Red Bull Racing

Konstruktor Formula Satu asal Austria
Revisi sejak 30 Januari 2022 04.29 oleh Klrfl (bicara | kontrib) (→‎2011–2015: Kemitraan dengan Renault: Mengembangkan artikel)

Artikel ini merujuk pada konstruktor Formula Satu, untuk tim balap NASCAR yang juga dimiliki oleh Red Bull, silakan lihat Red Bull Racing (NASCAR).

Red Bull Racing, juga diketahui sebagai Red Bull atau RBR, adalah tim Formula Satu yang berkompetisi dengan izin Austria dan berbasis di Britania Raya. Red Bull Racing adalah salah satu tim yang dimiliki oleh perusahaan minuman energi Red Bull GmbH. Tim ini di manajeri oleh Christian Horner sejak pembentukannya pada musim 2005.

Austria Red Bull Racing
Nama resmiRed Bull Racing
Kantor pusatMilton Keynes, Inggris
PendiriDietrich Mateschitz
Kepala timChristian Horner
(Kepala tim)
Helmut Marko
(Penasihat Red Bull GmbH)
Chief Technical OfficerAdrian Newey
Direktur teknisPierre Waché[1]
Situs webredbullracing.com
Nama sebelumnyaJaguar Racing F1 Team
Sejarah dalam ajang Formula Satu
Gelar Konstruktor4 (2010, 2011, 2012, 2013)
Gelar Pembalap4 (2010, 2011, 2012, 2013)
Jumlah lomba318 (317 starts)
Menang113
Poin7248
Posisi pole95
Putaran tercepat95
Lomba pertamaGrand Prix F1 Australia 2005
Lomba terakhirGrand Prix Monako 2024
Klasemen 2021ke-2 (585.5 poin)

Red Bull memakai mesin Cosworth pada musim 2005 dan mesin Ferrari pada musim 2006. Tim ini juga menggunakan mesin Renault antara musim 2007 dan 2018 (dari 2016 hingga 2018, mesin Renault diberi nama "TAG Heuer" setelah putusnya hubungan antara Red Bull dan Renault pada 2015).[2][3] Selama kemitraan ini, mereka memenangkan empat gelar Kejuaraan Pembalap dan Konstruktor berturut-turut dari 2010 hingga 2013, menjadi tim Austria pertama yang memenangkan gelar tersebut. Red Bull mulai menggunakan mesin Honda pada 2019.[4] Kerja sama Honda mencapai puncaknya pada tahun 2021, ketika mereka memenangkan Kejuaraan Pembalap Dunia. Menyusul keluarnya Honda dari Formula Satu setelah tahun 2021, tim akan mengambil alih pengoperasian unit daya Honda melalui Red Bull Powertrains.[5] Namun Honda akan masih menyuplai mesin Red Bull sampai 2025.[6]

Sejarah

Awal mula

Latar belakang tim Red Bull Racing saat ini bisa dilihat kembali ke tahun 1997 saat Stewart Grand Prix pertama kali membalap di F1. Jackie Stewart pun menjual timnya kepada Ford Motor Company pada akhir 1999, dan Ford menamai tim menjadi Jaguar Racing.

 
Keterlibatan Red Bull dalam Formula Satu dapat ditarik ke 1995, ketika perusahaan tersebut mensponsori Sauber.

Pertengahan 2004, Ford memutuskan menjual tim Jaguar Racing karena prestasinya yang biasa-biasa tidak seimbang dengan anggaran dana besar yang dikeluarkan Ford.[7] Pada 15 November 2004, Red Bull, sebagai raksasa produsen minuman energi dari Austria, akhirnya membeli tim Jaguar Racing.[8] BBC Sport melaporkan bahwa Ford meminta US$1 dari penawar sebagai imbalan atas komitmen untuk menginvestasikan US$400 juta dalam tim selama tiga musim Grand Prix. Tim tetap memiliki akses ke mesin Cosworth yang dikembangkan untuk sasis 2005 mereka, dan operasi terus berlanjut di bawah nama yang baru. Christian Horner ditunjuk sebagai ketua tim, dan David Coulthard dan Christian Klien sebagai pembalap.

