Keuskupan Agung Semarang
Keuskupan Agung Semarang merupakan metropolit Provinsi Gerejani dalam kesatuan dengan tiga keuskupan sufragan di dekatnya, yaitu keuskupan Malang, keuskupan Surabaya dan keuskupan Purwokerto.[5] Keuskupan Agung Semarang sendiri meliputi 504.000 umat Katolik dalam suatu wilayah seluas 21.200 km2 yang berada di Jawa Tengah bagian timur, mencakup wilayah lama Keresidenan Semarang, Keresidenan Surakarta, Keresidenan Kedu (kecuali Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Kebumen), dan Keresidenan Pati (kecuali Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora), serta provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Takhta Keuskupan Agung Semarang sejak 18 Maret 2017 dipegang oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Keuskupan Agung Semarang Archidioecesis Semarangensis | |
---|---|
Katolik | |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Wilayah | Semarang, Grobogan, Jepara, Kudus, Kota Magelang, Pati, Purworejo, Surakarta, Temanggung, dan Yogyakarta. |
Semarang | |
Sufragan | |
Kantor pusat | Jalan Pandanaran 13, Randusari, Semarang Selatan, Semarang 50244 |
Koordinat | 6°59′7″S 100°24′35″E / 6.98528°S 100.40972°E |
Statistik | |
Luas | 21.196 km2 (8.184 sq mi)[1] |
Populasi - Total - Katolik | (per 2012) 20.812.000 499,200 (2.39%) |
Paroki | 98 |
Kongregasi | 209 |
Imam | 176 |
Informasi | |
Denominasi | Katolik Roma |
Ritus | Ritus Latin |
Pendirian | 25 Juni 1940 (84 tahun, 129 hari) |
Katedral | Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Semarang |
Kepemimpinan kini | |
Paus | Fransiskus |
Uskup agung | Mgr. Robertus Rubiyatmoko[2] |
Vikaris jenderal | R.D. Yohanes Rasul Edy Purwanto[3] |
Vikaris episkopal |
|
Vikaris yudisial | R.D. Gregorius Kriswanto[4] |
Sekretaris jenderal | R.P. Andreas Tri Adi Kurniawan, M.S.F.[3] |
Ekonom | R.P. Ignasius Aria Dewanto, S.J.[3] |
Situs web | |
kas |
Sejarah
Ringkasan sejarah:
- Didirikan sebagai Vikariat Apostolik Semarang pada 25 Juni 1940, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Agung Semarang pada 3 Januari 1961
- Mendapatkan kunjungan pastoral dari Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989
Kontak awal agama Katolik di wilayah ini terjadi pada 1640 ketika dua orang imam Dominikan (OP), yaitu Manuel de St Maria OP dan Pedro de St Joseph OP mendapat sebidang tanah dari Sultan Mataram untuk tempat melayani umat Katolik yang terdiri dari para pedagang Portugis di Jepara. Tetapi komunitas awal itu cerai berai karena ditindas VOC Belanda. Pada tahun 1808 Semarang adalah suatu stasi dari Prefektur Apostolik Batavia (Jakarta) yang dilayani oleh Pastor L. Prinsen. Pada 1818 Pastor L. Prinsen ditarik ke Jakarta dan diangkat menjadi Prefek Apostolik Batavia. Semarang kemudian dilayani oleh dua pastor baru. Pada 1859 Ambarawa menjadi stasi baru dengan datangnya imam-imam Serikat Jesus (SJ). Pada 1865 Jogjakarta menjadi stasi baru, disusul Magelang. Pada 1904 Pastor Fransiskus Georgius J. van Lith, SJ mendirikan sekolah guru di Muntilan dan penyebaran para guru selanjutnya menyebabkan Gereja Katolik berkembang lebih pesat di Jawa Tengah khususnya dan hampir secara menyeluruh di Jawa. Seminari Menengah didirikan di Muntilan pada 1911 dan nantinya pindah ke Mertoyudan. Pada 1936 didirikan Seminari Tinggi di Yogyakarta.
Vikariat Apostolik Semarang didirikan pada 1940, dan dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik di Indonesia pada 3 Januari 1961 berubah statusnya menjadi Keuskupan Agung Semarang. Umat Katolik bertumbuh jumlahnya dari 47.000 di 23 paroki pada 1950, menjadi 204.000 pada 1970, selanjutnya 302.000 pada 1980, 424.000 di 79 paroki pada 1990 dan 483.000 di 88 paroki pada 2000. Menurut statistik 2005, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang berjumlah 504.000 pada 2004.
Daftar Uskup
Berikut merupakan daftar suksesi kepemimpinan takhta Keuskupan Agung Semarang.[6]
Vikaris Apostolik Semarang
- Albertus Soegijapranata, S.J. (1 Agustus 1940–3 Januari 1961)
Uskup Agung Semarang
- Albertus Soegijapranata, S.J. (3 Januari 1961–22 Juli 1963, wafat)
- Sede vacante (22 Juli–10 Desember 1963)
- Justinus Darmojuwono (10 Desember 1963–3 Juli 1981, pensiun)
- Sede vacante (3 Juli 1981–19 Februari 1983) diisi oleh R.D. Alexander Djajasiswaja sebagai administrator diosesan
- Julius Darmaatmadja, S.J. (19 Februari 1983–11 Januari 1996, ditunjuk sebagai Uskup Agung Jakarta)
- Sede vacante (11 Januari 1996–21 April 1997) diisi oleh R.D. Johannes Murtono Harjoyo sebagai administrator diosesan
- Ignatius Suharyo (21 April 1997–25 Juli 2009, ditunjuk sebagai Uskup Agung Koajutor Jakarta)
- Sede vacante (25 Juli 2009–12 November 2010) diisi oleh R.D. Pius Riana Prapdi sebagai administrator diosesan
- Johannes Pujasumarta (12 November 2010–10 November 2015, wafat)
- Sede vacante (10 November 2015–18 Maret 2017) diisi oleh R.D. Fransiskus Xaverius Sukendar Wignyosumarta sebagai administrator diosesan
- Robertus Rubiyatmoko (18 Maret 2017–sekarang)
Perkembangan imam
Perkembangan jumlah imam praja (diosesan) di Keuskupan Agung Semarang
- 1950: 15
- 1970: 42
- 1980: 62
- 1990: 76
- 2000: 124
- 2004: 142
Imam tarekat religius di Keuskupan Agung Semarang
- 1950: 65
- 1970: 167
- 1980: 164
- 1990: 191
- 2000: 192
- 2004: 202
Paroki
Kevikepan Semarang
Kevikepan Surakarta
|
Kevikepan Kedu
|
Kevikepan Yogyakarta Barat
|
Kevikepan Yogyakarta Timur
|
Biara / pertapaan
Referensi
- ^ http://www.gcatholic.org/dioceses/diocese/sema0.htm
- ^ https://id.beritasatu.com/home/mgr-robertus-rubiyatmoko-ditahbiskan-sebagai-uskup-semarang/160390
- ^ a b c d http://www.sesawi.net/mutasi-personil-di-kuria-kas-romo-yr-edy-purwanto-pr-vikjen-baru-kas-mulai-1-juni-2018/
- ^ http://www.wartakita.org/di-pertemuan-sekpar-se-rayon-klaten-vikjud-kas-sosialisasikan-kpkrj
- ^ Pembagian provinsi gerejawi di situs kawali.org
- ^ "Estafet Uskup Agung Semarang Selalu Ada Jeda". Hidup Katolik. 19 Mei 2017.
- KWI, Buku Petunjuk Gereja Katolik
- Dr. Fl. Hasto Rosariyanto SJ. 2001. Becermin pada Wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Kanisius
Pranala luar
- Website resmi Keuskupan Agung Semarang
- (Inggris) (http://www.vatican.va/ Annuario Pontifico 2005)