Kabupaten Cirebon
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Agustus 2022) |
Kabupaten Cirebon (Aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮎᮄᮠᮥᮛᮀ ) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Sumber. Kabupaten ini berada di ujung timur Jawa Barat serta menjadi pintu gerbang masuk provinsi Jawa Barat dari wilayah timur Jawa. Kabupaten Cirebon, yang bentuk nonformalnya adalah Cirbon atau Cerbon, merupakan produsen beras unggulan yang berada di jalur Pantura.
Kabupaten Cirebon | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮎᮄᮠᮥᮛᮀ |
• Cacarakan/Hanacaraka | ꦕꦶꦉꦧꦺꦴꦤ꧀ |
• Pegon | چيرٓبَون |
• Romanisasi bahasa Sunda | Cihurang |
Julukan:
| |
Motto: Rame ing gawe, suci ing pamrih (Jawa) Bekerja tanpa mengharap imbalan apa pun | |
Koordinat: 6°45′28″S 108°28′50″E / 6.7578369°S 108.4804624°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 14 Tahun 1950[1] |
Hari jadi | 2 April 1482 |
Ibu kota | Sumber |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Imron Rosyadi |
• Wakil Bupati | Wahyu Tjiptaningsih |
• Sekretaris Daerah | Hilmi Rivai |
• Ketua DPRD | Mohammad Luthfi |
Luas | |
• Total | 1.070,29 km2 (413,24 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 240 m (790 ft) |
Ketinggian terendah | 0 m (0 ft) |
Populasi (2021)[2] | |
• Total | 2.296.999 |
• Kepadatan | 2,100/km2 (5,600/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,54% Kristen 0,43% — Protestan 0,31% — Katolik 0,12% Buddha 0,02% Lainnya 0,01% |
• Bahasa | |
• IPM | 69,12 (2021) sedang[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 45100 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62231 |
Pelat kendaraan |
|
Kode Kemendagri | 32.09 |
Semboyan daerah | Berprestasi |
Flora resmi | Kedawung |
Fauna resmi | Itik cirebon |
Situs web | www |
Sejarah
Bagian ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kabupaten Cirebon awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara, lalu menjadi bagian dari Kerajaan Galuh. Kabupaten ini merupakan kabupaten terawal yang mengalami proses Islamisasi di Jawa, dimana proses ini dirintis oleh seorang pangeran Galuh bernama Bratalegawa di abad ke-14. Setelah masuk Islam, Bratalegawa meninggalkan ibu kota Galuh, Kawali, untuk menyebarkan Islam di daerah Caruban Girang.[4]
Diawali dari kisah Kerajaan Pajajaran, yang kala itu diperintah oleh Sri Baduga Maharaja. Ia menikah dengan Nyai Subang Larang dikarunia 2 (dua) orang putra dan seorang putri, Pangeran Walangsungsang yang lahir pertama tahun 1423 Masehi, kedua Nyai Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra yang ketiga Raja Sengara lahir tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi Pangeran Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis Putri Ki Gedheng Danu Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.
Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan Ciangkup di desa Panongan (Sedong), Petapaan Gunung Kumbang di daerah Tegal dan Petapaan Gunung Cangak di desa Mundu Mesigit, yang terakhir sampai ke Gunung Amparan Jati dan di sanalah bertemu dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama Islam yang luhur ilmu dan budi pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya Nyai Lara Santang dan istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama Islam kepada Syekh Nur Jati dan menetap bersama Ki Gedheng Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta untuk membuka hutan di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung Jati (Lemahwungkuk sekarang). Maka sejak itu berdirilah Dukuh Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama Desa Caruban (Campuran) yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan dihuni oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang, bertani dan mencari ikan di laut.
Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh masyarakat dipilih sebagai Kuwu yang pertama dan setelah meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh Pangeran Walangsungsang sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar Pangeran Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara Santang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.
Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah Iman dan adiknya Nyai Lara Santang mendapat gelar Hajah Sarifah Mudaim, kemudian menikah dengan seorang Raja Mesir bernama Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai 2 (dua) orang putra, yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Sekembalinya dari Mekah, Pangeran Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah Besar yang diberi nama Jelagrahan, yang kemudian dikembangkan menjadi Keraton Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang) sebagai tempat kediaman bersama Putri Kinasih Nyai Pakungwati. Stelah Kakek Pangeran Cakrabuana Jumajan Jati Wafat, maka Keratuan di Singapura tidak dilanjutkan (Singapura terletak + 14 Km sebelah Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya digunakan untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga membentuk prajurit dengan nama Dalem Agung Nyi Mas Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang), mengangkat Pangeran Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan Gelar Sri Mangana.
Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di Mekah, Bagdad, Campa dan Samudra Pasai, datang ke Pulau Jawa, mula-mula tiba di Banten kemudian Jawa Timur dan mendapat kesempatan untuk bermusyawarah dengan para wali yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkan suatu lembaga yang bergerak dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa dengan nama Wali Sanga.
Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah datang ke Carbon untuk menemui Uwaknya, Tumenggung Sri Mangana (Pangeran Walangsungsang) untuk mengajarkan Agama Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka didirikanlah sebuah padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung sekarang)
Setelah Suna Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam musyawarah Wali Sanga di Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan Wali Sanga. Akhirnya pusat kegiatan Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung Sembung di Carbon yang kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan keagamaan, sedangkan sebagai pusat pemerintahan Kesulatan Cirebon berkedudukan di Keraton Pakungwati dengan sebutan GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif Hidayatullah yang lebih kondang dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati menikah dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai Mas Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah dinobatkan sebagai Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati.
Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Sultan Cirebon membuat maklumat kepada Raja Pakuan Pajajaran PRABU SILIWANGI untuk tidak mengirim upeti lagi karena Kesultanan Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela berulangkali memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah menyatakan Cirebon sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan Pajajaran.
Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2 April 1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Cirebon.
Geografi
Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedangkan bagian barat daya berupa pegunungan, yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara.
Batas Wilayah
Wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi oleh:
Utara | Kabupaten Indramayu, Laut Jawa |
Timur | Kota Cirebon, Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) |
Selatan | Kabupaten Kuningan |
Barat | Kabupaten Majalengka |
Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua bagian. Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0–10 m dari permukaan air laut dan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11–130 m dari permukaan laut.
Iklim (Klimatologis)
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, keadaan iklim di Kabupaten Cirebon termasuk tipe C dan D. Karakteristik daerah dengan kategori ini beriklim tropis, dengan suhu minimum 24'C dan suhu rata-rata 28'C.Kabupaten Cirebon memiliki jumlah curah hujan antara 0-3.317 mm dengan rata-rata jumlah curah hujan sebanyak 1.265,15 mm. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Dukupuntang (3.317 mm) dan Kecamatan Palimanan (3.204 mm), sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Suranenggala (136 mm).
Data iklim Kabupaten Cirebon, Jawa Barat | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.9 (87.6) |
30.7 (87.3) |
31.2 (88.2) |
31.7 (89.1) |
32 (90) |
32 (90) |
32.1 (89.8) |
32.6 (90.7) |
33.3 (91.9) |
33.6 (92.5) |
32.5 (90.5) |
31.6 (88.9) |
