Djarum
PT Djarum adalah sebuah perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yang berkantor pusat di Kudus, Jawa Tengah. PT Djarum merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi banyak bisnis. Bisnis tersebut dikelola oleh keluarga Hartono, yang generasi pertamanya adalah Oei Wie Gwan.
Berkas:Djarum.png | |
Keluarga | |
Industri | |
Didirikan | 21 April 1951 |
Pendiri | Oei Wie Gwan |
Kantor pusat | Kudus, Indonesia |
Tokoh kunci | Robert Budi Hartono Michael Bambang Hartono |
Produk |
|
Karyawan | 75.000 |
Situs web | www |
Di luar bisnis rokok kretek, Djarum Group juga memiliki unit bisnis lain seperti bank (BCA), elektronika (Polytron), perkebunan (HPI Argo), perdagangan elektronik (Blibli.com), agen perjalanan daring (Tiket.com), media komunikasi (Djarum Media, dengan nama Mola TV), makanan dan minuman (Savoria, dengan merek Yuzu), dan kopi (Sumber Kopi Prima, dengan merek Delizio Caffino).
Produk internasional
Bali Hai
Djarum Black Djarum Black Bliss Djarum Black Cherry Djarum Black Supersmooth Djarum Black Menthol Supersmooth Djarum Black Vanilla Djarum Black Tea Djarum Black Silver Djarum Black Emerald Djarum Black Ruby Djarum Black Ultra Menthol Djarum Black Sapphire Djarum Black Ivory Djarum Cherry Djarum Menthol Djarum Mild Djarum Special Djarum Splash Djarum Super Djarum International Djarum Original Djarum Vanilla Gold Seal L.A. Lights L.A. Menthol Djarum Spice Islands Djarum Classic Djarum Filter Djarum Supremo Djarum Safari Djarum Bravo
Produk dalam
Merek utama
Clavo
Djarum Black
Djarum Cigarillos
Djarum Coklat [id]
Djarum Istimewa
Djarum 76 [id]
Djarum Super [id]
Forte
L.A. Lights [id]
Variants
Clavo Premio Filter
Djarum Black Cappuccino
Djarum Black Menthol
Djarum Black Mild
Djarum Black Slimz (Tidak dilanjutkan)
Djarum Coklat Extra
Djarum Coklat Filter
Djarum Coklat Retro
Djarum Super Compact Size (CS) (Tidak dilanjutkan)
Djarum Super Mezzo (Tidak dilanjutkan)
Djarum Super Mild (style sama dengan MLD)
Djarum Super Mild Black Series
Djarum Super Next
Djarum Super Wave
Djarum Istimewa Filter
Djarum 76 Filter Gold
Djarum 76 Twin Pack (Tidak dilanjutkan)
Forte Menthol
Forte Lights
Forte Extra Breeze
Forte Extra Breeze Menthol
L.A. Menthol
L.A. Ice
L.A. Bold
L.A. Filtered
Merek yang lebih kecil
Merek-merek ini jarang ditampilkan di iklan televisi; kecuali untuk Urban Mild, yang memiliki iklan tahun 2009-nya.
Access Mild
Beat Mild
Beat Filter
Black Scorpion
Bull
Chief
Cobra King
Crystal Kretek
Crystal Red
Crystal Special
Divo Kretek
Dos Hermanos
Envio Mild
Envio Kretek
Geo Mild
Glory Filter
Gold Seal
Hits Mild
IN Mild
IN Mild Menthol
IN Kretek
Insta
Insta Kretek
Intro
Intro Menthol
Kedai Kopi
"Kembang" brands
Kembang Djati
Kembang Gading
Kembang Madu
Kembang Makmur
Kembang Sawit
Kembang Tanjung
Kembang Tebu
Kembang Turi
Kotak Adjaib
Mr. Brown
Mustang
Mustang Lights
Mustang Kretek
Nuu Mild
Polo Mild
Premium One
Raven
Relax Mild
Rudal
Ryder Kretek
Score Mild
Senior
Slic Mild
Spot Filter
Ten Mild
Ten Mild Menthol
Troy
Ultra Special
Ultra Mentha
Urban Mild
VIP
Viper
Warung Kopi
Warung Kopi Slim
Zamrud Mild
Ziga
Produk yang dihentikan
Catatan: Ini hanya mencantumkan merek utama, bukan varian.
Ace Mild
Djarum Black Slimz
Djarum Black Tea
Djarum Merdeka
Fellas Mild
Filtra 100s
Inspiro
MilDay
Premium International
Pusaka
Supra Djirak
The President
VIP President
Sejarah
Pembelian saham N.V. Murup dan PT Djarum
Pada tahun 1951, Oei Wie Gwan, seorang pengusaha Tionghoa-Indonesia, membeli perusahaan rokok NV Murup yang hampir gulung tikar di Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut memiliki merek Djarum Gramofon. Dia menyingkat merek tersebut menjadi Djarum.
Perusahaan ini hampir punah ketika kebakaran besar menghancurkan pabrik perusahaan pada tahun 1963, diikuti oleh kematian Oei Wie Gwan. Anaknya, Budi dan Bambang Hartono, akhirnya mengambil kesempatan untuk membangun perusahaan kembali.[1]
Awalnya, produk Djarum adalah rokok kretek lintingan tangan dan rokok kretek lintingan mesin. Kedua produk itu sangat populer dan diproduksi dalam jumlah besar. Rokok kretek lintingan tangan klasik terus dilakukan oleh Djarum menggunakan metode kuno yang dikerjakan secara manual oleh buruh terampil. Sementara rokok kretek lintingan mesin diperkenalkan pada awal tahun 1970, diproduksi secara otomatis menggunakan mesin berteknologi tinggi.[2]
Pada pertengahan tahun 1970-an, Djarum secara resmi mendirikan Research and Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya. Di tengah besarnya pasar domestik untuk rokok kretek, pada tahun 1972 Djarum mulai mengekspor kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau di seluruh dunia, yaitu ke Republik Rakyat Tiongkok, Korea, Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat. Produk yang sukses di pasar internasional adalah Djarum Super yang dipasarkan pada tahun 1981, dan diikuti dengan produk Djarum Special yang diperkenalkan pada tahun 1983 di Amerika Serikat.[3]
Saat ini, Budi dan Michael Hartono adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia menurut Forbes.[4]
Bisnis di luar rokok
Maksudnya, pasar rokok, kan, ya, seperti itu saja. Tetap tumbuh, tapi cukai selalu naik, sementara aturannya sangat ketat.
Victor R. Hartono, COO Djarum, wawancara dengan Kompas.com[5]
Setelah krisis finansial Asia tahun 1997, perusahaan ini menjadi bagian dari konsorsium yang membeli Bank Central Asia (BCA) dari BPPN.[6] BCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dan sebelumnya merupakan bagian dari Grup Salim. Saat ini saham mayoritas bank (51%) dikendalikan oleh Djarum.
Pada tahun 2004 Djarum Group mengakuisisi kontrak BOT selama 30 tahun dari pemerintah untuk mengembangkan dan merenovasi Hotel Indonesia di Jakarta di bawah proyek superblok Grand Indonesia.[7]
Di luar bisnis rokok, keluarga Hartono juga memiliki bisnis lain. Pertama, perkebunan dan hutan tanaman industri di bawah PT Hartono Plantation Indonesia. Perusahaan ini membuka lahan seluas 30.000 hektare kebun kelapa sawit di Kalimantan Barat, yang ke depannya akan bertambah menjadi 50.000 hektare. Hutan tanaman industri kayu berada di Kalimantan Timur seluas 20.000 hektare. Kedua, perdagangan elektronik dengan brand Blibli.com. Ketiga, perusahaan elektronik PT Hartono Istana Teknologi dengan mengusung brand Polytron. Perusahaan ini memproduksi alat elektronik konsumen seperti televisi, kulkas, AC, dan telepon seluler.[5]
Olahraga
PB Djarum didirikan pada tahun 1974 oleh CEO perusahaan Budi Hartono. Pemainnya seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma telah memenangkan berbagai kejuaraan untuk Indonesia.[butuh rujukan]
Bambang Hartono turut serta menjadi atlet bridge pada Pesta Olahraga Asia 2018, sebagai peserta tertua di ajang olahraga tersebut dalam usia 78 tahun.[8]
Lihat pula
Referensi
- ^ Dunia Djarum
- ^ Kretek, Hanusz, Mark. 2003. Equinox Publishing, Singapura. Halaman 136
- ^ "Djarum Website: Djarum Special". www.djarum.com. Diakses tanggal 2016-08-01.
- ^ http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/
- ^ a b Media, Kompas Cyber. "Ini Bisnis Sampingan Grup Djarum di Luar Rokok". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-15.
- ^ "Grup Djarum di Indonesia membeli BCA saham senilai $ 382 juta" - sumber: Reuters, 20 Desember 2010
- ^ Budi dan Bambang Hartono diversifikasi kegiatan perusahaan di luar industri rokok.
- ^ "Bambang Hartono, Atlet Peraih Perunggu di Balik Konglomerasi Djarum dan BCA". Tribun Kaltim. Diakses tanggal 2019-07-15.