Dassault Rafale

pesawat tempur generasi 4.5

Dassault Rafale (pengucapan bahasa Prancis: [ʁafal], secara harafiah bermakna "hembusan angin",[2] atau "semburan api") merupakan pesawat tempur multiperan bermesin ganda dan bersayap delta kanard dari Prancis yang didesain dan diproduksi oleh Dassault Aviation. Dilengkapi dengan beragam jenis muatan amunisi, Rafale diperuntukkan dalam melaksanakan operasi supremasi udara, pencegatan, intai udara, dukungan udara, serangan presisi, serangan anti kapal permukaan, dan unjuk gentar kekuatan nuklir. Sehingga Rafale digadang-gadang sebagai pesawat "omnirole" oleh Dassault.

Dassault Rafale
Dassault Rafale C milik Angkatan Udara Prancis di Paris Airshow tahun 2015
TipePesawat tempur multiperan
ProdusenDassault Aviation
Terbang perdanaRafale A demo: 4 Juli 1986 (1986-07-04)
Rafale C: 19 Mei 1991 (1991-05-19)
Diperkenalkan18 Mei 2001 (2001-05-18)
StatusAktif digunakan
Pengguna utama Angkatan Udara dan Antariksa Prancis
Pengguna lain Angkatan Laut Prancis
Angkatan Udara Mesir
Angkatan Udara India
Tahun produksi1986–sekarang
Jumlah produksi259 (tahun 2023)[1]
Biaya program€ 45,9 miliar (Rp781,50 Triliun)
Harga satuanRafale B: € 74 juta (Rp1,25 Triliun)
Rafale C: € 68,8 Juta (Rp1,17 Triliun)
Rafale M: € 79 Juta (Rp1,34 Triliun)

Pada penghujung tahun 70-an, Angkatan Udara Prancis dan Angkatan Laut Prancis tengah mencari solusi untuk menggantikan dan memperkuat armada pesawat mereka. Agar biaya pengembangan dapat diminimalisir dan disisi lain meningkatkan prospek penjualan di masa mendatang, Prancis mengadakan sebuah kesepakatan dengan Britania Raya, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam memproduksi pesawat multiperan canggih bernama "Future European Fighter Aircraft" yang menjadi cikal bakal Eurofighter Typhoon. Sering munculnya ketidaksepahaman akan distribusi kerja dan perbedaan syarat kebutuhan spesifikasi membuat Prancis keluar untuk mengembangkan proyek mandiri. Dassault membangun sebuah pesawat peraga teknologi yang terbang perdana pada bulan Juli 1986 sebagai bagian dari tahapan proyek uji terbang selama delapan tahun. Rafale mencolok daripada proyek pesawat tempur Eropa lain pada masanya karena didesain dan diproduksi oleh satu negara saja, yang hampir seluruhnya melibatkan industri pertahanan Prancis layaknya Dassault, Thales, dan Safran.

Sebagian besar fitur dan sistem avionik, seperti direct voice input, radar active electronically scanned array (AESA) RBE2 AA dan sensor penglihatan dan pelacakan inframerah (IRST) optronique secteur frontal, merupakan produk buatan domestik yang diperuntukkan bagi proyek Rafale. Mulanya akan diperkenalkan tahun 1996, namun Rafale mengalami kendala besar akibat penghematan anggaran pasca Perang Dingin dan perubahan skala prioritas kebutuhan. Terdapat tiga varian utama yakni; Rafale C kursi tunggal, Rafale B dua kursi, dan Rafale M kursi tunggal untuk operasi kapal induk.

Diperkenalkan pada tahun 2001, Rafale diproduksi untuk Angkatan Udara Prancis dan Angkatan Laut Prancis. Rafale juga dipasarkan untuk ekspor ke beberapa negara dan telah atau tengah diakusisi oleh Angkatan Udara Mesir, Angkatan Udara India, Angkatan Udara Qatar, Angkatan Udara Yunani, Angkatan Udara Kroasia, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Udara Uni Emirat Arab. Rafale telah memiliki pengalaman tempur di Afghanistan, Libya, Mali, Irak, dan Suriah.

Pengembangan

sunting

Pada pertengahan dasawarsa 1970-an, Angkatan Udara Prancis (Armée de l'Air) dan Angkatan Laut Prancis (Aéronavale) memerlukan pesawat tempur pengganti. Pesawat yang perlu diganti adalah SEPECAT Jaguar di Angkatan Udara dan F-8 Crusader di Angkatan Laut. Ternyata persyaratan projek pengadaan pesawat yang diajukan oleh kedua angkatan itu cukup bersesuaian jika digabung.[3] Pada tahun 1983, Prancis mengadakan kontrak dengan Dassault untuk pembuatan pesawat peraga Avion de Combat eXpérimental (ACX). Negara-negara Eropa, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Britania Raya sepakat untuk bersama-sama mengembangkan pesawat tempur baru pada awal dasawarsa 1980-an. Ketidaksetujuan terhadap ukuran pesawat dan kepemimpinan projek telah mengantarkan Prancis untuk mundur dari rencana itu pada tahun 1985.[4][5] Prancis mengembangkan Rafale yang lebih kecil, sedangkan negara lainnya mengembangkan pesawat yang kemudian disebut Eurofighter Typhoon.[6][7]

 
Purwarupa Dassault Rafale A

Peraga teknologi Rafale A selesai dibangun pada akhir tahun 1985 dan menjalani terbang perdananya pada 4 Juli 1986. Mesin SNECMA M88 yang baru saja dikembangkan ternyata dianggap kurang matang untuk program uji-coba perdana, sehingga pesawat peraga itu terbang menggunakan kipas turbo pascabakar General Electric F404-GE-400 seperti yang digunakan pada F/A-18 Hornet.[8] Pemesanan produksi dimulai pada tahun 1988.

Pengujian tahap berikutnya dilanjutkan, termasuk pendaratan touch-and-go (mendarat dan segera lepas landas kembali) di atas kapal induk dan uji-terbang mesin M88, sebelum Rafale A purnatugas pada tahun 1994. Meskipun Rafale A dan British Aerospace EAP adalah sebanding, ketika Eurofighter pertama terbang perdana pada bulan Maret 1994, Rafale pra-serial telah menjalani uji terbang selama tiga tahun, termasuk uji kapal induk; Rafale C01, Rafale M01, dan Rafale B01 masing-masing terbang perdana pada bulan Mei 1991, Desember 1991, dan April 1993.

Tiga jenis Rafale termasuk ke dalam pesanan produksi awal:

  • Rafale C (Chasseur) Pesawat tempur satu kursi untuk AdA (Armée de l'Air)/Angkatan Udara Prancis.
  • Rafale B (Biplace) Pesawat tempur dua kursi untuk AdA.
  • Rafale M (Marine) Pesawat tempur kapal induk satu kursi untuk Aéronavale/Angkatan Laut Prancis.

Purwarupa Rafale C terbang pada tahun 1991, kemudian yang pertama dari dua purwarupa Rafale M terbang pada tahun itu juga. Purwarupa Rafale B terbang pada awal tahun 1993, dan purwarupa Rafale M kedua terbang pada tahun yang sama.[9] Uji katapel pesawat mulanya diangkut antara 13 Juli dan 23 Agustus 1992 di Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Lakehurst di New Jersey, Amerika Serikat dan Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Sungai Patuxent di Maryland, Amerika Serikat, karena Prancis tidak memiliki fasilitas uji katapel berbasis daratan. Pesawat itu kemudian menjalani pengujian di atas kapal induk FS Foch.

 
Rafale M Angkatan Laut Prancis mempertunjukkan touch and go di kapal induk USS John C. Stennis (CVN-74).

Mulanya, Rafale B hanya dimaksudkan sebagai pesawat latih, tetapi pengalaman Perang Teluk dan Perang Kosovo menunjukkan bahwa anggota kru kedua tidak begitu bermanfaat untuk misi pengintaian dan penyerangan, dan oleh karena itu Rafale B lebih banyak dipesan, menggantikan beberapa Rafale C. 60% dari pesawat ini memiliki dua kursi.[10] Angkatan Laut menyelidiki versi angkatan laut dengan dua kursi. Tidak ada pesawat produksi ataupun purwarupa yang dibuat.

