Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai ini memiliki wilayah seluas 98,46 km² yang wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil (delta) yang dipisahkan oleh sungai-sungai di antaranya Pulau Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan dan lain-lain.[3] Berdasarkan data BPS Kota Banjarmasin tahun 2018, Kota Banjarmasin memiliki penduduk sebanyak 692.793 jiwa dengan kepadatan 7.036,28 jiwa per km².[1][4] Wilayah metropolitan Banjarmasin yaitu Banjar Bakula memiliki penduduk sekitar 1,9 juta jiwa.
Kota Banjarmasin كوتا بنجرماسين | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Kayuh Baimbai Banjar: Mendayung Bersama-sama | |
Koordinat: 3°18′51.78″S 114°35′33.05″E / 3.3143833°S 114.5925139°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Tanggal berdiri | 24 September 1526 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Ibnu Sina, S.Pi, M.Si |
Luas | |
• Total | 98,46 km2 (38,02 sq mi) |
Populasi (2017) | |
• Total | 692.793 |
• Kepadatan | 7.036,28/km2 (1,822,390/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 94,97% Kristen Protestan 2,45% Katolik 1,46 Buddha 0,72% Hindu 0,36% Khonghucu 0,02%[2] |
• Bahasa | Banjar, Indonesia |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 511 |
Kode Kemendagri | 63.71 |
Kode SNI 7657:2023 | BJMKesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref> |
DAU | Rp. 631.124.460.000.- |
Flora resmi | Kasturi (Mangifera Casturi) |
Fauna resmi | Bekantan (Nasalis Larvatus) |
Situs web | http://banjarmasinkota.go.id |
Sejarah
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Kerajaan Banjar
Kota Banjarmasin sebelum tahun 1526 adalah nama kampung yang terletak di bagian utara muara Sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Kampung Bandar Masih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil, yaitu Sungai Sipandai, Sungai Sigaling, Sungai Keramat, Sungai Jagabaya dan Sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Kata Banjar berasal dari Bqahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai.[5]
Pada abad ke-16, muncul Kerajaan Banjar Masih dengan raja pertama Raden Samudera, seorang pelarian yang terancam keselamatannya oleh pamannya Pangeran Tumenggung yang menjadi raja Kerajaan Negara Daha sebuah kerajaan Hindu di pedalaman (Hulu Sungai). Kebencian Pangeran Tumenggung terjadi ketika Maharaja Sukarama masih hidup berwasiat agar cucunya Raden Samudera yang kelak menggantikannya sebagai raja. Raden Samudera sendiri adalah putra dari pasangan Puteri Galuh Intan Sari (anak perempuan Maharaja Sukarama) dan Raden Bangawan (keponakan Maharaja Sukarama). Atas bantuan Arya Taranggana, mangkubumi negara Daha, Raden Samudera melarikan diri ke arah hilir sungai Barito yang kala itu terdapat beberapa kampung di antaranya kampung Banjar (disebut juga Banjar Masih).
Sekitar tahun 1520, Patih Masih (kepala Kampung Banjar) dan para patih (kepala kampung) sekitarnya sepakat menjemput Raden Samudera yang bersembunyi di kampung Belandean dan setelah berhasil merebut Bandar Muara Bahan di daerah Bakumpai, yaitu bandar perdagangan negara Daha dan memindahkan pusat perdagangan ke pelabuhan Bandar (dekat muara sungai Kelayan) beserta para penduduk dan pedagang, kemudian menobatkan Raden Samudera menjadi raja dengan gelar Pangeran Samudera. Hal ini menyebabkan peperangan dan terjadi penarikan garis demarkasi dan blokade ekonomi dari pantai terhadap pedalaman. Pangeran Samudera mencari bantuan militer ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, yaitu Kintap, Satui, Swarangan, Asam Asam, Laut Pulo, Pamukan, Pasir, Kutai, Berau, Karasikan, Biaju, Sebangau, Mendawai, Sampit, Pembuang, Kota Waringin, Sukadana, Lawai dan Sambas. Hal ini untuk menghadapi Kerajaan Negara Daha yang secara militer lebih kuat dan penduduknya kala itu lebih padat. Bantuan yang lebih penting adalah bantuan militer dari Kesultanan Demak yang hanya diberikan kalau raja dan penduduk memeluk Islam. Kesultanan Demak dan majelis ulama Walisanga kala itu sedang mempersiapkan aliansi strategis untuk menghadapi kekuatan kolonial Portugis yang memasuki kepulauan Nusantara dan sudah menguasai Kesultanan Malaka.
Sultan Trenggono mengirim seribu pasukan dan seorang penghulu Islam, yaitu Khatib Dayan yang akan mengislamkan raja Banjar Masih dan rakyatnya. Pasukan Pangeran Samudera berhasil menembus pertahanan musuh. Mangkubumi Arya Taranggana menyarankan rajanya daripada rakyat kedua belah pihak banyak yang menjadi korban, lebih baik kemenangan dipercepat dengan perang tanding antara kedua raja. Tetapi pada akhirnya Pangeran Tumenggung akhirnya bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Samudera.
