Stasiun Surabaya Gubeng

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 1 November 2024 15.46 oleh Karsono Puguh (bicara | kontrib) (Layanan kereta api: Update per 1 November 2024: KA Ranggajati kelas campuran eksekutif-ekonomi)


Stasiun Surabaya Gubeng (SGU), juga dikenal sebagai Stasiun Gubeng, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya; pada ketinggian +5 m. Nama stasiun ini diambil dari nama kecamatan yang terletak di pusat Kota Surabaya, yakni Kecamatan Gubeng, walaupun secara administrasi berada di barat laut di luar batas wilayah kecamatan tersebut. Stasiun ini berada dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VIII Surabaya beserta KAI Commuter dan sebagai salah satu dari kedua stasiun kereta api utama di Kota Surabaya. Stasiun ini berjarak 696 km arah timur dari Bandung dan 821 km arah tenggara dari Jakarta Gambir. Stasiun kereta api ini sebagai stasiun kereta api keberangkatan utama di Kota Surabaya, terutama bagi lintas tengah, selatan, dan timur Pulau Jawa, menggantikan Stasiun Surabaya Kota (kecuali KA Sri Tanjung). Stasiun kereta api utama lainnya adalah Stasiun Surabaya Pasarturi yang difokuskan untuk keberangkatan kereta api antarkota di lintas utara Pulau Jawa beserta lokal dan komuter menuju berbagai tujuan di Jawa Timur bagian utara.

Stasiun Surabaya Gubeng
Kereta Api Indonesia
PB01 D02 J02 P02 T02 SP02 A13 SI13

Tampak depan bangunan Stasiun Surabaya Gubeng baru, beserta huruf timbul di bagian depan.
Nama lainStasiun Gubeng
Lokasi
Koordinat7°15′55.152″S 112°45′9.684″E / 7.26532000°S 112.75269000°E / -7.26532000; 112.75269000
Ketinggian+5 m
Operator
Letak
Jumlah peron7 (dua peron sisi yang tinggi, tiga peron pulau yang cukup tinggi, dan dua peron pulau yang agak tinggi)
Jumlah jalur6:
  • jalur 1: sepur lurus arah hilir (menuju Yogyakarta/Malang/Banyuwangi)
  • jalur 2: sepur lurus arah hulu (menuju Surabaya Kota/Pasarturi)
  • jalur 5: sepur lurus dari dan ke arah Sidotopo-Benteng
Layanan
Lintas timur Jawa:

Aglomerasi: Arjuno Ekspres
Lokal: Commuter Line (Arjonegoro, Dhoho–Penataran, Supas, dan Tumapel)
Komuter: Commuter Line (Jenggala dan Sindro)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitekturNeoklasik dengan sentuhan chalet (bangunan lama)
Modern 1990 (bangunan baru)
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1878
Dibangun kembali1905, 1928, 1996
Nama sebelumnyaStation Goebeng Soerabaja
Perusahaan awalStaatsspoorwegen Oosterlijnen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Terminus Probowangi
Surabaya Gubeng–Ketapang, p.p.
Wonokromo
menuju Ketapang
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Surabaya Pasarturi
menuju Bojonegoro
Commuter Line Arjonegoro
Bojonegoro–Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, p.p.
Wonokromo
menuju Sidoarjo
Surabaya Pasarturi
menuju Babat
Commuter Line Arjonegoro
Babat–Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, p.p.
Surabaya Pasarturi
menuju Indro
Commuter Line Sindro
Indro–Sidoarjo, p.p.
Surabaya Pasarturi
Terminus
Commuter Line Sindro
Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, p.p.
Surabaya Kota
Terminus
Commuter Line Supas Wonokromo
menuju Pasuruan
Commuter Line Jenggala
Surabaya Kota–Mojokerto, p.p.
Wonokromo
menuju Mojokerto
Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Blitar
Wonokromo
menuju Blitar
Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Kertosono
Wonokromo
menuju Kertosono
Commuter Line Penataran Wonokromo
menuju Blitar
Commuter Line Tumapel Wonokromo
menuju Malang
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Trans Semanggi Suroboyo Halte berikutnya
Grand City
Perjalanan satu arah
transfer di Moestopo
Lapangan Hoki
Pemuda
transfer di SMAN 4
Lapangan Hoki
Perjalanan satu arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Parkir sepeda Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Jalur difabel Tempat naik/turun Pos kesehatan Tempat bermain anak Galeri ATM Restoran Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Ruang kerja bersama Barang hilang Isi baterai Area merokok Troli VIP Sistem pengenalan wajah Air minum 
Tipe persinyalanElektrik tipe Siemens NX MIS801[3]
Cagar budaya Indonesia
Setasiun Gubeng
KategoriBangunan
No. RegnasKB002189
No. SK188.45/251/402.1.04/1996
Tanggal SK26 September 1996
Tingkat SKKabupaten/Kota
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Surabaya Gubeng juga merupakan penghubung kereta api terbesar di wilayah Gerbangkertosusila karena melayani kereta api antarkota menghubungkan Surabaya dengan Purwokerto, Cirebon, Jakarta di lintas tengah, Madiun, Yogyakarta, Bandung di lintas selatan, Malang, Jember, dan Banyuwangi di lintas timur Pulau Jawa. Selain kereta api antarkota, Stasiun ini juga melayani kereta api aglomerasi, kereta api lokal, serta komuter menuju berbagai tujuan di Jawa Timur bagian selatan. Meskipun demikian, beberapa kereta api antarkota basis jalur tengah dan selatan meneruskan perjalanan menuju tujuan lainnya di Jawa Timur selain Surabaya.