32.02 (89.71) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.6 (79.9) |
26.4 (79.5) |
26.7 (80.1) |
27.1 (80.8) |
27.3 (81.1) |
27 (81) |
27 (81) |
27.1 (80.8) |
27.5 (81.5) |
27.9 (82.2) |
27.4 (81.3) |
26.9 (80.4) |
27.08 (80.8) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.3 (72.1) |
22.2 (72) |
22.3 (72.1) |
22.5 (72.5) |
22.6 (72.7) |
22 (72) |
21.9 (71.4) |
21.6 (70.9) |
21.7 (71.1) |
22.2 (72) |
22.4 (72.3) |
22.3 (72.1) |
22.17 (71.93) |
Presipitasi mm (inci) | 499 (19.65) |
416 (16.38) |
412 (16.22) |
218 (8.58) |
157 (6.18) |
80 (3.15) |
61 (2.4) |
44 (1.73) |
29 (1.14) |
73 (2.87) |
226 (8.9) |
360 (14.17) |
2.575 (101,37) |
Sumber: Climate-Data.org[5] |
Pemerintahan
Daftar Bupati
Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah kabupaten Cirebon. Bupati Cirebon bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Jawa Barat. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di kabupaten Cirebon ialah Imron Rosyadi, dengan wakil bupati Wahyu Tjiptaningsih. Sebelumnya, Imron menjadi wakil bupati terpilih bersama bupati terpilih petahana Sunjaya Purwadi Sastra, mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Cirebon 2018. Namun, Sunjaya diberhentikan tepat di hari pelantikannya pada 17 Mei 2019, karena kasus korupsi. Sejak 17 Mei 2019, Imron kemudian menjadi pelaksana tugas bupati Cirebon, dan kemudian dilantik pada 1 Oktober 2019 di Aula Barat Gedung Sate Kota Bandung sebagai bupati Cirebon.[6] Selanjutnya, Wahyu Tjiptaningsih dilantik menjadi wakil bupati Cirebon pada 10 Februari 2021. Wahyu adalah istri Sunjaya Purwadi Sastra.[7]
No | Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
28 | Imron Rosyadi | 1 Oktober 2019 | petahana | 29 (2018) |
[6] | Wahyu Tjiptaningsih (Sejak 2021) |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Cirebon dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[8] | 2019–2024[9] | 2024–2029[10] | ||
PKB | 8 | 10 | 9 | |
Gerindra | 6 | 7 | 7 | |
PDI-P | 11 | 8 | 13 | |
Golkar | 6 | 7 | 7 | |
NasDem | 4 | 7 | 4 | |
PKS | 5 | 5 | 6 | |
Hanura | 3 | 1 | 0 | |
PBB | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 5 | 5 | 4 | |
PPP | 1 | 0 | 0 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 8 | 7 |
Kecamatan
Kabupaten Cirebon terdiri dari 40 kecamatan, 12 kelurahan, dan 412 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.099.089 jiwa dengan luas wilayah 984,52 km² dan sebaran penduduk 2.132 jiwa/km².[11][12]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cirebon, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kelurahan | Desa | Kodepos[13] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|
32.09.24 | Arjawinangun | 11 | 45662 | Desa | ||
32.09.10 | Astanajapura | 11 | 45681 | Desa | ||
32.09.05 | Babakan | 14 | 45691 | Desa | ||
32.09.13 | Beber | 10 | 45672 | Desa | ||
32.09.02 | Ciledug | 10 | 45688 | Desa | ||
32.09.26 | Ciwaringin | 8 | 45667 | Desa | ||
32.09.31 | Depok | 12 | 45641 | Desa | ||
32.09.16 | Dukupuntang | 13 | 45652 | Desa | ||
32.09.30 | Gebang | 13 | 45694 | Desa | ||
32.09.28 | Gegesik | 14 | 45664 | Desa | ||
32.09.37 | Gempol | 8 | 45668 | Desa | ||
32.09.38 | Greged | 10 | 45674 | Desa | ||
32.09.21 | Gunungjati | 15 | 45643 | Desa | ||
32.09.40 | Jamblang | 8 | 45657 | Desa | ||
32.09.29 | Kaliwedi | 9 | 45665 | Desa | ||
32.09.22 | Kapetakan | 9 | 45658 | Desa | ||
32.09.06 | Karangsembung | 8 | 45686 | Desa | ||
32.09.34 | Karangwareng | 9 | 45695 | Desa | ||
32.09.20 | Kedawung | 8 | 45653 | Desa | ||
32.09.23 | Klangenan | 9 | 45656 | Desa | ||
32.09.07 | Lemahabang | 13 | 45683 | Desa | ||
32.09.03 | Losari | 10 | 45692 | Desa | ||
32.09.12 | Mundu | 12 | 45673 | Desa | ||
32.09.04 | Pabedilan | 13 | 45693 | Desa | ||
32.09.33 | Pabuaran | 7 | 45696 | Desa | ||
32.09.17 | Palimanan | 12 | 45661 | Desa | ||
32.09.11 | Pangenan | 9 | 45682 | Desa | ||
32.09.25 | Panguragan | 9 | 45663 | Desa | ||
32.09.32 | Pasaleman | 7 | 45697 | Desa | ||
32.09.36 | Plered | 10 | 45654 | Desa | ||
32.09.18 | Plumbon | 15 | 45655 | Desa | ||
32.09.09 | Sedong | 10 | 45689 | Desa | ||
32.09.15 | Sumber | 12 | 2 | 45611-45619 | Desa | |
Kelurahan | ||||||
32.09.39 | Suranenggala | 9 | 45659 | Desa | ||
32.09.27 | Susukan | 12 | 45666 | Desa | ||
32.09.08 | Susukanlebak | 13 | 45685 | Desa | ||
32.09.14 | Talun | 11 | 45671 | Desa | ||
32.09.35 | Tengahtani | 8 | 45642 | Desa | ||
32.09.01 | Waled | 12 | 45687 | Desa | ||
32.09.19 | Weru | 9 | 45644 | Desa | ||
TOTAL | 12 | 412 |
Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun 2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur).
