Garuda Indonesia
Garuda Indonesia (IDX: GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan. Sejak Juni 2007, maskapai ini, bersama dengan maskapai Indonesia lainnya, dilarang menerbangi rute Eropa karena alasan keselamatan, namun, larangan ini dicabut dua tahun kemudian, tahun 2009[1], Setahun sebelumnya, maskapai ini telah menerima sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari IATA, yang berarti bahwa Garuda telah seluruhnya memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional[2]. Garuda masuk dalam daftar maskapai bintang empat dari Skytrax, yang berarti memiliki kinerja dan pelayanan yang bagus[3]. Tahun 2012 Garuda akan bergabung dengan aliansi penerbangan SkyTeam[4].Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini.[5]
Berkas:Garuda Indonesia Logo.svg.png | |||||||
| |||||||
Didirikan | 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Penghubung | |||||||
Penghubung sekunder | |||||||
Kota fokus | Padang, Palembang, Yogyakarta, Semarang, Manado | ||||||
Program penumpang setia | Garuda Frequent Flyer | ||||||
Lounge bandara | Garuda Executive Lounge | ||||||
Aliansi | SkyTeam (tahun 2012) | ||||||
Armada | 87 (+40 pesanan)(Januari 2011) | ||||||
Tujuan | 51 | ||||||
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia | ||||||
Tokoh utama | Emirsyah Satar (CEO) | ||||||
Situs web | www.garuda-indonesia.com |
Kode data
Sejarah
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
Tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di Asia.
Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada tahun 1955, pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmermeer, Belanda, Eropa.
Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut. Pada saat itu, maskapai ini mulai membeli pesawat badan lebar seperti Boeing 747-200B dan McDonnell Douglas DC-10-30. Sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Tahun 1990an, maskapai ini membeli Boeing 737, Boeing 747-400, Airbus A330-300, dan juga McDonnell Douglas MD-11.
Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, yang terburuk adalah pada tahun 1997, dimana sebuah A300 jatuh di Sibolangit, Sumatera Utara. menewaskan seluruh penumpangnya. Maskapai ini pun mengalami periode ekonomi sulit, karena, pada tahun yang sama Indonesia terkena Krisis Finansial Asia, yang terjadi tahun 1997. Setelah itu, Garuda sama sekali tidak terbang ke Eropa maupun Amerika (meskipun beberapa rute seperti Frankfurt, London dan Amsterdam sempat dibuka kembali, namun akhirnya kembali ditutup. Rute Amsterdam ditutup tahun 2004). Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Memasuki tahun 2000an, maskapai ini membentuk anak perusahaan bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Namun, Garuda masih saja bermasalah, selain menghadapi masalah keuangan (Pada awal hingga pertengahan 2000an, maskapai ini selalu mengalami kerugian), Beberapa peristiwa internasional (juga di Indonesia) juga memperburuk kinerja Garuda, seperti Serangan 11 September 2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004. Selain itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama setelah jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta ketika akan mendarat. Hal ini mengakibatkan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia menerbangi rute Eropa. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim pimpinan Frederico Grandini[6].yaitu rute Jakarta - Amsterdam. Rute Eropa lain seperti Paris, London, dan Frankfurt juga dipertimbangkan untuk dibuka kembali, tergentung keadaan perekonomian Indonesia kelak.
Asal nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu")
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran - Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Lompatan Quantum
Mengikuti pencabutan larangan terbang Uni Eropa Terhadap Garuda Indonesia dan 3 maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Garuda Indonesia pada Juli 2009 mengumumkan meluncurkan sebuah rencana ekspansi 5 tahun yang agresif yang bernama Quantum Leap. rencana ini juga termasuk meng-overhaul tampilan maskapai seperti mengubah livery maskapai, seragam staf dan logo[7][8]. dalam waktu 5 tahun, Garuda Indonesia akan menggandakan armadanya dari 62 menjadi 116 pesawat. Quantum Leap juga berencana untuk menaikkan jumlah penumpang per tahun menjadi 27.6 juta dalam periode yang sama, bertambah sebanyak 10.1 juta dari sewaktu program pertama kali dijalankan melalui pertambahan tujuan domestik maupun internasional dari 41 menjadi 62. Rute ekspansi mencakup Amsterdam, dengan transit di Dubai, pada tahun 2010. Penerbangan non-stop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER direncanakan akan dimulai pada tahun 2011. Rute lain ke Hub-hub dunia seperti London, Frankfurt, Paris, Roma, Madrid, Los Angeles, serta kota lainnya dipertimbangkan untuk dibuka kembali.
