Fungi
Fungi | |
---|---|
Searah jarum jam dari kiri atas: Amanita muscaria, sejenis basidiomycete; Sarcoscypha coccinea, sejenis ascomycete; roti yang ditumbuhi jamur; sejenis chytrid; Aspergillus, sejenis conidiophore. | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
(tanpa takson): | |
Kerajaan: | Fungi |
Subkingdoms/Phyla/Subphyla[2] | |
Dikarya (inc. Deuteromycota) Subphyla Incertae sedis |
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi.
Awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ, "pengetahuan", "lambang").
Posisi fungi dalam taksonomi
Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip. Seperti tanaman, kebanyakan fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari kerajaan tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
Ciri-ciri Fungi
- Dengan jenis eukariota lainnya: Sama seperti eukariota, sel fungi memiliki membran inti dengan kromosom yang mengandung DNA. Selain itu, sel fungi juga memiliki beberapa organel sitoplasmik seperti mitokondria, sterol, dan ribosom.[3][4]).
- Dengan hewan: Fungi tidak mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan merupakan organisme heterotrof, memerlukan senyawa organik sebagai sumber energinya.[5]
- Dengan tumbuhan: Fungi mempunyai dinding sel[6] dan vakuola. Fungi bisa bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dan seperti grup tanaman basal lainnya (seperti tumbuhan paku dan lumut daun), fungi akan menghasilkan spora. Mirip juga dengan lumut daun dan algae, fungi memiliki nukleus yang haploid.[7]
- Dinding sel terbuat dari zat kitin
Morfologi
Berdasarkan morfologinya, fungi dibedakan menjadi khamir (yeast), kapang (mold atau mould) dan cendawan (mushroom).[8] Khamir adalah fungi uniselular atau hanya memiliki satu sel. Kapang adalah fungi multiseluler yang berstruktur seperti filamen atau benang.[9] Sedangkan cendawan adalah fungi multiseluler yang memiliki tubuh buah (fruiting body) atau karpus yang dapat dilihat oleh mata telanjang.[10]
Cara hidup
Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:
dan lain - lain
Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.
Reproduksi
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
Anamorf, teleomorf, holomorf
Reproduksi cendawan diketahui rumit, karena suatu jenis dapat hidup dalam jangka waktu lama dalam daur hidup aseksual saja atau daur hidup seksual saja. Beberapa kelompok cendawan bahkan tidak diketahui salah satu dari daur hidupnya. Kerumitan ini biasanya dimiliki oleh kelompok Basidiomycota dan Ascomycota. Akibat hal ini, para taksonom fungi menerapkan sistem penamaan ganda, yaitu dengan menerima dua nama spesies yang masing-masing untuk fase aseksual (nama anamorf) dan untuk fase seksual (nama teleomorf). Apabila telah diketahui kedua fase itu untuk satu jenis cendawan, nama yang diterapkan untuk jenis ini adalah holomorf. Jenis-jenis cendawan dengan nama ganda ini biasanya adalah cendawan dengan pengaruh ekonomi tinggi, seperti cendawan racun atau menjadi penyakit tanaman pertanian.
Klasifikasi
Fungi dalam taksonomi klasik di sekolah-sekolah biasa dikelompokkan sebagai divisio menjadi lima kelas:
Pembagian di atas telah dianggap usang karena temuan-temuan terbaru membuat fungi diangkat menjadi Kerajaan organisme (Regnum) tersendiri, dengan divisio/filum:
Filum Blastocladiomycota
Filum Chytridiomycota
Filum Glomeromycota
Filum Microsporidia
Filum Neocallimastigomycota
Subregnum: Dikarya (term. Deuteromycota), mencakup
Filum Ascomycota
Filum Basidiomycota
Subfilum incertae sedis (mencakup Dikarya yang belum ditetapkan filumnya)
Deuteromycota menjadi kelompok bagi cendawan-cendawan yang belum dapat digolongkan pada keempat filum di atas (berstatus "tidak jelas", incertae sedis).
Lumut kerak atau Lichenes bukanlah individu, melainkan bentuk simbiosis mutualisme yang erat antara cendawan dan alga. Meskipun demikian, penamaan khusus sering diberikan karena kepentingan praktis dalam terapan, misalnya farmasi.
Referensi
- ^ Moore RT. (1980). "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine. 23: 361–73.
- ^ The classification system presented here is based on the 2007 phylogenetic study by Hibbett et al.
- ^ Deacon, p. 4.
- ^ Deacon, pp. 128–29.
- ^ Alexopoulos et al., pp. 28–33.
- ^ Alexopoulos et al., pp. 31–32.
- ^ Deacon, p. 58.
- ^ Roosheroe, Indraawati G.; Sjamsuridzal, Wellyzar; Oetari, Ariyanti (2014). Mikologi Dasar dan Terapan (edisi ke-2). Indonesia: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-875-2.
- ^ Tortora, Gerard J. (2013). Microbiology: an introduction. USA: Pearson. ISBN 978-0-321-73360-3.
- ^ Madigan, Michael T.; Martinko, John M.; Stahl, David A.; Clark, David P. (2012). Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-13). USA: Benjamin Cummings. ISBN 978-032-164-963-8.