Demografi
Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Pada Tahun 1980 jumlah penduduk Kabupaten Cirebon baru berjumlah 1.331.690 jiwa dan pada tahun 1990 tercatat 1.648.021 jiwa. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Cirebon menjadi 1.931.068 jiwa. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan.
Menurut angka sementara hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, Kecamatan Sumber adalah wilayah dengan jumlah penduduknya paling banyak yaitu sebesar 80.914 jiwa dan berikutnya adalah Kecamatan Gunungjati yaitu sebanyak 77.712 jiwa. Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Cirebon adalah Kecamatan Pasaleman yaitu sebanyak 24.912 jiwa dan Kecamatan Karangwareng sebanyak 26.554 jiwa.
Sesuai dengan data kependudukan terbaru yang sudah diberikan oleh Dinas Kependudukan dan catatan Sipil (disdukcapil) Kab.Cirebon, jumlah penduduk Kab.Cirebon per 30 April 2013 berjumlah 2.957.257 jiwa.
Budaya
Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Wayang Kulit Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung, dan Sandiwara Cirebonan.
Kabupaten ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan, dan Batik.
Salah satu ciri khas batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Motif Mega Mendung adalah ciptaan Pangeran Cakrabuana (1452-1479), yang hingga kini masih kerap digunakan. Motif tersebut didapat dari pengaruh keraton-keraton di Cirebon. Karena pada awalnya, seni batik Cirebon hanya dikenal di kalangan keraton. Sekarang di Cirebon, batik motif mega mendung telah banyak digunakan berbagai kalangan. Selain itu terdapat juga motif-motif batik yang disesuaikan dengan ciri khas penduduk pesisir.[14]
Pendidikan
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 16 | 900 | 93 | 24 | 7 | 0 | 2 | |||||
Swasta | 560 | 183 | 216 | 79 | 100 | 14 | 12 | |||||
Total | 576 | 1.083 | 309 | 103 | 107 | 14 | 14 | |||||
Data sekolah di Kabupaten Cirebon Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Cirebon |
Bahasa
Pada umumnya Masyarakat Kabupaten Cirebon menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan Bahasa Cirebon sebagai bahasa sehari-hari dengan bermacam-macam dialeknya di wilayah bagian utara kabupaten dan berbatasan dengan Kota Cirebon, sedangkan masyarakat Kabupaten Cirebon timur atau bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan menunggunakan Bahasa Sunda Cirebon sebagai bahasa sehari-hari, selain itu karena faktor wilayah orang Sunda Brebes yang di Berasal dari Kabupaten Brebes yang selalu berbelanja ke wilayah Cirebon Timur.
Sedangkan orang-orang yang merantau ke Kabupaten Cirebon dari berbagai daerah di Indonesia menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, seperti : Bahasa Madura, Bahasa Minang, Bahasa Betawi dan lain-lain.