Di luar Formula 1, Red Bull sudah memiliki pengalaman panjang di dunia motorsports. Sebelumnya mereka adalah sponsor utama tim Sauber-Petronas, dan juga Arrows-Cosworth. Selain itu mereka juga termasuk loyal terhadap para pembalap muda, baik di ajang GP2, MotoGP, dan NASCAR. Pembalap-pembalap muda binaan Red Bull yang sukses masuk ke F1 antara lain; Enrique Bernoldi, Christian Klien, Patrick Friesacher, Vitantonio Liuzzi, Scott Speed,[9] dan Sebastian Vettel.

2005: Mesin Cosworth

 
Christian Klien, salah satu pembalap pertama tim RBR.

Red Bull Racing secara resmi memulai musim debutnya di 2005. Pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz, sebelumnya sudah merekrut beberapa orang ahli berkompeten untuk menjalankan timnya di 2005. Mereka antara lain Christian Horner (pemilik tim F3 Arden), dan mantan pembalap Formula 1 asal Austria, Gerhard Berger. Ironisnya, Mateschitz juga secara dadakan mengumumkan bahwa ia tidak akan memakai jasa Tony Purnell dan David Pitchforth, yang di musim 2004 mereka berdua adalah bos dari tim Jaguar Racing. Pembalap mereka di musim 2005 adalah David Coulthard dan Christian Klien. Di pertengahan musim, Vitantonio Liuzzi juga masuk sebagai pembalap bergantian dengan Klien. Kemudian dalam musim debutnya ini RBR mampu bercokol di P6 klasemen konstruktor, yang mana hasil tersebut tidak bisa dicapai oleh tim Jaguar Racing di musim 2003-04.[10] Coulthard bahkan nyaris mencatat podium di GP Eropa, kalau saja ia tidak terkena penalti drive trough. Dengan 34 poin, 24-nya dari Coulthard, 9 oleh Klien, dan 1 oleh Liuzzi, RBR boleh dibilang sebagai tim baru yang konsisten di musim perdananya.[11]

2006: Mesin Ferrari

Masuk ke musim 2006, RBR terus berupaya untuk membangun kekuatan di F1, salah satunya dengan (secara mengejutkan) menarik Adrian Newey dan Peter Prodromou dari tim McLaren.[12] Mereka juga mengganti pasokan mesin menjadi Ferrari, dari sebelumnya, Cosworth. David Coulthard masih mengisi posisi pembalap pertama bersama Christian Klien. Namun mulai GP Cina, posisi Klien digantikan oleh Robert Doornbos, mantan pembalap Minardi asal Belanda,[13] bersama dengan Michael Ammermüller sebagai pembalap tes.[14] Di musim 2006, Red Bull Racing akhirnya meraih podium pertamanya di GP Monaco, saat David Coulthard finish ketiga.[15] Tanggal 7 Agustus 2006, RBR mengumumkan bahwa Mark Webber, yang saat itu masih bergabung di tim Williams F1, akan menggantikan posisi Klien/Doornbos untuk musim 2007.[16] Ini berarti, tim Red Bull Racing, yang berimage-kan muda akan memiliki pasangan pembalap tertua untuk musim 2007. Selain itu, tim juga akan mengganti pemasok mesin mereka menjadi Renault.[17] Masalah timbul saat kontrak dengan Ferrari masih tersisa satu musim lagi (2007), namun akhirnya diputuskan bahwa sisa kontrak mesin dengan Ferrari akan dipindahtangankan ke tim adik mereka yaitu Scuderia Toro Rosso.

2007–2015: Mesin Renault

2007–2010: Era Pelanggan

2007
 
David Coulthard membalap untuk tim RBR di musim 2007.