Sejarah

 
Tampak depan perspektif (fotografer menghadap ke arah timur laut) dari Stasiun Gubeng dengan kereta kuda di depan

Stasiun Surabaya Gubeng merupakan salah satu stasiun kereta api milik Staatsspoorwegen yang diresmikan pada 16 Mei 1878 sebagai bagian dari proyek pembangunan jalur kereta api Surabaya–Pasuruan.[4] Stasiun ini pertama kali dibangun di sisi barat rel kereta api. Awalnya berupa halte (stasiun kecil), kemudian pada 1897 diubah menjadi bentuk bangunan stasiun yang lebih besar seiring peningkatan status dan perkembangan Kota Surabaya yang semakin dinamis.[5]

Pada awalnya, stasiun ini menggunakan sistem persinyalan mekanik, lalu mengalami perubahan sistem persinyalan menjadi elektrik pada dasawarsa 1970–1980-an. Pada 7 Juni 1996, bangunan baru stasiun seluas 13.671 m2 telah selesai dibangun di sisi timur rel kereta api dengan arsitektur yang lebih modern dan lebih luas—pembangunannya ditaksir menelan biaya sebesar Rp1,5 miliar.[6]

Bangunan lama stasiun juga telah dilakukan renovasi beberapa kali, antara lain renovasi kanopi peron pada tahun 1905 dan lobi bangunan utama pada tahun 1928. Ciri gaya bangunan stasiun ini adalah khas dari Staatsspoorwegen, yaitu bergaya neoklasik dengan sentuhan ornamental yang dipengaruhi oleh gaya chalet;[7] sebuah gaya bangunan yang pada gunungan atapnya diberi ornamen sulur-suluran dari besi tempa, serta jendela besar dengan jalusi besi. Gaya tersebut diadaptasikan dari rumah gunung di Eropa, tetapi sudah beradaptasi dengan iklim tropis. Dengan dua pintu utama, stasiun ini pernah "kalah status" dengan stasiun SS lain yang memiliki tiga hingga lima pintu keberangkatan.[5] Bangunan stasiun lama ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya.[8]

Stasiun Gubeng pernah menjadi stasiun tempat kerja Presiden pertama Indonesia, Soekarno saat mengenyam pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Saat itu, H.O.S. Cokroaminoto yang sudah menjadi mertua Soekarno dijebloskan ke penjara oleh Pemerintah Kolonial saat belum 3 bulan Soekarno berada di Kota Bandung. Soekarno menggunakan gelar Raden Soekarno, B.K.L., der Eerste Klasse Categorie (pangkat pertama golongan pertama). Ia bekerja sebagai juru tulis di bagian administrasi stasiun. Soekarno digaji Rp165 per bulan dan sebesar Rp125 diberikan kepada keluarga Cokroaminoto. Begitu H.O.S. Cokroaminoto dibebaskan pada April 1922, tiga bulan berikutnya Soekarno kembali mengenyam pendidikan di THB.[9]