Sebuah Inisiatif akan lambang baru, dikembangkan oleh konsultan merek Landor Associates, berputar pada sebuah ide baru seputar "sayap alam". Logo lama Garuda telah diganti, menegaskan simbol burung ikonik yang dirancang oleh Landor juga 27 tahun sebelumnya. Tampilan baru ini diharapkan untuk dapat "menangkap semangat keramahan Indonesia dan profesionalisme".
Pada 10 Juni 2009, Garuda Indonesia mengungkapkan sebuah skema warna baru pada sebuah Airbus A330-243 baru setelah memakai desain yang sama selama 22 tahun. Ekor yang di-overhaul terdiri dari nuansa warna biru yang berbeda beda dengan tulisan Garuda Indonesia di tengah dari masing masing sisi lambung pesawat. Garuda Indonesia mempertahankan simbol garuda yang didesain Landor di lambung pesawat dan terus menggunakannya sebagai identitas perusahaan.
pada 28 Mei 2010, Garuda Indonesia Secara resmi meluncurkan seragam baru bagi pramugari/pramugaranya. seragam pramugari terinspirasi dari kebaya tradisional dengan batik motif lereng dilengkapi dengan kebaya berwarna biru gaya Kartini di bagian atas. kostum tambahan bagi pramugari termasuk sebuah batik motif lereng berwarna jingga dengan kebaya berwarna jingga. laki laki memakai jas abu abu, kemeja biru dan dasi bermerek. seragam ini didesain oleh Josephine Komara.
Konsep pelayanan baru Garuda Indonesia disebut "Garuda Indonesia Experience", termasuk berbagai aspek dari kebudayaan, masakan, dan keramahan Indonesia. Mini Nasi Tumpeng Nusantara, dan jus martebe(markisa dan terong belanda), telah menjadi tanda masakan Garuda Indonesia yang baru. Tahun 2011 ini, tepatnya bulan Februari, maskapai ini berencana memperkenalkan tempe dalam menu masakannya, diawali dengan penerbangan ke Tokyo, Jepang, (ini disebabkan tempe yang disajikan dibuat oleh seorang perajin Indonesia di Jepang, apalagi, orang Jepang mudah menerima rasa tempe, apalagi setelah penelitian yang membuktikan manfaatnya bagi kesehatan)[9].
Pelayanan
Pada 2009 yang lalu[10], Garuda mulai berusaha mensejajarkan diri dengan maskapai-maskapai internasional kelas dunia seperti KLM, Air France dan Singapore Airlines, dengan memperkenalkan sistem hiburan AVOD terbaru (Audio Video on Demand) dengan televisi di setiap kursi, terutama dalam armada jarak jauh. Garuda juga memperkenalkan kursi kelas bisnis yang dapat diubah menjadi tempat tidur pada penerbangan jarak jauh.
Kelas Eksekutif
Pesawat A330 (seri -200 dan -300) memiliki produk kelas eksekutif baru dengan Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan hingga 180 derajat. Kursi ini memiliki sandaran tangan 11 inci,layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi, colokan laptop pribadi, dan lampu baca pribadi.
Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan kursi eksekutif lama. Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737 , termasuk seri -300, -400, -500, dan seri -800 yang lebih tua memiliki ruang kaki 41" to 44" dengan panjang 19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.
Kelas Ekonomi
Tersedia di semua pesawat. Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35" tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus A330-200, Airbus A330-300 aircraft dan Boeing 737-800 yang lebih baru memiliki kursi kelas ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan AVOD.
Makanan dan minuman ditawarkan tergantung lamanya penerbangan. Anggur dan bir juga ditawarkan dalam penerbangan internasional.
Garuda memasuki bursa saham
Pada tanggal 11 Februari 2011. Garuda memulai IPO sebagai langakh awal menuju bursa saham[11]. Pemerintah menyatakan bahwa harga saham Garuda adalah Rp.750 per saham dan mengurangi penawaran saham dari 9.362 lembar ke 6.3 lembar saham[12]. Garuda Indonesia memutuskan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.