Dengan kemenangan Pangeran Samudera dan diangkutnya rakyat negara Daha (orang Hulu Sungai) dan penduduk Bandar Muara Bahan (orang Bakumpai) maka muncullah kota baru, yaitu Banjar Masih yang sebelumnya hanya sebuah desa yang berpenduduk sedikit. Pada 24 September 1526 bertepatan tanggal 6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera memeluk Islam dan bergelar Sultan Suriansyah (1526-1550). Rumah Patih Masih dijadikan keraton, juga dibangun paseban, pagungan, sitilohor (sitihinggil), benteng, pasar dan masjid (Masjid Sultan Suriansyah). Muara sungai Kuin ditutupi cerucuk (trucuk) dari pohon ilayung untuk melindungi keraton dari serangan musuh. Di dekat muara sungai Kuin terdapat rumah syahbandar, yaitu Goja Babouw Ratna Diraja seorang Gujarat.[6]
Kerajaan Banjar Masih berkembang pesat, Sultan Suriansyah digantikan anaknya Sultan Rahmatullah 1550-1570, selanjutnya Sultan Hidayatullah 1570-1620 dan Sultan Musta'in Billah 1520-1620. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata (Karimata), Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Untuk memperkuat pertahanan terhadap musuh, Sultan Mustainbillah mengundang Sorang, yaitu panglima perang suku Dayak Ngaju beserta sepuluh orang lainnya untuk tinggal di keraton. Seorang masuk Islam dan menikah dengan adik sultan, kemungkinan dia adik dari isteri Sultan, yaitu Nyai Siti Diang Lawai yang berasal dari kalangan suku Biaju (Dayak Ngaju). Tahun 1596, Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten. Hal ini dibalas ketika ekspedisi Belanda yang dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin tanggal 7 Juli 1607.
Pada tahun 1612, armada Belanda tiba di Banjar Masih (Banjar Lama) untuk membalas atas ekspedisi tahun 1607. Armada ini menyerang Banjar Masih dari arah pulau Kembang dan menembaki keraton di sungai Kuin pusat pemerintahan Kesultanan Banjar sehingga kota Banjar (kini Banjar Lama) atau kampung Keraton dan sekitarnya hancur, sehingga ibu kota kerajaan dipindahkan dari Banjar Masih ke Martapura. Walaupun ibu kota kerajaan telah dipindahkan tetapi aktivitas perdagangan di pelabuhan Banjarmasin (kota Tatas) tetap ramai. Menurut berita dinasti Ming tahun 1618 menyebutkan bahwa terdapat rumah-rumah di atas air yang dikenal sebagai rumah Lanting (rumah rakit) hampir sama dengan apa yang dikatakan Valentijn. Di Banjarmasin (kota Tatas) banyak sekali rumah dan sebagian besar mempunyai dinding terbuat dari bambu (bahasa Banjar: pelupuh) dan sebagian dari kayu. Rumah-rumah itu besar sekali, dapat memuat 100 orang, yang terbagi atas kamar-kamar. Rumah besar ini dihuni oleh satu keluarga dan berdiri di atas tiang yang tinggi. Menurut Willy, kota Tatas (kini Banjarmasin Tengah di sungai Martapura) terdiri dari 300 buah rumah. Bentuk rumah hampir bersamaan dan antara rumah satu dengan lainnya yang dihubungkan dengan titian. Alat angkutan utama pada masa itu adalah jukung atau perahu.
Selain rumah-rumah panjang di pinggir sungai terdapat lagi rumah-rumah rakit yang diikat dengan tali rotan pada pohon besar di sepanjang tepi sungai. Kota Tatas (kini Banjarmasin) merupakan sebuah wilayah yang dikelilingi sungai Barito, sungai Kuin dan Sungai Martapura seolah-olah membentuk sebuah pulau sehingga dinamakan pulau Tatas. Di utara Pulau Tatas adalah Banjar Lama (Kuin) bekas ibu kota pertama Kesultanan Banjar, wilayah ini tetap menjadi wilayah Kesultanan Banjar hingga digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860. Sedangkan pulau Tatas dengan Benteng Tatas (Fort Tatas) menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda yang sekarang menjadi pusat kota Banjarmasin saat ini. Nama Banjarmasih, oleh Belanda lama kelamaan diubah menjadi Banjarmasin, namun nama Banjarmasin biasanya mengaju kepada kota Tatas di sungai Martapura, sedangkan nama Banjar Masih mengacu kepada Banjar Lama di sungai Kuin. Kota Banjarmasin modern merupakan aglomerasi pulau Tatas (kota Tatas), Kuin (Banjar Lama) dan daerah sekitarnya.
Masa Pendudukan Belanda
Kesultanan Banjar dihapuskan Belanda pada tanggal 11 Juni 1860, merupakan wilayah terakhir di Kalimantan yang masuk ke dalam Hindia Belanda, tetapi perlawanan rakyat di pedalaman Barito baru berakhir dengan gugurnya Sultan Muhammad Seman pada 24 Januari 1905. Kedudukan golongan bangsawan Banjar sesudah tahun 1864, sebagian besar hijrah ke wilayah Barito mengikuti Pangeran Antasari, sebagian lari ke rimba-rimba, antara lain hutan Pulau Kadap Cinta Puri, sebagian kecil dengan anak dan isteri dibuang ke Betawi, Bogor, Cianjur dan Surabaya, sebagian mati atau dihukum gantung. Sementara sebagian kecil menetap dan bekerja dengan Belanda mendapat ganti rugi tanah, tetapi jumlah ini amat sedikit.[7]
Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin.[8] dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar dengan pusat pemerintahan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.
Pada tahun 1835, misionaris mulai beroperasi di Banjarmasin.[9] Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibu kota Divisi Selatan dan Timur Borneo.[10] Saat itu, rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178.[7], kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya).[11] Tahun 1918, Banjarmasin, ibu kota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing.
Pada tahun 1936, ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.[12]
Tahun 1937, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibu kota Gouvernement Borneo.[13]
Masa Pendudukan Jepang
Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin.[14] Kemudian Jepang membentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.[15]
Masa Kemerdekaan Indonesia
Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin.[16][17] Pada tanggal 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1946) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatra, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin.[18][19][20][21]
Pada tahun 1946, Banjarmasin sebagai ibu kota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.[22]
Geografis
Letak
Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.
Kota ini terletak di tepian timur sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura yang berhulu di Pegunungan Meratus. Kota Banjarmasin dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.
Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 98,46 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, permukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.