Pascakemerdekaan

Pada masa perang kemerdekaan, daerah sekitar stasiun ini menjadi markas bagi puluhan anggota Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) yang dipersenjatai. Kekuatan mereka sekitar 30 orang yang dipimpin oleh Moh. Ali dan di antara mereka dipersenjatai mitralyur.[10]

Bangunan dan tata letak

Bangunan lama Stasiun Surabaya Gubeng peninggalan Staatsspoorwegen dan diperuntukkan bagi layanan kereta api lokal dan komuter.
Tampak bangunan baru Stasiun Surabaya Gubeng yang mulai digunakan sejak 1996

Pada awalnya, Stasiun Surabaya Gubeng memiliki banyak jalur kereta api. Namun, sejak bangunan stasiun yang baru tersebut resmi digunakan, jumlah jalurnya berkurang menjadi enam. Jalur 1 merupakan sepur lurus jalur ganda arah hilir (selatan), jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda arah hulu (utara), dan jalur 5 merupakan sepur lurus jalur tunggal dari dan ke Sidotopo. Di sebelah utara jalur 6 ada jalur yang bercabang menuju Balai Yasa (BY) Surabaya Gubeng.

Stasiun ini mempunyai dua bangunan dengan tujuan berbeda: bangunan lama yang berdesain Chalet hanya untuk digunakan oleh keberangkatan beserta kedatangan layanan kereta api lokal dan komuter, sedangkan bangunan baru dengan desain modern berada di sisi timur stasiun hanya diperuntukkan untuk keberangkatan dan kedatangan kereta api antarkota serta aglomerasi.

G Bangunan utama stasiun sisi barat

(khusus keberangkatan beserta kedatangan kereta api lokal dan komuter, cagar budaya)

Peron sisi
Jalur 1 Sepur lurus arah Wonokromo
(Wonokromo) D Commuter Line Dhoho, tujuan Blitar via Kertosono
D Commuter Line Dhoho, tujuan Kertosono
P Commuter Line Penataran, tujuan Blitar via Malang
T Commuter Line Tumapel, tujuan Malang
SP Commuter Line Supas, tujuan Pasuruan
J Commuter Line Jenggala, tujuan Mojokerto
A Commuter Line Arjonegoro, tujuan Sidoarjo
SI Commuter Line Sindro, tujuan Sidoarjo
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus arah Surabaya Kota/Surabaya Pasarturi
D Commuter Line Dhoho, tujuan Surabaya Kota (Surabaya Kota)
P Commuter Line Penataran, tujuan Surabaya Kota
T Commuter Line Tumapel, tujuan Surabaya Kota
SP Commuter Line Supas, tujuan Surabaya Kota
J Commuter Line Jenggala, tujuan Surabaya Kota
A Commuter Line Arjonegoro, tujuan Surabaya Pasarturi/Babat/Bojonegoro (Surabaya Pasarturi)
SI Commuter Line Sindro, tujuan Surabaya Pasarturi/Indro
Peron pulau
Jalur 3 Sepur belok untuk persusulan antarkereta api dan langsiran lokomotif
Peron pulau
Jalur 4 Sepur belok untuk parkir rangkaian kereta yang menjalani perawatan di Balai Yasa
Jalur berjalan langsung KA barang
Peron pulau
Jalur 5 Sepur lurus dari dan ke arah Sidotopo
  Pemberhentian kereta api antarkota dan aglomerasi
Peron pulau
Jalur 6   Pemberhentian, keberangkatan, serta kedatangan kereta api antarkota dan aglomerasi
Memiliki jalur akses dari dan ke Balai Yasa
Peron sisi
G Bangunan utama stasiun sisi timur

(khusus keberangkatan dan kedatangan kereta api antarkota beserta aglomerasi)

Stasiun ini telah dilengkapi papan penunjuk arah untuk menuju ruang/nomor jalur/fasilitas tertentu, penunjuk arah jalur disertai jarak tempuhnya, dan layar monitor informasi keberangkatan maupun kedatangan kereta api secara waktu nyata yang wujudnya terlihat seperti di bandara. Per tahun 2020, desain papan penunjuk arah jalur telah disesuaikan dengan standar ISO 7001:2007 sehubungan dengan angkutan Natal dan Tahun Baru 2021.[11]

Pada 28 September 2022, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan uji coba sistem pengenalan wajah pada proses keberangkatan kereta api antarkota di Stasiun Bandung dan per 10 Juli 2023, Stasiun Surabaya Gubeng sudah menerapkan sistem tersebut bersama sembilan stasiun KA utama Pulau Jawa lainnya seperti Stasiun Malang, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Surabaya Pasarturi, Semarang Tawang, Purwokerto, Cirebon, dan Jakarta Gambir.[12]

Pada 30 Desember 2023, PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi meluncurkan ruang luxury lounge di Stasiun Surabaya Gubeng yang melayani penumpang kelas kompartemen dan kereta wisata Panoramic setelah pertama kali diluncurkan di Kota Surabaya, yaitu di Stasiun Surabaya Pasarturi yang melayani penumpang kelas luxury.[13]

Ciri khas

Per akhir Mei 2021, Stasiun Surabaya Gubeng memiliki melodi penyambutan kereta api berirama keroncong berjudul "Soerabaja" yang dinyanyikan oleh Sundari Soekotjo, salah satu penyanyi keroncong terkenal dan sekarang lagu tersebut menjadi bel penyambutan seluruh stasiun terminus kereta api antarkota di Kota Surabaya. Lagu ini diperkenalkan pertama kali oleh grup musik bergenre rock and roll, Dara Puspita, dan juga dijadikan melodi kedatangan kereta api di Stasiun Surabaya Pasarturi mulai tahun 2020. Pada awalnya, melodi yang digunakan berupa bel bersuara lagu instrumental berjudul "Rek Ayo Rek".

Sebuah papan yang terletak di depan bangunan stasiun sisi barat berisikan tentang sejarah pembukaan Stasiun Surabaya Gubeng hingga penetapan cagar budaya

Layanan kereta api

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.

Antarkota

Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Pandalungan Eksekutif Gambir Jember Via Semarang TawangSurabaya Pasarturi
Campuran
Jayabaya Eksekutif Pasar Senen Malang Via Semarang PoncolSurabaya Pasarturi
Ekonomi
Blambangan Ekspres Eksekutif Ketapang Via Semarang TawangSurabaya Pasarturi
Ekonomi
Lintas tengah Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Argo Semeru Compartment Suite Surabaya Gubeng Gambir Via YogyakartaCirebon
Eksekutif
Bima Compartment Suite
Eksekutif
Campuran
Gaya Baru Malam Selatan Eksekutif Surabaya Gubeng Pasar Senen Via LempuyanganCirebon Prujakan
Ekonomi
Ranggajati Eksekutif Cirebon Jember Via PurwokertoSurabaya Gubeng
Ekonomi
Ekonomi
Logawa Ekonomi Purwokerto Jember Via LempuyanganSurabaya Gubeng
Jayakarta Ekonomi Premium Surabaya Gubeng Pasar Senen Via LempuyanganCirebon
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Argo Wilis Panoramic Surabaya Gubeng Bandung Via YogyakartaTasikmalaya
Eksekutif
Turangga Panoramic
Eksekutif
Campuran
Sancaka Eksekutif Surabaya Gubeng Yogyakarta Jadwal malam hanya beroperasi pada hari Jumat–Minggu dan hari libur nasional
Ekonomi Premium
Mutiara Selatan Eksekutif Bandung Via YogyakartaTasikmalaya
Ekonomi Premium
Wijayakusuma Eksekutif Cilacap Ketapang Via YogyakartaSurabaya Gubeng
Ekonomi Premium
Ekonomi
Pasundan Ekonomi Surabaya Gubeng Kiaracondong Via LempuyanganTasikmalaya
Sri Tanjung Lempuyangan Ketapang Via Surabaya KotaJember
Lintas timur Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Mutiara Timur Eksekutif Surabaya Pasarturi Ketapang Perjalanan ke Surabaya pada jadwal malam, sedangkan sebaliknya pada jadwal siang.
Bisnis
Ekonomi
PB Probowangi Ekonomi Surabaya Gubeng Ketapang

Aglomerasi

Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Arjuno Ekspres Eksekutif Surabaya Gubeng Malang

Dijalankan pada hari tertentu


Hanya jadwal pagi

Lokal dan komuter (Commuter Line)

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
T Tumapel Surabaya Kota Malang Perjalanan kereta api menuju Malang hanya jadwal malam, sedangkan sebaliknya hanya jadwal pagi.
D Dhoho Kertosono Perjalanan kereta api menuju Kertosono hanya jadwal malam, sedangkan sebaliknya hanya jadwal pagi.
Blitar Via Kertosono
P Penataran Via Malang
J Jenggala Mojokerto
SP Supas Pasuruan
A Arjonegoro Bojonegoro Sidoarjo Hanya jadwal siang dan jadwal pagi untuk relasi sebaliknya
Babat Perjalanan kereta api menuju Sidoarjo hanya jadwal pagi, sedangkan sebaliknya hanya jadwal petang.
SI Sindro Indro
Surabaya Pasarturi Perjalanan kereta api menuju Sidoarjo hanya jadwal pagi, sedangkan sebaliknya hanya jadwal malam.

Antarmoda pendukung[14]

Jenis angkutan umum Trayek (lyn) Tujuan
Sisi barat
Bus kota A2 Terminal PurabayaStasiun Surabaya Kota
Sisi timur
Wirawiri Suroboyo FD07 Stasiun Pasarturi–Terminal Bratang (arah Terminal Bratang berhenti di halte Stasiun Gubeng Baru)
FD10 Terminal KeputihPasar Atom (arah Pasar Atom berhenti di halte Stasiun Gubeng Baru)
Trans Semanggi Suroboyo 2L Kejawan Putih Tambak–UNESA
Perum DAMRI Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Stasiun Surabaya Pasarturi–Rest Area Wonokitri Bromo

Galeri

Lihat pula

Catatan

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF) (46). Korean Society for Railways. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-02-27. Diakses tanggal 2020-05-09. 
  4. ^ Staatsspoorwegen in Nederlandsch-Indië: Jaarstatistieken over de jaren 1931 en 1932 (dalam bahasa Belanda). Bandung: Staatsspoorwegen. 1932. 
  5. ^ a b Raap 2017, hlm. 42.
  6. ^ Direktorat Publikasi, Deppen RI (1996). "Stasiun KA Gubeng, Terbesar Kedua di Indonesia". Warta Laporan Daerah: Berkala Bulanan. Jakarta: Departemen Penerangan Republik Indonesia. 
  7. ^ Raap & 2017 36.
  8. ^ SK Wali Kota No188.45/251/402.1.04/1996
  9. ^ Osdar, J. (2020). Melintasi Seribu Stasiun. Jakarta: Kompas. hlm. 98-99. ISBN 9786232413863. 
  10. ^ Sejarah Brigade Ronggolawe., Panitia Penyusunan; IKAPI, Anggota (1985). Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe (edisi ke-Cet. 1). Aries Lima. hlm. 179. 
  11. ^ "Sambut Libur Natal dan Tahun Baru, KAI Ubah Signager dan Hadirkan Ornamen Tambahan". beritatrans.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-11. Diakses tanggal 2020-12-11. 
  12. ^ Sri Rahayu, Isna (9 Juni 2023). "Boarding Kereta Api Hanya dengan "Face Recognition", Registrasinya Kurang dari 1 Menit". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 10 Juli 2023. 
  13. ^ Setiawan, Indra (2023-12-30). "KAI hadirkan Luxury Lounge di Stasiun Gubeng". Surabaya. LKBN Antara. 
  14. ^ "Transportasi". www.surabaya.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-26. Diakses tanggal 2018-06-26. 

Daftar pustaka

Pranala luar

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Surabaya Pasarturi
lewat viaduk
Terminus
Lintas Surabaya
Surabaya Pasarturi–Surabaya Gubeng
Shortcut SBI–SGU
Terminus
Ngagel
menuju Wonokromo
Lintas Surabaya
Wonokromo–Surabaya Kota
Wonokromo–Surabaya Kota
Surabaya Kota
Terminus
Terminus Lintas Surabaya
Surabaya Gubeng–Benteng
Surabaya Gubeng–Benteng
Sidotopo
menuju Benteng