Albert Einstein

fisikawan bidang fisika teori dan pengembang teori relativitas asal Jerman

Albert Einstein (/ˈnstn/ EYEN-styne;[4] Jerman: [ˈalbɛɐ̯t ˈʔaɪnʃtaɪn] ; 14 Maret 1879 – 18 April 1955) adalah fisikawan teoretis kelahiran Jerman[5] yang mengembangkan teori relativitas, satu dari dua pilar utama fisika modern (bersama mekanika kuantum).[3][6]:274 Karya-karyanya juga dikenal karena berpengaruh terhadap filsafat ilmu.[7][8] Persamaan Einstein yang paling dikenal adalah rumus kesetaraan massa-energi , yang dijuluki "persamaan paling terkenal di dunia".[9] Einstein menerima Nobel Fisika pada tahun 1921 "atas jasanya terhadap fisika teoretis, dan khususnya atas penemuannya tentang hukum efek fotolistrik",[10] yang menjadi langkah penting dalam pengembangan teori kuantum.

Albert Einstein
Einstein pada 1921
Lahir(1879-03-14)14 Maret 1879
Ulm, Kerajaan Württemberg, Kekaisaran Jerman
Meninggal18 April 1955(1955-04-18) (umur 76)
Princeton, New Jersey, Amerika Serikat
Tempat tinggalJerman, Italia, Swiss, Austria (kini Republik Ceko), Belgia, Amerika Serikat
Kewarganegaraan
Pendidikan
Dikenal atas
Suami/istri
(m. 1903; c. 1919)

(m. 1919; meninggal[1][2] 1936)
Anak"Lieserl" Einstein
Hans Albert Einstein
Eduard "Tete" Einstein
Penghargaan
Karier ilmiah
BidangFisika, filsafat
Institusi
DisertasiEine neue Bestimmung der Moleküldimensionen (Determinasi Baru Dimensi Molekuler) (1905)
Pembimbing doktoralAlfred Kleiner
Pembimbing akademik lainHeinrich Friedrich Weber
Terinspirasi
Menginspirasi
Tanda tangan

Menjelang awal kariernya, Einstein berpendapat bahwa mekanika Newton tak lagi mampu menyatukan hukum mekanika klasik dengan hukum medan elektromagnetik. Hal ini mendorongnya mengembangkan teori relativitas khusus saat bekerja di Kantor Paten Swiss di Bern (1902–1909). Tetapi, ia kemudian menyadari bahwa prinsip relativitas juga dapat diperluas cakupannya pada medan gravitasi, dan ia menerbitkan sebuah makalah mengenai relativitas umum pada tahun 1916 dengan teorinya tentang gravitasi. Einstein terus meneliti masalah mekanika statistika dan teori kuantum, yang mengarah pada penjelasannya mengenai teori partikel dan gerak molekul. Einstein juga meneliti kandungan termal cahaya yang meletakkan dasar bagi teori foton cahaya. Pada tahun 1917, ia menerapkan teori relativitas umum untuk memodelkan struktur alam semesta.[11][12]

Setelah menghabiskan waktu satu tahun di Praha, Einstein tinggal di Swiss antara tahun 1895 dan 1914, melepas kewarganegaraan Jermannya pada tahun 1896, dan lulus sarjana dari sekolah politeknik federal Swiss (kelak Eidgenössische Technische Hochschule, ETH) di Zürich pada tahun 1900. Setelah hidup tanpa kewarganegaraan selama lebih dari lima tahun, Einstein memperoleh kewarganegaraan Swiss pada tahun 1901, yang tetap ia pegang sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1905, ia dianugerahi gelar PhD oleh Universitas Zurich. Pada tahun yang sama, Einstein menerbitkan empat makalah terobosan pada masa annus mirabilis (tahun mukjizat), yang menghantarkannya memasuki dunia akademis pada usia 26 tahun. Einstein mengajar fisika teoretis di Zurich dari tahun 1912 sampai 1914, kemudian pindah ke Berlin dan menjadi anggota Akademi Sains Prusia.

Pada tahun 1933, ketika Einstein mengunjungi Amerika Serikat, Adolf Hitler berkuasa. Karena latar belakang Yahudinya, Einstein memilih tidak kembali ke Jerman.[13] Ia menetap di Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika pada tahun 1940.[14] Menjelang Perang Dunia II, Einstein mengirim surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt, yang memperingatkannya mengenai potensi pengembangan "bom jenis baru yang sangat dahsyat" dan menyarankan agar AS segera memulai penelitian serupa. Sarannya ini pada akhirnya mengarah pada Proyek Manhattan. Einstein mendukung Sekutu, tetapi menentang gagasan penggunaan fisi nuklir sebagai senjata. Einstein menandatangani Manifesto Russell–Einstein bersama filsuf Britania Raya Bertrand Russell, yang menyoroti dan mengecam bahaya senjata nuklir. Ia mengabdi di Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, hingga kematiannya pada tahun 1955.

Einstein menerbitkan lebih dari 300 makalah ilmiah dan lebih dari 150 karya nonilmiah.[11][15] Prestasi intelektual dan orisinalitasnya menjadikan kata "Einstein" identik dengan "genius".[16] Menurut Eugene Wigner, "pemahaman Einstein lebih dalam dari Jancsi von Neumann. Pikirannya lebih tajam dan lebih orisinal daripada von Neumann. Dan itu adalah pemikiran yang sangat luar biasa."[17]

Kehidupan dan karier

Kehidupan awal dan pendidikan

 
Einstein berusia tiga tahun, 1882
 
Albert Einstein pada 1893 (usia 14 tahun)
 
Sertifikat matrikulasi Einstein pada usia 17, menunjukkan nilai terakhirnya dari sekolah kanton Argovia (Aargauische Kantonsschule, pada skala 1-6, dengan 6 sebagai nilai tertinggi). Einstein mendapat nilai: Bahasa Jerman 5; Bahasa Prancis 3; Bahasa Italia 5; Sejarah 6; Geografi 4; Aljabar 6; Geometri 6; Geometri Deskriptif 6; Fisika 6; Kimia 5; Sejarah Alam 5; Seni dan Teknik Gambar 4.

Albert Einstein lahir di Ulm, Kerajaan Württemberg, Kekaisaran Jerman, pada tanggal 14 Maret 1879.[5] Orang tuanya adalah Hermann Einstein, seorang agen penjualan dan insinyur, dan Pauline Koch. Pada tahun 1880, keluarganya pindah ke Munich, tempat ayah Einstein dan pamannya Jakob mendirikan Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie, sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan listrik dengan memanfaatkan arus searah.[5]

Keluarga Einstein adalah penganut Yahudi Ashkenazi yang tidak taat, dan Albert bersekolah di SD Katolik di Munich, selama tiga tahun sejak usia lima tahun. Pada usia 8 tahun, ia dipindahkan ke Gimnasium Luitpold (kini bernama Gimnasium Albert Einstein), tempat ia menempuh pendidikan SMP dan SMA sebelum meninggalkan Kekaisaran Jerman tujuh tahun kemudian.[18]

Pada tahun 1894, perusahaan Hermann dan Jakob kalah tender dalam proyek memasok kota Munich dengan penerangan listrik, karena perusahaannya tidak memiliki modal untuk mengubah peralatan dari standar arus searah (DC) menjadi standar arus bolak-balik (AC) yang lebih efisien.[19] Kekalahan ini menyebabkan dijualnya pabrik di Munich. Dalam rangka mencari usaha lain, keluarga Einstein pindah ke Italia, pertama ke Milan dan beberapa bulan kemudian pindah ke Pavia. Ketika keluarganya pindah ke Pavia, Einstein, saat itu berusia 15 tahun, tetap tinggal di Munich untuk menyelesaikan sekolahnya di Gimnasium Luitpold. Ayahnya ingin ia mempelajari teknik listrik, tetapi Einstein berselisih dengan pihak sekolah dan membenci metode mengajar guru-gurunya di sekolah. Einstein kelak menulis bahwa semangat belajar dan pemikiran kreatifnya lenyap akibat hafalan pelajaran yang ketat. Pada akhir Desember 1894, Einstein berangkat ke Italia untuk mengunjungi keluarganya di Pavia, setelah sebelumnya berhasil meyakinkan pihak sekolah agar memperbolehkannya libur dengan menggunakan surat dokter.[20] Selama di Italia, Einstein menulis esai pendek berjudul "Investigasi Ether dalam Medan Magnet".[21][22]

Einstein unggul dalam pelajaran matematika dan fisika sejak dini, meraih nilai matematika lebih tinggi dari teman sekelasnya selama bertahun-tahun. Ketika berusia 12 tahun, Einstein mempelajari sendiri aljabar dan geometri Euklides selama musim panas. Einstein juga berhasil membuktikan sendiri kebenaran teorema Pythagoras saat berusia 12 tahun.[23] Menurut pernyataan guru les keluarga bernama Max Talmud, setelah ia memberikan buku teks geometri kepada Einstein yang berusia 12 tahun, dalam waktu singkat "[Einstein] telah menyelesaikan seluruh soal di buku. Setelah itu ia membenamkan diri mengerjakan soal matematika sulit... Lambungan kegeniusan matematikanya begitu tinggi sehingga saya tidak bisa mengejar."[24] Kecintaannya terhadap geometri dan aljabar membuat anak berusia dua belas tahun tersebut meyakini bahwa alam dapat dipahami melalui "struktur matematika."[24] Einstein mulai mempelajari sendiri kalkulus pada usia 12 tahun, dan ketika berusia 14, ia mengungkapkan bahwa ia telah "menguasai kalkulus integral dan diferensial."[25]

Pada usia 13 tahun, Einstein membaca Kritik atas Nalar Murni karya Kant, dan Kant segera menjadi filsuf favoritnya. Menurut guru lesnya, "saat itu ia masih anak-anak, baru berusia tiga belas tahun, tetapi karya-karya Kant, yang tidak dipahami oleh orang biasa, telah dipahami jelas olehnya."[24]

Pada tahun 1895, berusia 16 tahun, Einstein mengikuti ujian masuk Politeknik Federal Swiss di Zürich (kelak menjadi Eidgenössische Technische Hochschule, ETH). Einstein gagal meraih nilai standar yang disyaratkan dalam ujian pengetahuan umum,[26] tetapi meraih nilai luar biasa dalam ujian fisika dan matematika.[27] Atas saran kepala Politeknik, Einstein mendaftar di sekolah kanton Argovian (Gimnasium) di Aarau, Swiss, pada tahun 1895 dan 1896 untuk menamatkan SMA dan mempersiapkan diri masuk perguruan tinggi. Ketika tinggal bersama keluarga profesor Jost Winteler, Einstein jatuh cinta pada putri Winteler bernama Marie. Adik perempuan Einstein, Maja, kelak menikah dengan putra Winteler, Paul.[28] Pada Januari 1896, dengan persetujuan ayahnya, Einstein melepas kewarganegaraan Jermannya untuk menghindari wajib militer.[29] Pada September 1896, ia lulus ujian Matura Swiss dengan nilai yang pada umumnya bagus, termasuk nilai tertinggi 6 dalam mata pelajaran fisika dan matematika, dengan skala nilai 1-6.[30] Pada usia 17 tahun, ia diterima pada program diploma empat tahun pendidikan matematika dan fisika di Politeknik Zürich. Marie Winteler, yang setahun lebih tua darinya, pindah ke Olsberg, Swiss, untuk mengajar.

Calon istri Einstein, seorang wanita Serbia berusia 20 tahun bernama Mileva Marić, juga diterima di Politeknik pada tahun tersebut. Marić adalah satu-satunya wanita dari enam siswa pada jurusan diploma pendidikan matematika dan fisika. Beberapa tahun berikutnya, persahabatan antara Einstein dan Marić berkembang menjadi asmara, dan keduanya kerap membaca bersama pada saat jam ekstrakurikuler fisika, yang membuat Einstein jadi makin tertarik. Pada tahun 1900, Einstein lulus ujian matematika dan fisika dan menyandang gelar diploma pendidikan Politeknik Federal.[31] Ada dugaan bahwa Marić turut membantu Einstein dalam menyusun makalahnya pada tahun 1905,[32][33] yang dikenal dengan makalah Annus Mirabilis, tetapi sejarawan fisika yang mengkaji masalah ini tidak menemukan bukti bahwa Marić memberikan kontribusi penting.[34][35][36][37]

Pernikahan dan anak

 
Albert dan Mileva Einstein, 1912

Korespondensi awal antara Einstein dan Marić ditemukan dan diterbitkan pada tahun 1987, mengungkapkan bahwa pasangan tersebut memiliki seorang putri bernama "Lieserl", lahir pada awal 1902 di Novi Sad, ketika Marić tinggal bersama orang tuanya. Marić kemudian kembali ke Swiss tanpa putrinya, yang nama asli dan nasibnya tidak diketahui. Isi surat Einstein pada bulan September 1903 mengungkapkan bahwa putrinya diadopsi atau meninggal karena demam berdarah saat masih bayi.[38][39]

 
Einstein bersama istri keduanya Elsa pada 1921

Einstein dan Marić menikah pada Januari 1903. Pada Mei 1904, putra mereka Hans Albert Einstein lahir di Bern, Swiss. Putra kedua, Eduard, lahir di Zürich pada bulan Juli 1910. Pasangan ini pindah ke Berlin pada bulan April 1914, tetapi Marić kembali ke Zürich bersama kedua putranya setelah mengetahui bahwa cinta sejati Einstein adalah Elsa, sepupunya sendiri.[40] Keduanya bercerai pada 14 Februari 1919, setelah pisah rumah selama lima tahun.[41] Eduard mengalami gangguan mental pada usia 20 tahun dan didiagnosis menderita skizofrenia.[42] Ibunya merawatnya dan ia dirawat di rumah sakit jiwa selama beberapa saat, dan akhirnya dirawat permanen setelah kematian ibunya.[43]

Dalam surat-surat yang terungkap pada tahun 2015, Einstein menulis surat kepada cinta pertamanya Marie Winteler mengenai pernikahannya dan perasaannya yang mendalam terhadap Marie. Einstein menulis pada tahun 1910, ketika istrinya mengandung anak kedua: "aku memikirkanmu dengan ketulusan cinta di setiap menit dan aku sangat tidak bahagia selayaknya seorang pria." Einstein berbicara mengenai "cinta yang tersesat" dan "kehidupan yang hilang" sehubungan dengan cintanya kepada Marie.[44]

Einstein menikahi Elsa Löwenthal pada tahun 1919,[45][46] setelah menjalin hubungan dengannya sejak 1912.[47] Mereka berdua merupakan sepupu pertama dari pihak ibu dan sepupu kedua dari pihak ayah.[47] Keduanya beremigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1933. Elsa didiagnosis masalah jantung dan ginjal pada tahun 1935 dan meninggal dunia pada bulan Desember 1936.[48]

Teman

Teman-teman Einstein yang terkenal antara lain Michele Besso, Paul Ehrenfest, Marcel Grossmann, János Plesch, Daniel Q. Posin, Maurice Solovine, dan Stephen Wise.[49]

Kantor paten

 
Albert Einstein pada 1904 (usia 25)
 
Pendiri Olympia Academy: Conrad Habicht, Maurice Solovine dan Einstein

Setelah lulus pada tahun 1900, Einstein menghabiskan waktu hampir dua tahun mencari kerja mengajar. Ia memperoleh kewarganegaraan Swiss pada bulan Februari 1901,[50] tetapi karena alasan medis, ia diizinkan tidak ikut wajib militer. Dengan bantuan ayah Marcel Grossmann, ia mendapatkan pekerjaan di Bern di Kantor Federal untuk Kekayaan Intelektual, atau kantor paten,[51][52] sebagai asisten penguji - tingkat III.[53][54]

Einstein mengevaluasi permohonan paten untuk berbagai perangkat, termasuk penyortir kerikil dan mesin tik elektromekanika.[54] Pada tahun 1903, ia menjadi karyawan tetap di Kantor Paten Swiss, meskipun ia tidak bisa dipromosikan sampai ia "sepenuhnya menguasai teknologi mesin".[55]:370

Kebanyakan karyanya di kantor paten terkait dengan masalah transmisi sinyal listrik dan sinkronisasi listrik-mekanika, dua masalah teknis yang sering muncul dalam eksperimen pemikiran yang akhirnya membuat Einstein menyimpulkan tentang sifat cahaya dan koneksi mendasar antara ruang dan waktu.[55]:377

Bersama beberapa teman yang ditemuinya di Bern, Einstein memulai sebuah grup diskusi kecil pada tahun 1902, menamainya "The Olympia Academy", yang mengadakan pertemuan secara teratur membahas sains dan filsafat. Bacaan mereka antara lain karya-karya Henri Poincaré, Ernst Mach, dan David Hume, yang kelak memengaruhi pandangan ilmiah dan filosofi Einstein.[56]

Makalah ilmiah pertama

 
Potret resmi Einstein setelah menerima Nobel Fisika 1921.