Batas wilayah
Batas-batas wilayah Kota Banjarmasin adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Barito Kuala |
Timur | Kabupaten Banjar |
Selatan | Kabupaten Banjar |
Barat | Kabupaten Barito Kuala |
Jarak Banjarmasin dengan Kota Lain
Berikut beberapa jarak kota Banjarmasin dengan kota-kota lainnya;[23]
Kota-kota lainnya | Darat (m)/Laut (mil) | Keterangan |
Pelabuhan Trisakti | 5.000 m | - |
Terminal Tipe B Banjarmasin | 6,000 m | - |
Terminal Regional Tipe A Banjar Bakula Pura[24] | 17,000 m | - |
Bandara Syamsudinoor | 26,000 m | 1800 detik |
Banjarbaru[25] | 35,000 m | 2700 detik |
Martapura | 40,320 km | 3600 detik |
Cempaka (Kantor Sekda Kalsel/Gubernuran) | 60,000 m | - |
Pelaihari | 65,000 m | 40,000 m dari Banjarbaru |
Batulicin | 265 km | 250 km dari Tanah Grogot |
Kotabaru | 305,000 m | 28,800 detik |
Batas timur laut Kalsel-Kaltim (Sengayam) | - | - |
Rantau | 113,000 m | 64,000 m dari Martapura |
Kandangan | 135,000 m | 23 km dari Rantau |
Negara | 165,000 m | 30 km dari Kandangan |
Amuntai | 190,000 m | 42 km dari Tanjung |
Kelua | 204 km | - |
Batas barat laut Kalsel-Kalteng (Pasir Panas) | 221 km | 17 km dari Desa Pulau |
Tamiang Layang | 229 | 25 km dari Kelua |
Ampah | 276,000 m | 47,000 m dari Tamiang Layang |
Buntok | 318,000 m | 192,000 m dari Palangka Raya |
Muara Teweh | 414 km | 605 km dari Palangka Raya (via Bjm) |
Puruk Cahu | 511,000 m | 702 km dari Palangka Raya (via Bjm) |
Terminal Tipe B Pantai Hambawang | 155 km | 9 km dari Barabai |
Barabai | 165,000 m | 28,000 m dari Kandangan |
Paringin | 202,000 m | 39,000 m dari Barabai |
Terminal Tipe B Mabuun | 224 km | 5 km dari Tanjung |
Tanjung | 232,000 m | 25,000 m dari Paringin |
Batas utara Kalsel-Kaltim (Gunung Halat) | 288 km | 92 km dari Tanjung, 184 dari Tanah Grogot |
Penajam | 472 km | 135 km dari Samarinda |
Balikpapan | 500,000 m | 115,000 m dari Samarinda |
Samarinda[26][27] | 615 km (196 mil)[28] | 15 jam |
Tenggarong | 660,000 m | 45,000 m dari Samarinda |
Sendawar | 992,000 m | 377,000 m dari Samarinda |
Bontang | 760.000 m | 110 km dari Samarinda |
Tanjung Redeb | 1,190,000 m | 575,000 m dari Samarinda |
Malinau | - | 1,273 km dari Samarinda |
Nunukan | 1,423 km | 808 km dari Samarinda |
Marabahan | 48,000 m | - |
Jembatan Barito | 16.1 km | |
Batas barat Kalsel-Kalteng (Anjir Serapat) | 30.2 km | 16,100 m dariBjm + jemb 1,082 km + 12.8 km sampai Batas Kalteng |
Kuala Kapuas[29] | 46 km | 152 km dari Palangka Raya, 16 km dari batas Kalsel |
Palangka Raya[30] | 191,000 m | 5 jam |
Sampit[31] | 418 km | 227 km dari Palangka Raya |
Nanga Bulik | 650,000 m | 559,000 m dari Palangka Raya |
Batas Kalbar-Kalteng (Kudangan) | 850.4 km | 820.2 Km dari Batas Kalsel[32] |
Nangatayap | 912.90 km | 62.5 km dari Batas Kalteng[33] |
Balai Berkuak | 1,069.79 km | Nangatayap-Balai Berkuak 156.89 km |
Tayan | 1,150,590 m | Balai Berkuak-Tayan 80,80 km |
Pontianak | 1,249,650 m | Tayan-Teraju-Pontianak 99,060 m |
Batas Kalbar-Sarawak (Entikong) | 1,599,650 m | 350 km dari Pontianak |
Kuching | 1,691,650 m | Pontianak-Kuching (via Serian) 442 Km[34] |
Serian | 1,627,650 m | Kuching-Serian 64 km[35] |
Sibu | 1,977,650 m | Serian-Sibu 350 Km[36] |
Bintulu | 2,167,650 m | Sibu-Bintulu 190 Km |
Miri | 2,357,650 m | Bintulu-Miri 190 Km |
Kota Kinabalu | 2,767,650 m | Miri-Beufort-Kinabalu 410,000 M |
Sandakan | 3,057,650 m | Kinabalu-Sandakan 290,000 M |
Tawau | 3,307,650 m | Sandakan-Tawau 250 Km |
Surabaya | 268 mil | - |
Semarang | 624,000 m | via udara[37] |
Jakarta | 923,000 m[38] | ditarik garis lurus |
Padang | 1200 nautical miles | 1-3 jam waktu penerbangan dgn kecepatan rata-rata 400-1200 nautical miles per jam. |
Teheran | 8,587 km[39] | 5,327.19 mil[40] |
San Francisco | 13500 nautical miles | 15-30 jam waktu penerbangan dgn kecepatan rata-rata 450-900 nautical miles per jam. |
Fungsi dan Penggunaan Tanah
Tanah aluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metaforf yang bagian permukaan ditutupi oleh kerakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa.
Penggunaan tanah di Kota Banjarmasin tahun 2003 untuk lahan pertanian seluas 2.962,6 ha, industri 278,6 ha, perusahaan 337,3 ha, jasa 486,4 ha dan tanah perumahan 3.135,1 ha. Dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya lahan pertanian cenderung menurun, sementara untuk lahan perumahan mengalami perluasan sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.[41] Luas optimal Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebuah kota adalah 30% dari luas kota,[42] sedangkan kota Banjarmasin hanya memiliki 10 sampai 12% RTH saja.[43]
Iklim
Kota Banjarmasin beriklim sabana tropis di mana angin muson barat bertiup dari Benua Asia melewati Samudera Hindia menimbulkan musim hujan, sedangkan angin dari Benua Australia adalah angin kering yang berakibat adanya musim kemarau. Curah hujan yang turun rata-rata per tahunnya kurang lebih 2.400 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600-3.500 mm, jumlah hari hujan dalam setahun kurang lebih 150 hari dengan suhu udara yang sedikit bervariasi, sekitar 26 °C.
Kota Banjarmasin termasuk wilayah yang beriklim tropis. Angin Muson dari arah Barat yang bertiup akibat tekanan tinggi di daratan Benua Asia melewati Samudera Hindia menyebabkan terjadinya musim hujan, sedangkan tekanan tinggi di Benua Australia yang bertiup dari arah Timur adalah angin kering pada musim kemarau. Hujan lokal turun pada musim penghujan, yaitu pada bulan-bulan November–April. Dalam musim kemarau sering terjadi masa kering yang panjang. Curah hujan tahunan rata-rata sampai 2.628 mm dari hujan per tahun 156 hari. Suhu udara rata-rata sekitar 25 °C - 38 °C dengan sedikit variasi musiman. Fluktuasi suhu harian berkisar antara 74-91%, sedangkan pada musim kemarau kelembabannya rendah, yaitu sekitar 52% yang terjadi pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober.
Data iklim Banjarmasin | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29 (85) |
29 (85) |
30 (86) |
31 (87) |
31 (88) |
31 (87) |
31 (87) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (88) |
31 (87) |
29 (85) |
31 (87) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 25 (77) |
25 (77) |
24 (76) |
26 (78) |
26 (78) |
25 (77) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
25 (77) |
25 (77) |
24 (76) |
24 (76) |
Presipitasi mm (inci) | 350 (13.78) |
300 (11.81) |
310 (12.2) |
210 (8.27) |
200 (7.87) |
120 (4.72) |
120 (4.72) |
110 (4.33) |
130 (5.12) |
120 (4.72) |
230 (9.06) |
290 (11.42) |
2.570 (101,18) |
Sumber: http://www.weatherbase.com/weather/weather.php3?s=58669&refer=&units=metric |
Sungai
Sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin sehingga Banjarmasin mendapat julukan "kota seribu sungai" meski sungai yang mengalir di Banjarmasin tak sampai seribu. Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang, utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota ini, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata.[44] Data dari Dinas Kimprasko Banjarmasin menunjukkan pada 1997 di Ibu Kota Kalimantan Selatan itu terdapat 117 sungai, kemudian pada 2002 berkurang menjadi 70 sungai, lalu pada 2004 sampai sekarang hanya tinggal 60 sungai.[45][46] Penataan kota Banjarmasin semestinya penataan daratan harus mengikuti penataan sungai, artinya penataan sungai yang didahulukan baru penataan daratan.[47]
Berikut adalah beberapa nama sungai yang mengaliri Kota Banjarmasin.
Catatan: Tabel di bawah belumlah lengkap.
No | Nama sungai[48] | Panjang (km) | Daerah yang dialiri | No | Nama sungai | Panjang (km) | Daerah yang dialiri[49] |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Barito | 11,50 | Banjarmasin bagian barat | 25 | Pengambangan | 1,10 | Banua Anyar dan Pengambangan |
2 | Martapura | 17,00 | Sepanjang kota Banjarmasin | 26 | Kerokan | 0,63 | |
3 | Anjir Mulawarman | 2,90 | 27 | Guring | ?? | ||
4 | Kuin | 3,10 | Kuin Cerucuk, Kuin Utara, Kuin Selatan, Pangeran, Pasar Lama | 28 | Jingah | ?? | Sungai Jingah |
5 | Pangeran | 3,30 | Pangeran, Kuin Utara | 29 | Tapekong | ?? | Sepanjang Jl. Veteran |
6 | Pelambuan | 1,38 | Pelambuan | 30 | Pulantan | ?? | Pemurus Dalam |
7 | Alalak | 11,90 | Alalak Utara | 31 | Banguntan | ?? | Basirih |
8 | Basirih | 1,50 | Basirih Selatan | 32 | Saka Mangkok | ?? | Mantuil |
9 | Andai | 2,10 | Andai | 33 | Halinau | ?? | Mantuil |
10 | Teluk Dalam | 2,20 | Teluk Dalam, Telaga Biru | 34 | Gardu | ?? | Sungai Lulut |
11 | Duyung | 2,02 | 35 | Gudang | ?? | Pemurus Dalam | |
12 | Banyiur SP | 2,00 | 36 | Bengao | ?? | Kelayan Timur dan Kelayan Selatan | |
13 | Pekapuran | 2,54 | Kawasan Pekapuran | 37 | Simpang Jalar | ?? | Basirih Selatan |
14 | Pemurus | 0,30 | Kawasan Pemurus | 38 | Banyun | ?? | |
15 | Miai | 1,25 | 39 | Jarak | ?? | Kuin Utara | |
16 | Awang | 1,60 | 40 | Skip | ?? | Kelayan Selatan | |
17 | Tatah Belayung | 2,60 | Tanjung Pagar | 41 | Jeruju | ?? | Alalak Tengah |
18 | Kelayan | 4,40 | Kawasan Kelayan | 42 | Bayuan | ?? | Alalak Tengah |
19 | Simpang Jelai | 2,30 | 43 | Siuding | ?? | Kuin Utara | |
20 | Liang Anggang | 1,50 | 44 | Pandai | ?? | Kuin Utara | |
21 | Pekauman | ?? | 45 | Beruntung | ?? | ||
22 | Mawar | ?? | Mawar | 46 | Belitung | ?? | |
23 | Keramat | ?? | 47 | Kuripan | ?? | Kuripan | |
24 | Tatas | Antasan Besar | 48 | Andai | 1,68 | sungai andai |
Demografi
Kota Banjarmasin terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:
- Banjarmasin Barat: 13,13 km²
- Banjarmasin Selatan: 38,27 km²
- Banjarmasin Tengah: 6,66 km²
- Banjarmasin Timur: 23,86 km²
- Banjarmasin Utara: 16,54 km²
Jumlah penduduk di wilayah ini dapat diperincikan sebagai berikut: Tabel Jumlah Penduduk Banjarmasin tahun 2015[50]
Nomor | Kecamatan | Luas (km²) | Jumlah Penduduk (jiwa) | Kepadatan (jiwa/km²) |
1 | Banjarmasin Selatan | 38,27 | 157.678 | 4.120 |
2 | Banjarmasin Timur | 23,86 | 120.062 | 5.032 |
3 | Banjarmasin Barat | 13,13 | 149.732 | 11.404 |
4 | Banjarmasin Tengah | 6,66 | 94.750 | 14.227 |
5 | Banjarmasin Utara | 16,54 | 153.218 | 9.263 |
Jumlah | 98,46 | 675.440 | 6.860 |
Perkembangan populasi penduduk Banjarmasin.
