinggian rendah: 1.390 km/jam
  • Jangkauan: 3.700+ km
  • Radius tempur: 1.852+ km () pada misi penetrasi
  • Langit-langit batas: 16.800 m
  • Laju tanjak: 304,8+ m/s
  • Beban sayap: 326 kg/m²
  • Dorongan/berat: 1,13

Persenjataan

Avionik

Lihat pula

Pesawat sebanding dalam peran, konfigurasi, dan era

Daftar terkait

Galeria gambar

Referensi

Catatan
  1. ^ Rafale dilengkapi dengan dua bidang kanard lebar, empat bilah tepi depan, empat elevon dan kemudi untuk mengoptimalkan daya angkat/tarik dan mengurangi skidding di berbagai fase penerbangan. Dikombinasikan dengan sayap delta dengan defleksi moderat (48°), dengan kombinasi permukaan sayap yang relatif besar dan pemuatan sayap yang relatif rendah, kompromi yang baik antara gaya angkat dan tarikan; konfigurasi ini memungkinkan untuk mengkompensasi cacat tradisional dari formula sayap delta, juga memungkinkan kemampuan manuver yang hebat, khususnya pada kecepatan transonik (sekitar Mach 0,8 hingga Mach 1), dan efisiensi tinggi pada kecepatan supersonik (hingga Mach 1,8).
  2. ^ Rafale memiliki tiga detektor radar 120° (dua antena di depan pesawat/kanard, satu antena di bagian atas sirip), tiga detektor peringatan laser (DAL) 120° (dua antena di badan pesawat di bagian bawah kaca depan, sebuah antena ditempatkan dalam tong di sirip) dan dua detektor keberangkatan rudal inframerah (DDM) (dua antena ditempatkan di tong di sirip). Sepenuhnya terintegrasi dalam sel dan pasif, ini memastikan di semua spektrum lebih dari 360° dengan mendeteksi sumber dengan akurasi kurang dari 1°, mengidentifikasinya dengan membandingkan sinyal ke dalam database, dengan memprioritaskan dan menempatkan ancaman dalam mode interferometrik, dengan menggabungkannya dengan trek yang terdeteksi oleh sensor lain (radar, OSF), serta menghadirkannya ke pilot dan dengan mengusulkan tindakan pencegahan. Rafale juga memiliki tiga jammers (dua antena pemindai elektronik aktif yang terletak di depan saluran masuk udara dan satu di dasar sirip), empat peluncur umpan modular dengan ejeksi ke atas (ditempatkan di persimpangan sayap dan badan pesawat) dan dua peluncur scam spiral (yang tergantung pada panjang gelombang radar yang akan dipancing di ujung sayap).
  3. ^ Kendali ini (Hands On Throttle And Stick, disingkat HOTAS) memungkinkan pilot untuk tidak pernah melepaskan kontrol untuk berinteraksi dengan sistem navigasi dan serangan.
  4. ^ Hal ini dapat dilakukan karena Rafale memiliki sistem kontrol penerbangan listrik dalam serat (CDVO atau fly-by-light) dirancang dan diproduksi sendiri oleh Dassault Aviation, dan beroperasi pada beberapa tingkat redundansi (tiga saluran digital independen dan saluran analog cadangan), semua didukung oleh sumber listrik yang berbeda.
  1. ^ "Serbaguna berdasarkan desainnya." Dassault Aviation, 2006.
  2. ^ Lewis, Paul. "3 European Countries plan Jet Fighter Project." The New York Times, 3 Agustus 1985, halaman 31.
  3. ^ Donne, Michael. "Why three into one will go; Europe's new combat aircraft." Financial Times, 3 Agustus 1985.
  4. ^ Spick 2000, halaman 432, 436.
  5. ^ Williams 2002, halaman 50, 92.
  6. ^ Spick 2000, halaman 433
  7. ^ a b "Le programme Rafale" (berbahasa Prancis). Diarsipkan 2012-07-22 di Archive.is avions-militaires.net. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  8. ^ a b c d e Goebel, Greg. "The Dassault Rafale." Vectorsite.net, 1 Juni 2009.
  9. ^ "Les aeronefs: Chasse bombardement, reconnaissance Rafale: (berbahasa Prancis) defense.gouv.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  10. ^ "Rafale Multi-Role Combat Fighter." Air Force Technology. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  11. ^ Goebel, Greg. "Crusader In Development." vectorsite.net. Diakses pada: 11 Oktober 2-.
  12. ^ "Le programme Rafale" (berbahasa Prancis). Diarsipkan 2012-07-22 di Archive.is avions-militaires.net. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  13. ^ http://www.assemblee-nationale.fr/12/budget/plf2006/a2572-08.asp#P409_12225
  14. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2011-03-04. Diakses tanggal 2011-03-04. 
  15. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2007-10-15. Diakses tanggal 2007-10-15. 
  16. ^ "Défense - Equipement des forces (berbahasa Prancis)."[pranala nonaktif permanen] Sénat Prancis, 2008. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  17. ^ Tran, Pierre. "France Qualifies Rafale to Full F3 Standard."[pranala nonaktif permanen] Defense News, 16 Juni 2008. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  18. ^ "Rafale." Federation of American Scientists. Diakses pada: 8 Agustus 2008.
  19. ^ "Pesawat tempur serbaguna Dassault Rafale." military-heat.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  20. ^ "Pesawat tempur serbaguna Dassault Rafale." military-heat.com. Diakses pada: 16 Oktober 2010.
  21. ^ "Rafale." Dassault Aviation, 12 Juni 2005. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  22. ^ http://www.flightglobal.com/articles/2009/06/10/327206/paris-air-show-rafales-fighting-chance.html
  23. ^ Jet, set, go!
  24. ^ "Pameran Dirgantara Paris: Peluang pertempuran Rafale." flightglobal.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  25. ^ Tran, Pierre. "Thales mengirimkan Radar AESA." Diarsipkan 2012-07-24 di Archive.is Defense News, 6 Juli 2010. Diakses pada: 8 Juli 2010.
  26. ^ "Rafale Au coeur du cockpit."[pranala nonaktif permanen] avions-militaires.net.
  27. ^ "Optimized airframe." Diarsipkan 2009-12-06 di Wayback Machine. dassault-aviation.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  28. ^ "Rafale F3 Multiyear Procurement Contract Awarded." deagel.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  29. ^ "Prancis memperbarui Rafale Angkatan Laut menjadi memenuhi standar F3."[pranala nonaktif permanen] defense-update.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  30. ^ "Fox Three." dassault-aviation.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  31. ^ "French Sailors Experience Flight Operations Aboard Roosevelt." US Navy Press Release, 22 Juli 2008.
  32. ^ "En Garde!" (Agustus 2002). Journal of Electronic Defense.
  33. ^ "Paris engage des Rafale en Afghanistan." (berbahasa Prancis) Diarsipkan 2007-03-17 di Wayback Machine. Le Figaro, 15 Maret 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  34. ^ "Le Rafale, bon pour le bombardement." (berbahasa Prancis) Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine. Midi Libre, 2 Maret 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  35. ^ Goebel, Greg "Rafale into service," vectorsite.net, 1 April 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  36. ^ "Optimized airframe." Diarsipkan 2009-12-06 di Wayback Machine. Dassault Aviation. Diakses pada: 13 September 2009.
  37. ^ Hoyle, Craig. "France approves contract for 60 more Rafales." Flight International, 13 November 2009. Diakses pada: 27 April 2010.
  38. ^ "French Squadron Performs Jet Engine Swap-Out on Board Truman." Diarsipkan 2012-06-15 di Wayback Machine. defpro.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  39. ^ Luthra, Nitin. "India rejects Dassault Aviation's bid ." Wall Street Journal, 16 April 2009.
  40. ^ Pandit, Rajat. "French fighter jet out of race for biggest IAF deal." Times of India, 17 April 2009.
  41. ^ Majumdar, Bappa. "India berkata bahwa Dassault dari Prancis tidak lolos seleksi." Reuters, 16 Maret 2009.
  42. ^ "India membantah pencoretan Dassault Aviation Rafale." Avionews, World Aeronautical Press Agency, 20 Maret 2009.
  43. ^ "Pesawat tempur baru bagi Angkatan Udara India." Diarsipkan 2010-08-15 di Wayback Machine. timesnow. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  44. ^ "Report: Libya to order 13-18 French Rafale fighter jets in $3.24 b deal." Diarsipkan 2011-07-21 di Wayback Machine. 26sep.net, 26 September 2007.