Kesehatan
Pada tahun 2013, di Kabupaten Cirebon, telah tersedia sekitar 2 rumah sakit umum, 7 rumah sakit swasta, 57 Puskesmas, dan 6 Poliklinik dengan jumlah tenaga medis sekitar 404 orang.[butuh rujukan] 335 di antaranya adalah dokter umum.[butuh rujukan]
Berikut adalah daftar RS yang berada di Kabupaten Cirebon (per Desember 2020) :
- RSUD Arjawinangun (Tipe B)
- RSUD Waled (Tipe B)
- RS Mitra Plumbon (Tipe B)
- RS Permata (Tipe B)
- RS Pertamina
- RS Universitas Muhammadiyah Cirebon
- RS Sumber Waras
- RS Sumber Hurip
- RS Paru Sidawangi
- RS Pasar Minggu
- RS Jantung Hasna Medika
- RS Tiar Medika
- RSIA Khalishah
Laporan dari BKKBN, di tahun 2022, menyebutkan bahwa sekitar 20 hingga 30% daripada seluruh penduduk yang berusia di bawah 12 tahun[butuh rujukan] di Kabupaten Cirebon mengalami hambatan pertumbuhan. Status kuning Cirebon didapatkan bersama-sama dengan Bandung Barat, Kota Banjar, Bekasi, Karawang, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Kota Tasikmalaya. Laporan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Cirebon masih lebih dibandingkan dengan Kota Cirebon yang diberi status darurat stunting.[15]
Transportasi
Cirebon berada di jalur pantura, sebagai pintu gerbang utama provinsi Jawa Barat di sebelah timur, yakni di Kecamatan Losari. Pada waktu musim mudik, jalur ini merupakan salah satu yang terpadat di Indonesia. Cirebon juga terdapat Tiga Ruas Jalan Tol, yaitu Jalan Tol Palimanan-Kanci (Palikanci), Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), dan Jalan Tol Kanci-Pejagan.
Transportasi Darat
- Stasiun Kereta Api: Ciledug, Karangsuwung (Non Aktif), Sindanglaut, Waruduwur, Losari, Luwung, Babakan, Cangkring, Bangodua, Arjawinangun, dan Kaliwedi (Non Aktif).
- Terminal: Sumber, Ciledug, dan Weru.
- Bus: jurusan Ciledug-Cirebon, jurusan Cirebon-Jakarta, Cirebon-Kuningan, Cirebon-Bandung, dan seluruh kota di Pulau Jawa.
- Elf: jurusan Ciledug-Cirebon via Babakan, Ciledug-Cirebon via Sindang Laut, Sindang Laut-Cirebon, Babakan-Cirebon, Losari-Cirebon, Losari-Tegal, Cirebon-Rajagaluh via Palimanan, Cirebon-Kadipaten via Palimanan, Cirebon-Gegesik via Arjawinangun.
- Angkutan Kota: GP (Gunung Sari-Plered), GS (Gunung Sari-Sumber), GC (Gunung Sari-Ciperna), GM (Gunung Sari-Mundu), GG (Gunung Sari-Celancang), Celancang-Bakung, Plered-Celancang, Plered-Sumber, Plered-Arjawinangun, Plered-Gunung Jati, Plumbon-Sumber, Sumber-Jamblang, Sumber-Kramat, dan Sumber-Wanasaba.
Pariwisata
Wisata belanja
Batik Trusmi
Di Desa Trusmi dan Panembahan, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini adalah motif Mega Mendung.
Pasar Kue Setu
Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan Plered. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa camilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya.
Camilan khas Cirebon yang sangat cocok dijadikan oleh-oleh ini mayoritas bernama unik, di antaranya kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk upil, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini, emping, kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil, gapit, otokowok, opak, welus, sagon, dan masih banyak lagi.
Di sekitar Plered, banyak pula ditemui penjual sandal karet, yang penjualannya sudah menyebar ke seluruh Nusantara.
Wisata Ziarah
- Makam Sunan Gunung Jati
- Situs Batu Tulis huludayeuh
- Petilasan Cimandung
- Situs Pasanggrahan Balong Biru
- Balong Keramat Tuk
- Makam keramat Megu
- Situs Lawang Gede
- Makam Nyi Mas Gandasari
- Makam Syekh Magelung Sakti
- Makam Talun
- Makam Buyut Trusmi
- Makam P. Jakatawa dan Syekh Bentong.
Wisata Alam
Lapangan Golf Ciperna
Kawasan ini berada di tepi jalan raya Cirebon-Kuningan dengan kontur tanah berbukit berjarak 5 km ke selatan dari kota Cirebon, berada pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut.
Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan pemandangan kota Cirebon dengan latar belakang laut lepas ke arah utara, sedangkan ke arah selatan Gunung Ciremai di suasana yang menarik. Berdasarkan Perda nomor 25 tahun 1996, kawasan wisata Ciperna ditetapkan seluas 300 Ha yang diperuntukkan bagi 5 (lima) ruang kawasan pengembangan antara lain:
- Kawasan wisata Agro Griya. Pembangunan Agro Griya dalam bentuk rumah kebun yang dapat disewakan dengan fasilitas Hotel Bintang.
- Kawasan wisata Agro Tirta. Pembangunan Agro Tirta dalam bentuk pembuatan danau buatan yang dilengkapi rekreasi air.
- Kawasan Agro Wisata I
- Kawasan Agro Wisata II. Agro wisata I dan II diarahkan dalam bentuk pembangunan kawasan perkebunan mangga gedong gincu, srikaya, atau tanaman jenis lainya. Di samping itu membangun track olahraga yang dapat menyesuaikan dengan kontur tanah sekitarnya.
- Kawasan Land Mark.
Belawa
Lokasi wisata ini berjarak kira-kira 25 km dari Kota Sumber ke arah timur. Objek wisata ini memiliki daya tarik dari kura-kura yang mempunyai ciri khusus di punggung dengan nama latin ‘’Aquatic Tortose Ortilia Norneensis’’. Menyimpan legenda menarik tentang keberadaannya di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang. Menurut penelitian merupakan spesies kura-kura yang langka dan patut dilindungi keberadaannya. Objek wisata ini direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan yang lebih lengkap, yaitu taman kura-kura (turle park) atau taman reptilia.
Situ Sedong
Terletak di Kecamatan Sedong sekitar 26 km dari arah pusat Kota Sumber, dengan luas lahan 62,5 Ha. Selain mempunyai panorama yang indah, situ ini juga disebut pula situ pengasingan yang merupakan tempat rekreasi air dan pemancingan.
Banyu Panas Palimanan
Objek wisata ini terletak di Kecamatan Palimanan sekitar 16 km dari Kota Cirebon ke arah Bandung, merupakan pemandian air panas dengan kadar belerang yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Pemandian air panas ini ada di sekitar bukit Gunung Kapur, Gunung Kromong, yang mempunyai keistimewaan mata air selalu berpindah pindah.
Hutan Wisata Plangon
Objek wisata plangon berlokasi di Desa Babakan Kecamatan Sumber ± 10 km dari Kota Cirebon. Tempat rekreasi dengan panorama alam indah yang dihuni oleh sekelompok monyet liar. Selain selain tempat rekreasi, terdapat juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Puncak acaranya biasa di masa ziarah Plangon tanggal 2 syawal, 11 Dzulhijjah, dan 27 Rajab. Untuk pengembangan wisata ini meliputi lahan sekitar 10 Ha, dan status tanah ini milik Kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar 58.000 pengunjung/tahun.
Namun ada larangan, demi keselamatan pengunjung, diharapkan pengunjung tidak memberi makan monyet-monyet liar.
Setu Patok
Setu Patok memiliki luas 175 hektar. Setu Patok terletak di Desa Setupatok, sekitar 6 km dari Kota Cirebon ke arah Tegal. Selain mempunyai panorama indah, di sini juga tersedia sarana rekreasi air dan pemancingan.
Lahan negara seluas 7 hektar di lokasi ini berpotensi untuk dikembangkan. Prasarana yang diperlukan adalah pembuatan dermaga, pengadaan perahu motor, sarana pemancingan, serta pembangunan rumah makan yang artistik. Jalan ke lokasi ini cukup baik dan lebar, jaringan aliran listrik sudah tersedia, dan saat ini minat masyarakat untuk mengunjungi wisata ini cukup banyak.
Cikalahang
Kawasan Cikalahang merupakan kawasan yang baru berkembang dengan daya dukung alam. Sasaran wisatawan pada awalnya adalah objek wisata Telaga Remis yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kuningan dan berada di wilayah Kuningan.
Hingga saat ini kawasan Telaga Remis masih menarik wisatawan yang dapat diandalkan dari segi pendapatan. Jalan menuju objek wisata ini adalah melalui Desa Cikalahang yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon, sehingga keberadaannya memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar usaha lain sebagai daya pendukung. Di samping itu juga kawasan Cikalahang telah berkembang menjadi suatu kawasan yang mempunyai daya tarik sendiri yaitu dari usaha restoran/rumah makan ikan bakar. Dengan banyaknya peminat, wilayah itu berkembang pesat menjadi daya tarik wisata makan, sehingga pada hari-hari libur penuh dikunjungi wisatawan.