Musim 2007 Red Bull memakai sasis karya Adrian Newey dan mesin Renault untuk pertama kalinya, tetapi mereka gagal mencetak angka sampai GP Spanyol saat David Coulthard finish P5. Di pertengahan musim Geoff Willis masuk sebagai direktur teknik untuk membantu Adrian Newey.[18] Walaupun terbilang sebagai sasis yang baik dari segi aerodinamika, mobil Red Bull musim 2007 masih kalah reliabel dibanding para pesaingnya, dan baru menunjukan sekilas potensinya di pertengahan musim balapan saat Mark Webber finish P3 di GP Eropa.[19] Pada GP Jepang di Fuji Speedway, Mark Webber memiliki peluang besar untuk bisa memenangi balapan di atas trek yang basah, namun ia kandas setelah diseruduk calon rekan setimnya pada masa depan yaitu Sebastian Vettel dari STR.[20] Hasil akhir klasemen untuk RBR di musim 2007 adalah P5 dengan 24 poin.[21][22]

2008

Musim 2008, RBR masih tetap bertahan dengan kombinasi Coulthard dan Webber. Posisi podium kembali mereka raih secara mengejutkan di GP Kanada 2008 saat Coulthard finish ketiga.[23] Namun mendekati akhir musim, bos tim Christian Horner harus sedikit malu, karena mereka dikalahkan oleh tim saudaranya, Scuderia Toro Rosso yang secara mengejutkan berhasil memenangi lomba di GP Italia melalui pembalapnya, Sebastian Vettel.[24][25] Diyakini meskipun rancangan mobil mereka (RBR-STR) sama, yaitu oleh Adrian Newey, tetapi kekuatan power mesinnya berbeda, RBR oleh Renault, sementara STR oleh Ferrari. Bulan April sebelumnya, David Coulthard mengumumkan pengunduran dirinya dari tim, tetapi ia masih akan tetap tinggal di RBR sebagai konsultan.[26] Dengan melihat prestasi Vettel yang sangat gemilang di GP Italia, Horner akhirnya menarik Vettel untuk mengisi kursi pembalap musim 2009.[27] Mark Webber masih akan tetap membalap bersama Red Bull untuk musim 2009 tersebut.[28]

 
Sebastian Vettel membalap bersama RBR di musim 2009.
2009

Musim 2009 merupakan salah satu musim terbaik bagi tim asal Austria ini. Rancangan mobil karya Adrian Newey dan ide-ide kreatif dari Geoff Willis berhasil diterjemahkan dengan baik oleh Sebastian Vettel dan Mark Webber.[29] Walaupun mengawali musim dengan buruk di Australia, saat Vettel menyeruduk Robert Kubica, dan kemudian seusai balapan Vettel meminta maaf pada DR. Mario Theissen atas insiden tersebut,[30][31] tim RBR mampu menunjukkan tajinya di GP China.[32] Dengan dibantu kekuatan mesin Renault, dan sasis karya Adrian Newey, tim ini menguasai lomba sejak sesi kualifikasi. Hal paling menarik dari kemenangan perdana RBR di F1 adalah ketika panitia lomba salah memutarkan lagu kebangsaan di atas podium, di mana yang terputar untuk RBR adalah God Save the Queen dari Britania Raya, dan bukan Osterreichische Bundes Hymne seperti yang seharusnya. Setelah di China, tim RBR menguasai beberapa balapan lain seperti di Inggris,[33] Jerman,[34] Jepang,[35] Brasil,[36] dan balapan pamungkas di Abu Dhabi.[37] Penampilan mereka yang impresif di pertengahan musim sempat membuat tim ini dan dua pembalapnya masuk ke dalam daftar kandidat juara dunia F1 2009. Sayang beberapa musibah seperti yang menimpa Webber di Jepang dan gagalnya Vettel masuk tiga besar di Italia memupus harapan tim RBR untuk bisa menjadi juara dunia. Sebastian Vettel harus puas berada di posisi runner-up klasemen musim 2009 di bawah sang juara dunia Jenson Button, sementara posisi klasemen tim dalam kejuaraan konstruktor mengalami peningkatan drastis, dari asalnya P7 di musim 2008 menjadi posisi runner-up di musim 2009 di bawah tim debutan Brawn GP.[38][39]

2010
 
Duet tim RBR usai menang 1-2 di Malaysia 2010.