Ketakpastian ekonomi dan politik menyebabkan produksi Rafale M ditunda sampai tahun 1999.[10]

Prancis diharapkan memesan 294 Rafale: 234 untuk Angkatan Udara dan 60 untuk Angkatan Laut.[9] Kini, 120 Rafale telah dipesan secara resmi oleh Militer Prancis.[11] Kesemuanya ini dikirimkan dalam tiga tahap yang berbeda, yang terbaru adalah pada pesanan bulan Desember 2004 sebanyak 59 pesawat.[12]

Versi angkatan laut diprioritaskan untuk menggantikan pesawat F-8 Crussader yang lebih tua.[13] Pengiriman dimulai pada tahun 2001 dan jenis ini "mulai bertugas" pada tanggal 4 Desember 2000, meskipun skuadron pertama, Flotille 12, tidak mengalami perombakan sebelum tanggal 18 Mei 2001. Pesawat ini dicadangkan di Kapal Induk Charles de Gaulle pada tahun 2002, dan beroperasi penuh sejak tanggal 25 Juni 2004, menyusul diperpanjangnya evaluasi operasional yang mencakup terbang pendamping terbatas dan misi tanker guna mendukung Operasi Enduring Freedom di Afghanistan.

Angkatan Udara Prancis menerima tiga pertama Rafale B (untuk standar F2) pada akhir Desember 2004. Mereka diberangkatkan ke Centre d'Expériences Aériennes Militaires (CEAM) di Mont-de-Marsan untuk evaluasi operasional dan pelatihan pilot konversi terkait.[14]

Biaya program pengadaan 294 buah pesawat Rafale pada tahun 2005 adalah sebesar € 33,274 (termasuk rancangan, produksi, dukungan, dll.), tetapi pada tahun 2010 direvisi menjadi sebesar € 40,690 miliar.[15] Taksiran biaya rata-rata Rafale (untuk semua versi) adalah € 142,3 juta per unit. Pelaksanaan undang-undang program militer (2003-2008) mengalami kekurangan dana sebesar € 11 miliar, atau setara dengan satu tahun program, berakibat pada melambatnya laju pelaksanaan sebagian besar program non-nuklir, contoh yang paling mencolok adalah bahwa tanggal penyerahan Rafale terakhir rencananya dijadwalkan untuk tahun 2010, tetapi kemudian diundur sampai tahun 2025.[16]

Menurut Lembaga Audit Prancis, biaya dukungan pada bulan Desember 2004 adalah € 35.000 per jam terbang; sedangkan menurut Kementerian Pertahanan Prancis terdapat penurunan € 10.000 per jam terbang untuk Rafale Air dan € 7.000 untuk Rafale M pada 2010.[17]

Keseluruhan biaya program, pada tahun 2008, adalah sekitar € 39,6 miliar yang berarti senilai € 138,5 juta per pesawat. Harga satuan pesawat laik terbang pada tahun 2008 adalah € 64 juta untuk versi C (Angkatan Udara), dan € 70 juta untuk versi Angkatan Laut.[18]

Tahapan waktu penting

sunting
  • 1985 - Prancis mundur dari program Eurofighter, untuk menjalani projek Rafale.
  • 1986 - 4 Juli - Terbang perdana Rafale A.
  • 1986 - Desember - Mesin Snecma M88 mulai dikembangkan.
  • 1988 - April - Pesanan pertama disetujui (untuk purwarupa Rafale C).
  • 1990 - Februari - Uji terbang M88.
  • 1991 - 19 Mei - Terbang perdana purwarupa Rafale C satu kursi untuk Angkatan Udara.
  • 1991 - 12 Desember - Terbang perdana purwarupa Rafale M untuk Angkatan Laut.
  • 1992 - Uji terbang Rafale M untuk kapal induk.
  • 1993 - Maret - Kontrak pertama untuk produksi pesawat ditandatangani.
  • 1993 - April - Uji kecocokan dengan kapal induk Foch.
  • 1993 - 30 April - Terbang perdana purwarupa Rafale B dua kursi untuk Angkatan Udara.
  • 1995 - Juni - MICA pertama ditembakkan dari Rafale dalam modus terpadu mandiri.
  • 1995 - Juli - Sistem OSF dan tampilan helm-tertambat dipasang dan diuji.
  • 1995 - September - Rafale M diuji pada landasan kapal induk (seri 4).
  • 1995 - November - Terbang jarak jauh non-stop pertama oleh Rafale B01 (3.020 mil laut dalam waktu kurang dari 6 jam 30 menit).
  • 1995 - Oktober - Uji kapal induk terakhir Rafale M berbasis daratan di Amerika Serikat.
  • 1995 - Desember - Produksi perdana model rakitan.
  • 1996 - Maret - Mesin M88 "flightworthiness" lulus kualifikasi.
  • 1996 - April - Produksi dihentikan sementara.
  • 1997 - Januari - Produksi dilanjutkan disertai pengurangan biaya.
  • 1997 - Mei - Uji terbang rendah dengan basis data medan digital.
  • 1997 - Juli - Uji penyatuan sistem peperangan elektronik Spectra dalam ruang nirgema.
  • 1997 - November - Uji terbang Spectra.
  • 1997 - Desember - Pengiriman perdana mesin standar produksi.
  • 1997 - Februari - Uji terbang Rafale B01 dalam konfigurasi kelas berat (2 Apache ASM, tiga tangki 2.000 liter, dua Magic dan dua MICA AAM).
  • 1997 - Mei - Penembakan perdana MICA terpandu-kelembaman.
  • 1997 - Juni - Uji terbang sistem penangkalan Spectra.
  • 1997 - Oktober - Produksi perdana versi berfasilitas radar RBE2 diterbangkan.
  • 1997 - November - Penembakan peluru kendali terpandu-kelembaman terhadap dua sasaran, dengan pranala pesawat-ke-rudal, dengan tindakan penangkalan.
  • 1998 - Juni - Kualifikasi sistem kendali penembakan MICA. Kemampuan operasional awal pesawat usulan diuji oleh pilot-pilot Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan menerbangkan pesawat pengembangan Rafale B01 dan M02.
  • 1998 - 24 November - Terbang perdana Rafale produksi (Rafale B)
  • 1999 - Mei - Uji perdana peluncuran rudal jelajah SCALP EG.
  • 1999 - 6 Juli - Pendaratan perdana di atas dek Kapal Induk Charles de Gaulle.
  • 1999 - 7 Juli - Terbang perdana Rafale M.
  • 2000 - 20 Juli - Rafale M perdana dikirimkan ke Flotille 12F
  • 2002 - Rafale M memasuki masa tugas dengan 12F (Aéronavale, tahap evaluasi)
  • 2004 - Masa tugas penuh dengan 12F (Angkatan Laut)
  • 2004 - 9 September - Uji angkut perdana Peluru Kendali Pelatihan Penanganan Umum (GHTM) Meteor oleh Rafale M dari CEV Istres.
  • 2004 - Desember - Tiga Rafale B dikirim ke CEAM, Mont de Marsan.
  • 2005 - 11 September - Uji angkut perdana GHTM Meteor oleh Rafale M dari Kapal Induk Charles de Gaulle.
  • 2006 - Musim panas - Pembentukan EC 1/7 dengan 8-10 pesawat
  • 2007 - Masa tugas penuh (Angkatan Udara) diharapkan dengan EC7; pendaratan perdana oleh Rafale M di atas Kapal Induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Enterprise.
  • 2008 - Rafale dinyatakan memenuhi syarat standar F3.[19]

Desain

sunting

Aerodinamika

sunting

Rafale berfiturkan sayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi (dekat-berpasangan)[a] untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 G atau -3 G) sambil memelihara kestabilan terbang, nilai maksimum 11 G dapat diraih dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot. Menurut sumber internal (Les essais en vol du Rafale) batas laju terendah adalah 100 kt tetapi 80 kt kadang-kadang diperagakan pada pameran dirgantara oleh pilot untuk mengungkapkan mutu laju rendah pesawat ini. "Batas minimum 15 kt dapat dicapai pada saat simulasi tempur melawan Mirage 2000 oleh seorang pilot agresif." Pesawat ini dapat dioperasikan dari landas pacu yang hanya berpanjang 400 meter.[20]

Sistem tempur

sunting
 
Komplemen senjata Rafale.

