Soeharto
Foto resmi Soeharto pada masa jabatan 1993 - 1998
Potret resmi, 1993
Presiden Indonesia ke-2
Masa jabatan
27 Maret 1968 – 21 Mei 1998
Wakil Presiden
Daftar
Sebelum
Pendahulu
Soekarno
Pengganti
B. J. Habibie
Sebelum
Penjabat Presiden Indonesia
Masa jabatan
12 Maret 1967 – 27 Maret 1968
Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok ke-16
Masa jabatan
7 September 1992 – 20 Oktober 1995
Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia ke-13
Masa jabatan
28 Maret 1966 – 28 Maret 1973
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke-5
Masa jabatan
6 Juni 1968 – 28 Maret 1973
Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ke-1 dan ke-5
Masa jabatan
5 Oktober 1965 – 19 November 1969
Masa jabatan
2 Maret 1974 – 5 April 1978
Panglima Angkatan Darat ke-7
Masa jabatan
16 Oktober 1965 – 1 Mei 1968
PanglimaAbdul Haris Nasution
Kepala Badan Intelijen Negara ke-3
Masa jabatan
1965 – 22 Agustus 1966
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Soebandrio
Pengganti
Yoga Sugama
Sebelum
Ketua Presidium Kabinet Indonesia
Masa jabatan
25 Juli 1966 – 17 Oktober 1967
Sebelum
Pendahulu
Soekarno (sebagai Perdana Menteri)
Pengganti
Tidak ada
Sebelum
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ke-1
Masa jabatan
6 Maret 1961 – 2 Desember 1965
Informasi pribadi
Lahir(1921-06-08)8 Juni 1921
Bantul, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda
Meninggal27 Januari 2008(2008-01-27) (umur 86)[1]
Jakarta, Indonesia
MakamAstana Giribangun, Matesih, Karanganyar
KewarganegaraanIndonesia
Partai politikGolkar
Suami/istri
(m. 1947; meninggal Kesalahan ekspresi: Operator < tak terduga)
Anak
KerabatKeluarga Soeharto
Almamater
  • Schakel Muhammadiyah Yogyakarta (1935—1938)
  • Sekolah Bintara KNIL di Gombong (1940)
Profesi
  • Tentara
  • Politikus
Tanda tangan
Karier militer
Pihak
Dinas/cabang
Masa dinas1940–1974
Pangkat Jenderal Besar TNI
NRP10684[2]
SatuanInfanteri
Pertempuran/perangPerang Kemerdekaan Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Soeharto (8 Juni 1921 – 27 Januari 2008) adalah Presiden Indonesia kedua yang menjabat sejak tahun 1968 sampai 1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai penjabat presiden sebelum akhirnya diangkat menjadi presiden. Secara luas ia dianggap sebagai diktator militer oleh pengamat internasional. Soeharto memimpin Indonesia sebagai rezim otoriter sejak kejatuhan pendahulunya Soekarno pada tahun 1967 hingga pengunduran dirinya pada tahun 1998 menyusul kerusuhan nasional.[3][4] Kediktatorannya selama 32 tahun dianggap sebagai salah satu kediktatoran paling brutal dan korup di abad ke-20.[5][6]

Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa Hindia Belanda dan Kekaisaran Jepang, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September 1965, Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas perintah dari Presiden Soekarno, salah satu yang dilakukannya adalah dengan menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang. Berbagai kontroversi menyebut operasi ini menewaskan sekitar 100.000 hingga 2 juta jiwa.[7][8]

Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden pada 26 Maret 1968[9] menggantikan Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang terlama yang menjabat sebagai presiden Indonesia. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.

Soeharto juga merupakan sosok yang kontroversial karena membatasi kebebasan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, pemaksaan asas tunggal Pancasila di berbagai bidang, dan disebut sebagai salah satu rezim paling korup dalam sejarah dunia modern. Menurut Transparency International, estimasi kerugian negara adalah sekitar 15–35 miliar dolar Amerika Serikat selama pemerintahannya.[10] Namun, hal ini tidak berhasil dibuktikan, bahkan Majalah Time kalah dalam gugatan [11] dan usaha lain untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008.