No. | Tahun | Populasi |
1 | 1780 [51] | 2.300 jiwa |
2 | 1900 | 52.685 jiwa[52] |
3 | 1930[53] | 57.822 jiwa |
4 | 1990[54] | 481.371 jiwa |
5 | 2000[55][56] | 527.724 jiwa |
6 | 2005[54] | 589.115 jiwa |
7 | 2010[57] | 625.395 jiwa |
Suku bangsa
Mayoritas penduduk kota Banjarmasin berasal dari etnis Banjar (79,26%). Penduduk asli yang mendiami Banjarmasin adalah orang Banjar Kuala yang memiliki budaya sungai dengan interaksi masyarakat yang sangat kuat terhadap sungai baik dalam kegiatan sosial maupun ekonomi. Hal ini dapat diihat dari adanya Pasar Terapung yang menjadi salah satu objek wisata andalan Kota Banjarmasin. Di Banjarmasin juga banyak terdapat orang Banjar Pahuluan yang berasal dari Banua Anam serta orang Banjar dari daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan.
Etnis minoritas terbesar yang cukup mudah ditemui di Banjarmasin yaitu etnis Jawa (10,27%), Madura (3,17%) dan keturunan Tionghoa (1,56%). Orang Jawa di Banjarmasin dapat ditemui di hampir semua kawasan dan umumnya telah membaur dengan orang Banjar, sedangkan orang Madura lebih mengelompok dengan mendiami beberapa kantong permukiman seperti di Kampung Gadang, Pekapuran, Kelayan dan Pemurus Baru. Pemukiman keturunan Tionghoa di Banjarmasin berada di Jalan Veteran (Pecinan Darat) dan Jalan Pierre Tendean (Pecinan Laut). Di Banjarmasin juga terdapat pemukinan keturunan Arab di kawasan Jalan Antasan Kecil Barat. Etnis-etnis lainnya yang terdapat di Banjarmasin yaitu etnis Dayak, Bugis, Sunda, Batak dan lain-lain. Umumnya etnis-etnis lain yang sudah lama menetap di Banjarmasin akan mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Banjar karena sudah mengikuti adat istiadat, budaya dan bahasa Banjar, atau melakukan perkawinan dengan orang Banjar.
Komposisi Suku bangsa di kota Banjarmasin tahun 2010 antara lain:[58]
Nomor | Suku Bangsa | Jumlah | Persentase |
---|---|---|---|
1 | Banjar | 495.764 | 79,26% |
2 | Jawa | 64.212 | 10,27% |
3 | Madura | 19.825 | 3,17% |
4 | Tionghoa | 9.732 | 1,56% |
5 | Dayak | 5.727 | 0,92% |
6 | Bugis | 3.742 | 0,60% |
7 | Sunda | 2.941 | 0,47% |
8 | Batak | 2.354 | 0,38% |
9 | Suku-suku lainnya (Arab, Melayu, Bima dll) | 30.916 | 3,37% |
Jumlah | 625.481 | 100% |
Agama
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 95.54% masyarakat Kota Banjarmasin. Agama Islam memberi pengaruh kuat pada kebudayaan masyarakat Banjar. Perkembangan Islam di tanah Banjar dimulai seiring dengan sejarah pembentukan entitas Banjar itu sendiri. Islam memang telah berkembang jauh sebelum berdirinya Kerajaan Banjar di Kuin Banjarmasin, meskipun dalam kondisi yang relatif lambat lantaran belum menjadi kekuatan sosial-politik. Kerajaan Banjar menjadi tonggak sejarah pertama perkembangangan Islam di wilayah selatan pulau Kalimantan. Agama lain yang dianut masyarakat Banjarmasin, yaitu Kristen, Katolik dan Buddha yang rata-rata dianut masyarakat keturunan Tionghoa dan pendatang.
Berikut penduduk Kota Banjarmasin menurut agama yang dianut:[2]
Nomor | Agama | Jumlah | Konsentrasi |
---|---|---|---|
1 | Islam | 597.556 | 95,54% |
2 | Kristen | 15.095 | 2,41% |
3 | Katolik | 6.484 | 1,04% |
4 | Buddha | 4.262 | 0,68% |
5 | Hindu | 437 | 0,07% |
6 | Khonghucu | 122 | 0,02% |
7 | Lainnya | 1.525 | 0.24% |
Total | 625.481 | 100,00% |
Berikut jumlah tempat ibadah di Kota Banjarmasin tahun 2009:[59]
Nomor | Agama | Tempat Ibadah | Jumlah |
---|---|---|---|
1 | Islam | Masjid | 177 |
Musala/Langgar | 838 | ||
Jumlah | 1.015 | ||
2 | Kristen | Gereja | 25 |
Semi/Darurat | 30 | ||
Jumlah | 55 | ||
3 | Katolik | Gereja | 3 |
Kapel/Darurat | 0 | ||
Jumlah | 3 | ||
4 | Hindu | Pura/Kuil | 1 |
Sanggah/Balai | 0 | ||
Jumlah | 1 | ||
5 | Buddha | Vihara/Cetya | 5 |
Klenteng | 2 | ||
Jumlah | 7 | ||
Pemerintahan
Daftar Wali Kota
Berikut adalah Daftar Wali Kota Banjarmasin dari masa ke masa.
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Banjarmasin dalam dua periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||
---|---|---|---|
2014-2019[60] | 2019-2024 [61] | ||
PKB | 6 | 5 | |
Gerindra | 3 | 6 | |
PDI-P | 5 | 5 | |
Golkar | 8 | 6 | |
NasDem | 1 | 1 | |
PKS | 4 | 5 | |
PPP | 5 | 2 | |
PAN | 4 | 9 | |
Hanura | 3 | 0 | |
Demokrat | 5 | 5 | |
PBB | 1 | 1 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 11 | 10 |
Kecamatan
Daftar Penguasa Banjarmasin
Penguasa Banjarmasin semula adalah patih (kepala desa), setelah menjadi Kesultanan adalah Sultan Banjar, setelah perpindahan ibu kota kerajaan ke Martapura, pelabuhan Banjarmasin di bawah otoritas Putera Mahkota atau adik Sultan Banjar, dan setelah dikuasai Belanda, Banjarmasin di bawah Residen Belanda.
Penguasa Kota Banjarmasin:[62]
- Patih Masih, kepala kampung Banjarmasih (Kuin Utara)
- Sultan Suriansyah, Sultan ke-1, berkedudukan di Kuin
- Sultan Rahmatullah, Sultan ke-2, berkedudukan di Kuin
- Sultan Hidayatullah, Sultan ke-3, berkedudukan di Kuin
- Sultan Mustain Billah, berkedudukan di Kuin
- Sultan Agung, berkedudukan di Sungai Pangeran
- Pangeran Abdullah bin Sultan Muhammadillah, Putra Mahkota
- Pangeran Dupa, Putra Mahkota[63]
- Jan van Suchtelen (1747-1752), residen Belanda di Tatas
- Bernard te Lintelo (1752-1757), residen Belanda di Tatas
- R. Ringholm (1757-1764), residen Belanda di Tatas
- Lodewijk Willem de Lile (1760-1764), residen Belanda di Tatas[64]
- Willem Adriaan Palm (1764-1777), residen Belanda di Tatas
- Piter Waalbek (1777-1784), residen Belanda di Tatas
- Barend van der Worm (1784-1787), residen Belanda di Tatas
- Alexander Hare (1812), Resident-Comissioner Inggris di Tatas[65][66]
- C. L. Hartmann[67]
- A. M. E. Ondaatje (1858), residen Belanda di Banjarmasin.[68]
- I.N. Nieuwen Huyzen (1860), residen Belanda di Tatas
- C.C. Tromp. (mulai 11 November 1870).[69]
- Ronggo 1860: Pangeran Toemenggoeng Tanoe Karsa
- Ronggo 1898-1905: Kiahi Mas Djaja Samoedra
- Ronggo 1913: Raden Toemenggoeng Soeria Kasoema
- C.A. Kroesen (1898), residen Belanda di Tatas
- C.J. Van Kempen (1924), residen Belanda di Tatas. Mulai tahun 1919 Banjarmasin memiliki Burgemester (Wali kota)
- J. De Haan (1924-1929), residen Belanda di Tatas
- R. Koppenel (1929-1931), residen Belanda di Tatas
- W.G. Morggeustrom (1933-1937), residen Belanda di Tatas
Pendidikan
Sekolah Menengah Atas
- SMA Negeri 1 Banjarmasin
- SMA Negeri 2 Banjarmasin
- SMA Negeri 3 Banjarmasin
- SMA Negeri 4 Banjarmasin
- SMA Negeri 5 Banjarmasin
- SMA Negeri 6 Banjarmasin
- SMA Negeri 7 Banjarmasin
- SMA Negeri 8 Banjarmasin
- SMA Negeri 9 Banjarmasin
- SMA Negeri 10 Banjarmasin
- SMA Negeri 11 Banjarmasin
- SMA Negeri 12 Banjarmasin
- SMA Negeri 13 Banjamasin
Sekolah Menengah Kejuruan
- SMK Negeri 1 Banjarmasin
- SMK Negeri 2 Banjarmasin
- SMK Negeri 3 Banjarmasin
- SMK Negeri 4 Banjarmasin
- SMK Negeri 5 Banjarmasin
Perguruan tinggi
Perguruan Tinggi yang ada di Kota Banjarmasin antara lain:
- Akademik Bidan (Akbid) Bunga Kalimantan
- Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari
- Universitas Achmad Yani (UVAYA)
- Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary (UNISKA)
- Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM)
- Politeknik Negeri Banjarmasin (POLIBAN)
- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Jami Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Indonesia Banjarmasin)
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI)[70]
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nasional (STIENAS)
- Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam (STIH SA)
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Banjarmasin
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Suaka Insan
- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Banjarmasin
- Politeknik Hasnur
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE) Banjarmasin
- ( Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi )STIE Panca setia Banjarmasin.