Musim 2010 Red Bull mencoba untuk meningkatkan prestasi yang telah mereka raih di 2009. Sebastian Vettel dan Mark Webber masih bertahan bersama tim ini. Awal musim mereka jalani dengan buruk ketika gagal meraih hasil sempurna di Bahrain dan Australia. Perlahan tetapi pasti RBR kemudian maju selangkah demi selangkah diawali dengan kemenangan balapan di Malaysia melalui tangan Vettel. Selanjutnya Mark Webber berhasil menyumbang dua kemenangan beruntun di Spanyol dan Monako.[40] Tetapi di Turki duet Red Bull malah membuang percuma peluang untuk menang usai keduanya terlibat aksi saling sikut dalam memperebutkan posisi pertama.[41] RBR kemudian bangkit kembali dengan kemenangan bagi Vettel di Eropa di mana disisi lain Webber terhempas usai bertabrakan dengan Heikki Kovalainen. Di Inggris dan Hongaria Webber kembali memenangi balapan secara brilian. Di Belgia Vettel lagi-lagi membuat kecerobohan saat ia menyenggol Jenson Button.[42] Di Jepang dengan memakai mesin bekas, Vettel kembali menang dan duet Red Bull masuk ke dalam kandidat juara dunia 2010. Setelah keduanya tersingkir di Korsel, Vettel kembali menang di Brasil yang sekaligus mengantar RBR menjadi juara dunia konstruktor 2010. Kemudian setelah Ferrari menerapkan strategi salah untuk Fernando Alonso di Abu Dhabi, Vettel akhirnya naik menjadi juara yang sekaligus mengantarnya sebagai juara dunia termuda sepanjang sejarah F1.[43][44] Kekuatan RBR di musim 2010 terasa sangat nyata lewat dominasi pole position yang mereka raih sebanyak 15 dari 19 lomba.

2011–2015: Kemitraan dengan Renault

2011
 
Sebastian Vettel di Grand Prix Italia 2011.

Sebastian Vettel memperpanjang kontraknya dengan Red Bull sampai akhir 2014.[45] Musim 2011 Red Bull melanjutkan penampilan apiknya dengan memenangi dua balapan pembuka musim di Australia[46] dan Malaysia melalui Sebastian Vettel.[47] Infiniti juga mulai mensponsori Red Bull. Uang sponsor yang dibawa Infiniti dikabarkan menutup harga yang harus dibayar Red Bull kepada Renault, yang masih menyuplai mesin kepada tim ini untuk 2011 sampai 2013,[48] sehingga Red Bull menerima mesin "gratis".[49] Vettel kemudian berhasil meraih tiga kemenangan beruntun di Turki, Spanyol dan Monako sebelum ia berhasil di kalahkan Jenson Button di Kanada. Vettel pun kembali ke jalur kemenangan di Eropa yang disusul oleh "krisis kemenangan" selama tiga seri berturut-turut dan kembali berhasil memenangi lomba di Belgia. Lewat kemenangannya di Belgia, Vettel berhasil melewati catatan poinnya di musim 2010 (256 poin) dengan 259 poin. Ia pun kembali menang di Italia yang juga menjadi kemenangan perdana mesin Renault sejak tahun 1995 dan di Singapura. Vettel pun resmi menjadi juara dunia ganda termuda dalam sejarah F1 setelah ia finish di P3 di Jepang. Red Bull pun mengunci gelar juara dunia konstruktor di Korea lewat kemenangan dominan yang lagi-lagi diberikan oleh Sebastian Vettel.

2012

Untuk musim 2012, Sebastian Vettel dan Mark Webber masih membalap untuk Red Bull sejak tiga tahun terakhir. Webber menandatangani perpanjangan kontrak selama satu tahun, sedangkan Vettel melanjutkan kontrak multi-tahunnya, yang berakhir pada 2014.[50][51] Vettel memenangkan gelar juara dunianya untuk ketiga kalinya yang berturut-turut pada 2012, membuatnya Juara Dunia tiga kali yang paling muda, mengalahkan Ayrton Senna.[52]

2013
 
Vettel tidak tunduk terhadap perintah tim dan secara kontroversial mendahului Webber di Grand Prix Malaysia 2013.

