Stasiun Lempuyangan

stasiun kereta api di Yogyakarta, Indonesia

Stasiun Lempuyangan (LPN) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Kelurahan Bausasran, Kêmantrèn Danurejan, Kota Yogyakarta. Stasiun ini berjarak sekitar 1 km di sebelah timur dari stasiun utama di kota ini, yaitu Stasiun Tugu. Stasiun yang berada pada ketinggian +114 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta. Stasiun ini melayani pemberhentian kereta api Ekonomi dan Commuter Line yang melintasi Yogyakarta.

Stasiun Lempuyangan
Kereta Api Indonesia KAI Commuter
Y02

Tampak depan perspektif bangunan lama Stasiun Lempuyangan, 2021
Lokasi
Koordinat7°47′23.820″S 110°22′29.424″E / 7.78995000°S 110.37484000°E / -7.78995000; 110.37484000
Ketinggian+114 m
Operator
Letak
Jumlah peron5 (satu peron sisi yang agak tinggi, dua peron pulau yang tinggi, dan dua peron pulau yang cukup tinggi; tidak ada peron di antara jalur 3 dan 4)
Jumlah jalur11 (jalur 3 dan 4: sepur lurus)
LayananProgo, Jayakarta, Bengawan, Singasari, Pasundan, Kahuripan, Logawa, Sri Tanjung, Joglosemarkerto, dan KAI Commuter Yogyakarta–Solo, angkutan semen Solusi Bangun Indonesia, dan angkutan logistik ONS.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe B[2]
Sejarah
Dibuka1872
Nama sebelumnyaStation Djocja Lempoejangan
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Maguwo
menuju
Commuter Line Bogor
Solo Balapan–Yogyakarta
Yogyakarta
menuju
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Klaten
Berlawanan jarum jam
Joglosemarkerto
Lingkar Jawa Tengah
Yogyakarta
Searah jarum jam
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Mesin tiket Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Tempat bermain anak Galeri ATM Restoran Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Nama stasiun ini berasal dari nama kampung yang terletak di selatan stasiun, yakni Kampung Tegal Lempuyangan.

Sejarah

Stasiun Lempuyangan diresmikan pada tanggal 2 Maret 1872 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) sebagai titik akhir jalur kereta api lintas Semarang–Solo–Yogyakarta serta merupakan stasiun kereta api pertama dan tertua di Yogyakarta. Pembangunan stasiun ini dilatarbelakangi oleh kebijakan pengangkutan gula dengan menggunakan moda transportasi kereta api—pada dasawarsa 1870-an telah banyak industri gula yang bermunculan di Yogyakarta, yang seluruhnya dikelola oleh Belanda. Kehadiran stasiun ini turut andil dalam pembangunan masyarakat Kota Yogyakarta pada masa itu.[4][5]

Stasiun ini sudah sejak lama dijadikan sebagai stasiun keberangkatan kereta api ekonomi dari Yogyakarta, berbeda dengan stasiun lain di Jawa yang pada umumnya melayani pemberhentian rangkaian ekonomi setelah kebijakan pemisahan pelayanan stasiun untuk penumpang KA ekonomi dan nonekonomi[per kapan?]. Ketika semua kereta api ekonomi lain masih diberangkatkan dari Stasiun Tugu Yogyakarta, stasiun ini sudah menjadi stasiun ujung bagi perjalanan kereta api Empu Jaya jurusan Jakarta Pasar Senen (sekarang Progo) dan kereta api Argopuro jurusan Banyuwangi (sekarang Sri Tanjung).

Bangunan dan tata letak

Sebelum jalur ganda ruas Surakarta–Yogyakarta dibangun, Stasiun Lempuyangan memiliki sebelas jalur kereta api dengan jalur 4 merupakan sepur lurus. Setelah pembangunan jalur ganda tersebut selesai per 8 Januari 2007[6] jalur 3 juga dijadikan sebagai sepur lurus. Ke arah utara dari jalur 5, terdapat rel yang menuju Pusat Kegudangan dan Logistik (PKLG/Gudang Persediaan) Yogyakarta (dahulu los bundar NIS) dan Balai Yasa Yogyakarta yang merupakan bengkel kereta api terbesar di Pulau Jawa. Stasiun ini telah dilengkapi papan penunjuk arah untuk menuju ruang/nomor jalur/fasilitas tertentu, penunjuk arah jalur disertai jarak tempuh, dan layar pemantau keberangkatan maupun kedatangan kereta api secara waktu nyata.

Pada tahun 2009, stasiun ini dilakukan perbaikan secara keseluruhan dengan menambahkan bangunan baru yang terletak di sebelah timur bangunan lama.[7]

Pada pertengahan tahun 2017, kawasan stasiun kembali dilakukan perombakan. Masjid An-Nuur yang terletak di barat bangunan stasiun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat umum, sedangkan musala yang terletak di sebelah timur hanya digunakan untuk penumpang yang sudah melakukan boarding atau belum keluar. Perluasan juga dilakukan di tempat parkir serta pemanjangan atap kanopi stasiun.[8] Pada tahun 2018–19, Masjid An-Nuur dibongkar untuk menampung fasilitas lain. Sejak Maret 2020, lahan kosong yang berlokasi di sisi barat Stasiun Lempuyangan dikembangkan menjadi gudang RailExpress (sekarang KAI Logistik Express).[9]

Sehubungan dengan proyek modernisasi persinyalan elektrik kereta api, per April 2021 di stasiun ini dilakukan pemasangan sistem persinyalan elektrik baru produksi PT Len Industri yang menggantikan sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens.[10] Dan persinyalan ini telah aktif pada 30 September 2021.[butuh rujukan]Bersamaan dengan itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dan Stasiun Yogyakarta dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar.


 

P

Lantai peron

Jalur 9 Parkir KA semen
Jalur 8 Parkir KA semen
Jalur 7 Parkir KA semen
Jalur 6 Pemberhentian KA barang/KA jarak jauh
Peron pulau
Jalur 5 Pemberhentian KA barang/KA jarak jauh
Peron pulau
Jalur 4 Sepur lurus arah Yogyakarta

Dapat digunakan untuk pemberhentian

Jalur 3 Sepur lurus arah Solo Balapan

Dapat digunakan untuk pemberhentian

Peron pulau
Jalur 2 (Yogyakarta) Pemberhentian KA jarak jauh,      Commuter Line Bogor tujuan Solo Balapan dan tujuan Yogyakarta (Maguwo)
Peron pulau
Jalur 1 (Yogyakarta) Pemberhentian KA jarak jauh,      Commuter Line Bogor tujuan Solo Balapan dan tujuan Yogyakarta (Maguwo)
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan KA dari arah barat
G Pintu keberangkatan sisi selatan

Ciri khas

Stasiun Lempuyangan mempunyai bel kedatangan stasiun dengan instrumental lagu karya dari Ismail Marzuki, "Sepasang Mata Bola" di seluruh stasiun besar wilayah DI Yogyakarta yang mengisahkan perjuangan perwira melakukan perjalanan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta. Lagu ini di aransemen oleh YouTuber Keroncong yaitu Purwaka Music.

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Campuran
Ekonomi

Lokal

KAI Commuter Yogyakarta-Solo

Barang

Insiden

Pada 19 Februari 2007, terjadi angin puting beliung yang melanda Yogyakarta yang mengakibatkan kanopi Stasiun Lempuyangan mengalami kerusakan parah. Meskipun demikian, komunikasi melalui toka (telepon otomatis kereta api) maupun walkie talkie tetap berjalan normal dan tidak ada gangguan perjalanan kereta api.[11]

Pada 20 Oktober 2016, seorang wisatawan mancanegara di Stasiun Lempuyangan tewas ditabrak KA Joglokerto yang hendak berhenti di jalur 1. Penyebabnya tak diketahui, di antaranya lalai atau ingin bunuh diri. Menurut keterangan petugas, wisatawan tersebut berjalan ke arah rel saat KA akan melintas. Kejadian tersebut sempat dicegah walaupun gagal.[12]

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Trans Jogja[13] 4B Stasiun Lempuyangan–Museum Biologi–Lapas Wirogunan–Stiekers–UAD Jalan Pramuka–Terminal Giwangan–Jalan Pramuka–XT SquareSGM–Timoho–Empire XXI–Lembah UGM–FKKMK UGM–Kopma UGM–Kotabaru–Stasiun Lempuyangan (naik/turun Portable Barat)
10 Stasiun Lempuyangan–TNI AL–SMKN 5–Kusumanegara–TNI AL–SMP Kanisius–Kantor Pos Mayor Suryotomo–Senopati–Ngabean–Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta–IKIP PGRI–Sonosewu–UMY–Ambarketawang (kembali lagi, dapat naik dari Portable Barat dan Timur)

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Knaap, G.J. (1999). Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan. Leiden: KITLV Press. hlm. 5. 
  5. ^ Gunawan, Riyadi; Harmoko, Darto (1993). Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta: Mobilitas Sosial DI Yogyakarta. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. hlm. 21. 
  6. ^ "Uji Coba Rel Ganda Yogya-Solo Bikin Bikers Senewen". detiknews. Diakses tanggal 2020-05-10. 
  7. ^ "Melihat Stasiun KA Lempuyangan yang Sudah Berbenah". Radar Jogja. 6 Mei 2009. 
  8. ^ "Wajah Stasiun Lempuyangan akan Dirombak - Tribun Jogja". Tribun Jogja. 2017-02-16. Diakses tanggal 2018-06-28. 
  9. ^ "KAI Luncurkan Rail Express, Layanan Kirim Barang Tarif Hemat – Info Kereta Api". Diakses tanggal 2021-02-17. 
  10. ^ "Investasi Elektrifikasi KRL Yogyakarta-Solo Capai Rp 1,2 T". Republika Online. 2021-01-20. Diakses tanggal 2021-04-24. Selanjutnya, pekerjaan modifikasi sinyal elektrik Yogyakarta – Lempuyangan... 
  11. ^ "Atap Stasiun Rusak, Jadwal KA di Lempuyangan Normal". Detikcom. 19 Februari 2007. Diakses tanggal 1 Februari 2018. 
  12. ^ Kusuma, Wijaya (20 Oktober 2016). "Seorang Perempuan WNA Tewas Tertabrak Kereta di Stasiun Lempuyangan". Kompas.com. Diakses tanggal 25 September 2017. 
  13. ^ "TRANS JOGJA - Cara Naik dan Contekan Rute Trans Jogja 2019". www.yogyes.com. Diakses tanggal 2019-12-15. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Yogyakarta
menuju Kutoarjo
Kutoarjo–Purwosari–Solo Balapan Maguwo