Pers & Media
Radio
- RRI Banjarmasin [71]
- Radio Jaringan Nirwana Group Banjarmasin [72]
- Radio Abdi Persada[73]
- Radio SmartFM[74]
- i-Radio Banjarmasin [90,1 Fm][75]
- Radio Al-Jihad FM [105,1 FM]
- Radio Gema FM [105, 9 Fm]
- Radio DBS FM 101,9 FM
- Radio SKY (Swara Kayutangi) 89,3 FM
- Radio Swara Tiga 96.4 FM
- Radio Music Channel 96.00 FM
- Radio Khana 98,4 FM
- Radio Chandra 88,5 FM
- Radio Nusantara Antik 102,7 FM
- Radio Madinatussalam 90,9 FM
- RRI Pro 3 92.5 Fm
- Ashbone 96.8 Fm
- SUN FM 103.5 Fm
- Kanal FM 105.5 Fm
- Radio Dangdut TPI Banjarbaru 103.9 Fm
- Pelangi FM 94.4 Fm
- Radio “D” 93.3 Fm
- Sindo Trijaya FM 104.3 Fm
Surat Kabar Harian
- Banjarmasin Post
- Radar Banjarmasin
- Barito Post
- Mata Banua
- Kalimantan Post
- Metro Banjar
- Media Kalimantan
Televisi Lokal
Tabloid Lokal
- Tabloid URBANA
- Serambi UMMAH
Pariwisata
Objek Wisata
Kota Banjarmasin memiliki berbagai objek wisata, baik wisata alam, wisata sejarah, wisata kuliner, maupun wisata pendidikan.[76][77][78]
- Festival Budaya Pasar Terapung[79]
- Masjid Sultan Suriansyah (1526) terletak di tepi Sungai Kuin.
- Komplek Makam Sultan Suriansyah
- Komplek Makam Pangeran Antasari
- Museum Wasaka
- Kubah Surgi Mufti
- Pasar Terapung Muara Kuin di muara Sungai Kuin, salah satu anak Sungai Barito.
- Pasar Terapung Lok Baintan
- Taman Agro Wisata PKK Banjar Bungas
- Patung Bekantan
- Menara Pandang
- Kawasan Industri Kayu Rakyat di Kelurahan Alalak Selatan dan Tengah.
- Taman Siring Sungai Martapura yang terletak di tengah kota Banjarmasin, berseberangan dengan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.
Sosial Budaya
Lagu Daerah
- Ampar-Ampar Pisang
- Paris Barantai
- Kampung Batuah
- Talambat Badatang
- Pangeran Suriansyah
- Banua Banjar
- Pambatangan
Tokoh kelahiran Banjarmasin
- Lihat selengkapnya di Kategori:Tokoh dari Banjarmasin
Galeri
-
Bank Bukopin Banjarmasin
-
Kawasan Jembatan Merdeka Banjarmasin
Lain-lain
Sumber
Referensi
- ^ a b "Kota Banjarmasin Dalam Angka 2018". BPS Kota Banjarmasin. Diakses tanggal 29 April 2019.
- ^ a b "Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka 2016"
- ^ (Indonesia) naz (16 Januari 2011). "Kota Banjarmasin Ternyata Kepulauan". Radar Banjarmasin. Diakses tanggal 8 August 2011.
- ^ (Indonesia) naz. "Proyeksi Penduduk Kota Banjarmasin Menurut Kelompok Umur Tahun 2010-2015". BPS Kota Banjarmasin. Diakses tanggal 29 Januari 2015.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBendamarfin
- ^ (Belanda) Anton Abraham Cense, De kroniek van Bandjarmasin, C.A. Mees, 1928
- ^ a b Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
- ^ (Inggris) (2007)"British possessions in Indonesia, 1810-1817". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses tanggal 11 August 2011.
- ^ (Inggris) (1836)Evangelical magazine and missionary chronicle. 14. s.n. hlm. 578.
- ^ (Inggris) Ooi, Keat Gin (2004). Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East ... 3. ABC-CLIO. hlm. 211. ISBN 9781576077702.ISBN 1-57607-770-5
- ^ Administrative divisions in Dutch Borneo, 1902
- ^ Historical dictionary of Indonesia Oleh R. B. Cribb,Audrey Kahin
- ^ (Inggris) (2007)"Representative councils in the Netherlands Indies, 1937". Digital Atlas of Indonesian History. Robert Cribb. Diakses tanggal 11 August 2011.
- ^ Japanese conquest of the Netherlands Indies, 1941-1942
- ^ Japanese administrative divisions in the Indonesian archipelago
- ^ Allied re-occupation, August 1945-March 1946
- ^ (Inggris) Johnston, Mark (2000). Fighting the enemy: Australian soldiers and their adversaries in World War II. Cambridge University Press. ISBN 0521782228.ISBN 978-0-521-78222-7
- ^ (Indonesia) Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia. Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 34. ISBN 1858-2117 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). - ^ (Indonesia) Abdul Gafar Pringgodigdo, Hassan Shadily (ed.). Ensiklopedi umum. Kanisius. hlm. 588. ISBN 9794135224.ISBN 978-979-413-522-8
- ^ (Indonesia) The Idea of Indonesia. Penerbit Serambi. ISBN 9790241054.ISBN 978-979-024-105-3
- ^ (Indonesia) Hoesein, Rushdy (2010). Terobosan Sukarno dalam perundingan Linggarjati. Penerbit Buku Kompas. ISBN 9797094898.ISBN 978-979-709-489-8
- ^ Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin. "Masa Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS)". Diakses tanggal 12 april 2011.