Menjual keadaan alam yang menarik dengan sumber air dari kaki Gunung Ciremai yang tidak pernah kering, sangat memungkinkan untuk membuka peluang usaha kolam renang yang bersifat alami dengan fasilitas modern serta bumi perkemahan.
Kawasan wisata Cikalahang terletak sekitar 6 km dari Kota Sumber dan 1 km dari jalan alternatif Cirebon-Majalengka dengan lingkungan alam yang masih asri.
Wana Wisata Ciwaringin
Hutan wisata dengan menampilkan keindahan alam dan banyak ditumbuhi oleh pohon kayu putih. Menyediakan lokasi bagi para penggemar jalan kaki dan arena motor cross. Di lokasi ini juga terdapat Danau Ciranca bagi penggemar memancing. Berlokasi di Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, 17 km dari Kota Sumber.
Putra Daerah
- Affandi
- Hasan Alwi
- Irish Bella
- Pitrajaya Burnama
- Rokhmin Dahuri
- Chitra Dewi
- Willem Anton Engelbrecht
- Victor Aristide Honig van den Bossche
- Saira Jihan
- Mohamad Kusnaeni
- Olaf J. de Landell
- Dirk Theodoor Uden Masman
- Yogie Suardi Memet
- Ronald Anton Meyer
- Djoko Munandar
- Arifin C. Noer
- Cecep Reza
- Norbertus Riantiarno
- Willem Nicolaas Rose
- Hans Stam
- Kaboel Suadi
- Peggy Melati Sukma
- Alam Surawidjaja
- Catherine Surya
- Ricky Karanda Suwardi
- Jos Verdier
- Hans Vernes
- Nani Widjaja
- Nining Indra Shaleh
- Candra Wijaya
- Rendra Wijaya
- Dewi Yull
- Helmy Faishal Zaini
- Charly Van Houten
- Muhammad Zuhal
- Claudia Emmanuela Santoso
-
Muhammad Zuhal adalah mantan Menristek, Mantan Menteri Negara Investasi Indonesia, dan mantan Dirut PLN.
Galeri kuliner
-
Sup Empal Gentong
-
Sega Jamblang (Nasi Jamblang)
-
Sega Lengko (Nasi Lengko)
-
Mie Koclok Cirebon
-
Intip (makanan ringan manis dari kerak nasi)
-
Sirup Tjampolay
Catatan kaki
Referensi
- ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 2 Juli 2022.
- ^ a b Kabupaten Cirebon dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik. 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-03. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 2 Juli 2022.
- ^ Risalah: majalah da'wah Islamiyah. Yayasan Risalah Pers. 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-06. Diakses tanggal 2023-02-06.
- ^ "Kabupaten Cirebon - Climate graph, Temperature graph, Climate table". Climate-Data.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-27. Diakses tanggal 2016-12-27.
- ^ a b Dwi, Setiady (1 Oktober 2019). "Imron Rosyadi Resmi Dilantik Sebagai Bupati Cirebon". www.suaramerdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2 Juli 2022.
- ^ Bebey, Aksara (10 Februari 2021 2019). Aliansyah, Muhamad Agil, ed. "Suami Terjerat Kasus Korupsi, Wahyu Tjiptaningsih Dilantik Jadi Wakil Bupati Cirebon". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-02. Diakses tanggal 2 Juli 2022.
- ^ "Kabupaten Cirebon Dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. 16-08-2018. Diakses tanggal 05-03-2023.
- ^ PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. CIREBON 2019-2024
- ^ Penetapan Perolehan Kursi Parpol DPRD Kabupaten Cirebon 2024-2029
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Cirebon
- ^ "Motif Batik Cirebon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-13. Diakses tanggal 2011-07-02.
- ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Profil Kabupaten Cirebon di Situs Kemendagri Diarsipkan 2016-08-12 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Wisata Belanja
- (Indonesia) Pesona Wisata Kabupaten Cirebon