Siti Hartinah
Ibu Negara Indonesia ke-2
Masa jabatan
12 Maret 1967 – 28 April 1996
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Fatmawati
Hartini (pejabat)
Pengganti
Siti Hardijanti Rukmana (pelaksana tugas)
Hasri Ainun Habibie
Informasi pribadi
Lahir(1923-08-23)23 Agustus 1923
Jaten, Kadipaten Mangkunegaran, Hindia Belanda
Meninggal28 April 1996(1996-04-28) (umur 72)
Jakarta, Indonesia
MakamAstana Giribangun, Karanganyar, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istri
(m. 1947; cerai mati 1996)
Anak
Orang tua
  • K. P. H Soemoharjomo (bapak)
  • K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo (ibu)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Siti Hartinah (23 Agustus 1923 – 28 April 1996), atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, adalah istri Presiden Indonesia kedua, Jenderal Besar Purnawirawan Soeharto.[12]

Siti Hartinah merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta.

Ibu Tien Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia tak lama setelah kematiannya.[13]

  1. ^ Berger, Marilyn (28 Januari 2008). "Suharto Dies at 86; Indonesian Dictator Brought Order and Bloodshed". The New York Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-02. Diakses tanggal 2018-12-14. 
  2. ^ Mappapa, Pasti Liberti (30 September 2019). "Sekondan Soeharto di Pusaran G30S/PKI". detikNews. Diakses tanggal 16 Juni 2023. Latief sendiri mengaku anak buah langsung Soeharto sejak bertugas di Yogyakarta. Nomor Registrasi Pokok (NRP) keduanya berurutan. "NRP saya 10685, sedangkan NRP Pak Harto 10684, jadi saya selalu menempel di belakangnya. 
  3. ^ Gittings, John (28 January 2008). "Obituary: Suharto, former Indonesian dictator: 1921–2008". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 December 2018. Diakses tanggal 17 December 2016. 
  4. ^ Hutton, Jeffrey (19 May 2018). "Is Indonesia's Reformasi a success, 20 years after Suharto?". South China Morning Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2022. Diakses tanggal 14 December 2018. ...would topple the dictator Suharto. 
  5. ^ Berger, Marilyn (28 January 2008). "Suharto Dies at 86; Indonesian Dictator Brought Order and Bloodshed". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 December 2018. 
  6. ^ Wiranto (2011), hlm. 24.
    Forrester, Geoff; May, R.J. (1998). The Fall of Soeharto. Bathurst, Australia: C. Hurst and Co. ISBN 1-86333-168-9. 
  7. ^ Cribb, Robert (2002). "Unresolved Problems in the Indonesian Killings of 1965–1966". Asian Survey. 42 (4): 550–563. doi:10.1525/as.2002.42.4.550. 
  8. ^ Friend (2003), pages 107–109; Chris Hilton (writer and director) (2001). Shadowplay (Television documentary). Vagabond Films and Hilton Cordell Productions. ; Ricklefs (1991), pages 280–283, 284, 287–290
  9. ^ Prattama, Aswab Nanda. Galih, Bayu, ed. "26 Maret 1968, Saat Soeharto Ditunjuk Gantikan Soekarno Jadi Presiden". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-19. Diakses tanggal 2019-06-19. 
  10. ^ "Suharto tops corruption rankings". BBC News. 25 March 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-13. Diakses tanggal 4 February 2006. 
  11. ^ Liputan6.com (2019-08-30). Salim, Hanz Jimenez; Linawati, Mevi, ed. "12 Tahun Lalu, Soeharto Menang Lawan Majalah Time". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-23. Diakses tanggal 2019-12-16. 
  12. ^ "Profil - Fatimah Siti Hartinah Soeharto". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-01-20. 
  13. ^ Natalia (2019-08-22). "Mengenang Kembali Jasa Ibu Tien Soeharto". JPNN.com. Diakses tanggal 2019-10-24.