Pada tahun 1900, makalah Einstein berjudul "Folgerungen aus den Capillaritätserscheinungen" ("Kesimpulan dari Fenomena Kapilaritas") diterbitkan dalam jurnal Annalen der Physik.[57][58] Pada 30 April 1905, Einstein menyelesaikan tesisnya,[59] dibimbing oleh Alfred Kleiner, Profesor Fisika Eksperimental. Setelah itu, Einstein dianugerahi gelar PhD oleh Universitas Zürich, dengan tesis berjudul Determinasi Baru Dimensi Molekuler.[59][60]

Pada tahun yang sama, yang dikenal sebagai annus mirabilis (tahun mukjizat) Einstein, ia menerbitkan empat makalah terobosan mengenai efek fotolistrik, gerak Brown, relativitas khusus, dan kesetaraan massa dan energi, yang membuatnya dikenal oleh dunia akademis, pada usia 26 tahun.[60]

Karier akademis

Pada tahun 1908, ia mulai diakui sebagai ilmuwan terkemuka dan diangkat sebagai dosen di Universitas Bern. Setahun kemudian, setelah memberikan kuliah tentang elektrodinamika dan prinsip relativitas di Universitas Zürich, Alfred Kleiner merekomendasikannya sebagai guru besar fakultas fisika teoretis yang baru dibuka. Einstein diangkat sebagai profesor muda pada tahun 1909.[61]

Einstein menjadi profesor tetap di Universitas Charles-Ferdinand di Praha pada April 1911, memperoleh kewarganegaraan Austria di Kekaisaran Austria-Hongaria agar bisa mengajar.[62][63] Semasa tinggal di Praha, ia menulis 11 karya ilmiah, lima di antaranya mengenai matematika radiasi dan teori kuantum padatan. Pada Juli 1912, ia kembali mengajar di almamaternya di Zürich. Dari 1912 sampai 1914, ia menjadi profesor fisika teoretis di ETH Zurich, di sana ia mengajar mekanika analitik dan termodinamika. Einstein juga mempelajari mekanika kontinum, teori molekul panas, dan masalah gravitasi, ketika ia bekerja dengan matematikawan dan temannya Marcel Grossmann.[64]

 
The New York Times melaporkan pemastian "teori Einstein" (khususnya, pembelokan cahaya oleh gravitasi) berdasarkan pengamatan gerhana 29 Mei 1919 di Principe (Afrika) dan Sobral (Brasil), setelah temuan ini dipresentasikan pada 6 November 1919 dalam rapat bersama Royal Society dan Royal Astronomical Society di London.[65] (Teks lengkap)

Pada 3 Juli 1913, ia dipilih menjadi anggota Akademi Sains Prusia di Berlin. Max Planck dan Walther Nernst mengunjunginya seminggu kemudian di Zurich untuk membujuknya bergabung dengan akademi, selain itu juga menawarkan jabatan direktur di Institut Fisika Kaiser Wilhelm, yang akan segera dibuka.[66] Fasilitas keanggotaan di akademi yang didapatkannya meliputi pembayaran gaji dan jabatan profesor tanpa tugas mengajar di Universitas Humboldt Berlin. Ia secara resmi bergabung dengan akademi pada 24 Juli, dan bersedia pindah ke Kekaisaran Jerman setahun kemudian. Keputusannya pindah ke Berlin juga dipengaruhi oleh peluang untuk tinggal di dekat sepupunya Elsa, yang menjalin hubungan asmara dengan Einstein. Einstein bergabung dengan akademi dan juga Universitas Berlin pada 1 April 1914.[67] Ketika Perang Dunia I pecah tahun itu, rencana pendirian Institut Fisika Kaiser Wilhelm dibatalkan. Institut ini baru berhasil dibuka pada 1 Oktober 1917, dengan Einstein sebagai direkturnya.[68] Pada tahun 1916, Einstein terpilih sebagai presiden Perhimpunan Fisika Jerman (1916–1918).[69]

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Einstein pada tahun 1911 mengenai teori relativitas umum barunya, cahaya dari bintang lain dibelokkan oleh gravitasi Matahari. Pada 1919, penelitian tersebut dikonfirmasi oleh Sir Arthur Eddington pada saat gerhana matahari 29 Mei 1919. Hasil pengamatan dipublikasikan di media internasional, menjadikan Einstein terkenal di dunia. Pada 7 November 1919, surat kabar Inggris terkemuka The Times mencetak judul halaman depan bertuliskan: "Revolusi Sains - Teori Baru Semesta - Gagasan Newton Dipatahkan".[70]

Pada 1920, Einstein menjadi anggota asing Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences.[71] Pada tahun 1922, ia dianugerahi Nobel Fisika 1921 "atas jasanya terhadap Fisika Teoretis, dan terutama atas penemuannya tentang hukum efek fotolistrik".[10] Saat itu, teori relativitas umum masih dianggap agak kontroversial, sedangkan gagasan efek fotolistrik juga tidak dipandang sebagai penjelasan ilmiah, tetapi hanya sebatas penemuan hukum fisika, karena gagasan foton dianggap aneh dan tidak diterima secara universal sampai ditemukannya spektrum Planck oleh SN Bose pada 1924. Einstein terpilih sebagai Anggota Asing Royal Society (ForMemRS) pada tahun 1921.[3] Ia juga dianugerahi Medali Copley oleh Royal Society pada tahun 1925.[3]

1921–1922: Perjalanan ke luar negeri

 
Albert Einstein pada pertemuan Komite Internasional Kerja Sama Intelektual (Liga Bangsa-Bangsa), ketika ia menjadi anggota dari tahun 1922 sampai 1932.

Einstein mengunjungi Kota New York untuk pertama kalinya pada 2 April 1921, di sana ia disambut secara resmi oleh Wali Kota John Francis Hylan, diikuti dengan memberikan kuliah dan seminar selama tiga minggu. Ia megadakan kuliah umum di Universitas Columbia dan Universitas Princeton. Di Washington, Einstein mengunjungi Gedung Putih bersama perwakilan dari Akademi Sains Nasional. Dalam perjalanan kembali ke Eropa, ia dijamu oleh negarawan dan filsuf Inggris Viscount Haldane di London. Di sana ia bertemu dengan beberapa tokoh ilmiah, intelektual dan politik terkenal, dan memberi kuliah di King's College London.[72] [73]

Einstein juga menerbitkan sebuah esai, "Kesan Pertama Saya di Amerika Serikat," pada bulan Juli 1921. Dalam esai tersebut, ia mencoba secara singkat menggambarkan beberapa karakteristik orang Amerika, sama seperti Alexis de Tocquevillee, yang menceritakan kesannya terhadap Amerika dalam buku Democracy in America (1835).[74] Dalam beberapa pengamatannya, Einstein jelas-jelas terkejut: "Yang mengejutkan tamu adalah sikap positif dan suka cita terhadap kehidupan... Orang Amerika itu ramah, percaya diri, optimis, dan tanpa rasa iri."[75]:20

Pada tahun 1922, Einstein bepergian ke Asia dan kemudian ke Palestina, sebagai bagian dari perjalanan wisata dan seminar selama enam bulan. Ketika mengunjungi Singapura, Ceylon dan Jepang, ia menyampaikan serangkaian pidato kepada ribuan warga Jepang. Setelah kuliah umum pertamanya, ia bertemu kaisar dan permaisuri di Istana Kekaisaran Jepang, tempat ribuan orang menonton. Dalam sebuah surat kepada putranya, ia menggambarkan orang Jepang sebagai orang yang rendah hati, cerdas, perhatian, dan memiliki jiwa seni yang murni.[76] Dalam buku harian perjalanannya dari kunjungan 1922-1923 ke Asia, ia mengungkapkan beberapa pandangan mengenai orang Tiongkok, Jepang dan India, yang menurut penilaiannya xenofobia dan rasis.[77]

Sehubungan dengan kunjungannya ke Timur Jauh, ia tidak dapat menerima Nobel Fisika secara pribadi dalam acara penghargaan di Stockholm pada bulan Desember 1922. Menggantikan dirinya, pidato penerimaan disampaikan oleh seorang diplomat Jerman, yang memuji Einstein tidak hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seorang pejuang perdamaian dan aktivis internasional.[78]

Dalam perjalanannya kembali ke Jerman, Einstein mengunjungi Palestina selama 12 hari, yang menjadi kunjungan satu-satunya ke wilayah tersebut. Ia disambut seolah-olah ia adalah kepala negara, bukan fisikawan, termasuk memberi hormat meriam setelah ia tiba di kediaman komisaris Britania, Sir Herbert Samuel. Dalam salah satu acara, gedung tempat ia berada diserbu oleh warga yang ingin melihat dan mendengarnya. Dalam pidato Einstein kepada hadirin, ia mengungkapkan kebahagiaannya bahwa orang-orang Yahudi mulai diakui sebagai kekuatan dunia.[79]

Einstein mengunjungi Spanyol selama dua minggu pada tahun 1923, bertemu sebentar dengan Santiago Ramón y Cajal dan menerima penghargaan dari Raja Alfonso XIII yang menobatkannya sebagai anggota Akademi Sains Spanyol.[80]

Dari tahun 1922 sampai 1932, Einstein menjadi anggota Komite Internasional Kerja Sama Intelektual Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa,[81] sebuah badan yang dibentuk untuk mempromosikan pertukaran ide-ide internasional antar ilmuwan, peneliti, guru, seniman, dan intelek.[82] Awalnya ditunjuk sebagai wakil Swiss, Sekretaris Jenderal Eric Drummond dibujuk oleh aktivis Katolik Oskar Halecki dan Giuseppe Motta agar menjadikan Einstein sebagai wakil Jerman, sehingga Gonzague de Reynold menggantikannya sebagai wakil Swiss dan mempromosikan nilai-nilai Katolik tradisional.[83] Mantan profesor fisika Einstein Hendrik Lorentz dan kimiawan Prancis Marie Curie juga menjadi anggota komite.

1930–1931: Perjalanan ke AS

Pada Desember 1930, Einstein mengunjungi Amerika untuk kedua kalinya, awalnya merupakan kunjungan kerja dua bulan sebagai peneliti di Institut Teknologi California. Setelah perhatian nasional yang ia terima selama perjalanan pertamanya ke AS, ia dan rekannya bertekad untuk melindungi privasinya. Meskipun dibanjiri telegram dan undangan untuk menerima penghargaan atau berbicara di depan umum, Einstein menolak semuanya.[84]

Setelah tiba di Kota New York, Einstein diajak ke berbagai tempat dan acara, termasuk Chinatown, makan siang bersama editor The New York Times, dan menonton Carmen di Metropolitan Opera, tempat ia dielu-elukan oleh para penonton pada saat kedatangannya. Pada hari-hari berikutnya, ia dibawa berkeliling kota oleh Wali Kota Jimmy Walker dan bertemu dengan presiden Universitas Columbia, yang menggambarkan Einstein sebagai "raja pemikiran yang sedang berkuasa".[85] Harry Emerson Fosdick, pastor di Gereja Riverside New York, mengajak Einstein berkeliling gereja dan menunjukkan kepadanya patung seluruh badan Einstein yang dibuat oleh gereja, berdiri di pintu masuk gereja.[85] Selama tinggal di New York, ia bergabung dengan kerumunan 15.000 orang di Madison Square Garden pada saat perayaan Hanukkah.[85]

 
Einstein (kiri) dan Charlie Chaplin di penayangan Hollywood City Lights, Januari 1931

Einstein selanjutnya melakukan perjalanan ke California, tempat ia bertemu dengan presiden Caltech dan peraih Nobel, Robert A. Millikan. Persahabatannya dengan Millikan berlangsung dengan "canggung", karena Millikan "memiliki kecenderungan berjiwa militerisme patriotik," sedangkan Einstein jelas-jelas adalah seorang pasifis.[86] Dalam kuliah umumnya kepada mahasiswa Caltech, Einstein menyampaikan bahwa "sains sering kali cenderung lebih banyak merusak daripada memperbaiki."[87]

Penolakannya terhadap perang membuat Einstein berteman dengan penulis Upton Sinclair dan bintang film Charlie Chaplin, yang sama-sama terkenal karena paham pasifismenya. Carl Laemmle, kepala Universal Studios, mengajak Einstein tur di studionya dan memperkenalkannya pada Chaplin. Mereka langsung akrab; Chaplin mengundang Einstein dan istrinya, Elsa, ke rumahnya untuk makan malam. Chaplin mengatakan kepribadian Einstein tenang dan lembut, sepertinya menyembunyikan "temperamen yang sangat emosional," yang melahirkan "energi intelektual luar biasa".[88]:320

Film Chaplin, City Lights, tayang perdana beberapa hari kemudian di Hollywood, dan Chaplin mengundang Einstein dan Elsa untuk menghadirinya sebagai tamu istimewa. Walter Isaacson, penulis biografi Einstein, mengungkapkan peristiwa ini sebagai "salah satu kejadian paling berkesan di era baru selebritas".[87] Chaplin kemudian mengunjungi Einstein di rumahnya dalam perjalanannya ke Berlin, dan mencatat "flat kecil sederhana" dan meja piano tempat ia mulai menulis teorinya. Chaplin menduga bahwa benda itu "mungkin digunakan sebagai kayu bakar oleh Nazi".[88]:322

1933: Imigrasi ke AS

 
Kartun Einstein setelah memotong "sayap pasifismenya" (Charles R. Macauley, k. 1933)

Pada bulan Februari 1933, saat berkunjung ke Amerika Serikat, Einstein tahu ia tidak bisa kembali ke Jerman setelah berkuasanya Nazi di bawah kanselir baru Jerman, Adolf Hitler.[89][90]

Ketika berada di universitas-universitas Amerika pada awal 1933, ia melakukan kunjungan profesor selama dua bulan di Institut Teknologi California di Pasadena. Ia dan istrinya Elsa kembali ke Eropa dengan kapal pada bulan Maret, dan selama perjalanan, mereka mengetahui bahwa Reichstag Jerman telah mengesahkan Undang-Undang Pemberian Kuasa, yang mengubah pemerintahan Hitler menjadi kediktatoran de facto dan mereka tidak bisa kembali ke Berlin. Einstein juga mendengar kabar bahwa rumahnya digerebek oleh Nazi dan perahu layar pribadinya disita. Setelah sampai di Antwerp, Belgia pada 28 Maret, ia mengunjungi konsulat Jerman dan menyerahkan paspornya, secara resmi melepaskan kewarganegaraan Jermannya.[91] Nazi kemudian menjual kapalnya dan mengubah rumahnya menjadi kamp Pemuda Hitler.[92] Setelah tinggal beberapa hari di Kastil Cantecroy di Mortsel, ia menyewa sebuah vila di De Haan di pinggir pantai Belgia selama setengah tahun. Pada 9 September, mereka naik feri ke Dover, dan tiba di AS pada 17 Oktober.[butuh rujukan]

Status pengungsi

 
Kartu berlabuh Albert Einstein (26 Mei 1933), saat ia berlabuh di Dover (Britania Raya) dari Ostende (Belgia) untuk mengunjungi Oxford.

Pada April 1933, Einstein mengetahui bahwa pemerintah Jerman yang baru telah mengesahkan undang-undang yang melarang Yahudi memegang jabatan resmi apa pun, termasuk mengajar di universitas.[91] Sejarawan Gerald Holton menjelaskan bahwa "hampir tidak ada protes yang dilayangkan oleh rekan-rekannya," ribuan ilmuwan Yahudi dipaksa meletakkan jabatan mereka di universitas dan nama-nama mereka dicoret dari institusi tempat mereka bekerja.[75]

Sebulan kemudian, karya-karya Einstein termasuk dalam karya tulis yang disasar oleh Persatuan Pelajar Jerman dalam pembakaran buku Nazi, dan menteri propaganda Nazi Joseph Goebbels menyatakan, "intelektualisme Yahudi sudah mati."[91] Salah satu majalah Jerman memasukkannya dalam daftar musuh rezim Jerman dengan tulisan "belum digantung", menawarkan hadiah sebesar $ 5.000 atas nyawanya.[91][93] Dalam suratnya kepada fisikawan sekaligus temannya Max Born, yang sudah pindah dari Jerman ke Inggris, Einstein menulis, "... Saya harus mengakui bahwa tingkat kebiadaban dan kepengecutan mereka sungguh mengejutkan."[91] Setelah pindah ke AS, Einstein mengomentari pembakaran buku Nazi sebagai "ledakan emosi spontan" oleh orang-orang yang "menghindari pencerahan populer," dan "melebihi apa pun di dunia ini, takut akan pengaruh orang-orang yang memiliki kebebasan intelektual."[94]

Einstein tidak memiliki tempat tinggal tetap, tidak yakin di mana ia akan tinggal dan bekerja, dan mengkhawatirkan nasib ilmuwan lain yang tak terhitung jumlahnya dan masih berada di Jerman. Ia menyewa sebuah rumah di De Haan, Belgia, tempat ia tinggal selama beberapa bulan. Pada akhir Juli 1933, ia berangkat ke Inggris dan menetap di sana selama enam minggu atas undangan pribadi Komandan Angkatan Laut Britania Raya Oliver Locker-Lampson, yang telah berteman dengan Einstein bertahun-tahun sebelumnya. Untuk melindungi Einstein, Locker-Lampson memerintahkan dua asistennya mengawasi tempat tinggal Einstein di luar London, dibuktikan lewat foto mereka membawa senapan dan mengawal Einstein yang diterbitkan di Daily Herald pada 24 Juli 1933.[95][96]

Locker-Lampson mengajak Einstein bertemu Winston Churchill di rumahnya, dan Austen Chamberlain, serta mantan Perdana Menteri Lloyd George.[97] Einstein meminta bantuan mereka untuk mengeluarkan ilmuwan Yahudi dari Jerman. Sejarawan Britania Martin Gilbert mengatakan bahwa Churchill segera merespons, dan mengirim sahabatnya, fisikawan Frederick Lindemann, ke Jerman untuk mencari ilmuwan Yahudi dan mempekerjakan mereka di universitas-universitas di Britania Raya.[98] Churchill kemudian mengetahui bahwa akibat diusirnya Yahudi dari Jerman, "standar teknis" telah diturunkan, yang menyebabkan teknologi Sekutu berada jauh di atas Jerman.[98]

Einstein kemudian menghubungi para pemimpin negara lain, termasuk Perdana Menteri Turki İsmet İnönü. Ia mengirim surat kepada İnönü pada bulan September 1933, memintanya mempekerjakan para ilmuwan Jerman-Yahudi yang menganggur. Sebagai hasilnya, lebih dari 1.000 ilmuwan Yahudi diselamatkan dan dipekerjakan oleh Pemerintah Turki.[99]

Locker-Lampson juga mengajukan RUU ke parlemen dalam rangka memberikan kewarganegaraan Britania pada Einstein. Pada saat itu, Einstein menyampaikan sejumlah pidato publik menjelaskan krisis pembuatan bir di Eropa.[100] Dalam salah satu pidatonya, ia mengecam perlakuan Jerman terhadap Yahudi, dan di saat bersamaan, ia memperkenalkan undang-undang yang mempromosikan kewarganegaraan Yahudi di Palestina, karena kewarganegaraan mereka ditolak oleh negara lain.[101] Dalam pidatonya, Locker-Lampson menggambarkan Einstein sebagai "warga negara dunia" yang seharusnya ditawari tempat penampungan sementara di Britania Raya.[note 2][102] Tetapi, RUU tersebut tidak disetujui, dan Einstein memutuskan menerima tawaran sebelumnya dari Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey, AS, untuk menjadi dosen tetap.[100]

Dosen di Institute for Advanced Study

 
Foto Einstein yang diambil tahun 1935 di Princeton

Pada Oktober 1933, Einstein kembali ke AS dan mengajar di Institute for Advanced Study,[100][103] yang juga menjadi tempat perlindungan bagi para ilmuwan yang melarikan diri dari Jerman Nazi.[104] Pada saat itu, sebagian besar universitas di Amerika, termasuk Harvard, Princeton dan Yale, memiliki sangat sedikit atau tidak ada sama sekali fakultas atau mahasiswa Yahudi karena ketentuan kuota Yahudi, yang diberlakukan sampai akhir 1940-an.[104]

Einstein masih ragu akan masa depannya. Ia mendapat tawaran dari beberapa universitas Eropa, termasuk Christ Church, Oxford, tempat ia tinggal selama beberapa saat pada bulan Mei 1931 sampai Juni 1933 dan ditawari beasiswa doktor 5 tahun,[105][106] tetapi pada 1935, ia memutuskan untuk tinggal permanen di Amerika Serikat dan mengajukan permohonan kewarganegaraan.[100][107]

Afiliasi Einstein dengan Institute for Advanced Study berlangsung sampai kematiannya pada tahun 1955.[108] Ia adalah satu dari empat ilmuwan Yahudi yang ditempatkan di institut ini (dua lainnya adalah John von Neumann and Kurt Gödel). Einstein segera berteman akrab dengan Gödel. Keduanya kerap terlihat berjalan bersama mendiskusikan karya mereka. Bruria Kaufman, asisten Einstein, kelak menjadi seorang fisikawan. Selama periode ini, Einstein mencoba mengembangkan teori medan terpadu dan menyangkal interpretasi fisika kuantum, keduanya tidak selesai.

Perang Dunia II dan Proyek Manhattan

Pada tahun 1939, sekelompok ilmuwan Hongaria, termasuk fisikawan Leó Szilárd, berupaya memperingatkan Washington mengenai penelitian bom atom Nazi yang sedang berlangsung. Peringatan ini diabaikan. Einstein dan Szilárd, bersama dengan para pengungsi lain seperti Edward Teller dan Eugene Wigner, "memutuskan jadi tanggung jawab mereka untuk memperingatkan Amerika akan kemungkinan para ilmuwan Jerman memenangkan perlombaan membuat bom atom, dan memperingatkan bahwa Hitler lebih dari sekadar bersedia menggunakan senjata semacam itu."[109][110] Untuk memastikan AS menyadari bahaya tersebut, pada bulan Juli 1939, beberapa bulan sebelum dimulainya Perang Dunia II di Eropa, Szilárd dan Wigner mengunjungi Einstein untuk menjelaskan kemungkinan bom atom, yang menurut Einstein, seorang pasifis, tidak pernah ia pertimbangkan.[111] Ia diminta memberikan dukungannya dengan menulis surat, bersama Szilárd, kepada Presiden Roosevelt, menyarankan agar AS memperhatikan dan memulai penelitian senjata nuklir sendiri.

Surat tersebut diyakini "menjadi stimulus utama bagi AS dalam melakukan penyelidikan senjata nuklir dengan serius menjelang masuknya AS ke kancah Perang Dunia II".[112] Selain surat tersebut, Einstein memanfaatkan koneksinya dengan Keluarga Kerajaan Belgia[113] dan ibu suri Belgia untuk mendapatkan akses ke Oval Office Gedung Putih. Beberapa pihak mengatakan bahwa akibat surat Einstein dan pertemuannya dengan Roosevelt, AS memulai "perlombaan" untuk mengembangkan bom, menghabiskan "bahan material, dana, dan sumber ilmiah yang sangat besar" untuk memulai Proyek Manhattan.

Bagi Einstein, "perang adalah penyakit... [dan] ia menyerukan perlawanan terhadap perang." Dengan menandatangani surat kepada Roosevelt, beberapa pihak berpendapat bahwa ia menentang prinsip pasifisnya.[114] Pada tahun 1954, setahun sebelum kematiannya, Einstein bercerita kepada sahabatnya, Linus Pauling, "Saya membuat satu kesalahan besar dalam hidup saya—ketika menandatangani surat kepada Presiden Roosevelt yang merekomendasikan agar bom atom dibuat, tetapi ada beberapa pembenaran—bahaya yang akan dipicu Jerman..."[115]

Kewarganegaraan AS

 
Einstein menerima sertifikat kewarganegaraan AS dari hakim Phillip Forman.

Einstein menjadi warga negara Amerika pada tahun 1940. Tidak lama setelah menyelesaikan kariernya di Institute for Advanced Study (di Princeton, New Jersey), ia mengungkapkan rasa penghargaannya terhadap meritokrasi dalam budaya Amerika jika dibandingkan dengan Eropa. Ia mengakui "hak individu untuk mengutarakan dan memikirkan apa yang mereka sukai, tanpa hambatan sosial, dan sebagai hasilnya, individu terdorong untuk lebih kreatif", suatu sifat yang ia hargai sejak kecil.[116]

Einstein bergabung dengan National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) di Princeton, ketika ia ikut berkampanye memperjuangkan hak-hak sipil warga Afrika-Amerika. Ia menganggap rasisme adalah "penyakit terburuk" Amerika,[93] melihatnya sebagai "warisan dari satu generasi ke generasi berikutnya".[117] Sebagai bagian dari keterlibatannya, ia berkorespondensi dengan aktivis HAM W. E. B. Du Bois dan siap memberikan kesaksian atas nama dirinya dalam persidangannya pada tahun 1951.[118]:565 Ketika Einstein menawarkan untuk menjadi saksi karakter bagi Du Bois, hakim memutuskan mencabut kasusnya.[119]

Pada tahun 1946 Einstein mengunjungi Lincoln University di Pennsylvania, sebuah perguruan tinggi kulit hitam bersejarah, di sana ia dianugerahi gelar kehormatan. Lincoln adalah universitas pertama di Amerika Serikat yang memberikan gelar sarjana kepada warga Afrika-Amerika; alumninya antara lain Langston Hughes dan Thurgood Marshall. Einstein berpidato mengenai rasisme di Amerika, menegaskan "Saya tidak akan diam mengenai hal itu."[120] Seorang pegawai Princeton mengenang bahwa Einstein pernah membayar uang kuliah seorang mahasiswa kulit hitam.[119]

Kehidupan pribadi

 
Einstein pada 1947

Membantu Zionis

Einstein adalah salah seorang tokoh kunci yang membantu pendirian Universitas Ibrani Yerusalem, yang dibuka pada tahun 1925, dan menjadi salah seorang Dewan Gubernur pertama. Sebelumnya, pada tahun 1921, ia diminta oleh biokimiawan dan presiden Organisasi Zionis Dunia, Chaim Weizmann, untuk membantu mengumpulkan dana bagi pendirian universitas.[121] Einstein juga mengajukan berbagai saran terkait program awal universitas.

Einstein menyarankan pendirian Fakultas Pertanian untuk mengelola tanah yang belum tergarap, diikuti dengan Fakultas Kimia dan Mikrobiologi untuk memerangi berbagai epidemi yang sedang merajalela seperti malaria, yang ia sebut penyakit "jahat" yang merusak sepertiga pembangunan negara.[122]:161 Pembukaan Fakultas Studi Oriental, untuk memahami lebih dalam bahasa Ibrani dan Arab dalam rangka mengeksplorasi sains dan monumen bersejarah negara, juga dianggap penting oleh Einstein.[122]:158

Chaim Weizmann kemudian menjadi presiden pertama Israel. Setelah kematiannya saat menjabat pada November 1952, dan atas desakan Ezriel Carlebach, Perdana Menteri David Ben-Gurion menawari Einstein menjadi Presiden Israel, lebih ke jabatan seremonial.[123][124] Tawaran itu disampaikan oleh duta besar Israel di Washington, Abba Eban, yang menjelaskan bahwa tawaran tersebut "mewujudkan rasa hormat terdalam yang diberikan oleh orang-orang Yahudi kepada salah satu putranya".[125] Einstein menolak, menyatakan bahwa ia "sangat terharu", dan "sekaligus sedih dan malu" karena ia tidak bisa menerimanya.[125]

Kecintaan terhadap musik

 
Einstein (kanan) bersama penulis, musikus, dan penerima Nobel Rabindranath Tagore, 1930

Einstein menunjukkan ketertarikannya terhadap musik sejak usia dini. Dalam jurnalnya ia menulis: "Jika saya tidak menjadi fisikawan, saya mungkin akan menjadi seorang musikus. Saya sering berpikir diiringi musik. Saya melamun diiringi musik. Saya membayangkan hidup dalam alunan musik... Saya mendapatkan banyak kesenangan hidup dari musik."[126][127]

Ibu Einstein adalah seorang pemain piano berbakat dan ingin putranya belajar biola, tidak hanya untuk menanamkan kecintaan terhadap musik tetapi juga untuk membantunya berbaur dengan budaya Jerman. Menurut konduktor Leon Botstein, Einstein mulai bermain musik saat berusia 5 tahun, meskipun ia belum terlalu menikmatinya pada usia tersebut.[128]

Ketika berusia 13 tahun, Einstein menemukan sonata biola Mozart, terpikat oleh komposisinya dan mulai belajar musik dengan sukarela. Einstein belajar memainkan alat musik sendiri tanpa "berlatih secara teratur". Ia berkata bahwa "cinta adalah guru yang lebih baik dari kewajiban."[128] Pada usia 17 tahun, permainan musiknya didengar oleh pengawas sekolah di Aarau saat memainkan sonata biola Beethoven. Pengawas sekolah mengungkapkan bahwa permainan musiknya "luar biasa dan memperlihatkan 'bakat yang hebat'." Menurut Botstein, Einstein "menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap musik, kualitas yang masih terpendam. Musik memiliki makna yang tidak biasa bagi siswa ini."[128]

Musik berperan penting dan permanen dalam kehidupan Einstein sejak saat itu. Meskipun cita-cita untuk menjadi seorang musikus profesional tidak pernah terpikir olehnya, Einstein memainkan musik kamar dengan sejumlah pemusik profesional, dan ia kerap bermain musik untuk penonton pribadi dan teman-temannya. Musik kamar juga menjadi bagian rutin kehidupan sosialnya saat tinggal di Bern, Zürich, dan Berlin, ia kerap bermain musik bersama Max Planck dan putranya. Einstein terkadang secara keliru dianggap sebagai penyunting katalog Köchel karya Mozart edisi 1937; edisi tersebut disusun oleh Alfred Einstein, yang diduga sebagai kerabat jauh Einstein.[129][130]

Pada tahun 1931, saat menjadi peneliti di Institut Teknologi California, Einstein mengunjungi konservatori keluarga Zoellner di Los Angeles, di sana ia memainkan sejumlah karya Beethoven dan Mozart bersama anggota Zoellner Quartet.[131][132] Menjelang akhir hayatnya, saat Juilliard Quartet mengunjunginya di Princeton, ia bermain biola bersama mereka, dan kuartet tersebut "terkesan oleh tingkat koordinasi dan intonasi Einstein."[128]

Pandangan politik dan agama

 
Albert Einstein bersama istrinya Elsa Einstein dan para pemimpin Zionis, termasuk calon Presiden Israel Chaim Weizmann, istrinya Vera Weizmann, Menahem Ussishkin, dan Ben-Zion Mossinson ketika tiba di New York City pada 1921.

Pandangan politik Einstein mendukung sosialisme dan mengkritik kapitalisme, yang dijelaskan dalam esainya seperti "Mengapa Sosialisme?".[133][134] Einstein kerap ditawari dan dipanggil untuk memberikan penilaian dan pendapat mengenai masalah yang umumnya tidak terkait dengan fisika atau matematika.[100] Ia secara lantang menganjurkan gagasan pembentukan pemerintahan global demokratis yang akan memeriksa kekuatan negara-bangsa dalam kerangka kerja federasi dunia.[135] FBI menyusun dokumen rahasia mengenai Einstein pada tahun 1932, dan pada saat kematiannya, berkas FBI Einstein setebal 1.427 halaman.[136] Einstein sangat terkesan oleh Mahatma Gandhi. Ia dan Gandhi saling berkirim surat dan menyebutnya "teladan bagi generasi yang akan datang" dalam salah satu suratnya.[137]

Einstein mengungkapkan mengenai pandangan rohaninya dalam beragam tulisan dan wawancara.[138] Einstein menyatakan bahwa ia bersimpati terhadap Tuhan panteistis dalam filosofi Baruch Spinoza.[139] Ia tidak memercayai Tuhan personal yang mengurusi nasib dan perilaku umat manusia, pandangan yang ia anggap naif.[140] Tetapi, ia mengakui bahwa ia bukanlah seorang ateis,[141] lebih suka menyebut dirinya seorang agnostik,[142] atau "orang tidak beragama yang sangat religius."[140] Saat ditanya apakah ia percaya pada kehidupan setelah kematian, Einstein menjawab, "Tidak. Dan satu kehidupan sudah cukup bagi saya."[143]

Einstein umumnya berhubungan dengan kelompok humanis nonreligius dan Budaya Etis di Britania Raya dan AS. Ia menjabat sebagai dewan penasihat First Humanist Society of New York,[144] dan menjadi anggota kehormatan Rationalist Association, yang menerbitkan majalah New Humanist di Britania Raya. Dalam peringatan ulang tahun ketujuh puluh lima New York Society for Ethical Culture, Einstein menyatakan bahwa gagasan Budaya Etis mewujudkan konsepsi pribadinya mengenai apa yang paling berharga dan bertahan dalam idealisme agama. Menurut pandangannya, "Tanpa 'budaya etis' tidak akan ada keselamatan bagi umat manusia."[145]

Kematian

 
Otak Einstein diawetkan setelah kematiannya pada tahun 1955, tetapi fakta ini baru terungkap pada 1978.

Pada 17 April 1955, Einstein mengalami pendarahan dalam akibat pecahnya aneurisma aorta perut, yang sebelumnya telah dikencangkan melalui pembedahan oleh Rudolph Nissen pada tahun 1948.[146] Ia dibawa ke rumah sakit dan ia juga sempat membuat konsep pidato yang dipersiapkannya untuk penampilan di televisi untuk memperingati ulang tahun ketujuh Negara Israel, tetapi tidak sempat menyelesaikannya.[147]

Einstein menolak operasi, mengatakan, "Saya ingin pergi saat saya menginginkannya. Hambar rasanya memperpanjang hidup secara tidak alami. Saya telah menyelesaikan urusan saya; ini saatnya untuk pergi. Saya akan melakukannya dengan elegan."[148] Einstein wafat di Rumah Sakit Princeton keesokan paginya pada usia 76 tahun, setelah terus bekerja sampai penghujung hayatnya.[149]

Saat diautopsi, patolog Rumah Sakit Princeton, Thomas Stoltz Harvey, mengambil otak Einstein untuk diawetkan tanpa seizin keluarganya, dengan harapan bahwa ilmu saraf masa depan bisa mengetahui penyebab kecerdasan luar biasa Einstein.[150] Jenazah Einstein dikremasi dan abunya disebar di lokasi yang dirahasiakan.[151][152]

Dalam pidato mengenang Einstein pada 13 Desember 1965 di kantor pusat UNESCO, fisikawan nuklir J. Robert Oppenheimer mengungkapkan kesannya terhadap Einstein: "Ia sama sekali tidak memiliki kecanggihan dan tanpa keduniawian... Selalu disertai ketulusan luar biasa sekaligus sifat kekanak-kanakan dan keras kepala."[153]

Karier ilmiah

Sepanjang hidupnya, Einstein menerbitkan ratusan buku dan artikel.[5][15] Ia menerbitkan lebih dari 300 makalah ilmiah dan 150 makalah nonilmiah.[11][15] Pada 5 Desember 2014, sejumlah universitas dan lembaga arsip mengumumkan perilisan makalah-makalah Einstein, yang terdiri dari lebih 30.000 dokumen.[154][155] Prestasi intelektual dan orisinalitasnya menjadikan kata "Einstein" identik dengan "genius".[16] Selain karya yang dikerjakannya sendiri, ia juga berkolaborasi dengan ilmuwan lain dalam proyek pelengkap, termasuk statistik Bose-Einstein, kulkas Einstein dan sebagainya.[156][157]

1905 – Makalah Annus Mirabilis

Makalah Annus Mirabilis adalah empat artikel yang membahas mengenai efek fotolistrik (yang melahirkan teori kuantum), gerak Brown, teori relativitas khusus, dan E = mc2, yang diterbitkan Einstein dalam jurnal ilmiah Annalen der Physik pada tahun 1905. Keempat karya ini berkontribusi penting terhadap dasar fisika modern dan mengubah pandangan mengenai ruang, waktu, dan materi. Keempat makalah tersebut adalah:

Judul (terjemahan) Fokus utama Diterima Terbit Signifikansi
Sudut Pandang Heuristik Mengenai Produksi dan Transformasi Cahaya Efek fotolistrik 18 Maret 9 Juni Menyelesaikan teka-teki yang tidak terpecahkan dengan menyatakan bahwa energi hanya dipertukarkan dalam jumlah diskret (kuanta).[158] Gagasan ini sangat penting bagi pengembangan awal teori kuantum.[159]
Gerak Partikel Kecil yang Ditangguhkan dalam Cairan Stasioner, sebagaimana Diperlukan oleh Teori Kinetik Molekul tentang Panas Gerak Brown 11 Mei 18 Juli Menjelaskan bukti empiris teori atom, mendukung penerapan fisika statistika.
Elektrodinamika Benda Bergerak Relativitas khusus 30 Juni 26 September Menyelaraskan persamaan Maxwell untuk listrik dan magnet dengan hukum mekanika melalui perubahan pada mekanika, yang dihasilkan dari analisis berdasarkan bukti empiris bahwa kecepatan cahaya tidak bergantung pada gerakan pengamat.[160] Mendiskreditkan konsep "eter luminiferous".[161]
Apakah Kelembaban Tubuh Bergantung Pada Kandungan energinya? Kesetaraan materi-energi 27 September 21 November Kesetaraan materi dan energi, E = mc2 (dan implikasinya, kemampuan gravitasi untuk "membelokkan" cahaya), keberadaan "energi diam", dan dasar energi nuklir.

Mekanika statistika

Fluktuasi termodinamika dan fisika statistika

Makalah pertama Einstein,[162] yang dikirimkan pada tahun 1900 kepada jurnal Annalen der Physik adalah mengenai kapilaritas. Makalah tersebut diterbitkan pada tahun 1901 dengan judul "Folgerungen aus den Capillaritätserscheinungen", yang diterjemahkan menjadi "Kesimpulan dari Fenomena Kapilaritas". Dua makalah yang diterbitkan pada tahun 1902–1903 (termodinamika) berupaya menafsirkan fenomena atom dari sudut pandang statistika. Makalah ini adalah dasar bagi makalah tahun 1905 mengenai gerak Brown, yang menunjukkan bahwa gerak Brown merupakan bukti kuat bahwa molekul itu ada. Penelitiannya pada tahun 1903 dan 1904 umumnya berkaitan dengan efek ukuran atom terhadap fenomena difusi.[162]

Teori opalesen kritis

Einstein kembali meneliti masalah fluktuasi termodinamika, melakukan percobaan terhadap ragam densitas benda cair pada titik kritisnya. Fluktuasi densitas dikendalikan oleh turunan kedua dari energi bebas yang terkait dengan densitas. Pada titik kritis, turunan ini menjadi nol, yang menyebabkan fluktuasi besar. Efek fluktuasi densitas menunjukkan bahwa cahaya dari semua panjang gelombang tersebar, menyebabkan fluida terlihat berwarna putih susu. Einstein menghubungkan fenomena ini dengan hamburan Rayleigh, yang terjadi ketika ukuran fluktuasi jauh lebih kecil dari panjang gelombang, yang menjelaskan kenapa langit berwarna biru. Einstein secara kuantitatif memperoleh opalesen kritis dari percobaan fluktuasi densitas, dan menunjukkan bagaimana efek dan hamburan Rayleigh berasal dari konstitusi atomistis materi.[163]

Relativitas khusus

Makalah "Zur Elektrodynamik bewegter Körper"[164] (Elektrodinamika Benda Bergerak) diterima pada 30 Juni 1905 dan diterbitkan pada 26 September tahun itu. Konsep ini mempersatukan persamaan Maxwell (hukum listrik dan magnet) dengan hukum mekanika Newton dengan memperkenalkan perubahan pada hukum mekanika.[165] Secara pengamatan, efek perubahan ini paling tampak pada kecepatan tertinggi (kecepatan objek bergerak mendekati kecepatan cahaya). Teori yang dikembangkan dalam makalah ini kemudian dikenal sebagai teori relativitas khusus Einstein.

Makalah ini menghitung bahwa ketika diukur melalui pengamat yang bergerak, jam yang dibawa oleh benda bergerak akan mengalami dilatasi, dan benda itu sendiri akan berkontraksi sesuai arah gerakannya. Makalah ini juga menyatakan bahwa gagasan ether luminiferus—salah satu entitas teoretis fisika terkemuka pada saat itu—merupakan konsep yang tak lagi relevan.[note 3]

Dalam makalahnya mengenai kesetaraan massa-energi, Einstein menciptakan rumus E = mc2 sebagai konsekuensi dari persamaan relativitas khusus.[166] Karya Einstein tahun 1905 tentang relativitas diperdebatkan selama bertahun-tahun, tetapi perlahan diterima oleh para fisikawan terkemuka, yang dimulai dengan Max Planck.[167][168]

Einstein awalnya membingkai relativitas khusus dalam kajian kinematika (ilmu tentang benda bergerak). Pada tahun 1908, Hermann Minkowski menafsirkan ulang relativitas khusus dalam kajian geometris sebagai teori ruang waktu. Einstein menggunakan konsep Minkowski dalam mengembangkan teori relativitas umum pada tahun 1915.[169]

Relativitas umum

Relativitas umum dan prinsip kesetaraan

 
Foto gerhana matahari oleh Eddington.

Relativitas umum adalah teori gravitasi yang dikembangkan oleh Einstein antara tahun 1907 dan 1915. Menurut relativitas umum, gaya tarik gravitasi yang diamati pada massa benda diperoleh dari lengkungan ruang dan waktu oleh massa tersebut. Relativitas umum berkembang menjadi teori penting dalam astrofisika modern. Teori ini menjadi dasar bagi pemahaman mengenai lubang hitam, wilayah angkasa tempat daya tarik gravitasi begitu kuat sehingga cahaya pun tidak bisa lepas.

Menurut Einstein, alasan pengembangan relativitas umum berawal dari ketidakpuasannya atas preferensi gerakan inersia dalam relativitas khusus.[170] Akibatnya, pada tahun 1907 ia menerbitkan sebuah artikel mengenai akselerasi relativitas khusus. Dalam artikel berjudul "Prinsip-Prinsip Relativitas dan Kesimpulannya", ia berpendapat bahwa gerak jatuh bebas tergolong gerakan inersia, dan dalam pengamatan gerak jatuh bebas, aturan relativitas khusus harus diterapkan. Argumen ini disebut prinsip kesetaraan. Dalam artikel yang sama, Einstein juga mengemukakan fenomena dilasi waktu gravitasi, pergeseran merah gravitasi, dan defleksi cahaya.[171][172]

Pada tahun 1911, Einstein menerbitkan artikel berjudul "Pengaruh Gravitasi pada Propagasi Cahaya", yang kemudian dilanjutkan dengan artikel tahun 1907 mengenai perkiraan jumlah defleksi cahaya oleh benda-benda besar. Dengan demikian, prediksi teoretis relativitas umum untuk pertama kalinya dapat diuji secara eksperimental.[173]

Gelombang gravitasi

Pada tahun 1916, Einstein meneliti gelombang gravitasi,[174][175] riak dalam kurvatur ruang waktu yang merambat sebagai gelombang, bergerak keluar dari sumber, mengangkut energi radiasi gravitasi. Keberadaan gelombang gravitasi dibuktikan oleh relativitas umum melalui invarians Lorentz, yang menciptakan konsep interaksi fisik gravitasi dengan kecepatan perambatan terbatas. Sebaliknya, gelombang gravitasi tidak bisa dibuktikan oleh teori gravitasi Newton, yang menyatakan bahwa interaksi fisik gravitasi merambat dengan kecepatan tak terbatas.

Pendeteksian gelombang gravitasi pertama dan tidak langsung terjadi pada tahun 1970 melalui pengamatan sepasang bintang neutron yang mengorbit dekat, PSR B1913+16.[176] Penjelasan mengenai peluruhan dalam periode orbitnya menunjukkan bahwa bintang tersebut memancarkan gelombang gravitasi.[176][177] Teori Einstein dikonfirmasi pada 11 Februari 2016, ketika para peneliti di LIGO menerbitkan pengamatan pertama gelombang gravitasi,[178] yang terdeteksi di Bumi pada tanggal 14 September 2015, tepat seratus tahun setelah prediksi Einstein.[176][179][180][181][182]

Argumen lubang dan teori Entwurf

Ketika mengembangkan relativitas umum, Einstein mengalami kebingungan terkait ukuran invarian dalam teorinya. Ia merumuskan argumen yang membuatnya menyimpulkan bahwa teori medan dalam relativitas umum tidak ada. Einstein menyerah mencari persamaan tensor kovarians umum dan mulai mencari persamaan invarian dalam transformasi linear umum.

Pada Juni 1913, teori Entwurf ('sketsa') lahir sebagai hasil investigasi lanjutan. Sesuai namanya, teori ini adalah sketsa dari sebuah teori, kurang elegan dan lebih sulit daripada relativitas umum, dengan persamaan gerak yang dilengkapi dengan kondisi pengukuran tambahan. Setelah lebih dari dua tahun meneliti secara intensif, Einstein menyadari bahwa argumen lubang tersebut keliru dan berhenti mengembangkan teori ini pada November 1915.[183]

Kosmologi fisik

Pada tahun 1917, Einstein menerapkan teori relativitas umum pada struktur alam semesta secara keseluruhan.[184] Ia menemukan bahwa persamaan medan umum memprediksi semesta yang dinamis, baik yang berkontraksi maupun mengembang. Karena bukti pengamatan semesta yang dinamis tidak dikenal pada saat itu, Einstein memperkenalkan istilah baru, konstanta kosmologis, hingga persamaan medan, memungkinkan teorinya memprediksi semesta yang statis. Persamaan medan Einstein memprediksi semesta statis pada kurvatur tertutup, sesuai dengan pemahaman Einstein tentang prinsip Mach pada tahun-tahun tersebut. Model ini dikenal dengan Dunia Einstein atau semesta statis Einstein.[185][186]

Setelah ditemukannya resesi nebula oleh Edwin Hubble pada tahun 1929, Einstein berhenti meneliti model statis semesta, dan mengembangkan dua model dinamis kosmos, yakni semesta Friedmann-Einstein pada tahun 1931[187][188] dan semesta Einstein–de Sitter pada tahun 1932.[189][190] Dalam masing-masing model ini, Einstein mengabaikan konstanta kosmologis, mengklaim bahwa "teori tersebut tidak memuaskan".[187][188][191]

Di sebagian besar biografi Einstein, dikatakan bahwa Einstein menyebut konstanta kosmologis pada tahun-tahun berikutnya sebagai "kesalahan terbesarnya". Astrofisikawan Mario Livio baru-baru ini meragukan pernyataan ini, mengungkapkan bahwa pernyataan tersebut berlebihan.[192]

Pada akhir 2013, sebuah tim yang dipimpin oleh fisikawan Irlandia Cormac O'Raifeartaigh menemukan bukti bahwa tak lama setelah mempelajari pengamatan Hubble tentang resesi nebula, teori Einstein dianggap sebagai model keadaan tetap semesta.[193][194] Dalam naskah yang saat ini terabaikan, kemungkinan ditulis pada awal 1931, Einstein mengeksplorasi model semesta yang mengembang ketika densitas materi tetap bersifat konstan akibat penciptaan materi berkelanjutan, suatu proses yang ia kaitkan dengan konstanta kosmologis.[195][196] Seperti yang ia nyatakan dalam makalah, "Pada bagian selanjutnya, saya ingin menaruh perhatian pada solusi persamaan (1) yang dapat menjelaskan fakta-fakta Hubbel, dan dengan densitas konstan sepanjang waktu"... " Jika seseorang menganggap volume terikat secara fisik, partikel materi akan terus-menerus terlepas. Agar densitasnya tetap konstan, partikel materi baru harus terus dibentuk dalam volume ruang angkasa."

Dengan demikian, terbukti bahwa teori Einstein dianggap sebagai teori keadaan tetap mengenai semesta mengembang selama bertahun-tahun sebelum Hoyle, Bondi dan Gold.[197][198] Tetapi, teori keadaan tetap Einstein mengandung cacat mendasar dan ia tidak menyelesaikan teori tersebut.[195][196][199]

Pseudotensor momentum energi

Relativitas umum mengkaji ruang waktu dinamis, sehingga sulit untuk mengetahui cara mengidentifikasi energi dan momentum konservasi. Teorema Noether memungkinkan kuantitas ini ditentukan melalui teori Lagrangian dengan translasi invarian, tetapi kovarians umum membuat translasi invarian menjadi semacam simetri ukuran. Energi dan momentum yang diperoleh dalam relativitas umum melalui rumus Noether tidak menghasilkan tensor nyata dalam kasus ini.

Einstein berpendapat bahwa metode tersebut dibenarkan karena alasan mendasar: medan gravitasi dapat dibuat menghilang melalui pemilihan koordinat. Ia menyatakan bahwa pseudotensor momentum energi nonkovarian merupakan penggambaran terbaik dari distribusi momentum energi dalam medan gravitasi. Pendekatan ini telah digemakan oleh Lev Landau, Evgeny Lifshitz, dan ilmuwan lainnya, dan telah dijadikan standar dalam bidang terkait. Penggunaan unsur nonkovarian seperti pseudotensor sangat dikritik pada tahun 1917 oleh Erwin Schrödinger dan pakar lainnya.

Lubang cacing

Pada tahun 1935, Einstein berkolaborasi dengan Nathan Rosen menciptakan model lubang cacing, yang juga dikenal dengan jembatan Einstein-Rosen.[200][201] Motivasinya adalah untuk memodelkan partikel elementer bermuatan sebagai solusi dari persamaan medan gravitasi, sejalan dengan program yang diuraikan dalam makalah "Apakah Medan Gravitasi Berperan Penting dalam Pembentukan Partikel Elementer?". Solusi ini memotong dan menempelkan lubang hitam Schwarzschild untuk membuat jembatan antara dua tambalan.[202]

Jika salah satu ujung lubang cacing bermuatan positif, ujung lainnya akan bermuatan negatif. Penemuan ini membuat Einstein meyakini bahwa pasangan partikel dan antipartikel dapat dijelaskan melalui metode ini.

Teori Einstein–Cartan

 
Einstein di kantornya, Universitas Berlin, 1920

Untuk menggabungkan partikel titik berpintalan ke dalam relativitas umum, koneksi afin perlu digeneralisasi untuk menyertakan bagian antisimetrik, yang disebut torsi. Modifikasi ini dikembangkan oleh Einstein dan Cartan pada 1920-an.

Persamaan gerak

Teori relativitas umum memiliki hukum dasar — persamaan medan Einstein, yang menjelaskan bagaimana ruang melengkung. Persamaan geodesi, yang menjelaskan bagaimana partikel bergerak, merupakan hasil turunan dari persamaan medan Einstein.

Karena persamaan relativitas umum bersifat nonlinear, segumpal energi yang terbuat dari medan gravitasi murni, seperti lubang hitam, akan bergerak pada lintasan yang ditentukan oleh persamaan medan Einstein, bukan oleh hukum fisika baru. Jadi, Einstein mengusulkan bahwa garis edar tunggal, seperti lubang hitam, ditetapkan sebagai geodesi relativitas umum. Teori ini diciptakan oleh Einstein, Infeld, dan Hoffmann untuk meneliti objek mirip titik tanpa momentum sudut, dan oleh Roy Kerr untuk objek berpintalan.

Teori kuantum lama

Foton dan kuanta energi

 
Efek fotolistrik. Foton yang datang dari sebelah kiri menyerang pelat logam (bawah), dan mengeluarkan elektron, digambarkan keluar ke arah kanan.

Dalam sebuah makalah tahun 1905,[203] Einstein menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel lokal (kuanta). Kuanta cahaya Einstein secara umum ditolak oleh semua fisikawan, termasuk Max Planck dan Niels Bohr. Gagasan ini baru diterima secara universal pada tahun 1919, setelah adanya eksperimen terperinci Robert Millikan mengenai efek fotolistrik, dan dengan mengukur penyebaran Compton.

Einstein menyimpulkan bahwa setiap gelombang frekuensi f terkait dengan kumpulan foton dan energi hf, dengan h adalah konstanta Planck. Einstein tidak banyak berpendapat, karena ia tidak yakin bagaimana partikel-partikel tersebut terkait dengan gelombang. Tetapi ia menyatakan bahwa gagasan ini akan menjelaskan hasil eksperimen tertentu, terutama efek fotolistrik.[203]

Getaran atom terkuantisasi

Pada tahun 1907, Einstein mengemukakan model materi yang menjelaskan setiap atom dalam struktur latis merupakan osilator harmonik independen. Dalam model Einstein, setiap atom berosilasi secara independen—serangkaian keadaan terkuantisasi dengan jarak yang sama untuk setiap osilator. Einstein menyadari bahwa sulit untuk mendapatkan frekuensi osilasi aktual, tetapi ia tetap menyelidiki teori ini karena teori ini mendemonstrasikan dengan jelas bahwa mekanika kuantum dapat memecahkan masalah kalor spesifik dalam mekanika klasik. Peter Debye kemudian menyempurnakan model ini.[204]

Prinsip Adiabatik dan variabel sudut aksi

Sepanjang 1910-an, mekanika kuantum memperluas ruang lingkupnya untuk mencakup banyak sistem berbeda. Setelah Ernest Rutherford menemukan nukleus dan menyatakan bahwa elektron mengorbit selayaknya planet, Niels Bohr membuktikan bahwa postulat mekanika kuantum yang diperkenalkan oleh Planck dan dikembangkan oleh Einstein akan menjelaskan gerakan diskret elektron dalam atom, serta tabel periodik unsur.

Einstein berkontribusi dalam pengembangan teori ini, menghubungkannya dengan argumen tahun 1898 yang diutarakan oleh Wilhelm Wien. Wien menyatakan bahwa hipotesis invarian adiabatik dari ekuilibrium termal memungkinkan semua kurva benda hitam pada suhu berbeda dapat diturunkan satu sama lain melalui proses pergeseran sederhana. Einstein mencatat pada tahun 1911 bahwa prinsip adiabatik yang sama menunjukkan jumlah yang dikuantisasi dalam setiap gerak mekanis haruslah berupa invarian adiabatik. Arnold Sommerfeld mengidentifikasi invarian adiabatik ini sebagai variabel aksi mekanika klasik.

Statistik Bose–Einstein

Pada tahun 1924, Einstein menerima deskripsi model statistika dari fisikawan India Satyendra Nath Bose, berdasarkan pada metode penghitungan yang mengasumsikan bahwa cahaya dapat dipahami sebagai gas dari partikel yang tidak dapat dipisahkan. Einstein menyatakan bahwa statistik Bose bisa diterapkan pada beberapa atom serta partikel cahaya, dan menyerahkan terjemahan konsep Bose ke Zeitschrift für Physik. Einstein juga menerbitkan artikelnya sendiri yang menjelaskan model dan implikasinya, di antaranya adalah fenomena kondensat Bose-Einstein, menjelaskan bahwa beberapa partikel akan muncul pada suhu yang sangat rendah.[205] Baru pada tahun 1995 kondensat pertama diproduksi secara eksperimental oleh Eric Allin Cornell dan Carl Wieman menggunakan peralatan ultradingin yang dibangun di laboratorium NISTJILA di Universitas Colorado Boulder.[206] Statistik Bose-Einstein saat ini digunakan untuk meneliti sifat boson. Sketsa Einstein untuk proyek ini dapat dilihat di Arsip Einstein di perpustakaan Universitas Leiden.[156]

Dualitas gelombang-partikel

 
Einstein saat kunjungannya ke Amerika Serikat.

Meskipun kantor paten mempromosikan Einstein menjadi Penguji Teknis Kelas Kedua pada tahun 1906, ia tidak serta merta meninggalkan dunia akademisi. Pada tahun 1908, ia menjadi Privatdozent di Universitas Bern.[207] Dalam "Über die Entwicklung unserer Anschauungen über das Wesen und die Konstitution der Strahlung" ("Perkembangan Pandangan Kami terhadap Komposisi dan Esensi Radiasi") mengenai kuantisasi cahaya, dan dalam makalah sebelumnya pada tahun 1909, Einstein membuktikan bahwa kuanta energi Max Planck memiliki momentum yang terdefinisi baik dan dalam beberapa kasus bertindak sebagai partikel independen. Makalah ini memperkenalkan konsep foton (meskipun nama foton baru diperkenalkan oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1926) dan mengilhami teori dualitas gelombang-partikel dalam mekanika kuantum. Einstein berpendapat bahwa dualitas gelombang-partikel dalam radiasi merupakan bukti konkret atas keyakinannya bahwa fisika membutuhkan landasan baru yang terpadu.

Energi titik nol

Dalam serangkaian karya yang diselesaikan dari tahun 1911 sampai 1913, Planck merumuskan kembali teori kuantumnya tahun 1900 dan memperkenalkan gagasan energi titik nol dalam "teori kuantum kedua". Gagasan ini menarik perhatian Einstein dan asistennya Otto Stern. Dengan asumsi energi molekul diatomik rotasi mengandung energi titik nol, mereka kemudian membandingkan panas pada gas hidrogen dengan data eksperimental. Jumlahnya cocok, tetapi setelah mempublikasikan temuan ini, mereka segera menarik dukungannya, karena Einstein tidak lagi percaya pada kebenaran gagasan energi titik nol.[208]

Emisi stimulasi

Pada tahun 1917, di puncak popularitas karyanya mengenai relativitas, Einstein menerbitkan artikel di Physikalische Zeitschrift yang menyatakan kemungkinan emisi terstimulasi, proses fisika yang menghasilkan maser dan laser.[209] Artikel ini membuktikan bahwa statistik absorpsi dan emisi cahaya bersifat konsisten dengan hukum distribusi Planck jika emisi cahaya ke dalam mode dengan foton n ditingkatkan secara statistik dibandingkan dengan emisi cahaya ke dalam mode kosong. Makalah ini sangat berpengaruh dalam pengembangan mekanika kuantum di kemudian hari, karena ini adalah makalah pertama yang menunjukkan bahwa statistik transisi atom memiliki hukum yang sederhana.

Gelombang materi

Einstein mempelajari karya Louis de Broglie dan menggunakannya untuk mendukung gagasannya, yang awalnya diterima dengan skeptis. Dalam salah satu makalahnya, Einstein menjabarkan teori gelombang de Broglie, yang menurut Einstein bisa dijelaskan melalui persamaan Hamilton-Jacobi mengenai mekanika. Makalah ini kelak menginspirasi karya Schrödinger pada tahun 1926.

Mekanika kuantum

Keberatan Einstein atas mekanika kuantum

 
Berita utama surat kabar pada 4 Mei 1935

Einstein tidak sepenuhnya setuju dengan mekanika kuantum modern yang berkembang setelah tahun 1925. Berlawanan dengan kepercayaan populer, keraguannya bukanlah karena keyakinan bahwa Tuhan "tidak mengocok dadu."[210] Pada 1917, Einstein menerbitkan makalah mengenai emisi terstimulasi,[209] yang menyatakan bahwa adanya peran fundamental peluang dalam menjelaskan proses kuantum.[211] Sebaliknya, ia keberatan dengan pembahasan mekanika kuantum mengenai sifat realitas. Einstein meyakini bahwa realitas fisik itu ada, terlepas dari kemampuan kita untuk mengamatinya. Sebaliknya, Bohr dan para pengikutnya menyatakan bahwa yang dapat diketahui hanyalah hasil pengukuran dan pengamatan, dan tidak masuk akal untuk berspekulasi mengenai realitas mutlak yang ada di luar persepsi manusia.[212]

Bohr versus Einstein

 
Einstein dan Niels Bohr, 1925

Debat Bohr-Einstein adalah serangkaian perdebatan publik mengenai mekanika kuantum antara Einstein dan Niels Bohr, yang merupakan dua pencetus teori tersebut. Perdebatan mereka diingat karena pengaruhnya yang besar terhadap filsafat ilmu.[213][214][215] Debat ini juga memengaruhi interpretasi atas mekanika kuantum di kemudian hari.

Paradoks Einstein–Podolsky–Rosen

Pada tahun 1935, Einstein mengembalikan mekanika kuantum, terutama pada pertanyaan kelengkapannya, dalam "makalah EPR".[215] Dalam eksperimen pemikirannya, Einstein menganggap dua partikel berinteraksi sedemikian rupa sehingga sifat-sifatnya sangat berkorelasi. Tidak peduli seberapa jauh kedua partikel itu dipisahkan, pengukuran posisi yang tepat terhadap satu partikel akan menghasilkan pengetahuan yang sama persis mengenai posisi partikel lainnya; juga pengukuran momentum yang tepat terhadap satu partikel akan menghasilkan pengetahuan yang sama persis tentang momentum partikel lain, tidak perlu mengusik partikel lain dengan cara apa pun.[216]

Berdasarkan konsep realisme lokal Einstein, ada dua kemungkinan: (1) apakah partikel lain yang memiliki sifat ini sudah ditentukan, atau (2) proses pengukuran partikel pertama secara instan memengaruhi realitas posisi dan momentum partikel kedua. Einstein menolak kemungkinan kedua ini.[216]

Keyakinan Einstein terhadap realisme lokal membuatnya menegaskan bahwa kebenaran mekanika kuantum tidak dapat dipersoalkan, karena teori tersebut tidaklah lengkap. Tetapi sebagai prinsip fisika, realisme lokal terbukti tidak benar ketika eksperimen Aspect tahun 1982 mengonfirmasi teorema Bell, yang disempurnakan oleh J. S. Bell pada tahun 1964. Hasil dari eksperimen ini dan eksperimen berikutnya menunjukkan bahwa fisika kuantum tidak dapat diwakili oleh versi gambaran fisika dengan "partikel dianggap sebagai entitas klasik independen yang tidak terhubung, masing-masingnya tidak dapat berkomunikasi dengan yang lain setelah mereka terpisah."[217]

Meskipun pemahaman Einstein mengandung kesalahan mengenai realisme lokal, prediksinya yang jelas tentang sifat-sifat tidak biasa dari kebalikannya, keadaan kuantum terkait, menyebabkan makalah EPR menjadi satu dari sepuluh makalah teratas yang diterbitkan dalam Physical Review. Teori ini dianggap sebagai pusat pengembangan teori informasi kuantum.[218]

Teori medan terpadu

Setelah penelitiannya mengenai relativitas umum, Einstein melakukan serangkaian upaya untuk menggeneralisasikan teori gravitasi geometrisnya dan menyertakan elektromagnetisme sebagai aspek lain dari entitas tunggal. Pada tahun 1950, ia menjabarkan "teori medan terpadu" dalam sebuah artikel di Scientific American berjudul "On the Generalized Theory of Gravitation" ("Generalisasi Teori Gravitasi").[219] Meskipun karyanya ini dipuji, Einstein jadi semakin terisolasi dalam penelitiannya, dan usahanya ini pada akhirnya tidak berhasil. Dalam upayanya meneliti penyatuan gaya fundamental, Einstein mengabaikan beberapa perkembangan utama dalam fisika, terutama gaya nuklir kuat dan lemah, yang tidak dipahami dengan baik hingga bertahun-tahun setelah kematiannya. Fisika modern kebanyakan mengabaikan pendekatan Einstein mengenai penyatuan. Impian Einstein untuk menyatukan hukum fisika lainnya dengan gravitasi memotivasi penelitian modern mengenai teori segala sesuatu, dan khususnya teori dawai, dengan bidang geometri digunakan dalam pengaturan mekanika kuantum terpadu.

Penelitian lainnya

Einstein juga melakukan penelitian lain, yang gagal dan kemudian ditinggalkan. Penelitian ini berkaitan dengan gaya, superkonduktivitas, dan riset lainnya.

Kolaborasi dengan ilmuwan lain

 
Konferensi Solvay 1927 di Brussels, pertemuan fisikawan top dunia. Einstein ada di tengah.

Selain Leopold Infeld, Nathan Rosen, Peter Bergmann dan ilmuwan lainnya, Einstein juga melakukan berbagai riset kolaborasi dengan sejumlah ilmuwan.

Eksperimen Einstein–de Haas

Einstein dan De Haas menjabarkan bahwa magnetisasi disebabkan oleh gerakan elektron, yang sekarang dikenal sebagai putaran. Untuk membuktikan hal ini, mereka berdua membalik magnet di batang besi yang digantungkan pada pendulum torsi. Mereka mengonfirmasi bahwa hal ini menyebabkan batang berputar, karena momentum sudut elektron berubah seiring perubahan magnetisasi. Percobaan ini bersifat sensitif, karena momentum sudut yang terkait dengan elektron sangat kecil, tetapi secara jelas membuktikan bahwa gerakan elektron dalam berbagai hal menyebabkan magnetisasi.

Model gas Schrödinger

Einstein mengungkapkan kepada Erwin Schrödinger bahwa ia mungkin dapat mereproduksi statistik gas Bose-Einstein dengan menggunakan sebuah kotak. Hal ini bisa menjelaskan setiap gerak kuantum pada suatu partikel dalam sebuah kotak yang dilengkapi osilator harmonik independen. Mengukur jumlah osilator ini, setiap level akan memiliki jumlah okupasi integer, yang menjelaskan jumlah partikel yang terkandung di dalamnya.

Formulasi ini adalah bentuk kuantisasi kedua, meskipun mendahului mekanika kuantum modern. Erwin Schrödinger menerapkan metode ini untuk mengetahui sifat termodinamika dari gas ideal semiklasik. Schrödinger mendesak Einstein agar menambahkan namanya sebagai penulis, tetapi Einstein menolak ajakan tersebut.[220]

Kulkas Einstein

Pada 1926, Einstein dan mantan muridnya Leó Szilárd menciptakan (dan dipatenkan pada 1930) kulkas Einstein. Kulkas absorpsi ini kemudian dijadikan percontohan karena tidak memiliki mesin gerak dan hanya memanfaatkan panas sebagai input.[221] Pada 11 November 1930, U.S. Patent 1.781.541 diberikan kepada Einstein dan Leó Szilárd atas penemuan kulkas tersebut. Penemuan ini tidak kunjung diproduksi secara komersial, dan hak paten mereka kelak dibeli oleh perusahaan Swedia Electrolux.[222]

Warisan non ilmiah

Saat bepergian, Einstein menulis setiap hari kepada istrinya Elsa dan putri tiri angkatnya, Margot dan Ilse. Surat-surat tersebut disertakan dalam koleksi surat yang diwariskan kepada The Hebrew University. Margot Einstein mengizinkan surat-surat pribadi Einstein dapat diakses oleh masyarakat umum, tetapi meminta agar hal tersebut dilakukan dua puluh tahun setelah kematiannya (ia meninggal pada tahun 1986)[223] Einstein hobi melakukan pekerjaan perpipaan leding dan diangkat menjadi anggota kehormatan Plumbers and Steamfitters Union.[224][225] Barbara Wolff dari Albert Einstein Archives, The Hebrew University, mengatakan kepada BBC bahwa ada sekitar 3.500 halaman surat pribadi Einstein yang ditulis antara tahun 1912 dan 1955.[226]

Corbis, penerus The Roger Richman Agency sebagai perwakilan universitas, melisensikan penggunaan nama dan citra yang terkait dengan Einstein.[227]

Dalam budaya populer

 
Foto Einstein yang terkenal, diambil oleh fotografer United Press, Arthur Sasse pada tahun 1951

Sebelum Perang Dunia II, The New Yorker menerbitkan sketsa dalam rubrik "The Talk of the Town", yang menyatakan bahwa Einstein sangat terkenal di Amerika sehingga ia akan dicegat di jalanan oleh orang-orang yang menginginkan penjelasan "teorinya ". Einstein akhirnya menemukan cara untuk mengatasi pertanyaan yang tiada henti. Ia memberi tahu para penanya, "Maafkan saya, maaf! Saya selalu dikira Profesor Einstein."[228]

Einstein menjadi subjek atau inspirasi bagi banyak novel, film, drama, dan karya musik.[229] Ia menjadi model favorit untuk menggambarkan ilmuwan sinting dan profesor linglung; wajahnya yang ekspresif dan gaya rambutnya yang khas telah banyak ditiru dan dipopulerkan. Frederic Golden dari majalah Time menulis bahwa Einstein adalah "mimpi kartunis yang menjadi kenyataan".[230][231][232]

Penghargaan dan penghormatan

Einstein menerima banyak penghargaan dan penghormatan, dan pada tahun 1922, ia dianugerahi Nobel Fisika 1921 "atas jasanya terhadap Fisika Teoretis, dan terutama karena penemuan hukum efek fotolistrik". Tak satu pun penerima nominasi Nobel 1921 memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Alfred Nobel, sehingga Nobel Fisika 1921 dianugerahkan kepada Einstein pada tahun 1922.[10]

Publikasi

Publikasi berikut adalah karya Albert Einstein yang menjadi referensi dalam artikel ini. Daftar publikasinya yang lebih lengkap dapat ditemukan di daftar publikasi ilmiah karya Albert Einstein.

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b During the German Empire, citizens were exclusively subjects of one of the 27 Bundesstaaten.
  2. ^ "Para pemimpin di Jerman belum memotong tenggorokannya dan para pengawalnya. Ia telah memilih budayanya dan menindasnya. Ia bahkan telah berpaling pada warganya yang paling mulia, Albert Einstein, yang merupakan contoh tertinggi intelektual tanpa pamrih ... Pria ini, di samping yang lainnya, mendekati warga dunia, tanpa rumah. Betapa bangganya kita bisa menawarinya tempat tinggal sementara."
  3. ^ In his paper, Einstein wrote: "The introduction of a 'luminiferous æther' will be proved to be superfluous in so far, as according to the conceptions which will be developed, we shall introduce neither a 'space absolutely at rest' endowed with special properties, nor shall we associate a velocity-vector with a point in which electro-magnetic processes take place."

Kutipan

  1. ^ Heilbron, John L., ed. (2003). The Oxford Companion to the History of Modern Science. Oxford University Press. hlm. 233. ISBN 978-0-19-974376-6. 
  2. ^ Pais (1982), hlm. 301.
  3. ^ a b c d e Whittaker, E. (1 November 1955). "Albert Einstein. 1879–1955". Biographical Memoirs of Fellows of the Royal Society. 1: 37–67. doi:10.1098/rsbm.1955.0005 . JSTOR 769242. 
  4. ^ Wells, John (3 April 2008). Longman Pronunciation Dictionary (edisi ke-3rd). Pearson Longman. ISBN 978-1-4058-8118-0. 
  5. ^ a b c d "Albert Einstein – Biography". Nobel Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 March 2007. Diakses tanggal 7 March 2007. 
  6. ^ Fujia Yang; Joseph H. Hamilton (2010). Modern Atomic and Nuclear Physics. World Scientific. ISBN 978-981-4277-16-7. 
  7. ^ Howard, Don A., ed. (2014) [First published 11 February 2004]. "Einstein's Philosophy of Science". Stanford Encyclopedia of Philosophy. The Metaphysics Research Lab, Center for the Study of Language and Information (CSLI), Stanford University. Diakses tanggal 4 February 2015. 
  8. ^ Howard, Don A. (December 2005). "Albert Einstein as a Philosopher of Science" (PDF). Physics Today. 58 (12): 34–40. Bibcode:2005PhT....58l..34H. doi:10.1063/1.2169442. Diakses tanggal 8 March 2015 – via University of Notre Dame, Notre Dame, IN, author's personal webpage. 
  9. ^ Bodanis, David (2000). E = mc2: A Biography of the World's Most Famous Equation. New York: Walker. 
  10. ^ a b c "The Nobel Prize in Physics 1921". Nobel Prize. Diakses tanggal 11 July 2016. 
  11. ^ a b c "Scientific Background on the Nobel Prize in Physics 2011. The accelerating universe" (PDF). Nobel Media AB. hlm. 2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 May 2012. Diakses tanggal 4 January 2015. 
  12. ^ Overbye, Dennis (24 November 2015). "A Century Ago, Einstein's Theory of Relativity Changed Everything". The New York Times. Diakses tanggal 24 November 2015. 
  13. ^ Levenson, Thomas (9 June 2017). "The Scientist and the Fascist". The Atlantic. 
  14. ^ Paul S. Boyer; Melvyn Dubofsky (2001). The Oxford Companion to United States History. Oxford University Press. hlm. 218. ISBN 978-0-19-508209-8. 
  15. ^ a b c Paul Arthur Schilpp, ed. (1951). Albert Einstein: Philosopher-Scientist. II. New York: Harper and Brothers Publishers (Harper Torchbook edition). hlm. 730–746. . His non-scientific works include: About Zionism: Speeches and Lectures by Professor Albert Einstein (1930), "Why War?" (1933, co-authored by Sigmund Freud), The World As I See It (1934), Out of My Later Years (1950), and a book on science for the general reader, The Evolution of Physics (1938, co-authored by Leopold Infeld).
  16. ^ a b "Result of WordNet Search for Einstein". 3.1. The Trustees of Princeton University. Diakses tanggal 4 January 2015. 
  17. ^ The Recollections of Eugene P. Wigner, By Eugene Paul Wigner, Andrew Szanton, (Springer, 2013), p. 170 [tanpa ISBN]
  18. ^ Stachel (2002), hlm. 59–61.
  19. ^ Barry R. Parker (2003). Einstein: The Passions of a Scientist, Prometheus Books, p. 31
  20. ^ Fölsing (1997), hlm. 30–31.
  21. ^ Stachel (2008), vol. 1 (1987), doc. 5.
  22. ^ Mehra, Jagdish (2001). "Albert Einstein's first paper". The Golden Age of Physics. World Scientific. ISBN 978-981-02-4985-4. 
  23. ^ The Three-body Problem from Pythagoras to Hawking, Mauri Valtonen, Joanna Anosova, Konstantin Kholshevnikov, Aleksandr Mylläri, Victor Orlov, Kiyotaka Tanikawa, (Springer 2016), p. 43, Simon and Schuster, 2008
  24. ^ a b c Einstein: His Life and Universe, By Walter Isaacson, p. 17
  25. ^ Einstein: His Life and Universe, By Walter Isaacson, p. 16
  26. ^ Stachel (2008), vol. 1 (1987), p. 11.
  27. ^ Fölsing (1997), hlm. 36–37.
  28. ^ Highfield & Carter (1993), hlm. 21, 31, 56–57.
  29. ^ Fölsing (1997), hlm. 40.
  30. ^ Stachel (2008), vol. 1 (1987), docs. 21–27.
  31. ^ Stachel (2008), vol. 1 (1987), doc. 67.
  32. ^ Troemel-Ploetz, D. (1990). "Mileva Einstein-Marić: The Woman Who Did Einstein's Mathematics". Women's Studies International Forum. 13 (5): 415–432. doi:10.1016/0277-5395(90)90094-e. 
  33. ^ Walker, Evan Harris (February 1989). "Did Einstein Espouse his Spouse's Ideas?" (PDF). Physics Today. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 January 2012. Diakses tanggal 19 October 2014. 
  34. ^ Pais (1994), hlm. 1–29.
  35. ^ Holton, G., Einstein, History, and Other Passions, Harvard University Press, 1996, pp. 177–193.
  36. ^ Stachel (2002), hlm. 49–56.
  37. ^ Martinez, A. A., "Handling evidence in history: the case of Einstein's wife", School Science Review, 86 (316), March 2005, pp. 49–56. PDF Diarsipkan 11 August 2011 di Wayback Machine.
  38. ^ J. Renn & R. Schulmann, Albert Einstein/Mileva Marić: The Love Letters, 1992, pp. 73–74, 78.
  39. ^ A. Calaprice & T. Lipscombe, Albert Einstein: A Biography, 2005, pp. 22–23.
  40. ^ Stachel (1966).
  41. ^ Stachel (2002), hlm. 50.
  42. ^ Robinson, Andrew (2015). Einstein: A Hundred Years of Relativity. Princeton University Press. hlm. 143–145. ISBN 978-0-691-16989-7. 
  43. ^ Neffe (2007), hlm. 203.
  44. ^ Wüthrich, Urs (11 April 2015). "Die Liebesbriefe des untreuen Einstein" [The love letters of the unfaithful Einstein]. BZ Berner Zeitung (dalam bahasa German). Bern, Switzerland. Diakses tanggal 11 April 2015. Ich denke in innigster Liebe an Dich in jeder freien Minute und bin so unglücklich, wie nur ein Mensch es sein kann. 
  45. ^ Isaacson (2007).
  46. ^ Calaprice, Kennefick & Schulmann (2015), hlm. 62.
  47. ^ a b Calaprice, Alice; Lipscombe, Trevor (2005). Albert Einstein: A Biography. Greenwood Publishing Group. hlm. 50. ISBN 978-0-313-33080-3. 
  48. ^ Highfield & Carter (1993), hlm. 216.
  49. ^ An Einstein Encyclopedia, Alice Calaprice, Daniel Kennefick, Robert Schulmann, p. 65 et seq, Princeton University Press, 2015
  50. ^ Fölsing (1997), hlm. 82.
  51. ^ J J O'Connor; E F Robertson, ed. (May 2010). "Grossmann biography" (scientific website?). School of Mathematics and Statistics, University of St Andrews, Scotland. Diakses tanggal 27 March 2015. 
  52. ^ Isaacson (2007), hlm. 63.
  53. ^ "Einstein at the patent office" (official website). Berne, Switzerland: Swiss Federal Institute of Intellectual Property, IGE/IPI. 6 February 2014. Diakses tanggal 9 September 2016. 
  54. ^ a b "FAQ about Einstein and the Institute" (official website). Berne, Switzerland: Swiss Federal Institute of Intellectual Property, IGE/IPI. 27 May 2014. Diakses tanggal 27 March 2015. 
  55. ^ a b Galison, Peter (2000). "Einstein's Clocks: The Question of Time". Critical Inquiry. 26 (2 Winter): 355–389. doi:10.1086/448970. JSTOR 1344127. 
  56. ^ Isaacson (2007), hlm. 79-84.
  57. ^ Einstein (1901).
  58. ^ Galison, Peter (2003). Einstein's Clocks, Poincaré's Maps: Empires of Time. New York: W. W. Norton. ISBN 978-0-393-02001-4. 
  59. ^ a b Einstein (1905b), "Meinem Freunde Herr Dr. Marcel Grossmann gewidmet (Dedicated to my friend, Dr. Marcel Grossmann)".
  60. ^ a b Einstein (1926b), chap. "A New Determination of Molecular Dimensions".
  61. ^ "Associate Professor at the University of Zurich und professor in Prague (1909–1912)" (digital library). Einstein Online (dalam bahasa German and English). Bern, Switzerland: ETH-Bibliothek Zurich, ETH Zürich, www.ethz.ch. 2014. Diakses tanggal 17 August 2014. 
  62. ^ Isaacson (2007), hlm. 164.
  63. ^ von Hirschhausen, Ulrike (2007). "Von imperialer Inklusion zur nationalen Exklusion:Staatsbürgerschaft in Österreich- Ungarn 1867–1923" (PDF) (WZB Discussion Paper). ZKD – Veröffentlichungsreihe der Forschungsgruppe, „Zivilgesellschaft, Citizenship und politische Mobilisierung in Europa" Schwerpunkt Zivilgesellschaft, Konflikte und Demokratie, Wissenschaftszentrum Berlin für Sozialforschung. Berlin, Germany: WZB Social Science Research Center Berlin. hlm. 8. ISSN 1860-4315. Diakses tanggal 4 August 2015. Eine weitere Diskontinuität bestand viertens darin, dass die Bestimmungen der österreichischen Staatsbürgerschaft, die in den ersten Dritteln des Jahrhunderts auch auf Ungarn angewandt worden waren, seit 1867 nur noch für die cisleithanische Reichshälfte galten. Ungarn entwickelte hingegen jetzt eine eige-ne Staatsbürgerschaft. 
  64. ^ "Professor at the ETH Zurich (1912–1914)" (digital library). Einstein Online (dalam bahasa German and English). Zurich, Switzerland: ETH-Bibliothek Zurich, ETH Zürich, www.ethz.ch. 2014. Diakses tanggal 17 August 2014. 
  65. ^ "A New Physics, Based on Einstein". The New York Times. 25 November 1919. hlm. 17. 
  66. ^ Stachel (2002), hlm. 534.
  67. ^ Weinstein (2015), hlm. 18–19.
  68. ^ "Director in the attic". Max-Planck-Gesellschaft, München. Diakses tanggal 9 July 2017. 
  69. ^ Calaprice, Alice; Lipscombe, Trevor (2005). Albert Einstein: a biography. Greenwood Publishing Group. hlm. xix. ISBN 978-0-313-33080-3. , Timeline, p. xix
  70. ^ Andrzej, Stasiak (2003). "Myths in science". EMBO Reports. 4 (3): 236. doi:10.1038/sj.embor.embor779 . PMC 1315907 . 
  71. ^ "Albert Einstein (1879–1955)". Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences. Diakses tanggal 21 July 2015. 
  72. ^ Hoffmann (1972), hlm. 145–148.
  73. ^ Fölsing (1997), hlm. 499–508.
  74. ^ "As Einstein Sees American", Einstein's World, a 1931 reprint with minor changes, of his 1921 essay.
  75. ^ a b Holton, Gerald. "The migration of physicists to the United States", Bulletin of the Atomic Scientists, Educational Foundation for Nuclear Science, Inc., April 1984 pp. 18–24
  76. ^ Isaacson (2007), hlm. 307–308.
  77. ^ Flood, Alison (12 June 2018). "Einstein's travel diaries reveal 'shocking' xenophobia". TheGuardian.com. Diakses tanggal 13 June 2018. 
  78. ^ The Nobel Prize in Physics 1921: Albert Einstein. Banquet Speech by R. Nadolny (in German). Retrieved 9 December 2015 via Nobelprize.org
  79. ^ Isaacson (2007), hlm. 308.
  80. ^ Montes-Santiago, J. (16 July 2017). "[The meeting of Einstein with Cajal (Madrid, 1923): a lost tide of fortune]". Revista de Neurologia. 43 (2): 113–117. ISSN 0210-0010. PMID 16838259. 
  81. ^ Grandjean, Martin (2018). Les réseaux de la coopération intellectuelle. La Société des Nations comme actrice des échanges scientifiques et culturels dans l'entre-deux-guerres [The Networks of Intellectual Cooperation. The League of Nations as an Actor of the Scientific and Cultural Exchanges in the Inter-War Period] (dalam bahasa Prancis). Lausanne: Université de Lausanne.  pp. 296–302
  82. ^ Grandjean, Martin (2017). "Analisi e visualizzazioni delle reti in storia. L'esempio della cooperazione intellettuale della Società delle Nazioni". Memoria e Ricerca (2): 371–393. doi:10.14647/87204.  See also: French version (PDF) and English summary.
  83. ^ Shine, Cormac (2018). "Papal Diplomacy by Proxy? Catholic Internationalism at the League of Nations' International Committee on Intellectual Cooperation". The Journal of Ecclesiastical History. 69 (4): 785–805. doi:10.1017/S0022046917002731. 
  84. ^ Isaacson (2007), hlm. 368.
  85. ^ a b c Isaacson (2007), hlm. 370.
  86. ^ Isaacson (2007), hlm. 373.
  87. ^ a b Isaacson (2007), hlm. 374.
  88. ^ a b Chaplin, Charles. Charles Chaplin: My Autobiography, Simon and Schuster, N.Y. (1964)
  89. ^ Fölsing (1997), hlm. 659.
  90. ^ Isaacson (2007), hlm. 404.
  91. ^ a b c d e Isaacson (2007), hlm. 407–410.
  92. ^ Richard Kroehling (July 1991). "Albert Einstein: How I See the World". American Masters. PBS. Diakses tanggal 29 May 2018. 
  93. ^ a b Fred Jerome; Rodger Taylor (2006). Einstein on Race and Racism. Rutgers University Press. hlm. 10. ISBN 978-0-8135-3952-2. 
  94. ^ Einstein (1954), hlm. 197.
  95. ^ Isaacson (2007), hlm. 422.
  96. ^ "Professor Einstein with Commander Locker-Lampson", ScienceMuseum.org, UK
  97. ^ Isaacson (2007), hlm. 419–420.
  98. ^ a b Gilbert, Martin. Churchill and the Jews, Henry Holt and Company, N.Y. (2007) pp. 101, 176
  99. ^ Reisman, Arnold (20 November 2006). "What a Freshly Discovered Einstein Letter Says About Turkey Today". History News Network, George Mason University. 
  100. ^ a b c d e Clark (1971).
  101. ^ "Denunciation of German Policy is a Stirring Event", Associated Press, 27 July 1933
  102. ^ "Stateless Jews: The Exiles from Germany, Nationality Plan", The Guardian (UK) 27 July 1933
  103. ^ Fölsing (1997), hlm. 649, 678.
  104. ^ a b Arntzenius, Linda G. (2011). Institute for Advanced Study. Arcadia Publishing. hlm. 19. ISBN 978-0-7385-7409-7. 
  105. ^ "Oxford Jewish Personalities". Oxford Chabad Society. Diakses tanggal 7 March 2015. 
  106. ^ "How Einstein fled from the Nazis to an Oxford college". The Oxford Times. 2012. Diakses tanggal 7 March 2015. 
  107. ^ Fölsing (1997), hlm. 686–687.
  108. ^ "In Brief". Institute for Advanced Study. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 March 2010. Diakses tanggal 4 March 2010. 
  109. ^ Isaacson (2007), hlm. 630.
  110. ^ Gosling, F. G. (2010). "The Manhattan Project: Making the Atomic Bomb". U.S. Department of Energy, History Division. hlm. vii. Diakses tanggal 7 June 2015. 
  111. ^ Lanouette, William; Silard, Bela (1992). Genius in the Shadows: A Biography of Leo Szilárd: The Man Behind The Bomb. New York: Charles Scribner's Sons. hlm. 198–200. ISBN 978-0-684-19011-2. 
  112. ^ J. Diehl, Sarah; Moltz, James Clay (2008). Nuclear Weapons and Nonproliferation: A Reference Handbook. ABC-CLIO. hlm. 218. ISBN 978-1-59884-071-1. Diakses tanggal 7 June 2015. 
  113. ^ Hewlett, Richard G.; Anderson, Oscar E. (1962). The New World, 1939–1946 (PDF). University Park: Pennsylvania State University Press. hlm. 15–16. ISBN 978-0-520-07186-5. OCLC 637004643. Diakses tanggal 7 June 2015. 
  114. ^ Einstein, Albert (1952). "On My Participation in the Atom Bomb Project". AJ Software & Multimedia. Diakses tanggal 7 June 2015 – via atomicarchive.org. 
  115. ^ Clark (1971), hlm. ???.
  116. ^ Isaacson (2007), hlm. 432.
  117. ^ Calaprice, Alice (2005) The new quotable Einstein Diarsipkan 22 June 2009 di Wayback Machine.. pp. 148–149 Princeton University Press, 2005.
  118. ^ Robeson, Paul. Paul Robeson Speaks, Citadel (2002) p. 333
  119. ^ a b "Albert Einstein, Civil Rights activist", Harvard Gazette, 12 April 2007
  120. ^ Jerome, Fred (December 2004). "Einstein, Race, and the Myth of the Cultural Icon". Isis. 95 (4): 627–639. Bibcode:2004Isis...95..627J. doi:10.1086/430653. JSTOR 10.1086/430653.   
  121. ^ Isaacson (2007), hlm. 290.
  122. ^ a b Rowe, David E. and Schulmann, Robert, editors. Einstein on Politics, Princeton University Press (2007)
  123. ^ "ISRAEL: Einstein Declines". Time. 1 December 1952. Diakses tanggal 31 March 2010. 
  124. ^ Rosenkranz, Ze'ev (6 November 2002). The Einstein Scrapbook. Baltimore, Maryland: Johns Hopkins University Press. hlm. 103. ISBN 978-0-8018-7203-7. 
  125. ^ a b Isaacson (2007), hlm. 522.
  126. ^ Duchen, Jessica (28 January 2011). "The relative beauty of the violin". The Independent. 
  127. ^ "Einstein and his love of music" (PDF). Physics World. January 2005. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 28 August 2015. 
  128. ^ a b c d Peter Galison; Gerald James Holton; Silvan S. Schweber (2008). Einstein for the 21st Century: His Legacy in Science, Art, and Modern Culture. Princeton University Press. hlm. 161–164. ISBN 978-0-691-13520-5. 
  129. ^ Article "Alfred Einstein", in The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. 20 vol. London, Macmillan Publishers Ltd., 1980. ISBN 1-56159-174-2
  130. ^ The Concise Edition of Baker's Biographical Dictionary of Musicians, 8th ed. Revised by Nicolas Slonimsky. New York, Schirmer Books, 1993. ISBN 0-02-872416-X
  131. ^ Cariaga, Daniel, "Not Taking It with You: A Tale of Two Estates," Los Angeles Times, 22 December 1985. Retrieved April 2012.
  132. ^ Auction listing by RR Auction, auction closed 13 October 2010.
  133. ^ Einstein, Albert (May 1949). Sweezy, Paul; Huberman, Leo, ed. "Why Socialism?". Monthly Review. 1 (1). 
  134. ^ Rowe, David E. & Robert Schulmann (8 June 2007). David A., Walsh, ed. "What Were Einstein's Politics?". History News Network. Diakses tanggal 29 July 2012. 
  135. ^ Isaacson (2007), hlm. 487, 494, 550.
  136. ^ Waldrop, Mitch (19 April 2017). "Why the FBI Kept a 1,400-Page File on Einstein". National Geographic. 
  137. ^ "Einstein on Gandhi (Einstein's letter to Gandhi – Courtesy:Saraswati Albano-Müller & Notes by Einstein on Gandhi – Source: The Hebrew University of Jerusalem )". Gandhiserve.org. 18 October 1931. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 January 2012. Diakses tanggal 24 January 2012. 
  138. ^ Hitchens, Christopher (6 November 2007). "Selected Writings on Religion: Albert Einstein Compiled by Miguel Chavez". The Portable Atheist: Essential Readings for the Nonbeliever. Da Capo Press. hlm. 155. ISBN 978-0-306-81608-6. 
  139. ^ Calaprice, Alice (2010). The Ultimate Quotable Einstein. Princeton: Princeton University Press, p. 325.
  140. ^ a b Calaprice, Alice (2000). The Expanded Quotable Einstein. Princeton: Princeton University Press, p. 218.
  141. ^ Isaacson, Walter (2008). Einstein: His Life and Universe. New York: Simon and Schuster, p. 390.
  142. ^ Calaprice, Alice (2010). The Ultimate Quotable Einstein. Princeton NJ: Princeton University Press, p. 340. Letter to M. Berkowitz, 25 October 1950. Einstein Archive 59–215.
  143. ^ Isaacson, Walter (2008). Einstein: His Life and Universe. New York: Simon and Schuster, p. 461.
  144. ^ Dowbiggin, Ian (2003). A Merciful End. New York: Oxford University Press, p. 41.
  145. ^ Einstein, Albert (1995). Ideas And Opinions. New York: Random House, p. 62.
  146. ^ "The Case of the Scientist with a Pulsating Mass". 14 June 2002. Diakses tanggal 11 June 2007. 
  147. ^ Albert Einstein Archives (April 1955). "Draft of projected Telecast Israel Independence Day, April 1955 (last statement ever written)". Einstein Archives Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2007. Diakses tanggal 14 March 2007. 
  148. ^ Cohen, J. R.; Graver, L. M. (November 1995). "The ruptured abdominal aortic aneurysm of Albert Einstein". Surgery, Gynecology & Obstetrics. 170 (5): 455–458. PMID 2183375. 
  149. ^ Cosgrove, Ben (14 March 2014). "The Day Albert Einstein Died: A Photographer's Story". Time. Diakses tanggal 24 April 2018. 
  150. ^ "The Long, Strange Journey of Einstein's Brain". NPR. Diakses tanggal 3 October 2007. 
  151. ^ O'Connor, J. J.; Robertson, E.F. (1997). "Albert Einstein". The MacTutor History of Mathematics archive. School of Mathematics and Statistics, University of St. Andrews. 
  152. ^ Late City, ed. (18 April 1955). Ditulis di Princeton, NJ. "Dr. Albert Einstein Dies in Sleep at 76; World Mourns Loss of Great Scientist, Rupture of Aorta Causes Death, Body Cremated, Memorial Here Set". The New York Times. CIV (35,514). New York (dipublikasikan tanggal 19 April 1955). hlm. 1. ISSN 0362-4331. 
  153. ^ Oppenheimer, J. Robert (March 1979). "Oppenheimer on Einstein". The Bulletin of the Atomic Scientists. 35 (3): 38. Bibcode:1979BuAtS..35c..36O. doi:10.1080/00963402.1979.11458597. Diakses tanggal 12 January 2017. 
  154. ^ Stachel (2008).
  155. ^ Overbye, Dennis (4 December 2014). "Thousands of Einstein Documents Are Now a Click Away". The New York Times. Diakses tanggal 4 January 2015. 
  156. ^ a b "Einstein archive at the Instituut-Lorentz". Instituut-Lorentz. 2005. Retrieved on 21 November 2005.
  157. ^ Pietrow, Alexander G.M. (2019). "Investigations into the origin of Einstein's Sink". Studium. 11 (4): 260–268. arXiv:1905.09022 . Bibcode:2019arXiv190509022P. doi:10.18352/studium.10183. 
  158. ^ Das, Ashok (2003). Lectures on quantum mechanics. Hindustan Book Agency. hlm. 59. ISBN 978-81-85931-41-8. 
  159. ^ Spielberg, Nathan; Anderson, Bryon D. (1995). Seven ideas that shook the universe (edisi ke-2nd). John Wiley & Sons. hlm. 263. ISBN 978-0-471-30606-1. 
  160. ^ Major, Fouad G. (2007). The quantum beat: principles and applications of atomic clocks (edisi ke-2nd). Springer. hlm. 142. ISBN 978-0-387-69533-4. 
  161. ^ Lindsay, Robert Bruce; Margenau, Henry (1981). Foundations of physics. Ox Bow Press. hlm. 330. ISBN 978-0-918024-17-6. 
  162. ^ a b Kuepper, Hans-Josef. "List of Scientific Publications of Albert Einstein". Einstein-website.de. Diakses tanggal 3 April 2011. 
  163. ^ Levenson, Thomas (9 September 1997). "Einstein's Big Idea" (public broadcaster website). Boston: WBGH. Diakses tanggal 20 June 2015 – via NOVA by Public Broadcasting Service (PBS). 
  164. ^ Einstein (1905d).
  165. ^ Fölsing (1997), hlm. 178–198.
  166. ^ Stachel (2002), hlm. vi, 15, 90, 131, 215.
  167. ^ For a discussion of the reception of relativity theory around the world, and the different controversies it encountered, see the articles in Thomas F. Glick, ed., The Comparative Reception of Relativity (Kluwer Academic Publishers, 1987), ISBN 90-277-2498-9.
  168. ^ Pais (1982), hlm. 382–386.
  169. ^ Pais (1982), hlm. 151–152.
  170. ^ Einstein (1923).
  171. ^ Pais (1982), hlm. 179–183.
  172. ^ Stachel (2008), hlm. 273–274, vol. 2: The Swiss Years: Writings, 1900–1909.
  173. ^ Pais (1982), hlm. 194–195.
  174. ^ Einstein, A (June 1916). "Näherungsweise Integration der Feldgleichungen der Gravitation". Sitzungsberichte der Königlich Preussischen Akademie der Wissenschaften Berlin. part 1: 688–696. Bibcode:1916SPAW.......688E. 
  175. ^ Einstein, A (1918). "Über Gravitationswellen". Sitzungsberichte der Königlich Preussischen Akademie der Wissenschaften Berlin. part 1: 154–167. Bibcode:1918SPAW.......154E. 
  176. ^ a b c "Found! Gravitational Waves, or a Wrinkle in Spacetime". Nadia Drake. National Geographic. 11 February 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 February 2016. Diakses tanggal 6 July 2016. 
  177. ^ "Gravity investigated with a binary pulsar-Press Release: The 1993 Nobel Prize in Physics". Nobel Foundation. Diakses tanggal 6 July 2016. 
  178. ^ Abbott, Benjamin P.; et al. (LIGO Scientific Collaboration and Virgo Collaboration) (2016). "Observation of Gravitational Waves from a Binary Black Hole Merger". Phys. Rev. Lett. 116 (6): 061102. arXiv:1602.03837 . Bibcode:2016PhRvL.116f1102A. doi:10.1103/PhysRevLett.116.061102. PMID 26918975. Ringkasan (PDF). 
  179. ^ "Gravitational Waves: Ripples in the fabric of space-time". LIGO | MIT. 11 February 2016. Diakses tanggal 12 February 2016. 
  180. ^ "Scientists make first direct detection of gravitational waves". Jennifer Chu. MIT News. Diakses tanggal 12 February 2016. 
  181. ^ Ghosh, Pallab (11 February 2016). "Einstein's gravitational waves 'seen' from black holes". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 February 2016. 
  182. ^ Overbye, Dennis (11 February 2016). "Gravitational Waves Detected, Confirming Einstein's Theory". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 12 February 2016. 
  183. ^ van Dongen, Jeroen (2010) Einstein's Unification Cambridge University Press, p. 23.
  184. ^ Einstein (1917a).
  185. ^ Pais (1994), hlm. 285–286.
  186. ^ North, J.D. (1965). The Measure of the Universe: A History of Modern Cosmology. New York: Dover. hlm. 81–83. 
  187. ^ a b Einstein, A. 1931. Zum kosmologischen Problem der allgemeinen Relativitätstheorie Sitzungsb.König. Preuss. Akad. 235–237
  188. ^ a b O'Raifeartaigh, C; McCann, B (2014). "Einstein's cosmic model of 1931 revisited: An analysis and translation of a forgotten model of the universe". The European Physical Journal H. 39 (2014): 63–85. arXiv:1312.2192 . Bibcode:2014EPJH...39...63O. doi:10.1140/epjh/e2013-40038-x. 
  189. ^ Einstein, A; de Sitter, W (1932). "On the relation between the expansion and the mean density of the universe". Proceedings of the National Academy of Sciences. 18 (3): 213–214. Bibcode:1932PNAS...18..213E. doi:10.1073/pnas.18.3.213. PMC 1076193 . 
  190. ^ Nussbaumer, Harry (2014). "Einstein's conversion from his static to an expanding universe". Eur. Phys. J. H. 39 (1): 37–62. arXiv:1311.2763 . Bibcode:2014EPJH...39...37N. doi:10.1140/epjh/e2013-40037-6. 
  191. ^ Nussbaumer and Bieri (2009). Discovering the Expanding Universe. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 144–152. 
  192. ^ Zimmer, Carl (9 June 2013). "The Genius of Getting It Wrong". The New York Times. 
  193. ^ Castelvecchi, Davide (2014). "Einstein's lost theory uncovered". Nature News & Comment. 506 (7489): 418–419. Bibcode:2014Natur.506..418C. doi:10.1038/506418a. PMID 24572403. 
  194. ^ "On His 135th Birthday, Einstein is Still Full of Surprises". Out There. 14 March 2014. 
  195. ^ a b O'Raifeartaigh, C.; McCann, B.; Nahm, W.; Mitton, S. (2014). "Einstein's steady-state theory: an abandoned model of the cosmos". Eur. Phys. J. H. 39 (3): 353–369. arXiv:1402.0132 . Bibcode:2014EPJH...39..353O. doi:10.1140/epjh/e2014-50011-x. 
  196. ^ a b Nussbaumer, H. (2014). 'Einstein’s aborted attempt at a dynamic steady state universe’. Physics ArXiv preprint at https://arxiv.org/abs/1402.4099
  197. ^ Hoyle (1948). "A New Model for the Expanding Universe". MNRAS. 108 (5): 372. Bibcode:1948MNRAS.108..372H. doi:10.1093/mnras/108.5.372. 
  198. ^ Bondi; Gold (1948). "The Steady-State Theory of the Expanding Universe". MNRAS. 108 (3): 252. Bibcode:1948MNRAS.108..252B. doi:10.1093/mnras/108.3.252. 
  199. ^ "Einstein's Lost Theory Describes a Universe Without a Big Bang – The Crux". The Crux. 7 March 2014. 
  200. ^ Einstein, Albert & Rosen, Nathan (1935). "The Particle Problem in the General Theory of Relativity". Physical Review. 48 (1): 73. Bibcode:1935PhRv...48...73E. doi:10.1103/PhysRev.48.73. 
  201. ^ "2015 – General Relativity's Centennial". American Physical Society. 2015. Diakses tanggal 7 April 2017. 
  202. ^ Lindley, David (25 March 2005). "Focus: The Birth of Wormholes". Physics. 15. Diakses tanggal 7 April 2017. 
  203. ^ a b Einstein (1905a).
  204. ^ Celebrating Einstein "Solid Cold". U.S. DOE., Office of Scientific and Technical Information, 2011.
  205. ^ Einstein (1924).
  206. ^ "Cornell and Wieman Share 2001 Nobel Prize in Physics". 9 October 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2007. Diakses tanggal 11 June 2007. 
  207. ^ Pais (1982), hlm. 522.
  208. ^ Stachel (2008), hlm. 270ff, vol. 4: The Swiss Years: Writings, 1912–1914.
  209. ^ a b Einstein (1917b).
  210. ^ Andrews, Robert (2003). The New Penguin Dictionary of Modern Quotations. Penguin UK. hlm. 499. ISBN 978-0-14-196531-4. 
  211. ^ Stone (2013), hlm. 181–192.
  212. ^ Isaacson (2007), hlm. 460–461.
  213. ^ Bohr N. "Discussions with Einstein on Epistemological Problems in Atomic Physics". The Value of Knowledge: A Miniature Library of Philosophy. Marxists Internet Archive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 September 2010. Diakses tanggal 30 August 2010.  From Albert Einstein: Philosopher-Scientist (1949), publ. Cambridge University Press, 1949. Niels Bohr's report of conversations with Einstein.
  214. ^ Einstein (1969), A reprint of this book was published by Edition Erbrich in 1982.
  215. ^ a b Einstein, Podolsky & Rosen (1935).
  216. ^ a b Isaacson (2007), pp. 448–453.
  217. ^ Penrose (2007), hlm. 583.
  218. ^ Fine (2017).
  219. ^ Einstein (1950).
  220. ^ Moore, Walter (1989). Schrödinger: Life and Thought. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-43767-7. 
  221. ^ Goettling, Gary. Einstein's refrigerator Georgia Tech Alumni Magazine. 1998. Retrieved on 12 November 2014. Leó Szilárd, a Hungarian physicist who later worked on the Manhattan Project, is credited with the discovery of the chain reaction
  222. ^ In September 2008 it was reported that Malcolm McCulloch of Oxford University was heading a three-year project to develop more robust appliances that could be used in locales lacking electricity, and that his team had completed a prototype Einstein refrigerator. He was quoted as saying that improving the design and changing the types of gases used might allow the design's efficiency to be quadrupled.Alok, Jha (21 September 2008). "Einstein fridge design can help global cooling". The Guardian. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 January 2011. Diakses tanggal 22 February 2011. 
  223. ^ "Obituary". The New York Times. 12 July 1986. Diakses tanggal 3 April 2011. 
  224. ^ "13 Plumbing Facts You Probably Didn't Know". Chicago Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 March 2016. Diakses tanggal 10 April 2016. 
  225. ^ Sagan, Carl (14 March 2014). "Carl Sagan Explains Albert Einstein". The New Republic. Diakses tanggal 10 April 2016. 
  226. ^ "Letters Reveal Einstein Love Life". BBC News. 11 July 2006. Diakses tanggal 14 March 2007. 
  227. ^ "Einstein". Corbis Rights Representation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 August 2008. Diakses tanggal 8 August 2008. 
  228. ^ Libman, E. (14 January 1939). "Disguise". The New Yorker. 
  229. ^ McTee, Cindy. "Einstein's Dream for orchestra". Cindymctee.com. 
  230. ^ Golden, Frederic (3 January 2000). "Person of the Century: Albert Einstein". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 February 2006. Diakses tanggal 25 February 2006. 
  231. ^ Novak, Matt (16 May 2015). "9 Albert Einstein Quotes That Are Completely Fake". Gizmodo. Diakses tanggal 4 May 2018. 
  232. ^ "Did Albert Einstein Humiliate an Atheist Professor?". Snopes. Diakses tanggal 4 May 2018. 

Karya kutipan

Bacaan lanjutan

Pranala luar

17 kata-kata bijak albert Einstein