Kereta api Turangga

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Turangga adalah kereta api kelas eksekutif plus new image yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Bandung Hall (BD) - Surabaya Gubeng (SGU) dan sebaliknya. Kereta ini merupakan satu-satunya kereta api kelas satwa yang beroperasi di luar Jakarta saat ini.

Kereta api Turangga
Berkas:TURANGGA.png
Kereta api Turangga masuk Stasiun Madiun
Informasi umum
Jenis layananKereta api ekspres
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi VIII Surabaya
PendahuluTurangga Eksekutif-Bisnis
Mulai beroperasi2 September 1995 (eksekutif dan bisnis)
11 Oktober 1999 (eksekutif satwa)
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Jumlah penumpang harian5.449 penumpang per hari (rata-rata)[butuh rujukan]
Lintas pelayanan
Stasiun awalSurabaya Gubeng
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirBandung
Jarak tempuh699 km
Waktu tempuh rerata12 jam 34 menit (Surabaya Gubeng-Bandung)
12 jam 44 menit (Bandung-Surabaya Gubeng)
Frekuensi perjalananSekali pergi pulang sehari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif Plus New Image
Pengaturan tempat duduk50 tempat duduk disusun 2-2 (Kelas Eksekutif), reclining and revolving seat
Fasilitas restorasiAda, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia.
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainLampu baca, Lubang Audio Jack 3.5 mm, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, AC, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasional50 s.d. 120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal49-50

Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu sekitar 12,5-13 jam dan berhenti di Stasiun Bandung, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Kroya, Sumpiuh (hanya KA 49),Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Wilangan (hanya KA 49) Nganjuk, Kertosono, Jombang, Mojokerto, dan terakhir Surabaya Gubeng.

Kereta api dengan desain layanan kelas Eksekutif Satwa ini menawarkan alternatif perjalanan Surabaya menuju Bandung dan sebaliknya pada sore hari, sementara untuk perjalanan pada pagi hari dari Surabaya menuju Bandung dan sebaliknya dilayani oleh kereta api Argo Wilis, sebuah kereta api kelas Eksekutif Argo yang beroprasi di jalur luar Jakarta.

Kereta Api Ekspres Malam Turangga berangkat dari Stasiun Bandung (BD) pada pukul 19.30 WIB dan dari Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) pada pukul 16.30 WIB. Rangkaian KA Turangga terdiri dari 7 kereta penumpang kelas Eksekutif, ada yang memiliki kaca (seperti) pesawat dan yang memiliki kaca lebar (K1), 1 kereta makan (KM1/M1), 1 gerbong pembangkit (P), dan 1 gerbong bagasi (B).

Asal usul nama

Nama Turangga diambil dari nama lain kuda tunggangan para raja/bangsawan di Jawa yang melambangkan kendaraan yang bisa melaju dengan kencang dalam berbagai keadaan. Diharapkan dengan nama ini, kualitas pelayanan di dalam kereta api ini semakin meningkat sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.

Sejarah

KA Turangga pertama kali beroperasi pada tanggal 02 September 1995 sebagai kereta api campuran kelas eksekutif dan bisnis. Namun seiring waktu, kereta api ini pun berubah menjadi kereta api eksekutif satwa sampai dengan sekarang.

Pada pagi hari di Bandung, rangkaian kereta ini akan digunakan sebagai KA Argo Parahyangan Reguler relasi Bandung-Gambir PP.

Rangkaian

Pada awal pengoperasiannya, kereta ini diluncurkan dengan kelas Bisnis dan Eksekutif menggunakan armada yang ada, meskipun keretanya memang sudah mengalami retrofit menjadi lebih nyaman. Apalagi, kereta bisnis yang digunakan saat itu adalah Bisnis Plus, dengan kursi kelas eksekutif namun tidak menggunakan AC melainkan kipas angin. Namun, sejak 11 Oktober 1999 semua rangkaiannya diubah menjadi kelas Eksekutif Satwa, seiring dengan datangnya rangkaian baru dari PT Inka. (K1-995xx, nomor baru K1 0 99 XX). Kelas bisnis untuk jalur ini pun dialihkan ke KA Mutiara Selatan, dan rangkaian bisnis Turangga dipakai oleh KA Gajayana yang baru beroperasi.

Sejak tanggal 19 Januari 2009, rangkaian kereta api Turangga diganti dengan rangkaian kereta (seperti) pesawat yang memiliki interior hijau. Meskipun kereta retrofit, kereta retrofit ini sebagian yang buatan tahun 60-an, tidak seperti rangkaian KA Turangga asli yang dibuat tahun 1999 di INKA. (Meskipun beberapa kereta buatan 1999 juga diretrofit) Namun, dewasa ini, KA Ekspres Malam Turangga tidak sepenuhnya lagi menggunakan kereta (seperti) pesawat. Seringkali, kereta retrofit tersebut kini dibawa rangkaian Kereta api Sancaka relasi Surabaya Gubeng-Yogyakarta maupun Kereta api Bangunkarta relasi Surabaya Gubeng-Gambir.

Sejak tahun 2014, KA Turangga tidak lagi sepenuhnya menggunakan KA retrofit, kini juga menggunakan rangkaiannya yang lama buatan 1999 dan eks-Gajayana buatan 2001 maupun eks-Bima buatan 1995 sejak tahun 2016, serta tidak jarang bertukar rangkaian dengan Kereta api Bangunkarta dan Kereta api Sancaka Surabaya.

Saat ini, rangkaian kereta api Turangga sudah menggunakan rangkaian terbaru dari PT Industri Kereta Api (PT INKA) Madiun produksi tahun 2018. Set rangkaian tersebut adalah rangkaian eksekutif berbahan eksterior Stainless Steel trainset ke-4 dan ke-5.

Tarif

 
Interior Kereta Api Turangga

Tarif kereta api ini adalah antara Rp 210.000,00 - Rp 500.000,00, bergantung pada jarak tempuh, subkelas/posisi tempat duduk dalam rangkaian kereta, serta hari-hari tertentu seperti akhir pekan dan libur nasional. Selain itu, berlaku pula tarif khusus yang hanya dapat dipesan di loket stasiun mulai dua jam sebelum keberangkatan kereta api ini pada stasiun yang berada dalam rute berikut.

Jadwal

Berikut ini adalah jadwal perjalanan KA Turangga per 1 April 2017 (berdasarkan Gapeka 2017).

Stasiun Kedatangan Keberangkatan
KA 49 Turangga (Surabaya Gubeng-Bandung)
Surabaya Gubeng - 16.30
Mojokerto 17.06 17.10
Jombang 17.32 17.35
Kertosono 17.50 17.53
Nganjuk 18.13 18.15
Wilangan*) 18.29 18.38
Madiun 19.05 19.12
Solo Balapan 20.27 20.32
Yogyakarta Tugu 21.19 21.25
Kutoarjo 22.16 22.19
Karang Anyar*) 22.54 23.01
Kemranjen*) 23.27 23.33
Kroya*) 23.41 23.56
Banjar 01.20 01.30
Tasikmalaya 02.17 02.22
Cipeundeuy 03.08 03.20
Bandung Hall 05.04 -
KA 50 Turangga (Bandung-Surabaya Gubeng)
Bandung Hall - 19.30
Cipeundeuy 21.14 21.24
Tasikmalaya 22.10 22.20
Banjar 23.07 23.18
Jeruk Legi*) 00.15 00.27
Kroya 00.57 01.15
Sruweng*) 01.50 01.57
Kutoarjo 02.29 02.33
Yogyakarta Tugu 03.25 03.30
Solo Balapan 04.17 04.24
Madiun 05.39 05.48
Nganjuk 06.28 06.31
Kertosono 06.51 06.53
Jombang 07.07 07.10
Mojokerto *) 07.32 07.38
Surabaya Gubeng 08.14 -

Keterangan:Pada stasiun bertanda *) akan melakukan persilangan/persusulan normal

Persilangan dan Persusulan

  1. Di Stasiun Mojokerto Kereta Turangga tujuan Surabaya Gubeng (KA50) bersilangan dengan Kereta api Argo Wilis (KA5) tujuan Bandung Hall yang berjalan langsung
  2. Di Stasiun Wilangan Kereta Turangga tujuan Bandung Hall (KA49) bersilangan dengan Kereta api Argo Wilis (KA6) tujuan Surabaya Gubeng yang berjalan langsung
  3. Di Stasiun Sumpiuh Kereta Turangga tujuan Bandung Hall (KA49) bersilangan dengan Kereta api Gajayana (KA42) tujuan Malang Kotabaru yang berjalan langsung.
  4. Di Stasiun Kroya Kereta Turangga tujuan Bandung Hall (KA49) akan disusul oleh Kereta api Bima (KA43/46) tujuan Jakarta Gambir yang berjalan langsung
  5. Di Stasiun Jeruk Legi Kereta Turangga tujuan Surabaya Gubeng (KA50) bersilangan dengan sesamanya Kereta Turangga tujuan Bandung Hall (KA49) yang berjalan langsung

Transportasi antarmoda pendukung

KA Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi dari Bandung ke objek wisata yang ada di Pulau Bali dan sekitarnya. Setiba di Surabaya, penumpang transit ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng untuk kemudian meneruskan perjalalan ke Banyuwangi dengan Mutiara Timur Pagi dan sampai di Banyuwangi pada sore hari. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan bus kerja sama PT Kereta Api Indonesia dengan Damri menuju Denpasar, Bali. Demikian juga sebaliknya, berangkat dari Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Timur Pagi untuk sampai di Surabaya Gubeng, kemudian transit di ruang VIP Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Solo Balapan, Yogyakarta, Kutoarjo, Kroya, Banjar, Tasikmalaya, maupun Bandung dengan menggunakan KA Turangga.

KA Turangga juga dipakai sebagai moda transportasi penghubung dari Surabaya Gubeng ke objek wisata yang ada di Jakarta dan sebaliknya. Untuk kemudian meneruskan perjalanan ke Gambir dengan Argo Parahyangan (21/23/31/33) pagi dan sampai di Gambir pada siang hari.

Galeri

Pranala luar