Rafale diperlengkapi dengan sistem pertahanan elektronik terintegrasi yang disebut Système de Protection et d'Évitement des Conduites de Tir du RAfale (Self-Protection Equipment Countering Threats to Rafale Aircraft, disingkat SPECTRA) yang menyediakan teknologi siluman virtual berbasis perangkat-lunak. Sensor terpenting yang dimiliki adalah radar RBE2 Passive Electronically Scanned Array buatan Thales Group. Thales mengaku sebagai pihak yang pertama mencapai tingkat kesadaran situasional melalui deteksi dini dan pelacakan multi-sasaran udara untuk pertempuran jarak dekat dan pencegatan berjelajah-jauh, juga penciptaan seketika peta lapangan tiga-dimensi di hadapan dan penciptaan seketika peta daratan beresolusi tinggi untuk navigasi dan penentuan sasaran.[21]

Di dalam lingkungan ketika pengelolaan pengenalan diperlukan, Rafale dapat menggunakan beberapa sistem sensor pasif. Sistem optik-listrik bagian-depan atau Optronique Secteur Frontal (OSF), dikembangkan oleh Thales, secara utuh terintegrasi di dalam pesawat ini dan dapat beroperasi dalam panjang gelombang mata telanjang maupun infra merah.

Sistem perlindungan diri elektronik SPECTRA, yang dikembangkan oleh Thales dan EADS Prancis, memberi pesawat ini kemampuan tertinggi untuk bertahan melawan ancaman dari udara maupun daratan.[22] Pranala data seketika memungkinkan komunikasi tidak hanya dengan pesawat lain, tetapi juga dengan komando bergerak, komando tetap, dan pusat kendali. Untuk misi-misi yang memerlukannya, Rafale sebenaranya juga akan menggunakan poda perancangan laser/optik-listrik Damoclès yang membawa kemampuan LGB sepanjang siang dan malam, meskipun Angkatan Udara Prancis berencana memperlengkapi Rafale dengan senjata standoff, sedangkan peran LGB diserahkan kepada Dassault Mirage 2000.

Sistem inti Rafale membekerjakan Avionik Modular Terintegrasi (IMA), yang disebut Satuan Pengolahan Data Modular (Modular Data Processing Unit), disingkat MDPU. Arsitektur ini menjadi tuan rumah bagi semua fungsi inti Rafale sebagai Sistem Pengelolaan Penerbangan, Fusi Data, Kendali Penembakan, Antarmuka Mesin-dan-Manusia, dll.[23][b]

Harga keseluruhan radar, komunikasi elektronik, dan perlengkapan perlindungan diri adalah sekira 30% biaya pembuatan pesawat.[24]

Kemampuan serang-darat Rafale dibatasi oleh kekurangan poda penentuan sasaran tingkat lanjut,[25] tetapi ini akan diperbaiki dengan menambahkan poda penentuan sasaran Damocles dan pengintaian Reco NG/Areos buatan Thales Optronique pada standar F-3.[26]

Radar AESA

sunting

Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif AESA RBE2 AA (Antenna Actife) buatan Thales digunakan untuk menggantikan Susunan Terpindai Pasif RBE2 yang terpasang. Thales mengirimkan radar baru itu pada bulan Agustus 2010 untuk digunakan pada tranche Rafale keempat. Seluruhnya ada 60 tranche, yang masing-masing tranche itu terdiri dari empat pesawat telah dipesan pada waktu itu. Skuadron pesawat yang diperlengkapi AESA ini diharapkan dapat dioperasionalkan pada tahun 2012. Thales juga mengaku bahwa radar AESA akan memperbaiki kemampuan operasional pesawat dalam hal jelajah, kemampuan mencegat, kemampuan membuntuti, dan penangkalan.[27]

Kokpit

sunting

Kokpit menggunakan kursi pelontar Mark 16F "nol-nol" buatan Martin-Baker, yang mampu digunakan pada laju nol dan ketinggian nol. Kursi ini berkemiringan 29 derajat ke belakang untuk memperbaiki toleransi gaya G. Engsel kanopi dapat membuka ke sisi kanan. Sistem ini terhubung dengan sistem terintegrasi generator oksigen yang disediakan untuk menghilangkan kebutuhan banyak kotak oksigen.[10]

Pada kokpit terdapat tampilan atas kepala (Head-Up Display, disingkat HUD), holografis bersudut lebar; dua tampilan serbaguna (Multi-Function Display, disingkat MFD), yang merunduk dan merupakan panel datar berwarna; dan tampilan collimated pusat. Antartindak pilot-dan-tampilan memanfaatkan sentuhan, dalam hal ini pilot menggunakan sarung tangan kulit berlapis sutera. Selain itu, dalam pengembangan sepenuhnya, pilot dilengkapi dengan tampilan melekat kepala (Head-Mounted Display, disingkat HMD).[28] Dua layar sentuh kecil agak tidak biasa di bawah layar serbaguna kiri, yang digunakan untuk memilih berbagai fungsi seperti peralatan radio. Ada juga kain untuk membersihkan layar.[10]

Pilot menerbangkan pesawat ini dengan pengendali tongkat-samping[c] yang terpasang di sisi kanannya dan katup penutup di sisi kanannya. Kokpit Rafale juga direncanakan untuk menyertakan Direct Voice Input (DVI), yang memungkinkan pilot memberikan perintah menggunakan suaranya.[d]

Terakhir, sebuah generator oksigen/oxygen generator (On-Board Oxygen Generating System, disingkat OBOGS) yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan oksigen dalam udara yang diambil oleh motor kompresor sehingga dapat diberikan langsung ke pilot. Dengan OBOGS, produksi oksigen hampir tak terbatas. Otonomi pesawat tidak lagi dibatasi oleh pengiriman oksigen ke pilot, yang memungkinkan misi yang sangat panjang. Hal ini juga memfasilitasi logistik karena tidak lagi memerlukan produksi oksigen di darat, maupun pemuatan dan pemasangan botol terkompresi di atas kapal induk. Karena saringan molekuler dapat diregenerasi hampir beberapa kali, logistik disederhanakan dibandingkan dengan penggunaan botol oksigen konvensional.[10]

sunting

Dua sistem navigasi inersia berbasis laser redundan tipe RL-90 dari Sagem dengan penerima GPS terintegrasi tipe NSS-100. Sistem Thales TLS 2020, yang menggabungkan ILS, MLS, dan VOR. Altimeter AHV 17 juga berasal dari Thales. Komponen lainnya adalah sistem statis pitot dengan empat probe multifungsi. Ini mengukur baik tekanan dinamis dan tekanan statis, dari mana ketinggian dan kecepatan penerbangan tertentu dapat dihitung. Probe dipasang secara berputar di bawah badan pesawat depan. Pemasangan yang dapat diputar memungkinkan pengukuran yang andal, bahkan pada sudut datang atau geser yang tinggi. Sensor suhu udara dan es juga tersedia. Ada juga satu set sensor data yang disediakan oleh Goodrich Corporation, menjadikannya salah satu dari sedikit komponen yang tidak berasal dari perusahaan Prancis.

