Yesus

tokoh sentral Kekristenan (6 atau 4 SM – 30 atau 33 M)
Ini merupakan versi terperiksa, diterima pada 16 Maret 2015. Perubahan baru mungkin tersedia.

Yesus, Yesus bin Yusuf atau Yesus dari Nazaret (Bethlehem, c. 7 SM-2 SMYerusalem, Paskah 26-31 M (lihat pula bagian kematian dan kebangkitan) adalah seorang tukang kayu, pengkhotbah, guru, rabi, penyembuh, pembuat mukjizat, dan tokoh Yahudi yang berasal dari Israel. Penanggalan saat ini menandai tarikh modern dengan kelahiran Yesus (lihat pula bagian kelahiran).

Yesus
Tertua panel ikonografi Kristus Pantokrator. Abad keenam. Biara Santa Katarina, Mesir.
Lahir7–2 SM
Bethlehem, Yudea, Kekaisaran Romawi
Meninggal26–31 AD
Yerusalem, Yudea, Kekaisaran Romawi
Sebab meninggalDisalib (Hidup kembali pada hari ketiga)
Kota asalNazaret, Galilea
IMDB: nm1832670 Musicbrainz: bde40933-e89b-4f10-8e52-faa040c4cae4 Discogs: 823412 Find a Grave: 6017 Modifica els identificadors a Wikidata

Yesus di dalam kekristenan juga dikenal dengan gelar Kristus (kata "Kristen" berarti "murid Kristus"), dan di dalam Islam dikenal dengan nama Isa dengan gelar Almasih. Baik di dalam maupun di luar kekristenan, sosok Yesus menjadi salah satu figur paling penting dalam sejarah. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Tuhan, Mesias, dan Juru Selamat umat manusia, dan tokoh sentral dalam kepercayaan Kristen. Sedangkan Agama Yahudi menolak anggapan bahwa Yesus adalah seorang Mesias yang telah dinubuatkan dalam kitab suci mereka. Agama Islam menempatkan Yesus sebagai sesosok nabi, sedangkan kaum sekuler mencatat Yesus sebagai seorang guru Yahudi yang memulai ajaran kekristenan.

Nama

Nama "Yesus" adalah alihaksara dari bahasa Latin Iesus, yang berasal dari bahasa Yunani Ἰησοῦς (Iēsoûs), yang pada gilirannya juga merupakan Helenisasi dari bahasa Ibrani יְהוֹשֻׁעַ (Yĕhōšuă‘, Yosua) atau bahasa Aram יֵשׁוּעַ (Yēšûă‘), yang berarti "Yahweh menyelamatkan".[2][3][4] Teks Yunani tidak membedakan antara Yesus dan Yosua, keduanya ditulis sebagai Ἰησοῦς. Alkitab Vulgata Latin kemungkinan adalah yang pertama yang membedakan keduanya, menuliskan Yesus sebagai Iesus dan Yosua sebagai Iosias.

Dalam Perjanjian Baru, di Lukas 1:31 seorang malaikat memberitahu Maria untuk menamakan anaknya Yesus, dan dalam Matius 1:21 malaikat memberitahu Yusuf untuk menamakan anaknya Yesus. Dalam teologi Kristen, Pernyataan dalam Matius 1:21 "engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" mengasosiasikan atribut keselamatan dengan nama Yesus.

"Kristus" adalah gelar yang berasal dari bahasa Yunani Χριστός (Christós), yang berasal dari bahasa Ibrani מָשִׁיחַ ("Mesias", berarti "yang diurapi" atau "yang terpilih").[5][6]

Riwayat singkat

Menurut catatan tertulis, Yesus Kristus lahir di Betlehem, provinsi Yudea pada zaman Augustus, Kaisar Romawi pertama, yang memerintah dari tahun 27 SM--14 M[7] (masa keemasan Kekaisaran Romawi). Tidak banyak catatan di masa kecilnya, selain satu peristiwa pada usia 12 tahun. Informasi paling banyak adalah tentang tiga tahun terakhir hidupnya, mulai ketika ia berusia 30 tahun, khususnya pada minggu terakhir, dimana kematian dan kebangkitan-Nya dari kubur menjadi pusat perhatian dari keempat Injil di Alkitab serta tulisan-tulisan Paulus dan murid-muridnya yang lain.

Yesus dihukum mati di Yerusalem oleh gubernur Romawi untuk wilayah Iudea, Pontius Pilatus, pada zaman Kaisar Tiberius (memerintah dari tahun 14--37 M, menggantikan Augustus), meskipun tidak ditemukan kesalahan. Hukuman mati dengan penyaliban dijatuhkan karena tekanan massa yang gelap mata, karena Pilatus sendiri cuci tangan atas hukuman tersebut. Yesus wafat di atas kayu salib dan kemudian dimakamkan. Murid-murid-Nya percaya bahwa Yesus bangkit kembali dari alam maut pada hari ketiga dan menampakkan diri kepada lebih dari 500 orang 7selama 40 hari, sebelum kemudian naik ke langit dan menghilang dari pandangan. Peristiwa kebangkitan dari kematian (Paskah bagi orang Kristen) inilah yang dianggap menjadi dasar berdirinya agama Kristen.

Kelahiran

 
Matius mengatakan bahwa orang-orang majus dari Timur datang membawa hadiah berharga bagi bayi Yesus. Dilukis oleh Giotto pada 1300.

Yesus dilahirkan oleh seorang perawan bernama Maria dari Nazaret, Galiela. Sebelum melahirkan Yesus, Maria telah bertunangan dengan seorang tukang kayu bernama Yusuf dari Bethlehem, tapi mereka belum tinggal serumah. Maria mengandung Yesus dari Roh Kudus, sehingga disebutkan bahwa Yesus lahir dari seorang perawan. Matius 1:18-25 mencatat

Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi. ... Malaikat itu berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." ... Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Injil Matius dan Lukas mengatakan bahwa sebelum kelahiran Yesus, baik Maria ibunya, dan tunangannya, Yusuf, tahu bahwa Yesus akan menjadi Mesias atau Raja yang dijanjikan kepada orang-orang Yahudi, dalam Alkitab Ibrani maupun tulisan-tulisan Yahudi kuno.

Injil Lukas paling banyak menceritakan kisah ini. Pada waktu Yesus dilahirkan, Kekaisaran Romawi menguasai sebagian besar Eropa Barat, Britania, Timur Tengah dan Afrika Utara. Pemerintah ingin setiap keluarga untuk disensus sehingga setiap orang harus kembali ke tempat dari mana mereka berasal. Yusuf berasal dari kota kecil Betlehem, dekat Yerusalem, jadi meskipun Maria akan segera melahirkan, mereka harus melakukan perjalanan, dengan ribuan orang lainnya.

Ketika mereka tiba di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk melahirkan putra sulungnya. Ia membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya di atas palungan (tempat makan ternak), sebab tidak ada tempat di rumah penginapan. Lukas memberitahu kita bahwa gembala yang mengurus domba di lereng bukit datang untuk melihat bayi itu, karena mendapat kabar dari para malaikat, lalu mereka pergi bernyanyi dan memuji Tuhan atas Raja dan Juruselamat yang baru lahir. Setelah berumur 8 hari, bayi Yesus disunat dan diberi nama secara resmi "Yesus".[8]

Pada usia 40 hari, pertama kali dibawa ke Bait Allah di Yerusalem dan di sana bertemu 2 orang yang menyambutnya, yaitu Simeon dan Hana.[9]

Dalam Injil Matius diceritakan bahwa orang-orang bijak dari Timur melihat bintang baru di langit dan datang untuk menemukan Yesus, karena mereka tahu bahwa Mesias itu akan lahir, dan bahwa bintang adalah tanda bahwa Yesus lahir untuk menjadi seorang Raja. Berlawanan dengan penggambaran pada umumnya, mereka mengunjungi keluarga Yesus ketika bayi Yesus sudah tidak berada di palungan lagi.[10]

Karena raja waktu itu Herodes tahu, maka ia memerintahkan membunuh setiap anak berusia 2 tahun ke bawah di Betlehem. Namun, karena diberitahu dalam mimpi, Yusuf sudah pergi terlebih dahulu membawa Maria dan Yesus pindah ke Mesir. Mereka baru kembali ke Israel setelah Herodes mati, tetapi karena takut terhadap raja penggantinya, Arkhelaus, Yesus dibesarkan di kota Nazaret di Galilea. Sejak itu Yesus dikenal sebagai orang Nazaret, bukan Yesus dari Betlehem, bahkan sewaktu disalibkan, dituliskan namanya sebagai "Yesus orang Nazaret" (lihat INRI).[11]

Pelayanan

Kedatangan Yesus dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus di Sungai Yordan. Segera setelah pembaptisan, Roh Allah, seperti seekor merpati, hinggap pada Yesus, dan suara Allah terdengar. Menurut Alkitab, Roh membawa Yesus ke padang gurun di mana dia berpuasa selama 40 hari. Di sana, Ia dicobai Iblis, tetapi berhasil menangkal godaan bahkan mengusir Iblis. Kemudian Yesus pergi ke Galilea, menetap di Kapernaum, dan mulai memberitakan tentang Kerajaan Allah, pada umur sekitar 30 tahun, untuk menggenapi nubuat bahwa Yesus akan datang sebagai imam, karena seorang imam Yahudi harus minimal berusia 30 tahun.

Umumnya pengajaran Yesus disampaikan dengan bercerita. Dia mengajarkan bahwa Allah sendiri adalah Raja sejati, dan bahwa orang harus mengasihi Allah dan mengasihi sesamanya seperti yang diperintahkan oleh Alkitab Ibrani kepada mereka. Yesus melakukan mukjizat yang menunjukkan tanda-tanda sebagai Utusan Allah, seperti memberi makan pada orang lapar, mengubah air menjadi anggur pada perkawinan di Kana,[12] menyembuhkan orang sakit, dan membangkitkan orang mati. Ia juga mengusir roh-roh jahat dari orang yang kerasukan.

 
Yesus menunggang keledai ke Yerusalem, yang disambut oleh kerumunan orang-orang yang menghamparkan jubah mereka dan ranting-ranting bagiNya. Giotto, 1300

Yesus mempunyai dua belas orang, yang dikenal sebagai Dua Belas Rasul, yang dipilih dan dilatih untuk menyebarkan Injil. Dia mempunyai beberapa pengikut, termasuk beberapa perempuan, tapi karena adat Yahudi, para murid perempuan tidak bisa leluasa bepergian ke tempat yang jauh, meskipun mereka turut pergi ke Yerusalem pada akhir hidup Yesus.

Alkitab mengatakan Yesus menjadi terkenal. Dia pergi ke Yerusalem, di mana banyak orang mengunjungi kota itu untuk merayakan Hari Paskah. Ketika mereka mendengar bahwa dia akan datang, mereka menyambutnya seolah-olah dia adalah seorang raja. Mereka pikir mungkin ia akan membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi, tapi Yesus pergi ke Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda, sebagai tanda bahwa Ia datang dalam damai.[13]

Yesus melakukan banyak hal yang membuat iri dan kemarahan bagi para pemimpin agama Yahudi. Dia sering melakukan kritik terhadap kelakuan imam-imam Yahudi. Sebagai contoh, kritiknya terhadap imam Yahudi yang senang mengenakan jubah panjang dan suka berjalan di pasar, serta berdiri dengan doa-doa yang panjang, agar dihormati orang padahal suka menelan harta orang, Yesus menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak. Yesus juga mengusir orang-orang yang berjual beli di Bait Allah, membalikkan meja-meja penukar uang, serta menyebut Imam Yahudi telah mengubah Bait Allah menjadi sarang penyamun. Di samping Yesus juga banyak melakukan penyembuhan orang sakit pada hari Sabat, yang dilarang oleh aturan para pemimpin agama saat itu.

Kematian

Berkas:Giotto - Scrovegni - -36- - Lamentation (The Mourning of Christ).jpg
Ibu Yesus, teman, dan saudara-saudaraNya berkabung atas kematian-Nya. oleh Giotto, 1300

Injil mengatakan bahwa para pemimpin Bait Allah marah dan ingin membunuh-Nya. Mereka mengatakan kepada pemerintah Romawi bahwa Yesus ingin menjadi raja di negara tersebut dan mengambil alih kekuasaan. Gubernur Romawi yang bernama Pontius Pilatus berpikir bahwa Yesus tidak bersalah dan akan membebaskan-Nya. Namun Para pemimpin Yahudi berkata, "Jika Anda melakukannya, maka Anda bukan sahabat Kaisar!" yang membuatnya terpaksa mengikuti permintaan massa.

Pilatus menjatuhi Yesus dengan hukuman mati, yakni dengan cara disalibkan. Ini adalah cara umum yang digunakan oleh orang-orang Romawi untuk menghukum mati pemberontak dan penjahat. Di atas kayu salib, Yesus mengucapkan tujuh perkataan yang umum disebut Tujuh Perkataan Salib sebelum akhirnya mati. Keempat Injil dan sumber-sumber sejarah mencatat dengan jelas bahwa yang mati disalib adalah Yesus sendiri, bukan orang lain, dan kematian-Nya disaksikan oleh orang-orang terdekat-Nya, antara lain ibu yang melahirkan-Nya, murid serta sahabat-sahabat-Nya. Tidak ada satu pun catatan pada masa itu yang menyatakan bahwa yang disalib bukanlah Yesus.

Jenazah Yesus dikuburkan dalam sebuah makam milik salah satu pengikutnya, yaitu Yusuf dari Arimatea. Dia dimakamkan terburu-buru, karena menjelang hari Sabat (penghitungan hari Yahudi dimulai ketika matahari terbenam), dan menurut aturan hukum agama tidak ada yang boleh bekerja. Jenazah Yesus dimakamkan di sebuah gua yang kemudian ditutup oleh batu besar dan dijaga oleh serdadu Romawi, karena khawatir murid-murid Yesus akan mencuri jasad-Nya, sementara catatan murid-murid Yesus sendiri menulis bahwa karena kematian Yesus, semua murid Yesus ketakutan dan tercerai-berai.

Kebangkitan

Pada Minggu pagi-pagi subuh, yaitu hari sesudah hari Sabat (Sabtu), para wanita datang untuk mencuci tubuh dan meminyaki-Nya dengan ramuan dan minyak wangi. Tetapi catatan Injil mengatakan bahwa mereka menjumpai batu penutup kubur sudah digulingkan dan mayat Yesus sudah lenyap, dan malaikat duduk di dekat kubur itu dan berkata "Dia telah bangkit dari antara orang mati!". Para serdadu yang ketakutan karena gagal menjaga kubur tersebut menurut catatan Lukas, mereka disuap untuk menyebarkan kabar bahwa murid-murid Yesus yang telah mencuri jasad Yesus.

Setelah bangkit, Yesus dicatat menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Petrus, Yohanes, dan lain-lain. Beberapa orang yang belum melihat secara langsung, seperti Tomas, murid-Nya, awalnya meragukan kebangkitan Yesus. Namun Alkitab mengatakan bahwa lebih dari 500 orang, termasuk Tomas, melihat Yesus yang hidup kembali. Ada banyak kisah dalam Injil tentang apa yang Yesus lakukan setelah Ia dibangkitkan. Catatan ini hanya ditemukan di tulisan-tulisan Kristen, karena selain tidak masuk akal untuk seseorang hidup kembali, juga telah tersebar berita bahwa murid-murid Yesus mencuri jasad Yesus. (lihat bagian kematian di atas)

Kenaikan ke sorga

Akhirnya, Injil Lukas mengatakan bahwa Yesus membawa murid-murid-Nya ke sebuah bukit dekat kota Betania, sekitar 3 km dari Yerusalem, di mana Ia memberkati mereka dan menyuruh mereka untuk menyebarkan ajaran-Nya "dari Yerusalem, ke Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung dunia", dan kemudian dia terangkat ke langit dan menghilang; diyakini naik ke surga, sebagaimana yang kemudian juga diperlihatkan kepada Yohanes untuk dicatat dalam kitab Wahyu.

Ajaran

Tindakan dan perkataan Yesus yang dicatat dalam Injil merupakan ajaran dasar Kekristenan. Yesus mengajar di Galilea dan Yudea serta tempat-tempat di sekitar sana di mana orang Yahudi tinggal, dengan pesan penyangkalan diri dan pengampunan dosa. Hukum utama yang Yesus ajarkan adalah hukum Kasih, bahwa manusia harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.

Ajarannya pada awalnya disebarkan oleh keduabelas rasul Yesus (setelah Yudas Iskariot digantikan oleh Matias) dan sejumlah orang-orang Kristen yang menerima pengajaran mereka, seperti Stefanus dan Filipus. Paulus, seorang Farisi yang mula-mula menganiaya pengikut Yesus, namun akhirnya bertobat dan menjadi pengabar Injil yang masyhur. Mula-mula ajarannya disebarkan di daerah Israel kepada kaum Yahudi, namun akhirnya juga kepada bangsa-bangsa lain bukan Yahudi, dimulai dari panglima Romawi, Kornelius, hingga akhirnya merambah ke seluruh Asia Minor dan Eropa Selatan. Selanjutnya orang-orang Kristen melanjutkan penyebaran ajaran ini ke Afrika Utara, daratan Eropa Barat, Eropa Timur, Rusia, benua Amerika dan Australia, dan akhirnya ke Asia, sesuai dengan pesan terakhir Yesus untuk memberitakan Injil hingga ke ujung dunia.

Kekristenan

Pandangan Kristen tentang Yesus berpusat pada keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan, seorang Mesias yang kedatangan-Nya telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, dan bahwa Ia bangkit pada hari ketiga setelah disalibkan. Umat Kristiani pada dasarnya percaya bahwa Yesus adalah "Anak Allah" (secara umum dapat diartikan bahwa Ia adalah Allah Anak, oknum kedua dalam Tritunggal), yang datang ke dunia untuk menebus dosa umat manusia dan memulihkan hubungan manusia dengan Tuhan melalui pengorbanan-Nya. Umat Kristiani juga percaya bahwa Yesus dilahirkan oleh seorang perawan (Maria, sering disebut bunda Maria), mujizat yang dilakukan Yesus, kenaikan ke Surga, dan kedatangan Yesus ke bumi untuk kedua kali.

Hidup dan pengajaran seperti yang ditulis dalam Injil

Keempat Injil kanonik, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, adalah sumber utama biografi kehidupan Yesus. Kitab Injil (terutama Matius) menceritakan kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus sebagai penggenapan atas nubuat yang tertulis di Perjanjian Lama. Contohnya, kelahiran dari perawan, pelarian ke Mesir, dan nama Immanuel (Yesaya 7:14).[14]

Kesamaan dan perbedaan antara keempat Injil

Tiga dari empat injil, Matius, Markus, dan Lukas, dikenal sebagai injil sinoptik sebab ketiganya menampilkan banyak kesamaan dalam isi, penyusunan narasi, bahasa, dan struktur kalimat dan paragraf. Ketiga injil ini juga dianggap memiliki sudut pandang yang sama.[15] Injil kanonik keempat,Injil Yohanes, memiliki perbedaan dibandingkan ketiga injil terdahulu.

Setiap Injil menggambarkan kehidupan Yesus dari sudut pandang yang berbeda.[16][17] Secara khusus, Injil Yohanes bukanlah suatu biografi Yesus tetapi sebuah penjelasan teologis mengenai Yesus dari segi KeTuhanan-Nya.[18].

Injil Markus memerikan Yesus sebagai seseorang yang heroik, karismatik dan memiliki kekuasaan yang tinggi.[16] Injil Matius menggambarkan Yesus khususnya sebagai pemenuhan nubuatan nabi-nabi Yahudi.[16] Lukas menekankan perbuatan-perbuatan ajaib yang Yesus lakukan serta dukunganNya terhadap wanita dan kaum miskin.[16] Yohanes memandang kehidupan Yesus di bumi sebagai perwujudan Firman Tuhan.[16]

Injil Yohanes dimulai dengan suatu sajak yang memperkenalkan Yesus sebagai penjelmaan Firman Allah, yang membentuk alam semesta (Yohanes 1:1–5;9–14).[19] Seluruh kehidupan Yesus di bumi adalah inkarnasi dari Firman Allah (Yoh 1:4)[19]

Silsilah dan keluarga Yesus

 
Tunas Isai

Dari keempat Injil, hanya Injil Matius[20] dan Injil Lukas[21] yang menulis tentang silsilah Yesus. Silsilah Yesus dalam kedua Injil tersebut berbeda secara substansial,[22] dan para penelaah kontemporer biasanya melihat silsilah ini sebagai konstruksi teologi.[23] Secara lebih spesifik, beberapa ahli mengemukakan bahwa Matius ingin menitikberatkan kelahiran bayi Yesus pada garis keturunan keluarga kerajaan (menyebutkan nama Salomo), sementara silsilah Yesus menurut Lukas lebih difokuskan pada garis keturunan imam (menyebutkan Lewi).[24] Jika ditelusuri, kedua silsilah ini memiliki titik temu yaitu Raja Daud dan dari Daud dapat ditelusuri lagi hingga Abraham. Kedua daftar silsilah ini identik dalam menyebutkan silsilah sejak Abraham hingga Daud, namun berbeda dalam silsilah sejak Daud hingga Yusuf. Matius memulai dengan Salomo dan dilanjutkan dengan keturunan raja Yudea, hingga raja terakhir, Yekhonya. Setelah Yekhonya, garis keturunan raja terhenti ketika bangsa Israel ditaklukan oleh Kerajaan Babilonia. Dengan demikian, Matius menggambarkan Yesus sebagai keturunan raja Israel. Silsilah Yesus menurut Lukas lebih panjang dibandingkan menurut Matius; daftar ini menelusuri silsilah Yesus hingga Adam serta menyebutkan lebih banyak nama antara Daud dan Yesus.

Yusuf, suami Maria, muncul dalam penjelasan mengenai masa kecil Yesus (sampai dengan Lukas 2:52). Namun, Yusuf tidak disebutkan selama masa pelayanan Yesus, meskipun Yesus tetap dikenal sebagai "anak Yusuf dari Nazaret".[25]

Kitab-kitab dalam Perjanjian Baru seperti Injil Matius, Markus, dan Surat Galatia menceritakan mengenai sanak saudara/relasi Yesus, termasuk kata-kata yang seringkali diterjemahkan sebagai "saudara laki-laki" dan "saudara perempuan".[26] Injil Lukas juga menyebutkan bahwa Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis, adalah "sepupu" atau "saudara" Maria [27], sehingga dengan demikian Yohanes adalah sepupu jauh Yesus.

Masa pelayanan Yesus

Yesus Kristus diyakini sebagai Domba Allah, seperti yang pernah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis (Yohanes 1:29). Domba Paskah yang terakhir ini harus "berumur satu tahun dan tidak bercela", seperti yang tertulis di dalam Taurat Musa (Keluaran 12:5). Tentunya bukan Yesus Kristus yang berumur satu tahun yang dimaksudkan sebagaimana domba paskah sebelumnya dipilih dan dikurbankan, tetapi Yesus Kristus baru dianggap sebagai orang pada umur 30 tahun menurut kebudayaan Timur. Yesus Kristus mulai pelayanannya pada umur 30 tahun, dan masa pelayanannya kepada anak-anak Israel berakhir pada umur 31 tahun. Meskipun demikian, kebanyakan Kristen meyakini bahwa masa pelayanan Yesus Kristus bukan satu tahun. Yesus melayani di bumi sepanjang tiga sampai tiga setengah tahun.

 
Lukisan Yesus di Gereja Santo Yohanes Ashfield di
Sydney, Australia)

Tujuan hidup Yesus

Markus mengatakan bahwa Yesus datang "untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45); Injil Lukas mengatakan bahwa Ia dikirim untuk "memberitakan Injil Kerajaan Allah" (Lukas 4:43); dan Injil Yohanes menuliskan bahwa Yesus datang agar "supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:15).

Kronologi kehidupan Yesus

Ada dua sudut pandang, yaitu sudut pandang menurut Alkitab yang paling sering digunakan dan sudut pandang Titianus, seorang sejarawan Yunani, yang jarang digunakan.

Menurut sudut pandang Alkitab, kronologi kehidupan Yesus dibagi menjadi empat:

  1. Kelahiran Hingga Mulai Pelayanan
  2. Pelayanan Selama 3,5 Tahun
  3. Minggu Terakhir Sebelum Penyaliban
  4. Pasca Kebangkitan Yesus

Gelar Yesus

Ada beberapa gelar atau istilah yang bisa kita ambil dari Alkitab baik itu dalam kitab Perjanjian Lama maupun kitab Perjanjian Baru. Yang paling sering disebut adalah Kristus/Mesias, Juru Selamat, Anak Allah, Anak Daud, dan Anak Domba Allah

Murid-murid Yesus

 
Lukisan James Tissot, Amanat Bagi Para Rasul.

Semasa pelayanannya di bumi, Yesus memiliki ratusan, bahkan ribuan pengikut. Namun orang-orang yang disebutnya murid jumlahnya kurang dari seratus, yakni orang-orang yang benar-benar meninggalkan harta bendanya, mengikut, belajar dari Yesus, tidak hanya terpana oleh mujizat-mujizat yang diadakan oleh Yesus.

Di dalam lingkaran pemuridan terluar, tidak pernah disebutkan tepat berapa total jumlah murid yang dimiliki oleh Yesus, namun di dalam Lukas 10:1, disebutkan bahwa Yesus pernah mengutus total 70 orang murid untuk mengusir setan-setan dan menyembuhkan penyakit dalam namaNya.

Di dalam lingkaran pemuridan dalam, Yesus memiliki 12 orang murid, yang kemudian disebut rasul. Mereka adalah: Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Matius, Simon orang Zelot, Yudas Iskariot, dan Yudas anak Yakobus. Di antara keduabelas murid tersebut ada tiga orang murid yang lebih sering diajak oleh Yesus untuk menyaksikan dan belajar dari pelbagai mujizat yang diadakan oleh Yesus, yakni Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dan, dari ketiga murid tersebut, Yohanes merupakan murid yang paling dikasihi Yesus (Yohanes 21:20).

Yesus dan Alkitab Ibrani

Lahir sebagai seorang Yahudi, Yesus Kristus mengikuti hidup hukum Yahudi, dan kerap kali merujuk kepada Kitab Suci pada zaman-Nya (yaitu Alkitab Ibrani), terutama Kitab Taurat, sebagai otoritas yang sah dari Allah. Secara khusus Ia mengatakan:

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi."[28]

Bahkan Ia menyatakan bahwa Kitab-kitab Suci itu mencatat nubuat mengenai Dia, kedatangan-Nya di dunia, misi-Nya dan hal-hal yang akan dilakukan-Nya jika datang kembali untuk kedua kalinya.

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku."[29]
"Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.."[30]
Lalu Ia (Yesus) berkata kepada mereka (dua murid-Nya): "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!"[31]
Lalu Ia (Yesus) menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.[32]

Yesus Kristus mengutip sejumlah ayat dari berbagai bagian Alkitab Ibrani. Saat dicobai oleh Iblis (Matius 4, Lukas 4) Ia menjawab setiap cobaan dengan mengutip suatu ayat Alkitab tertentu (semuanya dari Kitab Ulangan), tanpa membuat perkataan atau tafsiran sendiri. Demikian juga Ia secara khusus mendukung kebenaran bagian-bagian tertentu dalam Taurat, antara lain:

Ketuhanan Yesus

Semasa hidup-Nya, orang-orang di sekitarnya sering merasa takjub atas keberadaan Yesus di tengah-tengah mereka. Kebanyakan orang Yahudi pada masa itu memandang-Nya sebagai seorang guru (= rabbi), yang mampu membuat mukjizat terutama menyembuhkan penyakit seketika itu juga, membuat orang buta dapat melihat, orang tuli dapat mendengar, orang bisu dapat berbicara, mengusir roh jahat, bahkan membangkitkan orang mati, namun juga memberi makan yang berlimpah hanya dari beberapa potong roti dan ikan (menguasai materi), menenangkan angin dan ombak besar di danau (menguasai alam), dan yang tidak segan membela kaum lemah yang terhina (para pelacur, pemungut pajak, orang non-Yahudi). Namun, hal yang menimbulkan diskusi dan tentangan keras dari banyak orang adalah klaim mengenai "Ketuhanan Yesus" atau "Keilahian Yesus", bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan Allah sendiri.[33]

Yesus tidak secara langsung menyatakan tentang keilahian-Nya pada permulaan masa pelayanan-Nya (mengajar, menyembuhkan orang). Titik baliknya terjadi pada waktu Yesus menanyai murid-murid-Nya menurut mereka siapakah Dia itu. Simon Petrus, salah seorang murid-Nya yang pada akhirnya menjadi penyebar kekristenan yang pertama, mengatakan: "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup"[34] Dengan menyatakan Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah, para murid mengakui bahwa Yesus bukan seorang manusia biasa. Dalam Alkitab Ibrani, kata "Mesias" merupakan sosok yang penting yang menduduki jabatan sebagai pemimpin agung (baik sebagai raja maupun pemimpin ritual). Istilah "Anak Allah" sudah merupakan suatu pengakuan yang serius, karena orang Yahudi merupakan satu-satunya bangsa yang memegang ajaran bahwa Allah itu Esa.[35] Pada hari Yesus bangkit dari kematian, kembali murid-murid-Nya menghadapi dilema, bagaimana menilai peristiwa pada hari itu, sampai muncul pengakuan yang tak terduga dan luar biasa dari murid-Nya yang paling skeptis, yaitu Tomas. Ketika akhirnya Tomas melihat sendiri Yesus yang sudah bangkit, karena pada waktu sebelumnya ia tidak hadir sewaktu Yesus muncul, Tomas mengucapkan kata-kata yang tabu bagi orang Yahudi untuk diucapkan bagi seorang manusia. Tomas berkata kepada Yesus: "Ya Tuhanku dan Allahku!"[36]

Sejak itu murid-murid mulai menyadari bahwa Yesus Kristus sendiri, meskipun tidak pernah dicatat secara eksplisit menuntut orang untuk mengakui-Nya sebagai Allah, tidak pernah risih menerima penghormatan sebagai Allah, bahkan Ia sudah berulang kali menyatakan secara halus bahwa Dia dan "Bapa-Nya" (sebutan untuk Allah Pencipta) adalah satu.[37] Setelah peristiwa Pentakosta (hari kelima puluh setelah kebangkitan Yesus), maka murid-murid menjadi berani menyampaikan Injil kepada semua orang, bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat bagi seluruh umat manusia. Ketika diadili oleh para pemimpin agama Yahudi, Simon Petrus dengan berani mengatakan bahwa:

"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."[38]

Tersirat dalam pengakuan tersebut bahwa penyelamat umat manusia (menurut konsep Alkitab Ibrani) adalah Allah sendiri, maka sampailah para murid-murid itu pada pengakuan bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah sendiri.[39][40]

"Lord, Liar, or Lunatic?"

Dalam salah satu tulisannya, Josh McDowell, seorang apologetik yang saat itu baru berpindah menganut kekristenan setelah bertahun-tahun sebagai ateis berusaha mencari jalan menghancurkan ajaran Kristen, mengemukakan pilihan-pilihan pemikiran orang terhadap Yesus. Apakah Yesus ini "Lord" (Tuhan Allah), "Liar" (Pembohong), atau "Lunatic" (Orang gila)?[40] Menurutnya, bagaimana orang mengakui Yesus itu sangat penting bagi Yesus sendiri, karena Yesus tidak pernah bermaksud memberi alternatif. Pilihannya adalah:[40]

  • Yesus adalah Allah ("Lord"; Tuhan)
  • Yesus adalah manusia
    • Ia sadar bahwa Ia manusia biasa, tetapi sengaja mengaku bahwa Ia adalah Tuhan ("Liar"; Pembohong)
    • Ia tidak sadar bahwa Ia bukan Tuhan tetapi merasa bahwa Ia adalah Tuhan ("Lunatic"; orang gila)[40]

C.S. Lewis, seorang profesor di Cambridge University dan sebelumnya adalah agnostik, mengerti persoalan ini dengan jelas, dalam tulisannya: "Saya berusaha di sini untuk mencegah siapa pun mengatakan hal yang amat bodoh yang sering dikatakan orang tentang Dia: 'Aku siap untuk menerima Yesus sebagai guru moral yang agung, tetapi aku tidak menerima klaim-Nya sebagai Allah.' Itu adalah satu hal yang tidak boleh kita katakan. Seseorang yang hanya manusia biasa dan mengatakan perkataan yang diucapkan oleh Yesus bukanlah seorang guru moral yang agung. Bisa jadi Ia adalah seorang gila - sama derajatnya seperti orang yang mengatakan dirinya adalah sebutir telur rebus - atau Ia adalah Iblis dari Neraka. Engkau harus menentukan pilihan. Apakah orang ini adalah (bahasa Inggris: was, and is,) Anak Allah: atau seorang gila atau lebih buruk dari itu." Lewis menambahkan: "Engkau dapat membungkam-Nya sebagai seorang yang bodoh, engkau dapat meludahi-Nya dan membunuh-Nya sebagai suatu roh jahat (demon); atau engkau dapat bersujud di kaki-Nya dan menyebut-Nya Tuhan dan Allah. Namun janganlah kita memunculkan omong kosong yang menghina apa pun mengenai Dia hanyalah seorang guru moral yang agung. Ia tidak membiarkan itu terbuka untuk kita. Ia tidak bermaksud demikian."[41]

Pembohong?

Pada waktu Yesus membuat klaim yang menunjukkan Ia adalah Allah, jika Ia bukan Allah maka berarti Ia adalah seorang pembohong. Jika Ia berbohong, maka Ia juga seorang munafik, karena Ia menyuruh orang lain untuk jujur, dengan risiko apa pun, sedangkan Ia sendiri mengajarkan kebohongan besar. Terlebih lagi, jika Ia berbohong, maka Ia adalah roh jahat, karena menyuruh orang mempercayakan nasib kekalnya pada diri-Nya (sebagai Juruselamat mereka); suatu kekejian yang tak terkatakan. Terakhir, jika Ia berbohong, Ia adalah orang bodoh, karena kebohongan itu membawa kematian-Nya di kayu salib, tanpa keuntungan apa-apa.[40]

Jika Ia pembohong, bagaimana orang bisa menilai-Nya sebagai guru moral yang agung? Pandangan tentang Yesus seperti ini bertentangan dengan apa yang diketahui umum baik mengenai hidup-Nya maupun perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh ajaran dan teladan-Nya. Peter Schaf, seorang sejarawan terkenal, menulis "... bagaimana mungkin Ia adalah seorang yang bersemangat, atau seorang gila yang tidak pernah kehilangan sedikit pun keseimbangan pikiran-Nya, yang melewati dengan anggun semua kesulitan dan penganiayaan, seperti matahari di atas awan, yang selalu memberi jawaban paling bijaksana terhadap pertanyaan yang menyesatkan, yang dengan tenang dan sengaja meramalkan Kematian-Nya di atas salib, kebangkitan-Nya dari kematian pada hari ketiga, pencurahan Roh Kudus, pendirian gereja, kehancuran Yerusalem - ramalan-ramalan yang tergenapi secara harfiah? Suatu karakter yang sedemikian orisinil, komplit, konsisten sepenuhnya, sempurna, manusiawi tetapi jauh di atas semua kebesaran manusia, tidaklah dapat merupakan suatu kepalsuan atau khayalan... Diperlukan lebih dari seorang Yesus untuk menciptakan sesosok Yesus."[42]

Jika Yesus ingin orang mengikuti-Nya dan percaya bahwa Ia adalah Allah, mengapa Ia harus pergi ke orang Yahudi, yang penduduknya sedikit dan fanatik mengikuti satu Allah saja? Mengapa tidak ke Mesir atau Yunani yang menerima banyak ilah dan pengajaran-pengajaran? Seseorang yang hidup seperti Yesus hidup, mengajar seperti Yesus mengajar dan mati seperti Yesus mati tidak dapat menjadi seorang pembohong. Alternatif apa lagi selain itu?[40][43]

Orang gila?

Kalau Yesus bukan pembohong, mungkinkah bahwa Ia mengira diri-Nya Allah tetapi sebenarnya tidak? Seseorang yang mengatakan diri-Nya Allah, khususnya dalam masyarakat berbudaya monoteistik kuat seperti orang Yahudi, dan kemudian mengatakan kepada orang-orang itu bahwa nasib masa depan mereka tergantung pada kepercayaan mereka kepada-Nya, bukanlah khayalan ringan, melainkan bisa dikatakan kegilaan dalam arti yang paling jelas. Apakah Yesus seseorang yang demikian?

Orang-orang yang mengaku dirinya Allah, seperti yang ditemui di masa sekarang orang-orang yang menganggap diri mereka Napoleon, adalah orang yang tidak sadar dan menipu dirinya sendiri, perlu dimasukkan tahanan agar tidak melukai diri sendiri maupun orang lain. Namun dalam diri Yesus kita tidak melihat kelainan atau ketidakseimbangan semacam itu yang biasanya menyertai orang tidak waras. Sikap dan pembawaan-Nya tentunya menakjubkan jika ia sebenarnya gila.[40]

Clark H. Pinnock bertanya: "Apakah Ia terperdaya sendiri (deluded") oleh kebesaran-Nya, seorang paranoid, seorang penipu yang tidak sengaja melakukannya, seorang skizoprenik? Keahlian dan kedalaman pengajaran-Nya dalam hal ini hanya dapat mendukung keutuhan kesehatan mental-Nya. Kita ingin menjadi sewaras Dia"[44] Psikiater J.T. Fisher menyatakan: "Jika Anda harus merangkum keseluruhan artikel otoritatif yang pernah ditulis oleh psikolog dan psikiater yang paling berkualitas dalam topik kesehatan mental - jika Anda menggabungkannya dan memurnikannya dan membuang hal-hal yang berlebihan atau tidak perlu - ...jika Anda dapat mempunyai ikhtisar pengetahuan ilmiah murni yang tidak terkontaminasi dari para pemikir besar yang pernah ada, maka Anda mungkin akan mendapatkan kumpulan yang agak kaku dan tidak lengkap dari Khotbah di Bukit. Dan itu pun masih tidak sebanding. Selama hampir dua ribu tahun dunia Kristen telah memegang di tangan suatu jawaban lengkap terhadap angan-angan yang tidak putus-putusnya dan hampa. Di sini ...terletak cetak biru untuk kehidupan manusia yang sukses dengan optimisme, kesehatan mental dan kepuasan."[45]

Jikalau Yesus bukan pembohong dan bukan orang gila, alternatif apa yang tersisa, selain daripada bahwa Ia mengatakan hal sebenarnya?[40]

Tuhan?

Alternatif selain "Pembohong" dan "Orang gila" hanyalah bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, sebagaimana yang Ia klaim. Masalah dari tiga pilihan ini bukanlah yang mana yang mungkin benar, karena ketiga-tiganya jelas bisa benar, tetapi pertanyaan sebenarnya adalah: "Mana yang lebih mungkin?" Apapun keputusan Anda tentang siapa Yesus Kristus bukanlah suatu latihan intelektual yang sia-sia, melainkan Anda harus memilih untuk hidup Anda sendiri. Rasul Yohanes menulis:

Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.[46]

Bukti-bukti jelas menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Sejumlah orang menolak bukti yang jelas ini karena implikasi moral yang terkait. Mereka tidak bersedia menghadapi tanggung jawab atau implikasi pemanggilan-Nya sebagai Tuhan.[40]

Siapa mau mati untuk suatu Kebohongan

Salah satu implikasi yang mencengangkan dari kepercayaan akan Keilahian Yesus adalah transformasi murid-murid terdekat Yesus. Jikalau mereka berkomplot untuk mengarang cerita bahwa Yesus adalah Allah, tentunya mereka mempunyai tujuan manusiawi tertentu. Itu ditunjukkan sebelum kematian Yesus bahwa para murid bertengkar untuk menentukan siapa yang terbesar di antara mereka, atau siapa yang boleh duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus sewaktu Ia bertahta kelak. Namun, mereka semua kabur menghilang pada waktu Yesus ditangkap dan hidup dalam ketakutan sampai hari Pentakosta.[47] Setelah peristiwa pencurahan Roh Kudus, para rasul itu dengan berani memberitakan Injil yang berdasarkan "Ketuhanan Yesus", bahkan sampai akhir hayat yang mengenaskan atau yang paling keji bagi manusia.[40]

Pandangan agama Islam tentang Yesus Kristus

Menurut ajaran Islam, "Yesus Kristus anak Maria" disebut Nabi "Isa Al Masih bin Maryam." Nama-nama itu merupakan transliterasi nama bahasa Ibrani/Yunani ke dalam bahasa Arab, yaitu:

Bahasa Yunani Bahasa Ibrani/Aram Bahasa Arab
Yesus Yesua Isa
Kristus Mesias Al-Masih
Maria Miryam Maryam

Dalam Al Qur'an, nama "Isa" disebutkan 97 kali, lebih banyak dari semua nabi lain, kecuali Musa (124 kali).

Perbandingan

Di dalam Alkitab maupun Al Qur'an terdapat sejumlah persamaan riwayat "Yesus Kristus"/"Isa Al-Masih", antara lain sebagaimana dalam tabel berikut:

Dalam Alkitab Dalam Al Qur'an Mirip?
Pemerian Ayat Pemerian Ayat
dilahirkan oleh Maria Matius 1:25; Lukas 2:7 dilahirkan oleh Maryam Al-'Imran/3:45 Ya
dilahirkan dari seorang perawan Matius 1:22,25; Lukas 1:26, 34 dilahirkan dari seorang perawan Al-'Imran/3:47; Maryam/19:20 Ya
disebut "Kristus"/"Mesias" Matius 16:16; Lukas 2:11 disebut "Al-Masih" Al-'Imran/3:45 Ya
disebut "Firman" (=Perkataan) Allah Yohanes 1:1,14; 1 Yohanes 1:1 disebut "Kalimah" (=Perkataan) Allah Al-'Imran/3:45; An-Nisa'/4:171 Ya
diutus hanya kepada (domba-domba yang hilang) dari umat Israel Matius 15:24 sebagai Rasul kepada Bani Isra'il Al-'Imran/3:49 Ya
memberikan banyak tanda dan mujizat Matius 11:20–23; 13:54–58; Markus 5:21–43; Lukas 10:13; 19:37; Yohanes 4:8; 6:2–14; 12:18–37 membawa tanda dari Tuhan Al-'Imran/3:49 Ya
menyembuhkan orang yang buta sejak lahir Yohanes 9:1–12 menyembuhkan orang yang buta sejak lahir Al-'Imran/3:49 Ya
menyembuhkan orang yang sakit kusta Matius 8:1–4; Lukas 5:12–16; 17:11–19 menyembuhkan orang yang berpenyakit sopak Al-'Imran/3:49 Ya
membangkitkan orang dari kematian Matius 9:18–26; Markus 6:2–5; Lukas 7:11–17; 8:40–56; Yohanes 11:38 menghidupkan orang mati Al-'Imran/3:49 Ya

Interpretasi berbagai artis akan sosok Yesus

Kehidupan dan pelayanan Yesus telah menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mendorongnya untuk mengungkapkannya dalam berbagai bentuk seni, mulai dari seni lukis, seni pahat, hingga seni kontemporer seperti film layar lebar. Karya seni yang mula-mula berkembang di lingkungan Gereja adalah pembuatan ikon orang-orang suci. Seni ikon ini berkembang sampai sekarang, khususnya di kalangan Gereja Ortodoks.[butuh rujukan]

Di barat, kehidupan Yesus diungkapkan dalam berbagai film, misalnya King of Kings, The Robe, Jesus Christ Superstar, Jesus of Nazareth, Jesus of Monteral, The Last Temptation of Christ, The Gospel of John, The Passion of the Christ, dll. Sebagian dari film-film ini, seperti "Superstar" dan "The Last Temptation" dianggap kontroversial karena memberikan penggambaran dan penafsiran yang berbeda dari yang lazim diterima khalayak.[butuh rujukan] Sementara itu, "The Passion" dianggap kontroversial karena beberapa bagiannya dianggap memberikan tafsiran yang agak sensitif terhadap peranan orang Yahudi dalam kematian Yesus, sementara penggambaran siksaan yang dialami Yesus dianggap terlalu berlebihan.[butuh rujukan]

Lihat pula

Referensi

  Gambar pada pranala luar
  (Indonesia)Peta interaktif Yerusalem pada zaman Yesus
  (Indonesia)Peta interaktif pelayanan Yesus
  1. ^ Pengantar Bible Pathway - Matius: Matius menghubungkan silsilah Yesus dengan Yusuf. Namun, Yusuf hanya bertindak sebagai bapa Yesus secara hukum, bukan bapa Yesus secara biologis. Perhatikan dalam silsilah ini bahwa setiap anak keturunan bapanya secara darah dan daging dijelaskan dengan menggunakan perkataan memperanakkan. Namun dalam Mat 1:16 kita melihat suatu perobahan yang nyata ketika berbicara mengenai kelahiran Yesus yang supranatural, karena dikatakan: Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Perubahan yang tampak jelas ini menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Maria secara biologis tetapi bukan anak Yusuf secara biologis.
  2. ^ Brown Driver Brigges Hebrew and English Lexicon; Hendrickson Publishers 1996 ISBN 1-56563-206-0.
  3. ^ Fausset's Bible Dictionary
  4. ^ The catholic Encyclopedia
  5. ^   Herbermann, Charles, ed. (1913). "Origin of the Name of Jesus Christ". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. 
  6. ^ Vine, W.E. (1940). Expository Dictionary of New Testament Words. Old Tappan, New Jersey: Fleming H. Revell Company. ISBN None Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan). 
  7. ^ Penanggalan Masehi belum digunakan pada masa itu. 27 SM--14 M adalah penanggalan yang ditarikhkan oleh sejarawan Kristen.
  8. ^ Lukas 2:21
  9. ^ Lukas 2:22–40
  10. ^ Matius 2:1–12
  11. ^ Matius 2:23
  12. ^ Yohanes 2
  13. ^ Yesus dielu-elukan di Yerusalem
  14. ^ ""What the Old Testament Prophesied About the Messiah"". Diakses tanggal 2007-10-11. 
  15. ^ "synoptic" . Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press.  Templat:OEDsub
  16. ^ a b c d e Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985.
  17. ^ Ehrman, Bart D.. Misquoting Jesus: The Story Behind Who Changed the Bible and Why. HarperCollins, 2005. ISBN 978-0-06-073817-4
  18. ^ Durant, Will. Caesar and Christ. New York: Simon and Schuster. 1972
  19. ^ a b Harris, Stephen L., Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985. "John" p. 302-310
  20. ^ Matius 1:1-17
  21. ^ Lukas 3:23-38
  22. ^ Joseph A. Fitzmyer, The Gospel According to Luke I-IX. Anchor Bible. Garden City: Doubleday, 1981, pp. 499-500; I. Howard Marshall, The Gospel of Luke (The New International Greek Testament Commentary). Grand Rapids: Eerdmans, 1978, p. 158;
  23. ^ Bienert, Wolfgang E. (2003). "The Relatives of Jesus". Dalam Wilhelm Schneemelcher, Robert McLachlan Wilson. [9780664227210 New Testament Apocrypha: Gospels and Related Writings] Periksa nilai |url= (bantuan). Westminster John Knox Press. hlm. 487. 
  24. ^ Howard W. Clarke, The Gospel of Matthew and Its Readers, Indiana University Press, 2003, p.1
  25. ^ Lukas 3:23; Lukas 4:22; Yohanes 1:45; Yohanes 6:42
  26. ^ Matius 13:55-56, Markus 6:3, dan Galatia 1:19
  27. ^ Lukas 1:36
  28. ^ Matius 5:18
  29. ^ Yohanes 5:39
  30. ^ Yohanes 5:46
  31. ^ Lukas 24:25
  32. ^ Lukas 24:27
  33. ^ Lihat Pengadilan Yesus mengenai protes dan tuduhan menghujat Allah.
  34. ^ {Alkitab|Matius 16:16}}
  35. ^ Ulangan 6:4
  36. ^ Yohanes 20:28
  37. ^ Lihat Yohanes 14, 15, 16, 17
  38. ^ Kisah Para Rasul 4:12
  39. ^ Yohanes 1:1
  40. ^ a b c d e f g h i j Josh McDowell. More Than A Carpenter. Tyndale Hose Publishers. Wheaton, Illinois. 1977
  41. ^ C.S. Lewis. Mere Christianity. New York:The MacMillan Company, 1960. halaman 40-41
  42. ^ Philip Schaff. History of the Christian Church Grand Rapids: Williams B. Eerdmans Publishing Co. 1962.
  43. ^ Dalam bukunya "Evidence that Demands a Verdict" ("Bukti yang menuntut keputusan"), Josh McDowell memberi judul salah satu bab yang membicarakan hal ini: "If Jesus is not God, he deserves an Oscar" ("Jika Yesus bukan Allah, Ia patut menerima hadiah Oscar" (untuk akting terbaik)
  44. ^ Clark H. Pinnock. Set Forth Your Case. New Jersey:The Craig Press, 1967
  45. ^ J.T. Fisher, dan L.S. Hawley. A Few Buttons Missing. Philadelphia: Lippincott, 1951
  46. ^ Yohanes 20:31
  47. ^ Kisah Para Rasul 1 dan 2

Bibliografi

Pranala luar