Kereta api Jayabaya

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Jayabaya adalah kereta api kelas ekonomi AC plus milik PT Kereta Api Indonesia di Jawa yang melayani rute Jakarta Pasarsenen - Malang Kotabaru dan sebaliknya. Kereta api ini merupakan kereta api kedelapan dengan gerbong yang dipesan sendiri oleh PT KAI dan tidak lagi didanai oleh Kementerian Perhubungan Indonesia, serta tidak dibiayai PSO oleh Pemerintah. Kereta api ini juga merupakan kereta api penumpang pertama yang melewati jalur pintas (shortcut) Surabaya Gubeng-Surabaya Pasarturi.

Kereta api Jayabaya
Berkas:Plat nama KA Jayabaya 2016.png
Kereta api Jayabaya di Stasiun Malang.
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi I Jakarta
PendahuluJayabaya Utara (1961-2006)
Mulai beroperasi18 Oktober 2014
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian945 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalPasar Senen
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirMalang
Jarak tempuh820 km
Waktu tempuh rerata13 Jam 44 Menit (rata-rata)
Frekuensi perjalananSatu kali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi AC Plus Non PSO
Layanan disabilitasAda, berupa 2 kereta difabel, biasanya diletakkan di kereta nomor 5 dan 6
Pengaturan tempat duduk80 tempat duduk disusun 2-2 saling berhadapan khas Ekonomi AC Plus Non PSO
64 tempat duduk disusun 2-2 khusus kereta difabel
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburantidak
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas laintoilet, alat pemadam api ringan, AC Sentral.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional60 s.d 100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Kereta api ini milik Daop 1 Jakarta
Nomor pada jadwal143-146

Sejatinya dahulu kereta api ini bernama Jayabaya Utara, dan pasangannya, Jayabaya Selatan yang melayani rute Jakarta-Surabaya via Semarang yang merupakan kereta api kelas bisnis. Kereta api ini diluncurkan pada tahun 1961, namun kereta api ini berhenti beroperasi pada tahun 2006 karena okupansi yang minim. Kereta api Gumarang yang mulai beroperasi pada tahun 2001 praktis menggantikan kereta api ini.

Pada tahun 2014, PT KAI mengoperasikan kembali kereta api ini setelah 8 tahun mati suri dengan memperpanjang rutenya sampai Malang karena macetnya jalan raya Surabaya-Malang. Peluncuran kereta api ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2014 di Stasiun Pasarsenen.[1]

Kereta api ini terdiri dari 8 rangkaian kereta ekonomi (K3) AC ditambah satu kereta makan (restorasi) dan pembangkit (MP3). Dua di antaranya adalah gerbong khusus untuk kaum difabel. Total penumpang yang dapat diangkut adalah 800 orang. Perjalanan dari Jakarta-Surabaya-Malang maupun sebaliknya sejauh ± 820 km ditempuh selama sekitar 13-14 jam. Tarif batas bawah dan atas kereta api ini adalah antara Rp200.000,00 hingga Rp400.000,00. Untuk rute Malang-Surabaya Pasarturi dan sebaliknya diberlakukan tarif khusus seharga Rp45.000,00.

Livery

Kereta ini juga menggunakan livery baru, yang berbeda dari KA ekonomi AC sebelumnya sejak era KA Bogowonto hingga KA Sawunggalih Tambahan yang diluncurkan pada lebaran. Rangkaian "all new liveries" yang diberi nama "Kesepakatan"[2] dari PT INKA ini dipergunakan untuk meremajakan armada secara bertahap serta mengganti semua rangkaian kereta eksekutif dan ekonomi yang sudah tua dan tidak layak operasi. Peremajaan ini dilakukan secara bertahap pada tahun 2014-2020.[3] Livery KA Jayabaya ini nantinya akan digunakan di seluruh kereta api di Indonesia pada semua kelas, saat satu persatu kereta menjalani pemeliharaan akhir (PA) di balai yasa maupun saat kedatangan kereta baru dari PT INKA, meski livery khusus kereta ini sendiri "aneh" bila dilihat dari pewarnaan pintu.

Asal usul istilah

Nama Jayabaya berasal dari salah satu Raja Kediri, Jayabaya yang amat terkenal dengan ramalannya, Jangka Jayabaya. Ia bertakhta dengan gelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa pada tahun 1135-1157 Masehi. Keberhasilannya mengembangkan kekuasaannya itulah yang kemudian disematkan pada nama kereta ini sehingga menumbuhkan kebanggan tersendiri bagi setiap penumpangnya.

Jadwal perjalanan

Berikut ini jadwal KA Jayabaya per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).[4]

KA 146/143 Jayabaya (Malang-Jakarta Pasarsenen) KA 144/145 Jayabaya (Jakarta Pasarsenen-Malang)
Stasiun Kedatangan Keberangkatan Stasiun Kedatangan Keberangkatan
Malang - 11.45 Pasarsenen - 13.00
Lawang 12.08 12.13 Karawang 13.53 13.55
Bangil 12.51 12.54 Cikampek 14.14 14.16
Sidoarjo 13.15 13.18 Jatibarang 15.28 15.30
Surabaya Gubeng 13.41 13.49 Cirebon Prujakan 16.04 16.13
Surabaya Pasarturi 14.03 14.15 Tegal 17.08 17.17
Lamongan 14.51 14.54 Pemalang 17.39 17.43
Babat 15.16 15.18 Pekalongan 18.08 18.12
Bojonegoro 15.47 15.50 Weleri 18.51 18.54
Cepu 16.19 16.26 Semarang Poncol 19.27 19.42
Randublatung 16.48 16.52 Ngrombo 20.36 20.39
Ngrombo 17.39 17.42 Randublatung 21.25 21.28
Semarang Poncol 18.35 18.51 Cepu 21.50 21.56
Weleri 19.24 19.28 Bojonegoro 22.27 22.30
Pekalongan 20.08 20.12 Babat 23.00 23.03
Pemalang 20.39 20.45 Lamongan 23.06 23.29
Tegal 21.06 21.14 Surabaya Pasarturi 00.05 00.20
Cirebon Prujakan 22.09 22.24 Surabaya Gubeng 00.35 00.45
Jatibarang 22.57 22.59 Sidoarjo 01.08 01.11
Cikampek 00.10 00.12 Bangil 01.32 01.35
Karawang 00.31 00.33 Lawang 02.15 02.19
Bekasi 01.03 01.05 Malang 02.42 -
Jatinegara 01.21 01.24
Pasarsenen 01.34 -

Susunan rangkaian

E
40
5

Dalam sekali perjalanan, kereta api ini membawa dua rangkaian yang dimiliki oleh depot Jakarta Kota (JAKK) dan Malang (ML). Adapun susunan rangkaian milik kedua depot tersebut sama, yaitu sebuah lokomotif (CC206), enam gerbong ekonomi AC (K3), satu gerbong makan dan pembangkit (MP3), dua gerbong ekonomi difabel (K3, masing-masing digandeng mengapit gerbong makan dan pembangkit), serta satu gerbong bagasi (B), yang seluruhnya menggunakan livery "Kesepakatan" versi PT Inka, kecuali untuk bagasi dapat menggunakan livery hijau "Cargo", atau menggunakan gerbong bagasi lama. Dalam sekali perjalanan, jarang menggunakan kereta pembangkit (P) maupun kereta makan (KM1 atau M1), kecuali jika kereta makan pembangkit nya mengalami masalah atau kerusakan. Seperti kereta api di Indonesia pada umumnya, gerbong makan biasanya ditempatkan di tengah-tengah rangkaian, sedangkan gerbong pembangkit ditempatkan di ujung rangkaian.

Fasilitas

Interior dan spesifikasi
No. Jenis Karakteristik Keterangan
1 Interior Desain dirancang untuk aspek keselamatan dan kenyamanan, dilengkapi peredam suara dan isolasi panas
2 Tempat duduk Kapasitas 80 penumpang tiap kereta standar dan 64 tempat duduk untuk tiap kereta dengan fasilitas untuk penumpang difabel Terdapat ruang kosong untuk alat bantu penumpang difabel pada kereta khusus difabel
3 Pintu ruangan Sistem geser manual dengan mekanisme menutup sendiri
4 Sistem penyejuk udara 2 set air conditioner (AC) sentral tiap kereta Suhu rata-rata 23 °C
5 Jenis bogie K5 (TB-398) Dengan trainmark E dapat berjalan hingga batas toleransi 100 km/jam
6 Fasilitas keselamatan Tabung pemadam kebakaran, rem darurat
7 Fasilitas lainnya Toilet

Insiden

Pada tanggal 3 Februari 2015, kereta api Jayabaya jurusan Malang anjlok di petak Stasiun Ujungnegoro-Stasiun Kuripan. Diperkirakan penyebab kejadian ini adalah rel ambles. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kejadian ini menyebabkan sekitar 455 penumpang kereta api Jayabaya telantar dan banyaknya keterlambatan perjalanan kereta api di jalur Pantura.[5]

Galeri

Referensi

Pranala luar