Fitur pengabur radar

sunting

Meskipun bukan sebagai pesawat siluman sejati, menurut Dassault, Rafale mampu mengaburkan pengenalan radar, sementara sebagian besar fitur desain siluman diklasifikasi, penggunaan bahan komposit dan pola bergerigi di tepian sayap dan kanard berjejak berperan untuk mengurangi daya pindai radar.[29]

Standar

sunting

Pengiriman perdana Rafale M bersesuaian dengan standar F1 ("France 1"). Ini artinya pesawat Rafale cocok untuk tujuan tempur udara-ke-udara, menggantikan F-8 Crusader yang sudah kedaluwarsa sebagai pesawat tempur Angkatan Laut Prancis berbasis kapal induk, tetapi tidak diperlengkapi oleh, juga tidak dipersenjatai untuk operasi udara-ke-daratan. Pengiriman sebenarnya (kepada Flotille 11, pada suatu waktu setelah tahun 2007) adalah untuk memenuhi standar "F2", memberikan kemampuan udara-ke-daratan, dan menggantikan Dassault-Breguet Super Étendard dalam peran serang-darat dan Dassault Étendard IVP dalam peran pengintaian. Ini akan meninggalkan Rafale M hanya sebagai pesawat tempur bersayap kaku yang diterbangkan oleh Angkatan Laut Prancis, dan rencana untuk memperbaiki semua badan pesawat agar sesuai dengan standar "F3", dengan kemampuan nuklir dan radar 3D menjejaki kontur permukaan, dari permulaan dasawarsa setelah tahun 2010.[30] Perbaruan ini dilakukan bagi 10 Rafale F-1 Angkatan Laut Prancis pada tahun 2010.[31]

Rafale C pertama dikirimkan kepada Angkatan Udara Prancis, pada bulan Juni 2005, memenuhi standar "F2", dan telah ditindaklanjuti bahwa perbaruan pesawat milik Angkatan Laut Prancis juga akan dilakukan lagi pada masa depan. Rafale menggantikan peran SEPECAT Jaguar, Mirage F1, dan Mirage 2000 di Angkatan Udara Prancis.

Dengan standar F3 yang diperkenalkan pada pertengahan 2008, semua mode operasi radar, pelindung helm dan berbagai senjata termasuk ASMP yang dilengkapi nuklir, poda pencahayaan dan poda pengintaian. Penggunaan meriam 30 mm terhadap target darat juga telah dipermudah dengan penyesuaian perangkat lunak. Rafale M juga memenuhi syarat dengan standar untuk peluncuran ketapel dengan massa lepas landas 23,5 ton, yang memungkinkan penggunaan dua tangki tambahan 2.000 liter. Standar F3 disiapkan untuk dimasukkannya radar AESA, tetapi itu bukan bagian dari standar F3. Senjata masa depan seperti MBDA Meteor juga dapat diintegrasikan ke dalam standar F3. F3 standar tersedia di ketiga versi Rafale.

Pada tanggal 2 Oktober 2012, purwarupa pertama F3-04T dikirim ke Angkatan Udara Prancis untuk tujuan pengujian. Rafale menerima radar AESA baru, serta sistem peringatan rudal yang ditingkatkan dan OSF yang lebih baik. Mulai 2013, skuadron angkatan bersenjata Prancis menerima pesawat standar F3-04T. Rafale dengan standar F3.4 membawa perbaikan kecil, terutama di sisi perangkat lunak, antara lain untuk meningkatkan kompatibilitas dan keamanan NATO. Rafale dengan standar F3.4 dikirimkan mulai awal tahun 2015.

Pada 10 Januari 2014, Prancis menempatkan pesanan pengembangan untuk standar F3R, yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari standar F3-04T, dan melakukan penerbangan perdananya pada akhir 2018. Pesanan senilai 810 juta euro termasuk khususnya integrasi rudal udara-ke-udara MBDA Meteor, integrasi lanjutan dari bom yang dikontrol presisi dari jenis Sagem AASM Hammer, peningkatan lebih lanjut dari sistem SPECTRA dan target laser baru. Yang terakhir adalah jenis Thales PDL-NG dan merupakan salah satu bagian terpenting dari program dengan biaya 120 juta euro.

Pengembangan standar F4 dimulai pada 2018. Thales memasok pelindung helm dan akan mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk memungkinkan sistem RECO NG secara langsung mengenali obyek, sedangkan saat ini diperlukan satu jam bagi analis untuk memproses 10 km² dari daratan. Dan bahwa sistem baru ini digadang dapat memproses 3.000 km² dalam satu jam. Thales dan Atos mengintegrasikan konektivitas baru dengan radio CONTACT, peladen komunikasi cerdas yang aman dan perluasan gerbang jaringan sistem navigasi dan senjata.

Kemampuan ofensif dan defensif Rafale F4 akan ditingkatkan untuk menyelesaikan masalah pengembangan konsep A2/AD (Anti-Access/Area Denial), peningkatan operasi jaringan, peningkatan konektivitas, termasuk mesin baru M88-3 yang sekitar 20% lebih bertenaga, sensor-sensor, peningkatan radar RBE2-AA khususnya untuk mode udara-darat, OSF dan SPECTRA, peningkatan persenjataan, khususnya dengan MICA NG rudal udara-ke-udara dan dengan pembukaan titik 3 di bawah sayap memungkinkan untuk membawa 2 rudal MICA NG tambahan (6 MICA + 2 Meteor). SCALP-EG akan dirombak dan AASM dengan inersia campuran/GPS/inframerah/panduan laser akan menggantikan GBU-24 yang hanya berpanduan laser. Secara keseluruhan, Prancis berencana membuat salinan standar F4, seri produksinya akan dipesan pada 2023 dan untuk pengiriman pada 2030. Itu akan memberi Prancis 225 Rafale, termasuk 40 penerbang angkatan laut.

Sejarah operasional

sunting

Prancis

sunting
 
Rafale M sedang mendarat di atas kapal induk.

Rafale kini sedang bertugas dalam peran percobaan dan pelatihan bersama Angkatan Udara Prancis (CEAM/EC 5/330), dan EC 1/7 di Saint-Dizier diharapkan menerima inti dari 8–10 Rafale F2 pada Musim Panas 2006, dan Rafale memasuki penugasan penuh (dengan kemampuan udara-ke-udara yang kuat dan ketepatan serang udara-ke-darat yang bagus) pada pertengahan tahun 2007 (ketika EC 1/7 akan memiliki kira-kira 20 pesawat, 15 berkursi dua dan 5 berkursi satu).[32] Pesawat ini telah berada dalam penugasan terbatas bersama Angkatan Laut Prancis (Flotille 12F) dalam peran udara-ke-udara, dan telah mengambil alih sejumlah besar percobaan udara-ke-darat dan upaya evaluasi.

Rafale M sepenuhnya kompatibel dengan kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat dan beberapa pilot Angkatan Laut Prancis lulus kualifikasi untuk menerbangkan pesawat ini dari dek penerbangan Angkatan Laut Amerika Serikat.[33]

Rafale yang pertama ditugaskan di daerah peperangan ketika Angkatan Laut Prancis menjalani Opération Héraclès, yakni keikutsertaan Prancis di dalam Operation Enduring Freedom. Mereka terbang dari kapal induk Charles de Gaulle di atas Afghanistan sejak tahun 2002, tetapi standar F1 menghindari misi udara-ke-darat dan Rafale tidak menjalani aksi apapun.

Pada bulan June 2002, ketika kapal induk Charles de Gaulle berada di Laut Arab, pesawat Rafale yang dipersenjatai ikut serta dalam patroli antar-posisi di dekat perbatasan India-Pakistan, menjadi tanda penting karier operasional Rafale M dan integrasinya bersama kapal induk itu.[34]

Pada tahun 2007, setelah suatu perbaikan "crash program", enam Rafale diberi kemampuan untuk dapat menjatuhkan bom terpandu-laser, sebagai hasil evaluasi kinerja mereka di Afghanistan. Tiga dari pesawat-pesawat ini menjadi milik Angkatan Udara ditugaskan ke Dushanbe di Tajikistan, sedangkan tiga sisanya adalah Rafale Marines milik Angkatan Laut disiagakan di kapal induk Charles De Gaulle.[35] Misi pertama berjalan pada tanggal 12 Maret 2007, dan GBU-12 pertama diluncurkan pada tanggal 28 Maret untuk mendukung serdadu Belanda yang bertugas di Afghanistan Selatan, menandai debut operasional Rafale.[36] Mereka masih bergantung pada Mirage 2000Ds dan Super Étendards yang membawa poda penentu sasaran berbantuan laser untuk mendesain sasaran mereka.[37]

Rafale direncanakan untuk menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Prancis hingga tahun 2040 atau lebih lama lagi.[38]

Pada bulan November 2009, Pemerintah Prancis memesan 60 pesawat lagi untuk melengkapi keseluruhan pesanan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Prancis sebanyak 180 pesawat.[39]

Pada tanggal 4 Juni 2010, sebuah Rafale milik Prancis menjadi pesawat jet tempur pertama milik angkatan laut asing yang menjalani penggantian mesinnya di atas kapal induk milik Amerika Serikat, pada saat latihan bersama kapal induk USS Harry S. Truman (CVN-75).[40]

Ekspor

sunting

Beberapa negara telah menunjukkan minatnya untuk membeli Rafale. Rafale adalah salah satu dari enam jet tempur yang berkompetisi di dalam upaya memenangi pengadaan 126 pesawat tempur serbaguna untuk India. Kompetisi ini dinamai Indian Air Force Medium Multi-Role Combat Aircraft Competition (Kompetisi Pesawat Tempur Serbaguna ukuran Sedang untuk Angkatan Udara India). Pada bulan April 2009, terdapat laporan berita yang menyatakan bahwa Rafale tidak lolos kompetisi karena tidak memenuhi persyaratan minimum Angkatan Udara India[41][42] dan bahwa pesawat kompetitor lainnya, yaitu Mikoyan MiG-35, General Dynamics F-16 Fighting Falcon, Boeing F/A-18E/F Super Hornet, JAS 39 Gripen, dan Eurofighter Typhoon, lolos untuk putaran penilaian berikutnya.[43] Kementerian Pertahanan India membantah laporan ini; seorang juru bicara Angkatan Udara India menyatakan, "kami tidak mencoret peserta manapun di dalam kompetisi MMRCA ini".[44] Laporan itu menyatakan bahwa Rafale dan Typhoon memasuki tahap akhir kompetisi.[45]

Pada bulan Januari 2006, surat kabar Prancis Journal du Dimanche melaporkan bahwa Libya ingin memesan 13–18 Rafale "senilai $ 3,24 miliar".[46] Pada bulan Desember 2007, Saif al-Islam Gaddafi secara terbuka menyatakan bahwa Libya berminat terhadap Rafale.[47] Yunani juga mengungkapkan minatnya terhadap pesawat tempur Prancis ini, mungkin untuk dapat dipertukarkan dengan Mirage.[48]

Pada tahun 2006 Angkatan Laut Britania Raya memandang Rafale sebagai alternatif bagi F-35 JSF meskipun akhirnya lebih memilih F-35.[49][50] Bagaimanapun kapal induk Britania Raya akan dimodifikasi supaya mampu mengoperasikan Rafale.[51]

Pada bulan Februari 2007, dilaporkan bahwa Swiss memperhatikan Rafale dan pesawat tempur lainnya untuk menggantikan F-5 Tiger II miliknya.[52] Evaluasi yang berjalan selama sebulan sejak Oktober 2008 di Pangkalan Udara Emmen melibatkan kira-kira 30 pesawat tempur. Rafale, Gripen, dan Eurofighter sama-sama dievaluasi.[53]

Pada bulan September 2007, La Tribune melaporkan bahwa penjualan ke Maroko mengalami kegagalan, pemerintah Maroko lebih memilih F-16.[54] Pada bulan Oktober 2007, laporan La Tribune yang lebih lama menyatakan bahwa Rafale tidak akan dibeli.[55]

Pada bulan Januari 2008, harian O Estado de São Paulo melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Brasil mengunjungi Prancis untuk membahas kemungkinan mendapatkan Rafale untuk program F-X2. Pada bulan Juni 2008, Angkatan Udara Brasil mengumumkan Permintaan Informasi untuk perusahaan-perusahaan pesawat tempur dan produk mereka: Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan Lockheed Martin F-35 Lightning II, Dassault Rafale, Sukhoi Su-35, Saab Gripen NG dan Eurofighter Typhoon.[56] Pada bulan Oktober 2008, dilaporkan bahwa Angkatan Udara Brasil telah memilih tiga finalis F-X2; Dassault Rafale, Saab Gripen NG, dan Boeing F/A-18E/F.[57] Pada tanggal 7 September 2009, selama kunjungan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Brasil membuat pakta dengan Prancis dan bahwa mereka sepakat bernegosiasi tentang pengadaan 36 Rafale.[58] Kegagalan terbang dua Rafale di Timur-Tengah di wilayah udara Perpignan pada tanggal 24 September 2009 setelah tabrakan di udara, telah menjadi waktu yang buruk bagi negosiasi Brasil-Prancis.[59] Pada tanggal 5 Januari 2010, media melaporkan bahwa laporan evaluasi terakhir oleh Angkatan Udara Brasil menempatkan Gripen berada di atas dua saingannya. Faktor yang menentukan tampaknya berada pada keseluruhan biaya pesawat baru, apakah itu dana pembelian, pengoperasian, maupun pemeliharaan.[60][61] Beberapa sumber mengatakan bahwa Rafale dipilih oleh Kementerian Pertahanan,[62] tetapi tidak ada konfirmasi lanjutan.

Pada bulan Februari 2009, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyatakan bahwa Kuwait ingin membeli 28 Rafale, tetapi tidak dilanjutkan pada tahap pemesanan. Pada bulan yang sama, Prancis menawarkan Rafale ke Oman untuk menggantikan pesawat lawasnya, SEPECAT Jaguar.[63] Tetapi pada tahun 2010, Oman lebih memilih untuk memesan Eurofighter Typhoon.[64]

Uni Emirat Arab berminat akan satu versi Rafale yang akan diperbarui dengan mesin dan radar yang lebih kuat, juga peluru kendali udara-ke-udara yang lebih cerdas.[65] Mereka kini mulai mempelajari kemungkinan pembelian Boeing F/A-18E/F Super Hornet.[66] Dilaporkan sedemikian karena Menteri Pertahanan Prancis, Hervé Morin meminta UEA untuk membayarkan 2 miliar Euro dari keseluruhan dana perbaruan Rafale untuk menyesuaikannya dengan kemajuan Super Hornet.[67]

Surat kawat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang bocor mengatakan bahwa "Duta Prancis berupaya memuntir kinerja Rafale yang buruk di pasar global sebagai akibat dari tekanan politik Pemerintah Amerika Serikat, lebih dari sekadar kecacatan pesawat itu".[68]

Varian

sunting
 
Rafale B/C dan M
Rafale A
Pesawat peraga teknologi, terbang perdana pada tahun 1986.[7]
Rafale D
Dassault menggunakan pesawat ini (D untuk diskret atau siluman) pada awal tahun 90-an untuk memperkenalkan fitur desain semi-siluman.[69]
Rafale B
Varian dua kursi bagi Angkatan Udara dan Antariksa Prancis.[70]
Rafale C
Varian kursi tunggal bagi Angkatan Udara dan Antariksa Prancis.[70]
Rafale M
Serupa dengan varian Rafale C, dengan beberapa modifikasi untuk dapat beroperasi dari kapal induk yang dilengkapi CATOBAR. Varian Rafale M memilki kerangka pesawat yang telah diperkuat, roda pendaratan depan yang lebih panjang, kait pendaratan besar diantara dua mesin, dan tangga naik bawaan. Alhasil menyebabkan berat total Rafale M berkisar 500 kg lebih berat dibandingkan Rafale C.[70][71] Rafale M merupakan satu-satunya pesawat tempur diluar jenis pesawat tempur produksi Amerika Serikat yang dapat beroperasi dari landasan kapal induk AS.[72]
Rafale N
Mulanya disebut Rafale BM, direncanakan berupa varian dua kursi untuk Penerbangan Angkatan Laut Prancis (Aéronavale).[73] Namun batasan anggaran yang tersedia ditengarai sebagai penyebab pembatalan varian ini.[74]

Pengguna

sunting
 
  Pengguna
  Menunggu Kedatangan

Pengguna aktif

sunting

  India

  •   Angkatan Udara India – 36 unit (28 varian kursi tunggal dan 8 varian dua kursi) pesawat telah dipesan,[75] dengan 2 unit ditempatkan di Prancis untuk pelatihan.[76] Hingga bulan Juli 2022, total 36 unit Rafale telah diterima.[77]
    • Lanud Ambala[78]
      • No. 17 Squadron (Golden Arrows)[79]
    • Lanud Hasimara[78]
      • No. 101 Squadron (Falcons)[80]
  •   Angkatan Laut India – Berencana akan mengakuisisi 26 unit Rafale M.[81]

  Kroasia

  •   Angkatan Udara Kroasia – 12 unit (10 varian kursi tunggal dan 2 varian dua kursi) C/B F3-R Rafale bekas tengah dipesan. Pengiriman 6 unit pertama dijadwalkan akan diterima di Q2 tahun 2024 (2 B + 4 C) dan sisanya 6 varian kursi tunggal di tahun 2025.[82][83] Pada bulan Oktober 2023, Kroasia telah mengakuisisi pesawat pertama melalui upacara serah terima di Lanud Mont-de-Marsan.[84][85] Hingga Januari 2024, 5 unit pesawat telah diterima.[86]

  Mesir

  Prancis

Total 180 unit telah dipesan dari rencana awal sejumlah 286 unit, dengan opsi tambahan 9 unit.[90] Sekitar 152 unit telah dikonfirmasi untuk diterima pada tahun 2018.[91][92] Hingga 2017, 149 unit telah diterima. Pada tahun 2018, tiga unit telah diterima, sehingga pada tahun 2024 akan diterima seluruh sisa unit dari pesanan 180 unit.[93][94]

  •   Angkatan Udara dan Antariksa Prancis – 102 unit;[95][96] dengan rincian:
    • Lanud Saint-Dizier – Robinson
      • Escadron de Chasse 2/4 La Fayette (2018–sekarang)[97] serang nuklir
      • Escadron de Chasse 1/7 Provence (2006–2016)[98] tempur multiperan
      • Escadron de Chasse 1/4 Gascogne (2009–sekarang)[98] serang nuklir
      • Escadron de Transformation Rafale 3/4 Aquitaine (Oktober 2010–sekarang, Rafale Operational Conversion Unit (OCU) dioperasikan secara gabungan oleh Angkatan Udara dan Antariksa Prancis dengan Penerbangan Angkatan Laut Prancis)[98]
    • Lanud Mont-de-Marsan
      • Escadron de Chasse 2/30 Normandie-Niemen (2012–sekarang)[98] tempur multiperan
      • Escadron de Chasse 3/30 Lorraine (2016–sekarang)[98] tempur multiperan
      • Escadron de chasse et d'expérimentation 1/30 Côte d'Argent (2004–sekarang) pengembangan dan evaluasi taktik
    • Lanud Al Dhafra, UEA
      • Escadron de Chasse 3/30 Lorraine (2010–2016) tempur multiperan
      • Escadron de Chasse 1/7 Provence (2016–sekarang) tempur multiperan
  •   Angkatan Laut Prancis – 46 unit diterima, 41 unit aktif digunakan[99]
    • Lanudal Landivisiau
      • Flottille 11F (2011–sekarang)[98] tempur induk multiperan
      • Flottille 12F (2001–sekarang)[100] tempur induk multiperan
      • Flottille 17F (2016–sekarang)[101] tempur induk multiperan

  Qatar

  •   Angkatan Udara Qatar – 36 unit telah dipesan dan diterima. Qatar memesan 24 unit di tahun 2015, dan 12 unit lain di tahun 2018. Dengan opsi pesanan tambahan 36 unit.[102] Hingga November 2021, 27 unit telah diterima.[103][104] Hingga 2023, seluruh pesanan telah diterima.[105]
    • Lanud Dukhan / Tamim
      • 1st Fighter Squadron 'Al Adiyat'

  Yunani

  •   Angkatan Udara Yunani – Yunani memesan 18 unit Rafale di tahun 2020,[106] dengan tambahan 6 unit di tahun 2021,[107] sehingga total kesuluruhan pesanan menjadi 24 unit. Pengiriman tahap pertama diterima pada 21 Juli 2021.[108] Total 15 unit telah diterima oleh Angkatan Udara Yunani hingga Juni 2023.[109]
    • Lanud Tanagra
      • 332nd All Weather Squadron (Hawks)[110]

Pengguna mendatang

sunting

  Indonesia

  Uni Emirat Arab

  •   Angkatan Udara Uni Emirat Arab – 80 unit Rafale F4 tengah dipesan.[112]

Musibah

sunting
  • Pada tanggal 6 Desember 2007, sebuah Rafale dua kursi milik Angkatan Udara Prancis mengalami kegagalan pada suatu latihan terbang. Sang pilot, yang menjadi satu-satunya orang di pesawat itu, tewas.[113]
  • Pada tanggal 24 September 2009, dua Rafale milik Angkatan Laut Prancis bertumbukan di kawasan udara Perpignan pada saat latihan di atas kapal induk Charles de Gaulle.[59][114]
  • Pada tanggal 28 November 2010, sebuah Rafale dari kapal induk "Charles de Gaulle" mengalami kegagalan di Laut Arab. Pesawat ini mendukung operasi Sekutu di Afghanistan. Sang pilot berhasil melontarkan diri dengan aman dan berhasil ditolong oleh helikopter SAR dari kapal induk. Kemudian dilaporkan bahwa mesin mati karena kekurangan bahan bakar karena pilot merasa bingung menerjemahkan operasi katup pada tangki bahan bakar.[115]

Spesifikasi

sunting
 
A Rafale M terbang diatas kapal induk USS John C. Stennis.

Data dari Dassault Rafale characteristics,[116] Superfighters,[117] French Navy page[118]

Ciri-ciri umum

  • Kru: 1–2
  • Panjang: 15,27 m
  • Rentang sayap: 10,80 m
  • Tinggi: 5,34 m
  • Luas sayap: 45,7 m²
  • Berat kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B),[118] 10.196 kg (M)
  • Berat maksimum saat lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M)[119]
  • Mesin: 2 × Snecma M88-2 mesin turbofan
    • Dorongan kering: 50,04 kN () masing-masing
    • Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN setelah tahun 2010) () masing-masing

Kinerja

  • Laju maksimum:
    • Ketinggian tinggi: 2.390 km/jam [118]
    • Ketinggian rendah: 1.390 km/jam
  • Jangkauan: 3.700+ km
  • Radius tempur: 1.852+ km () pada misi penetrasi
  • Langit-langit batas: 16.800 m
  • Laju tanjak: 304,8+ m/s
  • Beban sayap: 326 kg/m²
  • Dorongan/berat: 1,13

Persenjataan

Avionik

Lihat pula

sunting

Daftar terkait

Referensi

sunting
Catatan
  1. ^ Rafale dilengkapi dengan dua bidang kanard lebar, empat bilah tepi depan, empat elevon dan kemudi untuk mengoptimalkan daya angkat/tarik dan mengurangi skidding di berbagai fase penerbangan. Dikombinasikan dengan sayap delta dengan defleksi moderat (48°), dengan kombinasi permukaan sayap yang relatif besar dan pemuatan sayap yang relatif rendah, kompromi yang baik antara gaya angkat dan tarikan; konfigurasi ini memungkinkan untuk mengkompensasi cacat tradisional dari formula sayap delta, juga memungkinkan kemampuan manuver yang hebat, khususnya pada kecepatan transonik (sekitar Mach 0,8 hingga Mach 1), dan efisiensi tinggi pada kecepatan supersonik (hingga Mach 1,8).
  2. ^ Rafale memiliki tiga detektor radar 120° (dua antena di depan pesawat/kanard, satu antena di bagian atas sirip), tiga detektor peringatan laser (DAL) 120° (dua antena di badan pesawat di bagian bawah kaca depan, sebuah antena ditempatkan dalam tong di sirip) dan dua detektor keberangkatan rudal inframerah (DDM) (dua antena ditempatkan di tong di sirip). Sepenuhnya terintegrasi dalam sel dan pasif, ini memastikan di semua spektrum lebih dari 360° dengan mendeteksi sumber dengan akurasi kurang dari 1°, mengidentifikasinya dengan membandingkan sinyal ke dalam database, dengan memprioritaskan dan menempatkan ancaman dalam mode interferometrik, dengan menggabungkannya dengan trek yang terdeteksi oleh sensor lain (radar, OSF), serta menghadirkannya ke pilot dan dengan mengusulkan tindakan pencegahan. Rafale juga memiliki tiga jammers (dua antena pemindai elektronik aktif yang terletak di depan saluran masuk udara dan satu di dasar sirip), empat peluncur umpan modular dengan ejeksi ke atas (ditempatkan di persimpangan sayap dan badan pesawat) dan dua peluncur scam spiral (yang tergantung pada panjang gelombang radar yang akan dipancing di ujung sayap).
  3. ^ Kendali ini (Hands On Throttle And Stick, disingkat HOTAS) memungkinkan pilot untuk tidak pernah melepaskan kontrol untuk berinteraksi dengan sistem navigasi dan serangan.
  4. ^ Hal ini dapat dilakukan karena Rafale memiliki sistem kontrol penerbangan listrik dalam serat (CDVO atau fly-by-light) dirancang dan diproduksi sendiri oleh Dassault Aviation, dan beroperasi pada beberapa tingkat redundansi (tiga saluran digital independen dan saluran analog cadangan), semua didukung oleh sumber listrik yang berbeda.
  1. ^ "RAFALE : Livraisons et coûts". 
  2. ^ "Rafale". WordReference. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 November 2015. Diakses tanggal 26 November 2015.  "Gust of wind". WordReference. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 November 2015. Diakses tanggal 26 November 2015. 
  3. ^ "Serbaguna berdasarkan desainnya." Dassault Aviation, 2006.
  4. ^ Lewis, Paul. "3 European Countries plan Jet Fighter Project." The New York Times, 3 Agustus 1985, halaman 31.
  5. ^ Donne, Michael. "Why three into one will go; Europe's new combat aircraft." Financial Times, 3 Agustus 1985.
  6. ^ Spick 2000, halaman 432, 436.
  7. ^ a b Williams 2002, halaman 50, 92.
  8. ^ Spick 2000, halaman 433
  9. ^ a b "Le programme Rafale" (berbahasa Prancis). Diarsipkan 2012-07-22 di Archive.is avions-militaires.net. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  10. ^ a b c d e Goebel, Greg. "The Dassault Rafale." Vectorsite.net, 1 Juni 2009.
  11. ^ "Les aeronefs: Chasse bombardement, reconnaissance Rafale: (berbahasa Prancis) defense.gouv.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  12. ^ "Rafale Multi-Role Combat Fighter." Air Force Technology. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  13. ^ Goebel, Greg. "Crusader In Development." vectorsite.net. Diakses pada: 11 Oktober 2-.
  14. ^ "Le programme Rafale" (berbahasa Prancis). Diarsipkan 2012-07-22 di Archive.is avions-militaires.net. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  15. ^ http://www.assemblee-nationale.fr/12/budget/plf2006/a2572-08.asp#P409_12225
  16. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2011-03-04. Diakses tanggal 2011-03-04. 
  17. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2007-10-15. Diakses tanggal 2007-10-15. 
  18. ^ "Défense - Equipement des forces (berbahasa Prancis)."[pranala nonaktif permanen] Sénat Prancis, 2008. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  19. ^ Tran, Pierre. "France Qualifies Rafale to Full F3 Standard."[pranala nonaktif permanen] Defense News, 16 Juni 2008. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  20. ^ "Rafale." Federation of American Scientists. Diakses pada: 8 Agustus 2008.
  21. ^ "Pesawat tempur serbaguna Dassault Rafale." military-heat.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  22. ^ "Pesawat tempur serbaguna Dassault Rafale." military-heat.com. Diakses pada: 16 Oktober 2010.
  23. ^ "Rafale." Dassault Aviation, 12 Juni 2005. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  24. ^ http://www.flightglobal.com/articles/2009/06/10/327206/paris-air-show-rafales-fighting-chance.html
  25. ^ Jet, set, go!
  26. ^ "Pameran Dirgantara Paris: Peluang pertempuran Rafale." flightglobal.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  27. ^ Tran, Pierre. "Thales mengirimkan Radar AESA." Diarsipkan 2012-07-24 di Archive.is Defense News, 6 Juli 2010. Diakses pada: 8 Juli 2010.
  28. ^ "Rafale Au coeur du cockpit."[pranala nonaktif permanen] avions-militaires.net.
  29. ^ "Optimized airframe." Diarsipkan 2009-12-06 di Wayback Machine. dassault-aviation.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  30. ^ "Rafale F3 Multiyear Procurement Contract Awarded." deagel.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  31. ^ "Prancis memperbarui Rafale Angkatan Laut menjadi memenuhi standar F3."[pranala nonaktif permanen] defense-update.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  32. ^ "Fox Three." dassault-aviation.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  33. ^ "French Sailors Experience Flight Operations Aboard Roosevelt." Diarsipkan 2011-05-04 di Wayback Machine. US Navy Press Release, 22 Juli 2008.
  34. ^ "En Garde!" (Agustus 2002). Journal of Electronic Defense.
  35. ^ "Paris engage des Rafale en Afghanistan." (berbahasa Prancis) Diarsipkan 2007-03-17 di Wayback Machine. Le Figaro, 15 Maret 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  36. ^ "Le Rafale, bon pour le bombardement." (berbahasa Prancis) Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine. Midi Libre, 2 Maret 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  37. ^ Goebel, Greg "Rafale into service," vectorsite.net, 1 April 2007. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  38. ^ "Optimized airframe." Diarsipkan 2009-12-06 di Wayback Machine. Dassault Aviation. Diakses pada: 13 September 2009.
  39. ^ Hoyle, Craig. "France approves contract for 60 more Rafales." Flight International, 13 November 2009. Diakses pada: 27 April 2010.
  40. ^ "French Squadron Performs Jet Engine Swap-Out on Board Truman." Diarsipkan 2012-06-15 di Wayback Machine. defpro.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  41. ^ Luthra, Nitin. "India rejects Dassault Aviation's bid ." Wall Street Journal, 16 April 2009.
  42. ^ Pandit, Rajat. "French fighter jet out of race for biggest IAF deal." Times of India, 17 April 2009.
  43. ^ Majumdar, Bappa. "India berkata bahwa Dassault dari Prancis tidak lolos seleksi." Reuters, 16 Maret 2009.
  44. ^ "India membantah pencoretan Dassault Aviation Rafale." Avionews, World Aeronautical Press Agency, 20 Maret 2009.
  45. ^ "Pesawat tempur baru bagi Angkatan Udara India." Diarsipkan 2010-08-15 di Wayback Machine. timesnow. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  46. ^ "Report: Libya to order 13-18 French Rafale fighter jets in $3.24 b deal." Diarsipkan 2011-07-21 di Wayback Machine. 26sep.net, 26 September 2007.
  47. ^ "France to sell Libya up to 14 fighter jets - report." Reuters, 5 Desember 2007.
  48. ^ "France, Greece arms sale talks go well-French." Reuters, 7 Juni 2008.
  49. ^ McGhie, Tom, dan Jack Gee. "Anglo-US defence deals in jeopardy." thisimoney.co.uk, 26 Februari 2006. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  50. ^ McGhie, Tom, dan Jack Gee. "French fighters for Royal Navy?" aviamagazine.xs4all.nl.Retrieved: 15 October 2010.
  51. ^ "Dassault ready to work with BAE on drones". AFP. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-19. Diakses tanggal 18 November 2010. 
  52. ^ Le Temps, 13 Februari 2007.
  53. ^ Neue Zuercher Zeitung, 9 Oktober 2008.
