Stasiun Padalarang

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Padalarang (PDL) adalah kompleks stasiun kereta api yang terletak di Kertajaya, Padalarang, Bandung Barat; pada ketinggian +695 m. Kompleks ini melayani dua jenis layanan kereta api: Commuter Line dari KAI Commuter dan kereta cepat WHOOSH Jakarta-Bandung dari Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kompleks ini berbentuk dua bangunan stasiun yang berbeda, masing-masing dioperasikan oleh KAI (sebagai stasiun kelas I) dan KCIC, serta akan terhubung melalui jembatan penyeberangan orang.

Stasiun Padalarang
Kereta Api Indonesia Whoosh
B10C10KC01

Tampak depan Stasiun Padalarang
Lokasi
Koordinat6°50′34.89″S 107°29′50.38″E / 6.8430250°S 107.4973278°E / -6.8430250; 107.4973278
Ketinggian+695 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (KAI)
  • satu peron sisi yang rendah
  • dua peron pulau yang tinggi
  • satu peron sisi yang tinggi

2 (KCIC)

  • 2 peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur5 (KAI)
  • jalur 2: sepur lurus jalur tunggal arah Cianjur
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah Bandung dan jalur tunggal arah Purwakarta-Cikampek
  • jalur 4: sepur lurus jalur ganda dari arah Bandung
4 (KCIC)
LayananAntarkota: Whoosh
Kereta pengumpan: KA Pengumpan KCJB
Lokal: Commuter Line (Bandung Raya dan Garut)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka17 Mei 1884
Dibangun kembali2023
Elektrifikasi2023 (kereta cepat)[3]
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Pengumpan Kereta Cepat".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Pemesanan langsung di loket Ruang/area tunggu Toilet Musala Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai 
Tipe persinyalanKAI: Elektrik tipe Alstom Solid State Interlocking[4]
KCIC: CTCS Level 3
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

 
Overkapping Stasiun Padalarang yang sedang dibangun

Sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api Bogor–Bandung–Banjar–Kutoarjo–Yogyakarta, stasiun ini memegang peranan penting dalam sejarah perkeretaapian. Pembangunan stasiun ini diprakarsai oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Stasiun ini mulai beroperasi penuh pada tanggal 17 Mei 1884, bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api segmen Cianjur–Padalarang–Bandung.[5]

Pada awalnya, stasiun ini menjadi titik persinggahan kereta api rute Jakarta–Bandung via Bogor–Sukabumi–Cianjur. Semenjak pengoperasian jalur baru Cikampek–Padalarang pada tahun 1906,[5] stasiun ini mulai melayani kereta api dari Purwakarta. Pengoperasian kereta api di jalur ini telah terbukti mampu memangkas perjalanan kereta api Jakarta–Bandung dan menjadi unggulan SS. Kereta ini pun diberi nama Vlugge, menggambarkan keandalan dan ketangguhan kereta api ini menantang medan terjal di jalur tersebut. Stasiun ini menjadi salah satu titik pergantian lokomotif uap karena adanya peralihan medan terjal berkelok-kelok dengan medan datar di segmen Padalarang–Bandung. Titik pergantian lokomotif lainnya juga ada di Stasiun Purwakarta.[6]

Pada saat invasi Jepang ke Hindia Belanda, tanggal 7 Maret 1942, pukul 18.00, stasiun ini pernah dibom jalurnya oleh Jepang sehingga kereta api tidak dapat lewat.[7] Salah seorang Belanda bernama J.C. Bijkerk menuturkan dalam kisahnya bahwa begitu jalur tersebut dibom, distribusi makanan ke Padalarang bagi warga dan tentara KNIL menjadi terganggu.[8]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Bandung sekaligus sepur raya jalur tunggal dari dan ke arah Bogor, jalur 3 merupakan sepur lurus jalur ganda dari arah Bandung sekaligus sepur raya jalur tunggal dari dan ke arah Cikampek, serta jalur 5 yang dilengkapi fasilitas bongkar muat batu balas/kricak. Setelah bangunan stasiun ini direnovasi besar-besaran pada tahun 2023 dengan menambah bangunan baru stasiun untuk transit penumpang kereta cepat, tata letak jalur di stasiun ini sedikit diubah. Jalur 2 dijadikan sebagai percabangan jalur tunggal dari dan ke arah Bogor saja, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus jalur ganda ke arah Bandung sekaligus sepur raya jalur tunggal dari dan ke arah Cikampek, jalur 4 dijadikan sebagai sepur lurus baru untuk jalur ganda dari arah Bandung, sedangkan fasilitas bongkar muat batu balas pada jalur 5 ditiadakan.

Petak jalur yang menuju Stasiun Cilame masih berupa jalur tunggal, sedangkan petak jalur yang menuju Halte Gadobangkong sudah berupa jalur ganda.

Saat ini stasiun ini hanya melayani perjalanan kereta api ke arah Purwakarta–Cikampek serta ke arah Bandung–Banjar. Ke arah barat stasiun, jalur bercabang dua. Meski keduanya sama-sama mengarah ke Jakarta, rutenya berbeda antara kedua jalur tersebut. Jalur yang membelok ke arah kanan adalah jalur menuju Purwakarta, sedangkan yang agak membelok ke kiri adalah jalur menuju Cianjur–Sukabumi–Bogor.

Jalur yang ke arah Cianjur ini dahulu melayani kereta api Cianjuran untuk mengisi slot rute Bandung–Bogor pp.[9] Akan tetapi, kereta api ini dihentikan operasinya pada tahun 2013 karena ketersediaan suku cadang untuk lokomotif diesel hidraulis sudah langka dan usianya yang sudah cukup tua untuk dijalankan, serta ketidaktersediaan subsidi kewajiban pelayanan publik dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.[10] Saat ini jalur yang menuju Cianjur sedang dalam proses reaktivasi, tetapi untuk saat ini hanya sampai Cipatat dahulu.[11][12]

Ada beberapa kisah yang mungkin jarang dibahas tentang stasiun ini, seperti jalur menuju Pabrik Kertas Padalarang. Dahulu stasiun ini diyakini digunakan sebagai tempat singgah kereta api pengangkut merang sebagai bahan pembuatan uang kertas Indonesia pada masa itu.[13][14]

Sejak 6 April 1999, stasiun ini menggunakan persinyalan elektrik produksi Alstom.[4] Di sebelah barat laut stasiun ini sedang dilaksanakan proyek pembangunan Stasiun HSR Padalarang yang diprakarsai oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).[15] Bersama dengan jalannya proyek tersebut, stasiun ini akan dibangun kembali untuk melayani transfer penumpang antara kereta cepat dengan layanan kereta api konvensional.[16][17][18]

 

   B10C10KC01  

2 Skybridge
1 Peron sisi
Jalur X (Karawang) Nonaktif, rencana:      Jakarta–Bandung menuju Halim
Jalur X Sepur lurus ke arah Halim
Jalur X Sepur lurus ke arah Tegalluar
Jalur X Nonaktif, rencana:      Jakarta–Bandung menuju Tegalluar (Tegalluar)
Peron sisi
WHOOSH: Pintu tiket, pemeriksaan keamanan, mesin tiket, kios retail
Mezanin Skybridge, pintu tiket (KA Lokal/Feeder), akses perpindahan moda KA Lokal dan WHOOSH
G Peron sisi
Jalur 5 (Cilame)      Commuter Line Garut menuju Purwakarta

     Commuter Line Bandung Raya menuju Purwakarta dan Cicalengka

(Gadobangkong)
Jalur 4 Sepur lurus dari arah Bandung sekaligus sepur raya ke arah Cikampek
Peron pulau
Jalur 3 Sepur lurus ke arah Bandung
Jalur 2      Commuter Line Garut menuju Cibatu/Garut

     Commuter Line Bandung Raya dari dan ke Cicalengka

(Gadobangkong)
Sepur lurus dari dan ke arah CianjurSukabumiBogor
Peron pulau
Jalur 1      Commuter Line Garut menuju Cibatu/Garut

     Commuter Line Bandung Raya dari dan ke Cicalengka

(Gadobangkong)
Peron sisi
Pintu masuk dan keluar, drop off, kios retail

WHOOSH: mesin tiket, layanan pelanggan/loket KA Lokal/Feeder: pintu tiket, layanan pelanggan/loket

Layanan kereta api

Antarkota

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
  Whoosh Halim Tegalluar

Kereta pengumpan

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
KC KA Pengumpan Kereta Cepat Padalarang Bandung
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Bandung Raya Padalarang Cicalengka
Kiaracondong Perjalanan searah hanya pada malam hari.
Cicalengka Purwakarta
C Commuter Line Garut Padalarang Cibatu Perjalanan menuju Padalarang hanya pada pagi hari, sedangkan sebaliknya pada malam hari.
Garut Padalarang Perjalanan searah hanya pada pagi hari.
Purwakarta Perjalanan menuju Purwakarta hanya pada siang hari, sedangkan sebaliknya pada pagi dan malam hari.

Antarmoda pendukung

Angkutan pendukung yang tersedia di Stasiun Padalarang antara lain:[19][20]

Jenis Angkutan Umum No. Trayek Trayek Tujuan Akhir
Angkot Kota Cimahi 10 Stasiun Hall–Cimahi–Padalarang Terminal Stasiun Hall
Terminal Pasar Atas Baru
01 Leuwi Panjang–Cimahi–Padalarang Terminal Leuwi Panjang
Terminal Pasar Atas Baru
Angkot Kabupaten Bandung Barat 02 Cipeundeuy–Cikalongwetan–Padalarang Stasiun Rendeh
42 Padalarang–Rajamandala

(terintegrasi Kereta api Siliwangi)

Pasar Rajamandala dan Stasiun Cipatat (sebagian perjalanan)
03 Padalarang–Gunungbentang Terminal Gunungbentang
04 Padalarang–Parongpong via Kantor Bupati (Pemda) Bandung Barat Terminal Parongpong
Elf Antarkota Padalarang–Purwakarta–Cikampek Terminal Cikampek
Wanayasa–Padalarang–Ciroyom Terminal Ciroyom dan Terminal Wanayasa

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "KCIC alirkan daya listrik jalur kereta cepat Jakarta-Bandung". Antara. Diakses tanggal 19 Mei 2023. 
  4. ^ a b Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  5. ^ a b Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  6. ^ Tim Telaga Bakti Nusantara.; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia. (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  7. ^ Suyono, R. P., 1932- (2005). Seks dan kekerasan pada zaman kolonial : penelusuran kepustakaan sejarah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. ISBN 9797590712. OCLC 66526505. 
  8. ^ Bijkerk, J. C., 1928- (1988). Selamat berpisah, sampai berjumpa di saat yang lebih baik : dokumenter runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: Djambatan. ISBN 979428095X. OCLC 23252268. 
  9. ^ Jalur KA Bandung-Cianjur Bisa Dilalui, diakses tanggal 2021-06-08 
  10. ^ Jabar, Tribun (11 April 2013). "KA Bandung-Cianjur Berhenti Beroperasi Karena Kekurangan Subsidi Pemerintah". Tribunnews.com. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. 
  11. ^ Abdussalam, Muhamad Syarif. "Jalur Kereta Api Padalarang-Ciranjang Bakal Mendahului Jalur Cibatu-Garut, Segera Diaktifkan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-07-30. 
  12. ^ "Rute KA Siliwangi Diperpanjang Hingga Stasiun Ciranjang". Republika Online. 2019-07-30. Diakses tanggal 2019-07-30. 
  13. ^ "Rel Mati Stasiun Padalarang (PDL)". Lodaya Bandung (dalam bahasa Inggris). 2019-05-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-30. Diakses tanggal 2019-07-30. 
  14. ^ Percetakan Uang RI dari masa ke masa, Volume 2. Jakarta: Peruri. 1982. 
  15. ^ Network, Ayo Media (2019-10-16). "Kebut Kereta Cepat, KCIC Libatkan 12.000 Tenaga Kerja". AyoBandung.com. Diakses tanggal 2019-11-07. 
  16. ^ "KCIC Tambah Satu Stasiun Kereta Cepat di Padalarang". investor.id. Diakses tanggal 2021-06-05. 
  17. ^ Fikri, Ahmad (12 April 2021). "Stasiun Padalarang jadi Hub Kereta Cepat, Begini Penjelasan Bos KCIC". Tempo.co. [pranala nonaktif permanen]
  18. ^ Wika HSR Section 3 (Instagram) (13 September 2021). "Kunjungan Kerja Direktur Prasarana Perkeretaapian - 13 September 2021". 
  19. ^ "Angkutan Umum | Angkot Kota Bandung – TRANSPORTASI UMUM". transportasiumum.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 2018-04-30. 
  20. ^ 🇮🇩 DITINJAU PRESIDEN RI ‼️ Kesiapan jelang Kereta Cepat Jakarta - Bandung diresmikan 1 Oktober 2023, diakses tanggal 2023-09-13 

Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Manggarai–Padalarang".

6°50′35″S 107°29′50″E / 6.8429246°S 107.4973154°E / -6.8429246; 107.4973154{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman