Kabupaten Sleman

kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

Kabupaten Sleman (bahasa Jawa: Sléman, Hanacaraka, ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀) adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukota kabupaten ini adalah Sleman. Sleman dikenal sebagai asal buah salak pondoh. Berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sebenarnya secara administratif terletak di wilayah kabupaten ini, di antaranya Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta.

Kabupaten Sleman
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀
Daerah tingkat II
Julukan: 
Kota Salak Pondoh
Motto: 
Sleman SEMBADA
(Sehat, Elok, Makmur dan merata, Bersih dan berbudaya, Aman dan adil, Damai dan dinamis, Agamis)
Peta
Kabupaten Sleman ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀ di Indonesia
Kabupaten Sleman ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀
Kabupaten Sleman
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀
Peta
Kabupaten Sleman ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀ di Indonesia
Kabupaten Sleman ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀
Kabupaten Sleman
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀
Kabupaten Sleman
ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦯ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀ (Indonesia)
Koordinat: 7°40′54″S 110°19′24″E / 7.68167°S 110.32333°E / -7.68167; 110.32333
Negara Indonesia
ProvinsiD.I. Yogyakarta
Tanggal berdiri8 Agustus 1950
Dasar hukumUU No.15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ibu kotaSleman
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 86
Pemerintahan
 • BupatiSri Purnomo
Luas
 • Total574,82 km2 (22,194 sq mi)
Populasi
 • Total1.093.110
 • Kepadatan19/km2 (49/sq mi)
Demografi
Zona waktu[[UTC]]
Kode BPS
3404 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0274
Kode Kemendagri34.04 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 891.589.912.000.-
Flora resmiSalak pondoh
Fauna resmiPunglor merah
Situs webwww.slemankab.go.id


Berkas:Logo Pariwisata Amazing Sleman.png
Logo wisata "SLEMAN"

Lokasi dan Batas Wilayah

Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di utara dan timur, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat. Pusat pemerintahan di Kecamatan Sleman, yang berada di jalur utama antara YogyakartaSemarang.

Kondisi Geografis

Bagian utara kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo (membatasi kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo), kali Code, kali Kuning, kali Opak dan Kali Tapus.

Dengan Pendapatan Asli Daerah Rp. 52.978.731.000,- (2005) Kabupaten Sleman merupakan kabupaten terkaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejarah

Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (yang kemudian disebut Sleman), dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga disebutkan bahwa kabupaten Sulaiman terdiri dari 4 distrik yakni : Distrik Mlati (terdiri 5 onderdistrik dan 46 kalurahan), Distrik Klegoeng (terdiri 6 onderdistrik dan 52 kalurahan), Distrik Joemeneng (terdiri 6 onderdistrik dan 58 kalurahan), Distrik Godean (terdiri 8 onderdistrik dan 55 kalurahan). Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998, tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari tersebut tepat pada Hari Senin Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang.

Berdasar pada perhitungan tahun Masehi, Hari Jadi Kabupaten Sleman ditandai dengan surya sengkala "Rasa Manunggal Hanggatra Negara" yang memiliki sifat bilangan Rasa= 6, Manunggal=1, Hanggatra=9, Negara=1, sehingga terbaca tahun 1916. Sengkalan tersebut, walaupun melambangkan tahun, memiliki makna yang jelas bagi masyarakat Jawa, yakni dengan rasa persatuan membentuk negara. Sedangkan dari perhitungan tahun Jawa diperoleh candra sengkala "Anggana Catur Salira Tunggal". Anggana=6, Catur=4, Salira=8, Tunggal=1. Dengan demikian dari candra sengkala tersebut terbaca tahun 1846.

Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat diturunkan statusnya menjadi distrik di bawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Dan baru pada tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2 (dua). Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden T umenggung Pringgodiningrat sebagai bupati. Pada masa itu, wilayah Sleman membawahi 17 Kapenewon/Kecamatan (Son) yang terdiri dari 258 Kalurahan (Ku). Ibu kota kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo. Melalui Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan, maka 258 Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga menjadi 86 kelurahan/desa. Kelurahan/Desa tersebut membawahi 1.212 padukuhan.

Pusaka dan identitas daerah

Kyai Turunsih

Kabupaten Sleman memiliki tombak "Kyai Turunsih Tangguh Ngayogyakarto", pemberian dari Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu Kliwon 15 Mei 1999 (Tanggal Jawa, 29 Sapar 1932 Ehe). Penyerahan Pusaka tersebut kepada Bupati Sleman, dikawal 2 bergada prajurit Kraton Yogyakarta yakni Bregada Ketanggung berbendera Cakraswandana dan Bregada Mantrijero berbendera Purnamasidi. Pusaka itu dibawa seorang abdi Keraton Yogyakarta, KRT Pringgohadi Seputra.

Tombak Kyai Turunsih memiliki dhapur (pangkal) cekel beluluk Ngayogyakarta dan pamor beras wutah (wos wutah) wengkon. Pamor pusaka itu sesuai kondisi Sleman sebagai gudang berasnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Tombak tersebut memiliki panjang sepanjang kurang lebih 270 cm dan pangkal sepanjang 49 cm.

Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, Tombak Kyai Turunsih mengisyaratkan laku ambeg paramarta, dijiwai olah rasa kasih sayang, yang mencakup wilayah se Kabupaten Sleman sebagaimana sebuah keluarga besar yang harmonis, mulat sarira sesuai hari jadinya 'Anggana Catur Sarira Tunggal' yang terbaca tahun 1846 Jawa. Candra Sengkala tersebut mengemukakan sikap kearifan tradisional di empat penjuru yang manunggal pada jiwa kesatuan, yang menjadi unsur kasepuhannya.

Salak pondoh

Salak Pondoh (Sallaca edulis Reinw cv Pondoh) dalam kajian ilmiah termasuk divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dengan sub divisi Angiospermae (berbiji tertutup). Sedangkan klasifikasi kelasnya adalah Monocotyledoneae (biji berkeping satu), yang termasuk bangsa Arecales, suku Arecaceae Palmae (keluarga Palem) dan marga Salacca jenis Salacca edulis Reinw dengan anak jenis Salacca edulis Reinw cv Pondoh.

Tanaman ini dipilih menjadi flora identitas Kabupaten Sleman karena merupakan jenis tanaman Salak khas di wilayah Sleman dan telah menjadi kebanggaan masyarakat Sleman. Awalnya, Partodiredjo, seorang Jogoboyo desa pada Kapanewon Tempel, pada tahun 1917 menerima kenang-kenangan empat butir biji salak dari seorang warga negara Belanda yang akan kembali ke negerinya karena masa tugasnya telah berakhir. Biji Salak yang kemudian ditanam dan dibudidayakannya dengan baik ternyata menghasilkan buah yang manis dan tidak sepat, tidak seperti buah Salak yang selama itu dikenalnya. Pada tahun 1948-an tanaman Salak tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Muhadiwinarto (putra Partodiredjo) warga Sokobinangun, Merdikorejo, Tempel. Karena kelebihannya dalam hal rasa, tanaman salak tersebut cepat berkembang pesat penyebarannya.

Burung punglor

Burung Punglor (Zootheria Citrina) yang tergolong Vertebrata marga Zootheria, bangsa passeriformes, suku Turdidae, dan kelas Aves ini memiliki bulu yang indah. Habitat Punglor adalah hutan sekunder dataran rendah dan dataran yang memiliki ketinggian hingga 900 M di atas permukaan air laut.

Di wilayah Sleman, burung yang bersuara merdu ini berhabitat kebun Salak Pondoh. Dengan makanan utama cacing tanah dan kumbang (uret), Punglor merupakan predator bagi hama tanaman Salak Pondoh.

Tempat wisata

Kecamatan

  1. KRT. Pringgodiningrat (1945–1947)
  2. KRT. Projodiningrat (1947–1950)
  3. KRT. Dipodiningrat (1950–1955)
  4. KRT. Prawirodiningrat (1955–1959)
  5. KRT. Murdodiningrat (1959–1974)
  6. KRT. Tedjo Hadiningrat (1974 / 3 Bulan)
  7. Drs. KRT. H. Prodjosuyoto Hadiningrat (1974–1985)
  8. Drs. Samirin (1985–1990)
  9. H. Arifin Ilyas (1990–2000)
  10. Drs. Ibnu Subiyanto, Akt. (2000–2009)
  11. Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. (2009–2010/Plt Bupati)
  12. Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. (2010–2020)

Perwakilan

DPRD Kabupaten Sleman 2014–2019
Partai Kursi
Lambang PDI-P PDI-Perjuangan 12
  Partai Gerindra 7
  Partai Keadilan Sejahtera 6
  Partai Amanat Nasional 6
  Partai NasDem 5
  Partai Kebangkitan Bangsa 5
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 4
Lambang PPP Partai Persatuan Pembangunan 4
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 1
Total 50

Pada [[Pemilu Legislatif 2014], DPRD Kabupaten Sleman adalah sebanyak 50 orang dan tersusun dari perwakilan sembilan partai[1]

Lihat pula

Pranala luar

Tokoh terkenal

Pendidikan tinggi

  • Sekolah Tinggi:
    • Sekolah Tinggi Bahasa Asing Lembaga Indonesia-Amerika
    • Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (Akademi Administrasi Notokusumo)
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata API (Akademi Pariwisata Indonesia)
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Yayasan Keluarga Pahlawan Negara)
    • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa
    • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
    • Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
    • Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
    • Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

Referensi