Nomor penerbangan
- GA 001 = Penerbangan kepresidenan (Penerbangan kepresidenan jarak jauh dilaksanakan dengan pesawat Airbus A330-300, sementara untuk jarak dekat digunakan Boeing 737-800. Pada era Soeharto, penerbangan kepresidenan dilaksanakan dengan pesawat McDonnell Douglas DC-10)
- GA 010-079 = Citilink
- GA 086-089 = Eropa
- GA 100-199 = Indonesia (Sumatera)
- GA 200-299 = Indonesia (Jawa Tengah dan Malang)
- GA 300-399 = Indonesia (Surabaya)
- GA 400-499 = Indonesia (Nusa Tenggara)
- GA 500-599 = Indonesia (Kalimantan)
- GA 600-699 = Indonesia (Sulawesi,Maluku,Papua)
- GA 700-799 = Australia
- GA 800-899 = Asia (Kecuali Indonesia dan Timur Tengah)
- GA 900-999 = Timur Tengah
Armada
Terhitung Maret 2011. Usia rata-rata armadanya adalah 8.1 tahun[13][14]
Aircraft | Berdinas | Pesanan | Penumpang | Catatan | Livery | Mesin | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
F | C | Y | Total | ||||||
Airbus A330-200 | 8 | 3 | 0 | 36 | 186 | 222 | dilengkapi AVOD 1 lagi akan diserahkan 2011, 2 di 2012, 2 di 2013 and 3 di 2014 [13][14] |
Baru | RR Trent 772B-60 |
Airbus A330-300 | 6 | 18 | 0 | 42 | 215[15] | 257[15] | semua dilengkapi AVOD | Baru | RR Trent 768 |
Boeing 737-300 | 8 | 0 | 0 | 16 | 94 | 110 | akan dipensiunkan 2014 1 akan dipensiunkan pada 2011, 1 di 2012, 1 di 2013 and 2 di 2014 [13] |
Lama | CFM56-3C1 |
Boeing 737-400 | 2 | 0 | 0 | 14 | 120 | 134 | akan dipensiunkan pada 2013 8 akan pensiun di 2011 (setelah 2 pesawat dijual ke TNI AU), 1 di 2012 di 1 in 2013[13] |
Lama | CFM56-3C1 |
0 | 16 | 136 | |||||||
Boeing 737-500 | 5 | 0 | 0 | 12 | 84 | 96 | Baru | CFM56-3C1 | |
Boeing 737-800 | 0 | 6[13][14] | 0 | 12 | 144 | 156 | 7 lagi akan diserahkan 2011, 9 di 2012, 2 di 2013 and 6 di 2014 [14] | New 2 in retro liveries |
CFM56-7B |
0 | 0 | 12 | 148 | 160 | |||||
57[15] | 0 | 12 | 150 | 162 | |||||
Boeing 747-400 | 2 | 0 | 0 | 42 | 386 | 428 | 1 akan pensiun pada 2012,Dilengkapi AVOD di Executive Class[13] | Baru[16] | GE CF6-80C2B1F |
1 | Lama | ||||||||
Boeing 777-300ER | 0 | 10 | 4[13] | 38[13] | 295[13] | 337[13] | akan dilengkapi kabin First Class 3 akan diserahkan di 2013, 3 di 2014, 3 di 2015 dan 1 di 2016[13][14] |
Baru | GE90-115B |
Bombardier CRJ1000 | 0 | 18 | 0 | TBA | TBA | TBA | 18 options; Pengiriman pertama 2012[17] | ||
Total | 91 | 53 | Last update: 12 April 2011 |
Garuda juga pernah ditawarkan oleh Airbus untuk membeli Airbus A380, terutama akan digunakan untuk penerbangan Haji, namun, Garuda masih mempertimbangkan tawaran tersebut[18]. Selain itu, maskapai ini masih membuka kemungkinan menambah jumlah pesanan Boeing 777nya.
Mantan Armada
- Douglas DC-3
- PBY Catalina
- de Havilland Heron
- Convair 240
- Convair 340
- Convair 440
- Convair 990A
- Lockheed L-188 Electra
- Douglas DC-8 (disewa dari KLM, kemudian dibeli sendiri oleh Garuda)
- Fokker F27
- Fokker F-28 Mk 1000
- Fokker F-28 Mk 3000
- Fokker F-28 Mk 4000
- McDonnell Douglas DC-9-32
- McDonnell Douglas DC-10-30
- McDonnell Douglas MD-11
- Airbus A300B4-220FFCC
- Airbus A300-622R
- Boeing 747-100 (sebagian bekas Pan Am, digunakan untuk Haji dengan basis sewa)
- Boeing 747-200
Keterangan: Garuda merupakan operator terbesar (paling banyak mengoperasikan) Fokker 28, sekitar 63 unit pernah dioperasikan. Garuda juga merupakan konsumen perdana (launch customer) dari Airbus A300B4-220FFCC (varian A300 perdana dengan kru kokpit 2 orang)
Kota Tujuan
-
Kota tujuan penerbangan domestik Garuda Indonesia (klik pada gambar untuk memperbesar)
-
Kota tujuan penerbangan internasional Garuda Indonesia (klik pada gambar untuk memperbesar)
Garuda Indonesia menawarkan penerbangan ke 16 tujuan internasional melalui codeshare agreement dengan maskapai-maskapai berikut ini, tanda * merupakan anggota SkyTeam:
|
|
Insiden yang menimpa Garuda Indonesia
Beberapa Insiden yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
- 6 Maret 1979 - Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
- 11 Juli 1979 - Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
- 20 Maret 1982 - Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
- 17 Juni 1996 -McDonnell Douglas DC-10 Garuda Indonesia Penerbangan 865, pesawat terbakar setelah overrun akibat aborting take off oleh penerbangnya di Bandar Udara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Jakarta, Indonesia.Kejadian ini disebabkan kerusakan yang terjadi pada satu mesinnya sehingga pilot harus membatalkan lepas landas. 3 dari 275 penumpang tewas.
- 26 September 1997 - Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 penumpang dan 12 awak pesawat. Kecelakaan ini merupakan yang terburuk di sejarah penerbangan Indonesia.
- 17 Januari 2002 - Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
- 22 November 2004 - Sri Hardono, kapten Garuda Indonesia Penerbangan 501, sebuah Boeing 737-500 mendadak sakit tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Ia lalu meminta izin kepada pengawas lalu lintas udara {ATC) untuk kembali mendarat di Supadio, Hardono meninggal tak lama setelah mendarat ketika masih di kokpit. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung. Karena insiden ini, bandara ditutup selama 40 menit, Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini[19].
- 7 Maret 2007 - Garuda Indonesia Penerbangan 200 meluncur keluar landasan (overrun),terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak. Kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot.[20]
Masalah Sistem IOCS Garuda Indonesia
Pada bulan November 2010, Garuda Indonesia menerapkan sistem baru yang disebut dengan sistem kendali operasi terpadu (Integrated Operasional Control System/IOCS). Sistem terpadu ini menggabungkan sistem untuk memantau pergerakan pesawat, awak kabin, dan manajemen penumpang yang sebelumnya merupakan aplikasi terpisah. Tentang IOCS milik Garuda Indonesia tersebut:
- Sistem ini merupakan gabungan sistem yang memantau pergerakan pesawat, penjadwalan awak kabin, dan manajemen penumpang
- Sistem IOCS ini berharga US$ 1.5 juta (update: sebelumnya tertulis US$15 juta)
- Sistem IOCS ini menangani 81 pesawat, 580 pilot, 2000 awak kabin and 2000 penerbangan per minggu
- Pada tanggal 19 November 2010, selama 4 jam sistem tidak bisa diakses
Kondisi selama sistem IOCS tersebut gagal berjalan karena:
- Jadwal kru pesawat yang kacau, jadwal pilot yang bertabrakan, sampai-sampai ada pilot yang sedang sakit mendapat jadwal menerbangkan pesawat
- Pada tanggal 21 November 2010, terjadi delay masal penerbangan Garuda
- Pada tanggal 22 November 2010, penerbangan ke Medan, Batam, Pangkal Pinang and Padang dibatalkan
- Pada tanggal 23 November 2010, sejumlah 13 jadwal penerbangan dibatalkan
- Pemesanan tiket ditutup dari tanggal 22-24 November 2010
- 5000 jemaah haji terlantar di Arab Saudi. Menurut Direktur Operasi Garuda, keterlambatan disebabkan terbatasnya pintu keberangkatan di bandara
Kemudian pada tanggal 25 November 2010, penerbangan kembali normal.
Majalah Garuda
Garuda Indonesia telah melayani kepulauan Indonesia dan di luar selama 60 tahun. Untuk jaringan rute domestik dan internasional menghubungkan Indonesia ke Australia, Asia Tenggara, Cina, Korea, Jepang dan Timur Tengah. Garuda Indonesia melayani 44 tujuan dengan lebih dari 1800 penerbangan mingguan.
Garuda In-Flight Magazine memiliki oplah 60.000 eksemplar dan didistribusikan pada seluruh penerbangan Garuda Indonesia. Hal ini diterbitkan sebagai media on-board eksklusif dengan cerita perjalanan menarik di tujuan di seluruh nusantara, fitur, wawancara dengan orang Indonesia terkenal dan artikel gaya hidup pada anggur dan fine dining, belanja, fashion dan keindahan, budaya dan seni.
Garuda In-Flight Magazine memiliki lebih dari 900.000 pembaca per bulan, termasuk A dan A + pengusaha / wanita, profesi, pengusaha, dan wisatawan kelas atas.
Garuda pesawat terbang Majalah ini diterbitkan di bawah lisensi untuk Garuda Indonesia oleh PT Indo Multi Media
Sirkulasi dan Distribusi Sebanyak 60.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine - Inggris / Versi Indonesia dan 30.000 eksemplar Garuda In-Flight Magazine Versi Jepang dan Mawaddah (Arab) didistribusikan gratis pada setiap bulan, sebagai berikut:
1.Semua penerbangan Garuda Indonesia ke 44 tujuan (internasional dan domestik)
2.Garuda Indonesia Executive Lounge di Bandara seluruh Indonesia
3.Semua pemegang Kartu Platinum Garuda Frequent Flyer Program
Didirikan pada tahun 1992, Indo Multi Media (IMM) adalah salah satu penerbitan terkemuka bahasa Inggris di Indonesia dan grup media pemasaran dioperasikan dengan saran dari penasehat teknis asing yang berpengalaman dan konsultan.
Tujuan IMM adalah untuk menjadi penyedia terkemuka kualitas pelayanan media komunikasi cetak & penerbitan elektronik, jasa kreatif dan branding, konsultasi dan pelaksanaan melalui acara, promosi & pameran.
Struktur kelompok adalah sebagai berikut:
- Indo Manca Media menerbitkan Jakarta JAVA KINI serta Jakarta Java Dining, Jakarta Expat Directory dan Seri Peta Jakarta, Banten, Bandung & Jawa Barat; Yogyakarta & Jawa Tengah; Surabaya & Jawa Timur; Peta Golf, Peta Hiburan Jakarta dan lainnya terkait majalah Jakarta & Java.
- Media Wisata Dewata yang mempublikasikan lengan IMM di Bali dan menerbitkan Hello Bali, Bali Dining, Bali Tourism Board's Map Series dan lainnya yang terkait Bali.
Galeri
-
Garuda dengan livery baru di Bandara Adisucipto, Yogyakarta
-
Garuda saat baru terbang dari Bandar Udara Haluoleo, Kendari
Rujukan
- ^ "List of airlines banned within the EU". European Commission's "Transport" website. Diakses tanggal 2009-06-21.
- ^ http://www.flightblight.com/2010/11 Retrived at January 7, 2011
- ^ GARUDA INDONESIA : official 4-Star Ranking of Product and Service Quality 2010
- ^ "Garuda Indonesia Joins SkyTeam". SkyTeam. 23/11/10. Diakses tanggal 7 December 2010.
- ^ "March 6, 2012 - Garuda named "best airline in the world"".
- ^ The European Airline Banlist: Garuda to apply for Amsterdam flights
- ^ ""Quantum Leap" planned for post-EU ban Garuda". eTurbo News. 23/7/09. Diakses tanggal 9 December 2010.
- ^ Primastuti Handayani (6/03/2010). "Garuda says Schipol first step to 'Quantum Leap'". The Jakarta Post. Diakses tanggal 9 December 2010.
- ^ http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/01/31/PT/mbm.20110131.PT135804.id.html
- ^ Garuda Indonesia news
- ^ UPDATE 1-Garuda $500 mln IPO kicks off busy yr in Indonesia http://www.reuters.com/article/idUSTOE70302X20110104
- ^ UPDATE 1-Garuda Indonesia IPO to raise $526 mln, retail may lift debut http://www.reuters.com/article/idUSL3E7CQ07L20110126
- ^ a b c d e f g h i j k http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201103/FBFC11E4-7045-4867-8CA7-73102D148722.PDF (page 60)
- ^ a b c d e f http://www.centreforaviation.com/profiles/airlines/garuda-indonesia (weekly update on the Fleet tab by Ascend International
- ^ a b c http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201103/FBFC11E4-7045-4867-8CA7-73102D148722.PDF (page 59)
- ^ Garuda Indonesia first 747 in new livery.
- ^ Govindasamy, Siva (15 February 2012). "Garuda places firm order for 18 CRJ1000s". Flightglobal. Diakses tanggal 15 February 2012.
- ^ http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/06/07/106694/Airbus-Tawarkan-Tipe-A-380-ke-Garuda-Indonesia
- ^ Tempo Interaktif Pilot Garuda Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung
- ^ "Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA", Detikcom, 7 Maret 2007
Pranala luar
- (Inggris) Situs resmi Garuda Indonesia
- (Inggris) Detail armada Garuda Indonesia
- (Indonesia) PT. Garuda Indonesia B2B cabang Surabaya