Perayaan Ortodoksi
Bagian dari seri tentang |
Gereja Ortodoks Timur |
---|
Ikhtisar |
Perayaan Ortodoksi atau biasa disebut pula sebagai Minggu Ortodoksi atau Kemenangan Ortodoksi dirayakan setiap tahunnya pada hari Minggu pertama pada masa Puasa Agung, enam Minggu sebelum hari raya Paskah. Perayaan ini dirayakan oleh gereja-gereja ritus Bizantium, yakni Gereja Ortodoks Timur dan Gereja-gereja Katolik Timur. Perayaan ini diadakan sebagai momen untuk memperingati kekalahan ikonoklasme dan pengembalian penggunaan ikon dalam bangunan gereja.[1]
Sejarah
Meskipun penggunaan ikon pada bangunan gereja telah diatur pada Konsili Ekumenis Ketujuh tahun 787. Pergerakan ikonoklasme mulai menimbulkan permasalahan dalam tubuh gereja. Akan tetapi setelah kematian Kaisar Teofilos yang merupakan penganut pergerakan ikonoklasme, sang penerus yaitu Kaisar Mikhael III, bersama dengan ibunya Maharani Theodora dan Patriark Methodios I memanggi Sinode Konstantinopel di tahun 843 untuk membawa kedamaian ke dalam tubuh gereja. Di akhir sesi pertama sinode tersebut, semua yang hadir membuat prosesi kemenangan dengan membawa ikon dari Gereja Santa Maria Blakhernaum menuju Gereja Hagia Sofia sebagai simbol kekalahan ikonoklasme dan pemulihan kembali penggunaan ikon dalam bangunan gereja. Prosesi tersebut terjadi pada tanggal 11 Maret 843, yang bertepatan dengan hari Minggu pertama (enam Minggu sebelum Paskah) pada masa Puasa Agung. Sinode tersebut kemudian menetapkan bahwa perayaan tersebut harus terus-menerus dijalankan tiap hari Minggu pertama di masa Puasa Agung dan menamai hari itu sebagai "Minggu Ortodoksi" (ἡ Κυριακὴ τῆς Ὀρθοδοξίας).[2]
Penggunaan nama "Ortodoksi" pada perayaan ini secara tidak langsung mempengaruhi pemaknaan dari perayaan ini sendiri. Perayaan yang pada awalnya sebagai bentuk sukacita atas kekalahan paham ikonoklasme ini sekarang lebih dimaknai sebagai bentuk perayaan menentang bentuk-bentuk Heterodoks.
Makna Teologis
Nama dari perayaan ini sendiri menggambarkan bahwa ikon memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan beragama Gereja Ortodoks. Ikon-ikon tersebut bukan hanya sekedar pelengkap dari setiap kehidupan keagamaan umat yang beriman, melainkan sebagai integral dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani segala aktivitas keagamaan dan peribadatan dalam tradisi Gereja Ortodoks. Gereja sendiri memandang bahwa ikon itu sendiri mempunyai karakter yang kudus dan sakramental dari pribadi atau figur yang digambarkan dalam ikon tersebut. Selain itu, umat Ortodoks berpegang teguh pada pandangan bahwa ikon sendiri merupakan bentuk akibat dari mengimani atau meyakini Inkarnasi sang Firman Allah (1 Yohanes 5:04), yaitu Yesus Kristus. Akan tetapi, umat Ortodoks selalu memberikan perbedaan yang jelas antara Pemuliaan (Proskinesis) kepada ikon-ikon dan Penyembahan (Latria) yang hanya pantas dilakukan kepada Tuhan.
Referensi
- ^ Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions by Merriam-Webster (Jan 2000) ISBN 0877790442 page 231
- ^ Henry R. Percival, ed. (1994). Nicene and Post-Nicene Fathers, 2nd Series. 14: The Seven Ecumenical Councils. Peabody, MA: Hendrickson Publishers, Inc. hlm. 576. ISBN 1-56563-130-7.