Red Bull Racing berganti nama menjadi Infiniti Red Bull Racing untuk musim 2013 setelah pengumuman bahwa merek otomotif premium Infiniti menjadi sponsor utama dan Vehicle Performance Partner (Mitra Performa Kendaraan) Red Bull.[53][54] Infiniti Red Bull tetap mempertahankan Sebastian Vettel and Mark Webber untuk 5 musim berturut-turut. Seperti dengan musim 2012, Webber dikontrak dengan durasi satu tahun sementara Vettel masih dengan kontrak multi tahunnya.[55][45]

Di Grand Prix Italia, Vettel mengamankan pole position ke-50 untuk Red Bull, dan kemenangan GP yang ke-40. Di Grand Prix India, Vettel meraih gelar Kejuaraan Pembalapnya yang keempat, dan membantu mengamankan gelar Juara Konstruktor untuk Infiniti Red Bull Racing untuk keempat kalinya yang berturu-turut.

2014

Infiniti Red Bull mengawali musim dengan Juara Dunia bertahan Sebastian Vettel dan Daniel Ricciardo, yang menggantikan Mark Webber setelah ia mengumumkan pada 2013 bahwa ia akan pindah ke Kejuaraan Ketahanan Dunia dengan tim Porsche untuk 2014.

2015

 
Kvyat dan Ricciardo di Grand Prix Malaysia.

Daniel Ricciardo masih membalap untuk Red Bull. Di Grand Prix Jepang musim sebelumnya, tim tersebut mengumumkan Vettel akan meninggalkan tim pada akhir musim 2014. Ia digantikan Daniil Kvyat untuk musim 2015, yang sebelumnya sudah satu tahun berada di tim junior Red Bull Toro Rosso.[56][57]

Pada akhir musim, Red Bull berada di posisi ke-4 dengan 187 poin,[58] sementara Kvyat berada di posisi ke-7 (95 poin)[59] dan Ricciardo di posisi ke-8 (92 poin).[60]

2016–2018: Mesin Renault dengan merek TAG Heuer

2016

Untuk 2016, Red Bull Racing menggunakan mesin Renault yang dinamai TAG Heuer[61] karena perceraian umum mereka dengan Renault pada 2015. Infiniti juga tidak lagi menjadi sponsor utama karena perpisahan dengan Renault tersebut. Red Bull mengumumkan pada 17 Maret 2016, sehari sebelum Grand Prix Australia, bahwa mereka sudah membentuk sebuah kemitraaan teknologi dengan Aston Martin.[62]

dalam Grand Prix Tiongkok, Red Bull memperoleh podium pertama musim ini dengan Daniil Kvyat finis di posisi ke-3 dibelakang Sebastian Vettel dan Nico Rosberg.

Daniil Kvyat dan Max Verstappen bertukar tempat sebelum Grand Prix Spanyol, dengan Verstappen naik ke Red Bull Racing dan Kvyat kembali ke Toro Rosso. Verstappen akhirnya memenangkan Grand Prix tersebut, dan menjadi pemenang Grand Prix termuda.[63][64]

 
Bersama-sama, Verstappen dan Ricciardo memenangkan 2 balapan dengan Red Bull RB12.

2016 adalah musim yang lebih baik bagi Red Bull Racing dibandingkan 2015, apalagi setelah Max Verstappen menggantikan Daniil Kvyat. Ini mungkin disebabkan karena Daniel Ricciardo lebih banyak didorong Verstappen daripada Kvyat, Ricciardo menyatakan ia belajar banyak dari teknik balapan Verstappen.[65] Red Bull kemudian memperoleh banyak dengan Max Verstappen di Austria dan Silverstone, dengan Ricciardo di Monako, Budapest dan di Singapura, dengan Verstappen dan Ricciardo bersama-sama naik podium di Jerman dan Malaysia. Daniel Ricciardo mendapat kemenangan kariernya yang ke-4 di Malaysia setelah kegagalan mesin Lewis Hamilton. Verstappen tidak dapat finis di posisi yang lebih tinggi karena sebuah insiden di awal balapan di antara Vettel dan Rosberg, yang menyebabkan Verstappen menyebut Vettel 'gila'.[66] Ini merupakan insiden pertama antara Vettel dan Verstappen setelah insiden di Grand Prix Belgia, yang berakhir dengan Max gagal menyelesaikan balapan dimana ia mulai dari baris terdepan.[67]

Di Grand Prix Brazil Verstappen turun ke posisi 14 setelah berganti ban basah. Ia kemudian mendahului 11 mobil dalam 16 lap tersisa dan naik podium di posisi ketiga.[68]

Red Bull Racing berada di posisi ke-2 di klasemen Kejuaraan Konstruktor musim itu, dengan Daniel Ricciardo berada di posisi ke-3 di Kejuaraan Pembalap.