  45. ^ "France to sell Libya up to 14 fighter jets - report." Reuters, 5 Desember 2007.
  46. ^ "France, Greece arms sale talks go well-French." Reuters, 7 Juni 2008.
  47. ^ McGhie, Tom, dan Jack Gee. "Anglo-US defence deals in jeopardy." thisimoney.co.uk, 26 Februari 2006. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  48. ^ McGhie, Tom, dan Jack Gee. "French fighters for Royal Navy?" aviamagazine.xs4all.nl.Retrieved: 15 October 2010.
  49. ^ "Dassault ready to work with BAE on drones". AFP. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-19. Diakses tanggal 18 November 2010. 
  50. ^ Le Temps, 13 Februari 2007.
  51. ^ Neue Zuercher Zeitung, 9 Oktober 2008.
  52. ^ Newby, Andrew. "Dassault Aviation to lose Rafale order in Morocco to Lockheed Martin." Diarsipkan 2008-10-09 di Wayback Machine. Forbes, 21 September 2007. Diakses pada: 21 September 2007.
  53. ^ "France to rejig arms sales after Rafale flop." Diarsipkan 2008-12-21 di Wayback Machine. Reuters, 24 Oktober 2007. Diakses pada: 24 Oktober 2007.
  54. ^ "Jobim discute sistemas militares na França e Rússia." (berbahasa Spanyol) Diarsipkan 2008-03-25 di Wayback Machine. estadao.com.br, 25 Januari 2008. Diakses pada: 25 Januari 2008.
  55. ^ Trimble, Stephen. "Brazil names three finalists for F-X2 contract, rejects three others." Flight International, 6 Oktober 2008.
  56. ^ "Brazil says negotiating for French fighter jets."[pranala nonaktif permanen] Forbes, 7 September 2009.
  57. ^ a b "Deux Rafale se sont abîmés en Méditerranée." (berbahasa Prancis) lemonde.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  58. ^ "FAB prefere caça sueco a francês." folha.uol.com.br. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  59. ^ "Gripen favorit i Brasilien." (berbahasa Spanyol) Diarsipkan 2010-01-07 di Wayback Machine. dn.se. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  60. ^ "Após redução de preço, Lula e Jobim teriam escolhido Rafale". noticias.terra.com.br, 4 Februari 2010.
  61. ^ "France offers Rafale fighter to Oman - sources." Reuters. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  62. ^ "Oman edges closer to Typhoon deal says UK." flightglobal.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  63. ^ "UAE wants its fighters its own way." thenational.ae. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  64. ^ "UAE May Ditch Rafale." Diarsipkan 2012-07-23 di Archive.is defensenews.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  65. ^ "UAE may ditch France to award $10bn jet deal to US." emirates247.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  66. ^ Blumenthal, Les. "WikiLeaks: U.S. officials pushed Brazil to buy Boeing fighters."[pranala nonaktif permanen] McClatchy Newspapers, 16 Desember 2010.
  67. ^ "Le Rafale, bon pour le bombardement." Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine. (berbahasa Prancis) Midi Libre, 2 Maret 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  68. ^ a b c d "Projet de loi de finances pour 2010: Défense - Equipement des forces." (berbahasa Prancis) Sénat of France, 2009.
  69. ^ "L'accident du Rafale dû à une "désorientation spatiale" du pilote." (berbahasa Prancis) Diarsipkan 2009-09-10 di Wayback Machine. rtl.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  70. ^ lemonde.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  71. ^ "Accident de Rafale au large du Pakistan" (Prancis). la Tribune via latribune.fr, 28 November 2010.
  72. ^ Rafale Aircraft Characteristics Diarsipkan 2011-04-08 di Wayback Machine., Dassault Aviation
  73. ^ Williams 2002, p. 112.
  74. ^ a b c Rafale M. French navy.
  75. ^ http://www.meretmarine.com/article.cfm?id=105033
  76. ^ "Payload Flexibility". Flight Global. Diakses tanggal 18 November 2010. 
Kepustakaan

Pranala luar