  54. ^ Newby, Andrew. "Dassault Aviation to lose Rafale order in Morocco to Lockheed Martin." Diarsipkan 2008-10-09 di Wayback Machine. Forbes, 21 September 2007. Diakses pada: 21 September 2007.
  55. ^ "France to rejig arms sales after Rafale flop." Diarsipkan 2008-12-21 di Wayback Machine. Reuters, 24 Oktober 2007. Diakses pada: 24 Oktober 2007.
  56. ^ "Jobim discute sistemas militares na França e Rússia." (berbahasa Spanyol) Diarsipkan 2008-03-25 di Wayback Machine. estadao.com.br, 25 Januari 2008. Diakses pada: 25 Januari 2008.
  57. ^ Trimble, Stephen. "Brazil names three finalists for F-X2 contract, rejects three others." Flight International, 6 Oktober 2008.
  58. ^ "Brazil says negotiating for French fighter jets."[pranala nonaktif permanen] Forbes, 7 September 2009.
  59. ^ a b "Deux Rafale se sont abîmés en Méditerranée." (berbahasa Prancis) lemonde.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  60. ^ "FAB prefere caça sueco a francês." folha.uol.com.br. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  61. ^ "Gripen favorit i Brasilien." (berbahasa Spanyol) Diarsipkan 2010-01-07 di Wayback Machine. dn.se. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  62. ^ "Após redução de preço, Lula e Jobim teriam escolhido Rafale". noticias.terra.com.br, 4 Februari 2010.
  63. ^ "France offers Rafale fighter to Oman - sources." Reuters. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  64. ^ "Oman edges closer to Typhoon deal says UK." flightglobal.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  65. ^ "UAE wants its fighters its own way." thenational.ae. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  66. ^ "UAE May Ditch Rafale." Diarsipkan 2012-07-23 di Archive.is defensenews.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  67. ^ "UAE may ditch France to award $10bn jet deal to US." emirates247.com. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  68. ^ Blumenthal, Les. "WikiLeaks: U.S. officials pushed Brazil to buy Boeing fighters."[pranala nonaktif permanen] McClatchy Newspapers, 16 Desember 2010.
  69. ^ Gaines 1989, p. 80.
  70. ^ a b c Eden et al. 2004, p. 169.
  71. ^ Williams 2002, pp. 94–95.
  72. ^ "French Rafale lands on US aircraft carrier, Theodore Roosevelt". SAFRAN. 2 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2014. Diakses tanggal 20 November 2014. 
  73. ^ MacKenzie 2002, p. 36.
  74. ^ Tran, Pierre (27 September 2004). "France Cuts Two-Seat Rafale Purchase". Defense News. 
  75. ^ "Second batch of Rafale aircraft reaches India, says IAF". The Times of India (dalam bahasa Inggris). 4 November 2020. Diakses tanggal 2020-11-04. 
  76. ^ "Five Rafale jets leave for India: What happens next". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 2020-07-27. 
  77. ^ Siddiqui, Huma (16 July 2022). "Indian Air Force gets 36 Rafale fighter jets! France completes delivery of lethal combat aircraft". Financial Express. Diakses tanggal 17 July 2022. 
  78. ^ a b "Ambala, Hasimara IAF bases being readied for Rafale jets". The Economic Times. 1 October 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2017. 
  79. ^ "IAF resurrects vintage 'Golden Arrows' squadron to fly first batch of Rafale jets". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-13. 
  80. ^ "IAF formally inducts Rafale jets into 101 squadron of Eastern Air Command". Hindustan Times. 29 July 2021. 
  81. ^ "India kicks off formal procurement process for 26 naval French Rafale fighters". 
  82. ^ "Croatia and France finalize Rafale acquisition". dassault-aviation.com. Diakses tanggal 25 November 2021. 
  83. ^ "Croatia signs for used Rafales from France". flightglobal.com. 25 November 2021. 
  84. ^ McNeil, Harry (3 October 2023). "Historic moment as Croatia receives its first Rafale fighter aircraft". Airforce Technology. Diakses tanggal 6 October 2023. 
  85. ^ "Croatia receives first Rafale fighter from France". Janes. 2 October 2023. 
  86. ^ "Hrvatska preuzela i peti Rafale: 'Imat ćemo najmoćnije zrakoplovstvo na prostoru između Njemačke i Grčke'". www.vecernji.hr (dalam bahasa Kroasia). Diakses tanggal 2024-01-20. 
  87. ^ "Egypt takes delivery of additional Rafales; looks to acquire more". 1 December 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 December 2017. 
  88. ^ Hoyle, Craig (4 December 2018). "ANALYSIS: 2019 World Air Forces Directory". Flightglobal.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 January 2019. Diakses tanggal 2 February 2019. 
  89. ^ "France to sell Egypt 30 fighter jets in $4.5 bln deal -Egyptian defense ministry, report". Reuters. 3 May 2021. 
  90. ^ "France's Rafale Fighters: Au Courant in Time?". Defense Industry Daily. 12 January 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 January 2014. Diakses tanggal 19 January 2014. 
  91. ^ Rahir, Patrick (2 August 2013). "France To Cut Rafale Order; Betting on Exports". Defense News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2013. Diakses tanggal 19 January 2014. 
  92. ^ "France To Make Military Personnel Cuts". Aviation Week. 2 August 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 October 2013. Diakses tanggal 19 October 2013. 
  93. ^ "Les Rafale indiens porteront la dénomination Rafale EH et Rafale DH". defens-aero.com (dalam bahasa Prancis). 11 January 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2017. Diakses tanggal 11 January 2017. 
  94. ^ "44 Rafale Marine auront été livrés fin 2015". Mer et Marine (dalam bahasa Prancis). 16 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 December 2015. Diakses tanggal 28 December 2015. 
  95. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 July 2018. Diakses tanggal 20 July 2018. 
  96. ^ "2014 first half-year results" (PDF) (Siaran pers). Dassault Aviation. 25 July 2014. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 September 2014. Diakses tanggal 4 October 2014. 
  97. ^ "Les adieux du Mirage 2000N". defense.gouv.fr. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 November 2018. Diakses tanggal 2018-11-25. 
  98. ^ a b c d e f "Rafale deployment history". Dassault Aviation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2013. Diakses tanggal 18 January 2014. 
  99. ^ GroizeIeau, Vincent (2021-11-19). "Rafale Marine : le M47 passe à la trappe". Mer et Marine. 
  100. ^ "The first Rafales join the French Navy". Interavia Business & Technology. Aerospace Media Publishing: 20–21. 1 July 2001. 
  101. ^ Lert, Frédéric (18 July 2016). "French Navy retires Super Etendard". IHS Jane's Defence Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2016. 
  102. ^ "Under embargo Qatar takes delivery of first Rafale jets". France 24. 5 June 2019. 
  103. ^ Voort, Michel van der (27 July 2021). "Sixth batch of QEAF Rafales delivered". www.scramble.nl (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-29. 
  104. ^ "Qatar Takes Delivery of Fifth Batch of Rafale Fighter Jets". DefPost. 2020-03-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 July 2020. 
  105. ^ The Military Balance 2023, p. 350.
  106. ^ "Greece to boost arms with 18 new French Rafale jets, frigates amid growing Turkey tensions". France 24. 13 September 2020. 
  107. ^ "France confirms deal with Greece for six more Rafale fighter jets". France 24 (dalam bahasa Inggris). 2021-09-12. 
  108. ^ "Dassault Aviation livre le premier chasseur omnirôle Rafale à la Grèce". 21 July 2021. 
  109. ^ "Προσγειώθηκε στην Τανάγρα και το 15ο Rafale EG "416" στην Τανάγρα" [The 15th Rafale "416" landed in Tanagra]. 2 June 2023. 
  110. ^ "332 All Weather Squadron". www.haf.gr (dalam bahasa English). 
  111. ^ "Indonesia purchases the Rafale". Dassault Aviation, a major player to aeronautics (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-10. 
  112. ^ "Press kits – Dassault Aviation". 19 May 2023. 
  113. ^ "L'accident du Rafale dû à une "désorientation spatiale" du pilote." (berbahasa Prancis) Diarsipkan 2009-09-10 di Wayback Machine. rtl.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  114. ^ lemonde.fr. Diakses pada: 15 Oktober 2010.
  115. ^ "Accident de Rafale au large du Pakistan" (Prancis). la Tribune via latribune.fr, 28 November 2010.
  116. ^ Rafale Aircraft Characteristics Diarsipkan 2011-04-08 di Wayback Machine., Dassault Aviation
  117. ^ Williams 2002, p. 112.
  118. ^ a b c Rafale M. French navy.
  119. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-11-21. Diakses tanggal 2009-12-12. 
  120. ^ "Payload Flexibility". Flight Global. Diakses tanggal 18 November 2010. 
Kepustakaan

Pranala luar

sunting