2017

Pada 2017, Red Bull Racing mempertahankan pembalap dari 2016 dan masih menggunakan mesin Renault yang dinamai TAG Heuer. Di balapan pertama di Australia, Ricciardo keluar dari balapan pada lap 25, dalam sebuah akhir pekan penuh masalah baginya, sedangkan Verstappen finis di posisi ke-5.

Verstappen mengalami sejumlah masalah pada mesinnya, ia keluar terpaksa tiga kali dari balapan karena mesin tersebut dan satu karena masalah kelistrikan di Grand Prix Kanada. Ia juga terlibat dalam 3 tabrakan di lap pertama yang berakhir dalam DNF.

Red Bull memenangkan tiga balapan di 2017; Ricciardo memenangkan Grand Prix Azerbaijan setelah memulai dari posisi ke-10, sedangkan Verstappen memenangkan Grand Prix Malaysia dan Grand Prix Meksiko. Verstappen dan Ricciardo juga finis di kedua dan ketiga di Grand Prix Jepang. Di Kejuaraan Pembalap, Ricciardo finis di posisi kelima dengan 200 poin dan Verstappen keenam dengan 168 poin. Tim Red Bull Racing berada di posisi ketiga di Kejuaraan Konstruktor dengan 368 poin.

2018

 
Max Verstappen di Grand Prix Amerika Serikat.

Verstappen dan Ricciardo masih membalap untuk Red Bull untuk musim 2018. Pada 25 September 2017, diumumkan bahwa Aston Martin akan menjadi sponsor utama Red Bull Racing.[69][70]

Kedua pembalap Red Bull tidak menyelesaikan balapan di Grand Prix Bahrain; Ricciardo mundur di lap 2 karena masalah kelistrikan, sementara Verstappen mundur dua lap kemudian.[71] Ricciardo kemudian meraih kemenangan pertama tim musim ini pada balapan berikutnya, Grand Prix Tiongkok, setelah mendapat posisi ke-6.[72][73] Selama Grand Prix Azerbaijan, kedua pembalap saling bertabrakan di Tikungan 1.[74] Tim meraih podium dengan Verstappen, selama Grand Prix Spanyol mengamankan tempat ke-3, sementara Ricciardo mencapai tempat ke-5. Di Grand Prix Monako, Red Bull memiliki mobil yang dominan karena pengaturan down-force tinggi yang sangat efisien. Ricciardo mencetak pole position dan memenangkan balapan, tetapi meskipun mengalami masalah mesin yang membuatnya kehilangan tenaga, dia akhirnya menang.[75][76] Sementara itu, Verstappen DNF saat sesi latihan bebas ketiga dan memulai dari posisi terakhir, menyelesaikan balapan di posisi ke-9. Balapan ini sekaligus mengakhiri rentetan insiden yang menimpa Verstappen. Monako juga menjadi balapan terakhir di mana Daniel Ricciardo naik podium bersama Red Bull, dengan dia berpisah dengan tim dan bergabung dengan tim rival Renault di akhir musim.

Di paruh kedua musim 2018, Red Bull mendapat podium yang konsisten, dengan Verstappen memenangkan balapan kandang Red Bull di Red Bull Ring di Grand Prix Austria. Verstappen mencetak 6 dari 8 kemungkinan podium, dan merupakan pembalap yang mencetak poin terbanyak setelah Juara Dunia 2018 Lewis Hamilton. Ricciardo mengalami banyak masalah mekanis dan pensiun selama paruh kedua musim, dengan 7 pensiun secara total dan tidak ada podium setelah enam balapan pertama menjelang akhir musim. Verstappen memenangkan Grand Prix Meksiko dari posisi kedua setelah pole position diraih oleh rekan setimnya, menjadikannya lock-out baris depan pertama Red Bull di era turbo-hybrid.

Verstappen juga berpotensi mencetak kemenangan beruntun di Grand Prix Brasil, tetapi ia ditabrak Esteban Ocon ketika ia mencoba untuk mendahului Verstappen, membuatnya kehilangan kemenangan. Setelah balapan, para pembalap tersebut berkelahi, mengakibatkan layanan publik selama 2 hari untuk Verstappen, yang diselesaikannya pada 9 Februari 2019.[77] Ricciardo yang keluar dari balapan beberapa kali mengakibatkan hilangnya poin-poin penting baik untuk Red Bull dan dirinya sendiri di Kejuaraan Pembalap dan Konstruktor.

Verstappen menyelesaikan musim 2018 di posisi ke-4, hanya 3 poin di belakang Kimi Räikkönen.[78] Sementara Daniel Ricciardo menyelesaikan musim di posisi ke-6, di belakang Valtteri Bottas.[79] Red Bull menyelesaikan musim di posisi ke-3 di belakang Mercedes dan Ferrari.[80][81]

2019–2021: Mesin Honda

2019

 
Max Verstappen di GP Italia 2019

Sebelum Grand Prix Prancis 2018, Red Bull Racing mengkonfirmasi bahwa mereka akan menggunakan mesin Honda dari 2019 sampai 2020, menandatangani kontrak dua tahun, dan menyudahi kemitraan 12 tahun mereka dengan Renault.[82]

Pada 3 Agustus 2018, diumumkan Ricciardo akan keluar dari tim di akhir musim untuk bergabung dengan Renault, dengan kontrak dua tahun.[83] Pierre Gasly naik dari Toro Rosso untuk menggantikan Ricciardo.[84]

Pada 12 Agustus 2019, Diumumkan bahwa Alex Albon akan naik dari Toro Rosso ke Red Bull Racing untuk sisa musim 2019, menggantikan Gasly, yang diturunkan kembali ke Toro Rosso.[85]

2020

Max Verstappen dan Alex Albon masih menjadi pembalap untuk Red Bull untuk musim 2020. Alex Albon mendapat podium Formula Satu pertamanya di Grand Prix Toskana.

Lanjutan Kerjasama dengan Honda sampai 2025

2022

Setelah kemunduran Honda dari Formula Satu setelah 2021, sebuah pembekuan pengembangan mesin yang dilobi Red Bull memungkinkan mereka menandatangani kesepakatan dengan Honda untuk menggunakan mesin mereka sampai akhir 2024.[86] Untuk mengelola mesin, Red Bull mendirikan sebuah perusahaan bernama Red Bull Powertrains Limited dan mengambil alih fasilitas Honda di Milton Keynes.[87][88] Meskipun mereka mundur, Honda akan terus mengembangkan dan membuat mesin untuk musim 2022 – yang akan digunakan sampai akhir 2024 – dan membantu Red Bull.[89][90] Honda kemudian memperpanjang perjanjian suplai mesin untuk Red Bull sampai 2025, atau sampai regulasi mesin saat ini berakhir.[6]

Rekor Pit Stop

Per Januari 2022, Red Bull memiliki rekor pit stop tercepat dengan catatan waktu 1.82 detik. Rekor ini diperoleh Red Bull di Grand Prix F1 Brasil 2019.[91]

Struktur tim

Personil saat ini

Nama Posisi
  Dietrich Mateschitz Presiden Red Bull GmbH.
  Helmut Marko Direktur tim
  Christian Horner Team principal
  Adrian Newey Kepala desain
  Peter Prodromou Staf ahli aerodinamika
  Rob Marshall Staf ahli aerodinamika
  David Coulthard Konsultan balap
  Sergio Pérez Pembalap
  Max Verstappen Pembalap
  Alexander Albon Pembalap uji

Mantan personel tim

Nama Posisi dalam tim
  Tony Purnell Team principal
  David Pitchforth Manajer tim
  Gunther Steiner Direktur teknik
  Keith Saunt Staf ahli aerodinamika
  Mark Smith Direktur teknik
  Neil Martin Pakar strategi
  Geoff Willis Direktur teknik
  Rob Taylor Staf ahli aerodinamika

Pembalap-pembalap terkenal

Nama Periode Catatan
  David Coulthard 2005-2008 Masih menetap di tim sebagai konsultan
  Christian Klien 2005-2006
  Vitantonio Liuzzi 2005-2006
  Robert Doornbos 2006
  Mark Webber 2007-2013
  Sebastian Vettel 2009-2014 Juara dunia musim 2010 dan 2013

Informasi korporat

Citra dan pemasaran

 
Kios cenderamata Red Bull di Indianapolis 2005.

RBR (bersama saudaranya STR) merupakan dua tim F1 yang paling getol dan gencar mempromosikan image muda dan menyenangkan untuk Formula 1. Image ini sebelumnya dimiliki oleh tim Jordan Grand Prix, sayang Jordan tidak mampu mempertahankan image ini seiring makin berkurangnya sponsorhip yang masuk hingga akhirnya membuat tim tersebut dijual pada Alex Shnaider/Michiel Mol/Vijay Mallya.[92] Salah satu upaya Red Bull dalam mempromosikan F1 dengan lebih baik lagi adalah dengan menerbitkan The Red Bulletin, sebuah majalah F1 yang khusus diterbitkan di kalangan paddock (lihat di bawah).

Pada GP Monako 2006, RBR mempromosikan film Superman Returns, sebelumnya di musim 2005 mereka juga menjadi bagian promosi dari film Star Wars: Episode III. Kegembiraan menjadi sangat meriah di paddock RBR, terutama bagi para personel film Superman Returns, saat Coulthard finish di posisi ketiga, dan ketika seremonial podium berlangsung, DC mengenakan jubah Superman di podium.[93]

Pengarang desain font dari logo terkenal Red Bull dari HSABAD (Half Side Asian Brand Autentik Designer) yg merupakan kolaborasi INA-AUS di tahun 1996-1999 sekaligus tentang pencipta wacana the first pumptrack itu dan sekarang bermarkas di AUSIANA ROOM PAGE GALERI mereka adalah team work original merchandise resmi di Red Bull.

Pembinaan pembalap muda

Red Bull Junior Team

Red Bull Junior Team merupakan sebuah program pencarian pembalap muda untuk turun di ajang balap mobil roda terbuka. Ide ini pertama kali terbentuk pada musim 2001, dan telah sukses melahirkan banyak pembalap yang masuk ke ajang Formula 1. Christian Klien dari Austria menjadi pembalap pertama dari program ini yang berhasil masuk F1 pada tahun 2004. Sementara Sebastian Vettel menjadi pembalap pertama dari program ini yang berhasil memenangi balapan F1 di GP Italia 2008. Selain itu dalam perjalanannya, program ini juga telah sukses meluluskan beberapa pembalap ke ajang F1 di antaranya: Enrique Bernoldi, Narain Karthikeyan, Patrick Friesacher dan Karun Chandhok.

Dengan adanya dua tim binaan Red Bull di Formula 1 yaitu Red Bull Racing (sebelumnya Jaguar Racing di 2004) dan Scuderia Toro Rosso (sebelumnya Minardi di 2005) maka Red Bull bisa memasukkan pembalap-pembalap muda binaan mereka ke salah satu tim tersebut.[94] Efek negatifnya, jika si pembalap gagal menunjukan prestasi baik saat masuk ke F1, maka dengan cepat Red Bull memutuskan dukungan mereka untuk pembalap tersebut, seperti yang sudah dialami oleh Christian Klien di pertengahan 2006 dan Scott Speed di pertengahan 2007.[95]

Red Bull Driver Search

Red Bull Driver Search merupakan sebuah program yang mirip dengan Red Bull Junior Team, namun dikhususkan untuk pembalap-pembalap muda yang berada di Amerika Serikat.[9] Program ini dijalankan Red Bull dari tahun 2002 sampai 2005, dan hanya menghasilkan satu lulusan saja yaitu Scott Speed.[96]

Pada awal pembelian tim Red Bull Racing di awal 2005, pemilik tim yang juga pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz sempat berencana untuk membuat Red Bull Racing sebagai salah satu tim untuk pembalap-pembalap asal Amerika Serikat. Namun seiring waktu dan susahnya mencari bibit-bibit pembalap muda yang mau turun di arena F1, Mateschitz kemudian memindahkan rencananya tersebut ke tim Scuderia Toro Rosso yang ia beli di akhir 2005. