Kereta api Jayabaya
Artikel bertopik layanan kereta api ini berisi jadwal perjalanan kereta api yang suatu saat dapat berubah. |
Kereta api Jayabaya adalah kereta api kelas ekonomi AC plus milik PT Kereta Api Indonesia di Jawa yang melayani rute Jakarta Pasarsenen-Surabaya Pasar Turi-Malang Kotabaru dan sebaliknya. Kereta api ini merupakan kereta api pertama dengan gerbong yang dipesan sendiri oleh PT KAI dan tidak lagi didanai oleh Kementerian Perhubungan Indonesia, serta tidak dibiayai PSO oleh Pemerintah. Kereta api ini juga merupakan kereta api penumpang pertama yang melewati jalur pintas (shortcut) Surabaya Gubeng-Surabaya Pasarturi.
Sejatinya dahulu kereta api ini bernama Jayabaya Utara, dan pasangannya, Jayabaya Selatan yang melayani rute Jakarta-Surabaya via Semarang yang merupakan kereta api kelas bisnis. Kereta api ini diluncurkan pada tahun 1961, namun kereta api ini berhenti beroperasi pada tahun 2006 karena okupansi yang minim. Kereta api Gumarang yang mulai beroperasi pada tahun 2001 praktis menggantikan kereta api ini.
Pada tahun 2014, PT KAI mengoperasikan kembali kereta api ini setelah 8 tahun mati suri dengan memperpanjang rutenya sampai Malang karena macetnya jalan raya Surabaya-Malang. Peluncuran kereta api ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2014 di Stasiun Pasarsenen.[1]
Kereta api ini terdiri dari 8 rangkaian kereta ekonomi (K3) AC ditambah satu kereta makan (restorasi) dan pembangkit (MP3). Dua di antaranya adalah gerbong khusus untuk kaum difabel. Total penumpang yang dapat diangkut adalah 800 orang. Perjalanan dari Jakarta-Surabaya-Malang maupun sebaliknya sejauh ± 820 km ditempuh selama sekitar 13-14 jam. Tarif batas bawah dan atas kereta api ini adalah antara Rp200.000,00 hingga Rp400.000,00. Untuk rute Malang-Surabaya Pasarturi dan sebaliknya diberlakukan tarif khusus Rp30.000,00.
Livery
Kereta ini juga menggunakan livery baru, yang berbeda dari KA ekonomi AC sebelumnya sejak era KA Bogowonto hingga KA Sawunggalih Tambahan yang diluncurkan pada lebaran. Rangkaian "all new liveries" yang diberi nama "Kesepakatan"[2] dari PT INKA ini dipergunakan untuk meremajakan armada secara bertahap serta mengganti semua rangkaian kereta eksekutif dan ekonomi yang sudah tua dan tidak layak operasi. Peremajaan ini dilakukan secara bertahap pada tahun 2014-2020.[3] Livery KA Jayabaya ini nantinya akan digunakan di seluruh kereta api di Indonesia pada semua kelas, saat satu persatu kereta menjalani pemeliharaan akhir (PA) di balai yasa maupun saat kedatangan kereta baru dari PT INKA.
Asal usul istilah
Nama Jayabaya berasal dari salah satu Raja Kediri, Jayabaya yang amat terkenal dengan ramalannya, Jangka Jayabaya. Ia bertakhta dengan gelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa pada tahun 1135-1157 Masehi. Keberhasilannya mengembangkan kekuasaannya itulah yang kemudian disematkan pada nama kereta ini sehingga menumbuhkan kebanggan tersendiri bagi setiap penumpangnya. Versi lain menyebutkan bahwa Jayabaya merupakan singkatan dari dua kota tujuan akhir kereta api ini, yaitu Jakarta Raya-Surabaya.
Jadwal perjalanan
Berikut ini jadwal KA Jayabaya per 1 April 2015 (berdasarkan Gapeka 2015).[4]
KA 151 Jayabaya (Malang-Jakarta Pasarsenen) | KA 152 Jayabaya (Jakarta Pasarsenen-Malang) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan | Stasiun | Kedatangan | Keberangkatan |
Malang | - | 11.40 | Pasarsenen | - | 12.00 |
Lawang | 12.08 | 12.15 | Cikampek | 13.11 | 13.13 |
Sidoarjo | 13.15 | 13.18 | Jatibarang | 14.22 | 14.24 |
Surabaya Gubeng | 13.41 | 13.48 | Cirebon | 14.53 | 15.01 |
Surabaya Pasarturi | 14.01 | 14.15 | Tegal | 16.00 | 16.10 |
Bojonegoro | 15.39 | 15.44 | Pemalang | 16.32 | 16.36 |
Cepu | 16.15 | 16.22 | Pekalongan | 17.02 | 17.07 |
Randublatung | 16.42 | 16.47 | Weleri | 17.48 | 17.52 |
Ngrombo | 17.32 | 17.37 | Semarang Poncol | 18.24 | 18.45 |
Semarang Poncol | 18.29 | 18.41 | Ngrombo | 19.37 | 19.41 |
Weleri | 19.14 | 19.18 | Randublatung | 20.27 | 20.31 |
Pekalongan | 19.59 | 20.05 | Cepu | 20.51 | 20.57 |
Pemalang | 20.31 | 20.35 | Bojonegoro | 21.28 | 21.34 |
Tegal | 20.57 | 21.10 | Surabaya Pasarturi | 22.58 | 23.10 |
Cirebon | 22.10 | 22.18 | Surabaya Gubeng | 23.23 | 23.28 |
Jatibarang | 22.48 | 22.50 | Sidoarjo | 23.51 | 23.53 |
Cikampek | 23.57 | 23.59 | Lawang | 00.50 | 00.54 |
Bekasi | 00.46 | 00.48 | Malang | 01.17 | - |
Jatinegara | 01.05 | 01.07 | |||
Pasarsenen | 01.16 | - |
Pemberhentian
Kereta api ini berhenti di Stasiun Cikampek, Stasiun Jatibarang, Stasiun Cirebon, Stasiun Tegal, Stasiun Pemalang, Stasiun Pekalongan, Stasiun Weleri, Stasiun Semarang, Stasiun Ngrombo, Stasiun Randublatung, Stasiun Cepu, Stasiun Bojonegoro, Stasiun Surabaya Pasarturi, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Lawang, dan Stasiun Malang.
Susunan rangkaian
E | |
40 |
5
|
Dalam sekali perjalanan, kereta api ini membawa dua rangkaian yang dimiliki oleh depot Jakarta Kota (JAKK) dan Malang (ML). Adapun susunan rangkaian milik kedua depot tersebut sama, yaitu sebuah lokomotif (CC206), enam gerbong ekonomi AC (K3), satu gerbong makan dan pembangkit (MP3), dua gerbong ekonomi difabel (K3, masing-masing digandeng mengapit gerbong makan dan pembangkit), serta satu gerbong bagasi (B), yang seluruhnya menggunakan livery "Kesepakatan" versi PT Inka, kecuali untuk bagasi dapat menggunakan livery hijau "Cargo", atau menggunakan gerbong bagasi lama. Dalam sekali perjalanan, jarang menggunakan kereta pembangkit (P) maupun kereta makan (KM1 atau M1), kecuali jika gerbong MP3-nya mengalami masalah atau kerusakan. Seperti kereta api di Indonesia pada umumnya, gerbong makan biasanya ditempatkan di tengah-tengah rangkaian, sedangkan gerbong pembangkit ditempatkan di ujung rangkaian.
Fasilitas
No. | Jenis | Karakteristik | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | Interior | Desain dirancang untuk aspek keselamatan dan kenyamanan, dilengkapi peredam suara dan isolasi panas | |
2 | Tempat duduk | Kapasitas 80 penumpang tiap kereta standar dan 64 tempat duduk untuk tiap kereta dengan fasilitas untuk penumpang difabel | Terdapat ruang kosong untuk alat bantu penumpang difabel pada kereta khusus difabel |
3 | Pintu ruangan | Sistem geser manual dengan mekanisme menutup sendiri | |
4 | Sistem penyejuk udara | 2 set air conditioner (AC) tiap kereta | Suhu rata-rata 23°C |
5 | Jenis bogie | K5 (TB-398) | Dapat berjalan hingga 100 km/jam |
6 | Fasilitas keselamatan | Tabung pemadam kebakaran, rem darurat | |
7 | Fasilitas lainnya | Toilet |
Insiden
- Pada tanggal 3 Februari 2015, kereta api Jayabaya jurusan Malang anjlok di petak Stasiun Ujungnegoro-Stasiun Kuripan. Diperkirakan penyebab kejadian ini adalah rel ambles. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kejadian ini menyebabkan sekitar 455 penumpang kereta api Jayabaya telantar dan banyaknya keterlambatan perjalanan kereta api di jalur Pantura.[5]
Galeri
-
Eksterior kereta ekonomi AC Jayabaya.
-
Eksterior kereta khusus penumpang difabel KA Jayabaya.
-
Eksterior kereta makan dan pembangkit KA Jayabaya.
-
Interior kereta ekonomi AC Jayabaya.
-
Ruang kosong khusus kursi roda untuk penumpang difabel KA Jayabaya.
-
Interior kereta makan dan pembangkit KA Jayabaya.
-
KA Jayabaya di Stasiun Surabaya Pasarturi.
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) PT. KAI Luncurkan KA Jayabaya Rute Malang-Surabaya-Pasarsenen
- (Indonesia) KA Jayabaya Relasi Malang Tujuan Jakarta Dioperasikan 18 Oktober
- (Indonesia) Pesona Kereta Api Jayabaya Malang-Pasarsenen
- (Indonesia) KA Baru (PSE-SBI-SGU-ML)