- ^ Peta Ruas Jalan Kalsel
- ^ Terminal Penumpang Antar Provinsi Pal 17 Gambut Kalsel
- ^ Profil Daerah Kalimantan Selatan - Struktur, Luas, dan Jarak ke Ibu kota Provinsi
- ^ Profil Daerah Kalimantan Timur - Struktur, Luas, dan Jarak ke Ibu kota Provinsi
- ^ Peta Ruas Jalan Kaltim
- ^ JARAK SAMARINDA DENGAN KOTA-KOTA LAINNYA
- ^ Kuala Kapuas
- ^ Profil Daerah Kalimantan Tengah - Struktur, Luas, dan Jarak ke Ibu kota Provinsi
- ^ ACROSS KALIMANTAN TO SAMPIT
- ^ Jalan lintas selatan Kalsel dialokasikan Rp 364,67 miliar
- ^ Trans Kalimantan Butuh Rp 1.17 Triliun Lagi
- ^ DAMRI PONTIANAK - KUCHING PERLU LEBIH MENDENGAR
- ^ Serian Healthy City
- ^ Dewan Dukung Kereta Api Kalimantan
- ^ Mandala Air tak Naikan Tarif
- ^ Current local times and distance from Banjarmasin
- ^ Qiblat locator
- ^ islamicfinder.org
- ^ Situs Resmi Pemko Banjarmasin - Profil Kota Banjarmasin: Sumber Daya Alam
- ^ Perkembangan dan pembangunan RTH Kota
- ^ Berita Anak Indonesia - Selamat Ulang Tahun, Banjarmasin!.Diakses 1 September 2010
- ^ Banjarmasin diarahkan jadi kota berbasis sungai
- ^ Barito Post edisi 15 Maret 2008
- ^ Menyelamatkan Sungai, Bukan Cuma Pasar Terapung
- ^ Banjarmasin Kesulitan Kelola Sungai
- ^ BPS - Banjarmasin Dalam Angka: Keadaan Geografis Tabel 1.2.1. – Nama dan Panjang Sungai di Kota Banjarmasin
- ^ Peta Kota Banjarmasin - Terbitan PT. Karya Pembina Swajaya Surabaya
- ^ BPS, Banjarmasin Dalam Angka 2016.
- ^ laporan Radermacher: kota Tatas (di barat) 2.000 jiwa; Kuin (di utara) 100 jiwa; Kampung Kelayan (di timur) 200 jiwa
- ^ (Inggris) Houtsma, M. Th (1993). First Encyclopaedia of Islam 1913-1936:. E.J.Brill,s,BRILL. hlm. 647. ISBN 9004097961. ISBN 978-90-04-09796-4
- ^ Hasil Sensus Penduduk 1930
- ^ a b "Indonesia: Provinces, Cities & Municipalities". City Population. Diakses tanggal 2010-04-28.
- ^ Hasil Sensus Penduduk BPS 2000
- ^ World Gazetteer
- ^ Hasil Sensus Penduduk BPS 2010
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamasukubjm2010
- ^ "Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009" (PDF). Diakses tanggal 2014-12-28.
- ^ Komposisi DPRD Kota Banjarmasin[pranala nonaktif permanen] - situs resmi Pemkot Banjarmasin, diakses 20 Juli 2015.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Banjarmasin 2019-2024
- ^ http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf
- ^ (Inggris)Verhandelingen. Deel 1,2, 3e druk; 3,4, 2e druk; 5-.1814
- ^ http://databases.tanap.net/vocrecords/pdf/files/3C3DAF148D0C9FC5DEC709F70DD5C841.pdf
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 1. Lands Drukkery. hlm. 192.
- ^ (Indonesia) Anwar, Rosihan (2004). Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia. 2. Penerbit Buku Kompas. hlm. 137. ISBN 979-709-141-4.ISBN 978-979-709-141-5
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 8. Lands Drukkery. hlm. 680.
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1858). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 31. Lands Drukkery. hlm. 134.
- ^ (Belanda) Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 44. Lands Drukkery. 1871. hlm. 195.
- ^ [ http://www.stieindonesia-bjm.ac.id/ STIE Indonesia]
- ^ LPP RRI Banjarmasin
- ^ [1]
- ^ Situs Resmi Radio Abdi Persada
- ^ Situs Resmi Radio SmartFM
- ^ [2]
- ^ Kuliner Ramadan di Tepi Sungai Martapura
- ^ Pasar Wadai, Surga Makanan Tradisional
- ^ Wisata Air "Kota Seribu Sungai" Kian Menggeliat
- ^ Berkeliling di Kota Seribu Sungai, Banjarmasin
Pustaka
- (Indonesia) Agus Sachari, Budaya visual Indonesia: membaca makna perkembangan gaya visual karya desain di Indonesia abad ke-20, Erlangga, 2007, ISBN 979-781-949-3, 9789797819491
- (Indonesia) Dampak Perubahan Iklim terhadap Ketinggian Muka Laut di Wilayah Banjarmasin
- (Indonesia) Penyelidikan Geologi Lingkungan Perkotaan Banjarmasin
- (Indonesia) Demand Analysis of Parking Space at Comercial Building in Banjarmasin
- http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/kalsel/banjarmasin.pdf
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi
- (Inggris) Situs resmi
- (Inggris) Peta Banjarmasin 1889
- (Indonesia) KOTA BANJARMASIN
- http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php/component/content/article/2285
- (Indonesia) portal banjarmasin
- (Inggris) Banjarmasin
- (Indonesia) WATERFRONT CITY, BANJARMASIN Sebuah Upaya Inovatif Pengembalian Citra Kota
- (Indonesia) Banjarmasin Kota Metropolitan Sinergis Dengan Kota Lainnya
- (Indonesia) Aidan Sinaga (Walikotapradja Banjarmasin 1950-1958)
- (Indonesia) Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin
- (Indonesia) INDONESIA – Imam Sulawesi Diangkat Paus Menjadi Uskup Di Kalimantan
- (Indonesia) BKPRN Bahas Substansi RTRW Kota Banjarmasin
- (Indonesia) Perencanaan Lanskap Riparian Sungai Martapura untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan Alami Kota Banjarmasin.
- (Indonesia) Banjarmasin Pusat Penanganan Bencana Regional Kalimantan
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Banjarmasin |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |