GTV (Indonesia)
GTV (sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari sebuah stasiun televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi GTV dalam rangka acara ulang tahun GTV yang bernama "Amazing 15".
GTV | |
---|---|
Nama sebelumnya | Global TV (2002–2017) |
Jenis | Jaringan televisi |
Slogan | Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pendiri | Nasir Tamara (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) IIFTIHAR[1] |
Tanggal siaran perdana | 8 Oktober 2001 (siaran percobaan) |
Tanggal peluncuran | 8 Oktober 2002 (sebagai Global TV) 11 Oktober 2017 (sebagai GTV) |
Kantor pusat | MNC Studios, Jl. Raya Perjuangan No. 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Indonesia |
Wilayah siaran | Nasional |
Pemilik | Media Nusantara Citra |
Anggota jaringan | lihat #Jangkauan siaran |
Tokoh kunci | Hary Tanoesoedibjo (plt. Direktur Utama) Valencia Herliani Tanoesoedibjo (Direktur Pelaksana) |
Format gambar | 1080i HDTV 16:9 (diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV) |
Satelit |
|
Kabel | First Media: 53 |
IPTV |
|
Televisi internet | |
Situs web | gtv |
PT Global Informasi Bermutu | |
---|---|
Jakarta Barat, DKI Jakarta Indonesia | |
Saluran | Analog: 51 UHF Digital: 44 UHF Virtual: 30 |
Slogan | Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia |
Pemrograman | |
Afiliasi | GTV (stasiun induk) |
Kepemilikan | |
Pemilik |
|
Riwayat | |
Siaran perdana | 8 Oktober 2001 (siaran percobaan) 8 Oktober 2002 (sebagai Global TV) 11 Oktober 2017 (sebagai GTV) |
Bekas tanda panggil | Global TV (2002-2017) |
Makna tanda panggil | Global TV (nama sebelumnya) |
Informasi teknis | |
Otoritas perizinan | Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia |
Koordinat transmiter | -6.193323,106.7660485 |
Pranala | |
Situs web | gtv |
Sejarah
GTV didirikan pada 22 Maret 1999, dengan aslinya bernama Global IIFTIHAR Broadcasting (GIB). Stasiun televisi ini awalnya merupakan proyek dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah stasiun televisi Islami internasional.[2][3][4] Izin siaran nasionalnya sendiri diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Deppen pada 12 Oktober 1999 (bersama DVN TV, MTI TV, Trans TV dan PRTV), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999[5][6] menggunakan nama baru: Global TV dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada berita ditambah hiburan dan olahraga.
Global TV sendiri awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar US$ 50 juta dan bantuan teknis dari TV3 Malaysia.[2][7] Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara sendiri ditandai dengan beberapa perubahan, seperti dengan masuknya orang-orang RCTI dalam manajemen Global TV, contohnya Nenny Soemawinata.[8] Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No.1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini.
Pada tanggal 8 Oktober 2001, Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta saja menggunakan kanal 51 UHF. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan MTV Asia menjalin kerjasama sehingga acara MTV akan disiarkan oleh stasiun televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di ANteve, namun tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan).[9] Realisasinya sendiri diwujudkan sejak Mei 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 15 jam sehari dari pukul 09.00–24.00 WIB. Cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke Bandung (46 UHF), Semarang (37 UHF), Yogyakarta (36 UHF), Surabaya (50 UHF) dan Medan (31 UHF).[10] Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran secara uji coba, di tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai stasiun televisi untuk anak muda, serta merelai MTV selama 24 jam sehari.
Pada tanggal 15 Januari 2005, Global TV mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 15.00–23.00 WIB dan 03.00–07.00 WIB namun dikarenakan kebijakan pemerintah terkait penghematan energi, jam siaran Global TV kemudian dibatasi menjadi pukul 05.00-01.00 WIB sekaligus Global TV hanya menyiarkan program MTV pada pukul 07.00-15.00 WIB saja. Dalam perkembangannya, sejak Februari 2006,[11] juga menyiarkan acara-acara non-MTV dengan pembagian 8 jam untuk Global TV, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon yang juga pernah ditayangkan di Lativi (sekarang tvOne). Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi Jepang. Mulai 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan acara MTV lagi dan digantikan dengan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Dahsyat di RCTI dan Inbox di SCTV.
Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai stasiun televisi berita (seperti tvOne dan MetroTV). Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV.[12] Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak.[13][14] Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan. MNC pada akhirnya meluncurkan stasiun beritanya sendiri, iNews pada tanggal 6 April 2015.
Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti drama Korea (contohnya Descendants of the Sun);[15] telenovela (seperti Maria Mercedes);[16] aneka sinetron baik dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun;[17][18] dan juga sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series yang tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto dan SpongeBob SquarePants).[19]
Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV pada tanggal 11 Oktober 2017, stasiun televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas.[20] Dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, dan Family 100 Indonesia,[21][22][23] yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia.[24][25][26][27] Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV,[28] namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini tidak ditayangkan lagi akibat adanya pemberlakuan PPKM oleh pemerintah akibat Pandemi COVID-19 di Indonesia.
Layaknya di saat bernama Global TV, pun akhirnya stasiun televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya.[29] Nampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama.[30]
Acara
Olahraga
GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV.
GTV juga pernah menayangkan Piala Dunia 2010 dan untuk tahun ini, GTV dan MNCTV menayangkan Liga Utama Inggris dan Piala FA. Pada tahun 2011, GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV.
Acara olahraga sendiri sesungguhnya sempat vakum selama dua tahun setelah pergantian logo dan programming GTV. Namun mulai tahun 2019 hingga sekarang, GTV mulai menayangkan kompetisi/turnamen eSports, maupun acara-acara seperti gelar wicara, pencarian bakat dan penganugerahan yang semuanya tentang eSports.[31][32] Sejak 2021, GTV juga kembali memunculkan program berita sepakbola berjudul Kick Off.[33]
Kepemilikan
Komposisi kepemilikan PT Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan didominasi oleh tokoh-tokoh ICMI, meliputi Achmad Tirtosudiro 40%, Jimly Asshiddiqie 30%, Ahmad Husin Lubis 10%, serta Nasir Tamara dan M.S. Ralie Siregar 20%.[34][35] Tamara kemudian dijadikan sebagai pemimpin stasiun televisi ini, dan sebagai perusahaan induknya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia adalah seorang jurnalis senior. Struktur kepemilikan ini dianggap beberapa pihak merupakan faktor utama mengapa Global TV bisa mendapat izin siarannya pada 1999. Ini karena presiden saat itu, Habibie, juga merupakan eksponen ICMI. Peran Habibie adalah dengan menyetujui surat permohonan izin Global TV yang disampaikan oleh tokoh IIFTIHAR dan ICMI, Muhammad Zuhal dan memberikan "katebelece" lewat Mensesneg Muladi (B-602/M.Setneg/9/1999 pada 13 September 1999)[36] untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi yang dilakukan Deppen.[37][38] Ini masih belum ditambah faktor lain seperti kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, Timmy untuk untuk mendukung pendanaan Global TV.[39][7]
Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu sempat berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim, sektor ekonomi syariah dan beberapa pengusaha (seperti Mahaka Media) tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika Zuhal yang awalnya akan memberi modal pinjaman IDB pada stasiun televisi ini tidak memenuhi janjinya (karena dialihkan untuk membangun Universitas Al Azhar Indonesia),[36] padahal stasiun TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Ini masih belum ditambah lagi hutang-hutangnya di beberapa perusahaan dan Bank Mandiri yang harus dilunasi.[1] Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi Bimantara Citra pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya (30%) masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera.[40] Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri.[41] Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya.
Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun.[1][42] Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan KPI pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula (atau dibekukan izinnya),[43] tetapi HT tetap bergeming.[44][45] Akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT Media Nusantara Citra (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT)[46] senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005[47] serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV.[48][49] Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini.
Masalah saham Global TV sempat diributkan pada September 2006. Kala waktu itu, pemilik lama Global TV (Jimly, Achmad Tirto, Ahmad Lubis, Zuhal) digugat oleh PT Jelang Era Global, yang pada saat itu menuntut 10% saham Global TV sebagai ganti dari pembayaran Rp 300 juta untuk konsultasi awal pendirian stasiun TV ini. Namun PT Jelang tidak bisa menerima 10% saham itu karena Global TV sudah keburu dijual kepada Bimantara. Gugatan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan ganti rugi Rp 6 miliar ini akhirnya kandas setelah pada Juni 2007 ditolak oleh pengadilan.[50][51][52]
Jangkauan siaran
Berikut ini adalah transmisi GTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo[53] dan data dari laporan keuangan MNC Media.[54]
Nama jaringan | Daerah | Frekuensi analog (PAL) | Frekuensi digital (DVB-T2)[55] |
---|---|---|---|
PT Global Informasi Bermutu | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | 51 UHF | 44 UHF |
PT GTV Satu | Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur | 46 UHF | 31 UHF |
Bandar Lampung, Kota Metro | 38 UHF | ||
PT GTV Dua | Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus | 37 UHF | 46 UHF |
Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates | 36 UHF | 41 UHF | |
PT GTV Tiga | Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan | 50 UHF | 41 UHF |
PT GTV Empat | Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang | 37 UHF | |
Medan | 31 UHF | 42 UHF | |
PT GTV Lima | Pekanbaru | 36 UHF | |
Palembang | 36 UHF | ||
PT GTV Enam | Manado | 28 UHF | |
Makassar, Maros, Sungguminasa dan Pangkajene | 43 UHF | 40 UHF | |
PT GTV Tujuh | Banjarmasin, Martapura dan Marabahan | 28 UHF | 47 UHF |
Samarinda | 41 UHF | 33 UHF | |
PT GTV Delapan | Jambi | 31 UHF | |
Pontianak | 33 UHF | ||
PT GTV Sembilan | Jayapura | 36 UHF | 37 UHF |
PT GTV Sepuluh | Kota Denpasar, Singaraja | 47 UHF | |
PT GTV Bengkulu | Bengkulu | 55 UHF | 40 UHF |
PT GTV Balikpapan | Balikpapan | 50 UHF | 33 UHF |
Tanjung Selor | 27 UHF | 44 UHF | |
PT GTV Palu | Gorontalo | 60 UHF | 37 UHF |
Palu | 41 UHF | 44 UHF | |
PT GTV Tegal | Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | 48 UHF | 42 UHF |
PT GTV Palangkaraya | Palangkaraya | 39 UHF | |
PT GTV Babel | Pangkal Pinang | 56 UHF | 36 UHF |
PT GTV Ambon Ternate | Ambon | 51 UHF | 39 UHF |
Ternate | 46 UHF | ||
PT GTV Aceh | Banda Aceh | 26 UHF | 45 UHF |
PT GTV Mataram | Mataram | 26 UHF | |
PT GTV Kupang | Kupang | 46 UHF | 35 UHF |
PT GTV Kendari Mamuju | Kendari | 57 UHF | |
Mamuju | 52 UHF | 37 UHF | |
PT GTV Batam | Batam, Tanjung Balai Karimun | off air sejak 2019 | 44 UHF |
PT GTV Garut | Garut, Tasikmalaya, Ciamis | 46 UHF | 38 UHF |
PT GTV Sukabumi | Sukabumi | 46 UHF | 41 UHF |
PT GTV Sumedang | Sumedang | 49 UHF | 46 UHF |
PT GTV Cirebon | Cirebon, Indramayu | off air sejak 2021 (21 UHF) |
25 UHF |
PT GTV Purwokerto | Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan Cilacap | off air sejak 2013 | 42 UHF |
PT GTV Madiun | Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Trenggalek | off air sejak 2019 | 40 UHF |
PT GTV Jember | Jember | off air sejak 2019 | 41 UHF |
PT GTV Malang | Malang | off air sejak 2019 | 43 UHF |
PT GTV Kediri | Kediri, Pare, Kertosono, Blitar, Jombang, Tulungagung | off air sejak 2019 | |
Sabang | 45 UHF (segera) | ||
Lhokseumawe | 44 UHF | ||
Kotabaru | 47 UHF |
Penyiar
Direksi
Daftar direktur utama
No. | Nama | Awal jabatan | Akhir jabatan |
---|---|---|---|
1 | Nasir Tamara | 1999 | 2001 |
2 | Adjie Gunawan | 2001 | 2003 |
3 | Agus Sjafruddin | 2003 | 2004 |
4 | Stephen K. Sulistyo | 2004 | 2008 |
5 | Daniel Tatang Hartono | 2008 | 2010 |
6 | David Fernando Audy | 2010 | 2021 |
7 | Hary Tanoesoedibjo (Plt.) | 2021 | sekarang |
Direksi saat ini
Struktur dewan direksi GTV saat ini adalah sebagai berikut:
No. | Nama | Jabatan |
---|---|---|
1 | Hary Tanoesoedibjo (Plt.) | Direktur Utama |
2 | Valencia Herliani Tanoesoedibjo | Direktur Pelaksana |
3 | Tantan Sumartana | Wakil Direktur Pelaksana bidang Penjualan dan Pemasaran |
4 | Noersing | Direktur Produksi |
5 | Faisal Dharma Setiawan | Direktur Keuangan, Teknologi dan Legal |
6 | Harry Hermawan | Direktur Program dan Akuisisi[56] |
7 | Firdauzi Cece | Direktur Pemasaran |
Logo
GTV awalnya menggunakan logo "tvG" dengan tulisan "tv" warna hijau dan huruf "G" besar warna biru, diadaptasi dari logo RCTI. Digunakan pada tanggal 1 Juni 2002 hingga 13 Oktober 2006, ketika masih merelai acara-acara MTV.
Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "tvG" dipensiunkan dan diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G" yang memiliki perpaduan warna jingga dengan Nickelodeon, hijau, dan biru dari "tvG" di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik" (siaran bersama RCTI saat itu), yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4.
Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga dimensi biru dengan huruf "G" dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, setelah Euro 2008 berakhir.
Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan Sindo TV dengan tulisan GlobalTV. David Fernando Audy, yang pada saat itu menjabat sebagai direktur utama Global TV mengatakan, “Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia”.[57]
Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Huruf "G" pada logo GTV ini hampir mirip dengan logo yang sebelumnya (2006–2008), begitu juga hampir mirip dengan logo Google, hanya saja warna yang berbeda di mana warna tersebut berdasarkan warna lambang dari logo MNC, yakni biru, merah, hijau dan kuning (berurutan searah jarum jam).
Slogan utama
Sebagai Global TV
- Nongkrong Terus di MTV (2002–2005)
- Millions of Entertainment (2005–2006)
- Global TV Seru! (2005–2008, 2011–2017)
- Untuk Keluarga Indonesia (2008–2011)
- 100% Seru! (2011–2013)
Sebagai GTV
- Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017–sekarang)
Penghargaan
Tahun | Award | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2015 | Panasonic Gobel Awards 2015 | Acara khusus/Special Events (Gemilang 12 HUT GTV) | Nominasi |
2017 | Panasonic Gobel Awards 2017 | Acara khusus/Special Events (Amazing 14) | Nominasi |
2018 | Panasonic Gobel Awards 2018 | Acara khusus/Special Events (Amazing 15) | Nominasi |
2019 | Panasonic Gobel Awards 2019 | Acara khusus/Special Events (Amazing 16) | Nominasi |
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c Nasir Tamara Akui Misi Global TV Berubah Setelah Harry Tanoe Masuk
- ^ a b Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
- ^ Suara muhammadiyah, Volume 89,Masalah 17-24
- ^ Laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Pusat, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, periode 1995-2000, Volume 2
- ^ LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
- ^ Global TV: Izin Tetap Milik GIB, Isi Siaran Tidak Melanggar
- ^ a b AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5
- ^ Eksekutif, Masalah 263-268
- ^ Asia Media Report: A Crisis Within
- ^ MTV ASIA, GLOBAL TV TO BROADCAST MTV INDONESIA
- ^ About - Sekilas GlobalTV
- ^ Global TV Dijadikan TV Berita?
- ^ Kasus Pajak Terkait Restitusi Bhakti Investama
- ^ Banting Setir Anak Termiskin
- ^ DRAMA KOREA : Besok, Descendants Of The Sun Tayang Ulang Di Global TV
- ^ Global TV Siapkan 5 Serial Telenovela Terpopuler
- ^ Sinetron Preman Pensiun Kembali Tayang di Global TV
- ^ Global TV Tayangkan Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Jinny oh Jinny
- ^ MNC Media, “Smallest and Most Imaginated Media Group”
- ^ MNCN targetkan pendapatan tumbuh 5%-10% di tahun ini
- ^ Bedah Rumah yang Didukung Propan Raya Berhasil Menyabet Panasonic Gobel Award 2018
- ^ Bicara Layar Kaca #3: Uang Kaget (2017)
- ^ Mudahkan Masyarakat yang Ingin Jadi Peserta, Family 100 Indonesia Buka Audisi Online
- ^ Reality Minta Tolong Kembali Hadir di Layar Kaca
- ^ Hadiah Pantang Ngemis GTV Dinilai Kekecilan Dibanding Uang Kaget
- ^ Promo Super Deal Indonesia di GTV
- ^ Versi Baru 'KomuniKata' Tayang di GTV, Dipandu Choky Sitohang
- ^ Uang Kaget GTV Sukses, Penonton Ingin Settingan Tabrakan Hilang
- ^ Rating GTV
- ^ Sinopsis IPA & IPS, Sinetron Terbaru yang Tayang di GTV
- ^ E-Sports Star Indonesia GTV, Peluang Gabung E-Sport Profesional
- ^ Ini 11 Pemenang Indonesian Esports Awards 2020, Termasuk Ariel Noah
- ^ Promo Kick Off di GTV
- ^ Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian
- ^ Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal
- ^ a b "Belum Merespons, Nasir Tamara Pelajari Soal Global TV"
- ^ Bukan Cuma Global TV yang Cacat
- ^ Gatra, Volume 12,Masalah 16-19
- ^ Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia
- ^ Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian
- ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
- ^ IIFTIHAR Sesalkan Perubahan Visi dan Misi Siaran Global TV
- ^ Izin Siaran untuk Global TV Disesalkan Muladi
- ^ Muladi Kirim Surat ke IIFTIHAR Minta Tanggung Jawab Moral
- ^ Harry Tanoe: Izin Global TV Siaran Umum
- ^ PROSPEKTUS MNC 2007
- ^ Lapkeu Q2 BMTR 2005
- ^ Televisi Berita di Indonesia, Model Baru Pertelevisian Nasional
- ^ Masyarakat dan Teks Media: Membangun Nalar Kritis atas Hegemoni Media
- ^ Seteru Jimly Ajukan Banding
- ^ Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal
- ^ Jimly Asshiddiqie Digugat ke PN Jaksel
- ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
- ^ Laporan Keuangan Q2 MNC 2020
- ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
- ^ https://www.rctiplus.com/programs/1352/voice-of-ramadan/episode/24222/voice-of-ramadhan-eps-19
- ^ "Konser Lampion 100% Ekspresif, Global TV Ganti Logo". KapanLagi.com. 30 Maret 2012. Diakses tanggal 14 Maret 2016.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Inggris) (Indonesia) Situs web resmi Media Nusantara Citra
- GTV di Facebook
- GTV di Twitter
- GTV di Instagram