Gog dan Magog
Gog dan Magog (/ɡɒɡ/; /ˈmeɪɡɒɡ/; Ibrani: גּוֹג וּמָגוֹג Gog u-Magog) muncul dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama sebagai orang-orang individual, atau sebagai suku bangsa, atau sebagai tanah air. Kitab Yehezkiel menggambarkan mereka sebagai musuh-musuh Allah pada akhir zaman, sebuah pandangan eskatologi yang diambil dalam Kitab Wahyu, namun tidak ada hubungan yang dibuat dalam pasal-pasal kitab lainnya dimana kata tersebut muncul.
Dalam sumber-sumber klasik dan abad pertengahan, Gog dan Magog adalah suku bangsa yang bermukim di wilayah yang berada di dalam Gerbang Aleksander, sebuah pembatas legendaris yang yang didirikan oleh Aleksander Agung: Yosefus, yang menulis pada abad ke-1 Masehi, menanggap mereka sebagai bangsa Skithia, dan di seluruh Timur Tengah, mereka diidentifikasikan sebagai suku bangsa nomaden Eurasia yang meliputi suku Hun, suku Khazar, dan bangsa Mongol, yang dikait-kaitkan dengan berbagai legenda mengenai suku Amazon, Yahudi Merah, dan Sepuluh Suku Hilang dari Israel.
Nama mereka muncul dalam Al-Qur'an dengan sebutan Yakjuj dan Makjuj (bahasa Arab: يأجوج ومأجوج Yaʾjūj wa-Maʾjūj), dan dunia Muslim mula-mula mengidentifikasi mereka dengan suku-suku Turkic dari Asia Tengah dan kemudian dengan bangsa Mongol. Pada zaman modern, mereka masih dikaitkan dengan pemikiran apokaliptik, khususnya di Amerika Serikat dan dunia Muslim.
Nama Gog dan Magog
Bagian dari seri |
Eskatologi |
---|
Penyebutan pertama dari kedua nama tersebut tercantum dalam Kitab Yehezkiel, dimana Gog merupakan nama dari seorang individual dan Magog adalah nama dari tanah airnya; dalam Kejadian 10, Magog adalah seseorang dan tidak menyebutkan Gog, dan dalam Kitab Wahyu, Gog dan Magog muncul bersama sebagai dua negara yang bermusuhan di dunia.[1][2] Seseorang dari Suku Ruben[a] dinamai Gog atau Goug seperti yang dicantumkan dalam 1 Tawarikh 5:4, namun kemunculannya tidak berhubungan dengan Gog dari Kitab Yehezkiel atau Magog dari Kitab Kejadian.[4]
Pengartian nama Gog masih tidak diketahui, dan dalam berbagai kasus, pengarang nubuat Yehezkiel nampaknya memutuskan untuk tidak menjelaskannya lebih lanjut; upaya-upaya dibuat untuk mengidentifikasikannya dengan berbagai tokoh, yang paling terkenal adalah Gyges, seorang raja dari Lydia pada awal abad ke-7, namun beberapa cendekiawan tidak mempercayai bahwa ia berkaitan dengan tokoh sejarah manapun.[5] Nama Magog pun demikian, namun datang dati kata Asiria mat-Gugu, "Tanah Gyges", yang diyakini adalah Lydia.[6] Selain itu, Gog diyakini berasal dari kata Magog ketimbang kata lainnya, dan "Magog" diyakini merupakan sebuah kode untuk Babilonia.[b][7][8]
Teks Yudeo-Kristen
Yehezkiel dan Perjanjian Lama
Kitab Yehezkiel mencatat serangkaian penghilangan yang dialami oleh nabi abad ke-6 SM Yehezkiel, seorang pendeta Bait Salomo yang menjadi salah satu orang buangan pada masa pengasingan Babilonia. Menurut yang ia katakan kepada orang-orang buangan sejawatnya, Peristiwa pengasingan tersebut merupakan hukuman Allah terhadap bangsa Israel karena telah membangkang, namun Allah akan mengembalikan bangsa-Nya ke Yerusalem saat mereka kembali kepadanya.[9] Setelah pesan tersebut dikeluarkan, Yehezkiel 38–39 berkata tentang bagaimana Gog dari Magog dan para antek-anteknya menjanjikan akan mengembalikan bangsa Israel namun saat dihancurkan, saat Allah akan mendirikan sebuah Bait baru dan menempatkan bangsa-Nya di wilayah tersebut selamanya (pasal 40–48).[10]
Datanglah firman TUHAN kepadaku: "Hai anak manusia, tujukanlah mukamu kepada Gog di tanah Magog yaitu raja agung negeri Mesekh dan Tubal dan bernubuatlah melawan dia dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, hai Gog raja agung negeri Mesekh dan Tubal ... Orang Persia, Etiopia, dan Put menyertai mereka ... juga Gomer dengan seluruh bala tentaranya, Bet-Togarma dari utara sekali dengan seluruh bala tentaranya, banyak bangsa menyertai engkau.[11]
Dalam seluruh kitab dari Perjanjian Lama, Gog hanya muncul dalam pasal-pasal tersebut.[c][13] Sekutu-sekutu Gog tersebut terdiri dari Mesekh dan Tubal yang merupakan kerajaan abad ke-7 di tengah Anatolia utara Israel, Persia di bagian timur, Etiopia dan Put (Libya) di bagian selatan; Gomer berasal dari suku Kimmeri, sebuah suku nomadik di utara Laut Hitam, dan Beth-Togarmah yang berada di perbatasan Tubal.[14] Perhimpunan tersebut mewakili sebuah aliansi multi-nasional yang berada di sekitaran Israel.[15] "Kenapa penjelasan nabi terhadap sebagian besar bangsa-bangsa tersebut tidak jelas," namun diyakini kekuasaan dan reputasi mereka untuk kekerasan dan misteri "membuat Gog dan perhimpunannya dijadikan lambang musuh dasar, bangkit melawan Allah dan bangsa-Nya".[16] Pesan teologi dari kisah Gog terjadi atas kehendak Allah, dan peristiwa-peristiwa selanjutnya yang tercantum pada pasal 40–48 (pembangunan kembali Bait Allah dan kehadiran abadi Allah kepada bangsa-Nya) menampilkan karakter eskatologi pada peristiwa tersebut .[17]
Bukti internal mengindikasikan bahwa kisah Gog lebih substansial ketimbang pasal-pasal sekitabnya dan ditulis antara abad ke-4 dan ke-2 SM.[18] Pengarang membuat daftar sekutu Gog-nya dengan nama-nama campuran dari Kejadian 10, "Tabel Bangsa-Bangsa"–Magog, Meshek, Tubal, Etiopia, Put, dan Gomer–dengan nama para mitra dagang Tyredalam Yehezkiel 27, fimana seluruh nama dicantumkan kecuali Magog, ditambah Persia–dan menyatakan bahwa mereka adalah musuh-musuh akhir zaman Israel menurut pengartian Yesaya 66:19, dimana beberapa nama tersebut dan, seperti halnya nubuat Gog, disajikan sebagai sebuah eskatologi.[19]
Gog dan Magog dari Yehezkiel sampai Wahyu
Sepanjang beberapa abad berikutnya, tradisi Yahudi mengubah Gog dari Magog seperti yang tercantum dalam kitab Yehezkiel menjadi Gog dan Magog.[20] Proses tersebut, dan perubahan geografi Gog dan Magog, dapat terlihat pada sastra masa tersebut. Contohnya, buku ke-3 Orakel Sibylline yang berasal dari Yudaisme Mesir pada pertengahan abad ke-2 SM,[21] mengubah "Gog dari Magog" seperti yang tercantum dalam kitab Yehezkiel menjadi "Gog dan Magog," menghubungkan nasib mereka dengan sebelas bangsa lainnya, dan menempatkan mereka "di tengah-tengah sungai Aethiopia"; tempat tersebut dipandang sebagai sebuah lokasi yang aneh, namun geografi kuno terkadang menempatkan Ethiopia di sebelah Persia atau terkadang India.[22] Kalimat tersebut memiliki sebuah teks sangat tidak jelas, dengan beragam manuskrip mengelompokkan mereka pada tulisan-tulisan teks Yunani ke dalam firman, yang berujung pada pembacaan yang berbeda; salah satu grup manuskrip ("grup Y") menghubungkan mereka dengan "Moesia dan Dacia", di timur Eropa, dan lainnya.[23]
Kitab Yobel, dari sekitar masa yang sama, membuat tiga rujukan kepada Gog atau Magog; yang pertama, Magog adalah seorang keturunan dari Nuh, seperti yang tercantum dalam Kejadian 10; yang kedua, Gog adalah sebuah wilayah di sebelah perbatasan Japheth; dan yang ketiga, sebuah bagian dari tanah Japheth bersinggungan dengan Magog.[24] Kitab Henokh, karya antar-perjanjian lainnya, mengisahkan bagaimana Allah memerintahkan Medes dan Parthia (pengganti dari Gog dan Magog) untuk menyerang Yerusalem, dimana mereka dihancurkan.[25] Liber Antiquitatum Biblicarum dari abad ke-1, yang mengisahkan kembali sejarah Alkitab dari Adam sampai Saul, dikenal karena mendaftarkan dan menamai tujuh putra Magog, dan menyebut "ribuan" keturunannya.[26] Taurat Samaria dan Septuaginta (sebuah terjemahan Yunani dari Alkitab Yunani yang dibuat pada beberapa abad terakhir dari era pra-Kristen) sedikit memperkenalkan nama Gog yang pada Alkitab Ibrani diartikan untuk sesuatu yang lain, atau menggunakan kata Magog untuk penggunaan kata Gog dalam versi Ibrani, menandakan bahwa penggunaan nama tersebut telah ditukar.[27]
Kitab Wahyu 19:11–21:8, yang berasal dari abad ke-1 Masehi,[28] mengisahkan bagaimana Iblis ditahan selama seribu tahun, dan bagaimana, saat ia dibebaskan, ia akan menyesatkan "bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, Gog dan Magog," menuju sebuah pertarungan terakhir melawan Yesus dan santo-santonya:[2]
Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.[29]
Penulisan Midrasik
Setelah kegagalan pemberontakan Bar Kokhba yang anti-Romawi pada abad ke-2 Masehi dimana seorang pemimpin manusia dipandang sebagai mesias yang dijanjikan, Yahudi mulai memasuki zaman mesianik dalam hal supranatural: yang pertama akan datang seorang penggerak mesias Yusuf, yang akan mengalahkan musuh-musuh Israel, yang diidentifikasikan sebagai Gog dan Magog, untuk mepersiapkan jalan bagi mesias Daud; kemudian orang-orang mati akan bangkit, pengadilan ilahi akan datang, dan orang-orang baik akan dihargai.[30] Aggadah, teks eksegetikal homiletik dan non-legalistik dalam sastra rabbinik klasik Yudaisme, menyebut Gog dan Magog sebagai dua nama untuk negara sama yang akan datang melawan Israel pada perang akhir.[31] Kaum rabbi tidak mengaitkan negara atau wilayah secara khusus yang mereka yakini sebagai sebuah lokasi di utara Israel,[32] namun cendekiawan Yahudi besar Rashi mengidentifikasi umat Kristen sebagai sekutu mereka dan berkata bahwa Allah akan menggagalkan rencana mereka untuk membunuh seluruh orang Israel.[33]
Aleksander Agung
Sejarawan Yahudi abad ke-1 Yosefus mengidentifikasikan bangsa Gog dan Magog sebagai Skithia, suku bangsa barbar pengendara kuda dari sekitaran Sungai Don dan Laut Azov. Josefus mengutip sebuah cerita tradisional yang menyatakan bahwa Gog dan Magog dikurung oleh Aleksander Agung di balik gerbang besi di "Pegunungan Kaspia", yang umumnya diindentifikasikan dengan Pegunungan Kaukasus. Legenda tersebut tersebar di kalangan Yahudi sezaman pada masa tersebut, yang bertepatan dengan permulaan Era Kristen.[d][34] Beberapa abad kemudian, kisah tersebut dicantumkan dalam Apokalips Pseudo-Methodius dan Romansa Aleksander.[35]
Teks-teks pendahulu dalam bahasa Suryani
Pseudo-Methodius, yang aslinya ditulis dalam bahasa Suryani, dianggap menjadi sumber kisah Gog dan Magog yang masuk dalam versi-versi Barat Romansa Aleksander.[36][37] Sebuah Legenda Aleksander berbahasa Suryani terawal berisi beberapa penjelasan Gog dan Magog yang berbeda, yang masuk dalam versi Arab yang hilang,[38] atau versi Ethiopia dan kemudian Oriental dari romansa Aleksander.[39][e]
Dalam Legenda Aleksander berbahasa Suryani yang berasal dari tahun 629–630, Gog (bahasa Suryani: ܓܘܓ, gwg) dan Magog (bahasa Suryani: ܡܓܘܓܵ, mgwg) muncul sebagai raja bangsa-bangsa Hun.[f][40] Ditulis oleh seorang Kristen yang berbasis di Mesopotamia, Legenda tersebut dianggap menjadi karya pertama yang menghubungkan Gerbang tersebut dengan gagasan bahwa Gog dan Magog memainkan sebuah peran pada akhir zaman.[41] Legenda tersebut mengklaim bahwa Aleksander mengukit nubuat-nubuat pada wajah Gerbang tersebut, menandai tanggal kapan bangsa-bangsa Hun, yang terdiri dari 24 bangsa, akan meruntuhkan Gerbang tersebut dan dan menguasai sebagian besar wilayah dunia.[g][42][43]
Pseudo-Methodius menambahkan sebuah unsur baru dalam naratif tersebut; dua gunung bergerak bersamaan mempersempit ruang, yang kemudian disegel dengan sebuah gerbang melawan Gog and Magog. Gagasan tersebut juga muncul dalam Romansa Aleksander Barat dan al-Qur'an.[44]
Lihat pula
Catatan penjelas
- ^ Seluruh anggota dari suku Ruben beradal dari keturunan Ruben menurut Taurat. Namun tidak jelas apakah hubungan keluarga ayah Gog, Yoel, bersama dengan orang-orang keturunan suku Ruben dalam ayat 3.[3]
- ^ Teknik enkripsi tersebut disebut atbash. BBL ("Babilonia") bila dibaca terbalik dan digantikan oleh satu huruf menjadi MGG (Magog)
- ^ Seseorang yang bernama Gog disebutkan dalam I Tawarikh 5:4, namun ia merupakan Gog dari suku Ruben, salah seorang dari bangsa Israel, dan tidak mungkin sama dengan Gog dari Kitab Yehezkiel.[12]
- ^ Josephus, Antiquities of the Jews 1
.123 and 18 .97; The Jewish War 7 .244-51 - ^ Versi Etiopia berasal dari versi Arab yang hilang (Boyle 1979, hlm. 133). Sementara Budge 1889 tidak menyebutkan penjelasan tersebut, cf. Budge (1896), The Life and Exploits of Alexander, p
.%20216,%20footnote%201. - ^ Juga disebut Legenda Kristen terkait Aleksander karya E. A. Wallis Budge. Karya tersebut memiliki sebuah judul lengkap yang panjang, dimana terdapat kalimat "Sebuah tindakan dari Alexander.. bagaimana.. ia membuat sebuah gerbang besi, dan mengurung bangsa-bangsa Hun".
- ^ Invasi pertama, yang dinubuatkan terjadi 826 tahun setelah Aleksander memprediksikannya, Takan jatuh pada 1 Oktober 514; invasi kedua pada tahun 629 (Boyle 1979, hlm. 124).
Referensi
Kutipan
- ^ Bøe 2001, hlm. 89–90.
- ^ a b Mounce 1998, hlm. 372.
- ^ Bøe 2001, hlm. 49.
- ^ Bøe 2001, hlm. 1.
- ^ Lust 1999b, hlm. 373–374.
- ^ Gmirkin 2006, hlm. 148.
- ^ Lust 1999a, hlm. 536.
- ^ Bøe 2001, p. 84, footnote 31. Lust and Bøe cite Brownlee (1983) "Son of Man Set Your Face: Ezekiel the Refugee Prophet", HUCA 54.
- ^ Blenkinsopp 1996, hlm. 178.
- ^ Bullock 1986, hlm. 301.
- ^ Yehezkiel 38
- ^ Tooman 2011, hlm. 140.
- ^ Block 1998, hlm. 432.
- ^ Block 1998, hlm. 72–73,439–440.
- ^ Hays, Duvall & Pate 2009, hlm. no pagination.
- ^ Block 1998, hlm. 436.
- ^ Petersen 2002, hlm. 158.
- ^ Tooman 2011, hlm. 271.
- ^ Tooman 2011, hlm. 147–148.
- ^ Boring 1989, hlm. 209.
- ^ Wardle 2010, hlm. 89.
- ^ Bøe 2001, hlm. 142–144.
- ^ Bøe 2001, hlm. 145–146.
- ^ Bøe 2001, hlm. 153.
- ^ Bøe 2001, hlm. 178.
- ^ Bøe 2001, hlm. 186–189.
- ^ Lust 1999a, hlm. 536–537.
- ^ Stuckenbruck 2003, hlm. 1535–1536.
- ^ Wahyu 20:7–10
- ^ Schreiber, Schiff & Klenicki 2003, hlm. 180.
- ^ Skolnik & Berenbaum 2007, hlm. 684.
- ^ Mikraot Gedolot HaMeor p.400
- ^ Grossman 2012, hlm. 54.
- ^ Bietenholz 1994, hlm. 122.
- ^ Bietenholz 1994, hlm. 122–125.
- ^ Van Donzel & Schmidt 2010, hlm. 30.
- ^ Stoneman 1991, hlm. 29.
- ^ Boyle 1979, hlm. 123.
- ^ Van Donzel & Schmidt 2010, hlm. 32.
- ^ Budge 1889, II, p. 150.
- ^ Van Donzel & Schmidt 2010, hlm. 17.
- ^ Budge 1889, II, pp. 153–4.
- ^ Van Donzel & Schmidt 2010, hlm. 17–21.
- ^ Van Donzel & Schmidt 2010, hlm. 21.
Daftar pustaka
- Bietenholz, Peter G. (1994). Historia and fabula: myths and legends in historical thought from antiquity to the modern age. Brill. ISBN 9004100636.
- Blenkinsopp, Joseph (1996). A history of prophecy in Israel. Westminster John Knox Press. ISBN 9780664256395.
- Block, Daniel I. (1998). The Book of Ezekiel: chapters 25-48. Eerdmans. ISBN 9780802825360.
- Block, Thomas (2012). A Fatal Addiction: War in the Name of God. Algora Publishing. ISBN 9780875869315.
- Bøe, Sverre (2001). Gog and Magog: Ezekiel 38-39 as pre-text for Revelation 19,17-21 and 20,7-10. Mohr Siebeck. ISBN 9783161475207.
- Boring, Eugene M (1989). Revelation. Westminster John Knox Press. ISBN 9780664237752.
- Boyer, Paul (1992). When Time Shall Be No More: Prophecy Belief in Modern Culture. Belknap Press. ISBN 9780674028616.
- Brook, Kevin A (2006). The Jews of Khazaria. Rowman&Littlefield. ISBN 9781442203020.
- Buitenwerf, Rieuwerd (2007). "The Gog and Magog Tradition in Revelation 20:8". Dalam de Jonge, H. J.; Tromp, Johannes. The Book of Ezekiel and Its Influence. Ashgate Publishing. ISBN 9780754655831.
- Bullock, C. Hassell (1986). An Introduction to the Old Testament Prophetic Books. Moody Press. ISBN 9781575674360.
- Christensen, Arne Søby (2002). Cassiodorus, Jordanes, and the History of the Goths: Studies in a Migration Myth. Museum Tusculanum Press. ISBN 9788772897103.
- Cook, David (2005). Contemporary Muslim Apocalyptic Literature. Syracuse University Press. ISBN 9780815630586.
- Derry, T.K (1979). A history of Scandinavia: Norway, Sweden, Denmark, Finland, and Iceland. University of Minnesota Press. ISBN 9780816637997.
- Eichrodt, Walther (2003). Ezekiel: A Commentary. Westminster John Knox Press. ISBN 9780664227661.
- Enns, Peter (2012). The Evolution of Adam. Baker Books. ISBN 9781587433153.
- Filiu, Jean-Pierre (2011). Apocalypse in Islam. University of California Press. ISBN 9780520264311.
- Grabbe, Lester L.; Haak, Robert D. (2001). 'Every City Shall Be Forsaken': Urbanism and Prophecy in Ancient Israel and the Near East. A&C Black. ISBN 9781841272023.
- Gibb, H.A.R.; Beckingham, C.F. (1994). The Travels of Ibn Baṭṭūṭa, A.D. 1325–1354 (Vol. IV). Hakluyt Society. ISBN 9780904180374.
- Gmirkin, Russell (2006). Berossus and Genesis, Manetho and Exodus: Hellenistic Histories and the Date of the Pentateuch. Bloomsbury. ISBN 9780567134394.
- Gow, Andrew Colin (1995). The red Jews: antisemitism in an apocalyptic age, 1200–1600. Brill. ISBN 9004102558.
- Grossman, Avraham (2012). "The Commentary of Rashi on Isaiah and the Jewish-Christian Debate". Dalam Wolfson, Elliot R.; Schiffman, Lawrence H.; Engel, David. Studies in Medieval Jewish Intellectual and Social History. Brill. ISBN 9789004222366.
- Hays, J. Daniel; Duvall, J. Scott; Pate, C. Marvin (2009). Dictionary of Biblical Prophecy and End Times. Zondervan. ISBN 9780310571049.
- Hughes, Patrick Thomas (1895). Dictionary of Islam. Asian Educational Services. ISBN 9788120606722.
- Joyce, Paul M. (2009). Ezekiel: A Commentary. Continuum. ISBN 9780567483614.
- Kydd, Thomas S. (2009). American Christians and Islam: Evangelical Culture and Muslims from the Colonial Period to the Age of Terrorism. Princeton University Press. ISBN 9780691133492.
- Kyle, Richard G. (2012). Apocalyptic Fever: End-Time Prophecies in Modern America. Wipf and Stock Publishers.
- Lust, J. (1999a). "Magog". Dalam Van der Toorn, Karel; Becking, Bob; Van der Horst, Pieter. Dictionary of deities and demons in the Bible. Brill. ISBN 9780802824912.
- Lust, J. (1999b). "Gog". Dalam Van der Toorn, Karel; Becking, Bob; Van der Horst, Pieter. Dictionary of deities and demons in the Bible. Brill. ISBN 9780802824912.
- Marsh, Christopher (2011). Religion and the State in Russia and China. A&C Black. ISBN 9781441112477.
- Marshall, Robert (1993). Storm from the East: from Genghis Khan to Khubilai Khan. University of California Press. ISBN 9780520083004.
- Mounce, Robert H (1998). The Book of Revelation. Eerdmans. ISBN 9780802825377.
- Petersen, David L (2002). The prophetic literature: an introduction. John Knox Press. ISBN 9780664254537.
- Redditt, Paul L. (2008). Introduction to the Prophets. Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 9780028659435.
- Polo, Marco (1875), "Ch. 59: Concerning the Province of Tenduc, and the Descendants of Prester John", dalam Yule, Henry (tr.), The Book of Sir Marco Polo, the Venetian, 1 (edisi ke-2nd, revised), J. Murray, hlm. 276–286 (
- Karya yang berkaitan dengan Chapter 59 di Wikisource)
- Schreiber, Mordecai; Schiff, Alvin I.; Klenicki, Leon (2003). "Messianism". Dalam Schreiber, Mordecai; Schiff, Alvin I.; Klenicki, Leon. The Shengold Jewish Encyclopedia. Schreiber Publishing. ISBN 9781887563772.
- Skolnik, Fred; Berenbaum, Michael (2007). Encyclopaedia Judaica. 7. Granite Hill Publishers. ISBN 9780028659435.
- Strickland, Deborah Higgs (2008). "Text, Image and Contradiction in the Devisement du monde". Dalam Akbari, Suzanne Conklin; Iannucci, Amilcare. Marco Polo and the Encounter of East and West. University of Toronto Press. ISBN 9780802099280.
- Stuckenbruck, Loren T. (2003). "Revelation". Dalam Dunn, James D. G.; Rogerson, John William. Eerdmans Commentary on the Bible. Eerdmans. ISBN 9780802837110.
- Tooman, William A. (2011). Gog of Magog: Reuse of Scripture and Compositional Technique in Ezekiel 38-39. Mohr Siebeck. ISBN 9783161508578.
- Van Donzel, Emeri J.; Schmidt, Andrea Barbara (2010). Gog and Magog in Early Eastern Christian and Islamic Sources: Sallam's Quest for Alexander's Wall. Brill. ISBN 9004174168.
- Wardle, Timothy (2010). The Jerusalem Temple and Early Christian Identity. Mohr Siebeck. ISBN 9783161505683.
- Wessels, Anton (2013). The Torah, the Gospel, and the Qur'an: Three Books, Two Cities, One Tale. Eerdmans. ISBN 9780802869081.
- Westrem, Scott D. (1998). ""Against Gog and Magog"". Dalam Tomasch, Sylvia; Sealy, Gilles. Text and territory: geographical imagination in the European Middle Ages. University of Pennsylvania Press. ISBN 0812216350.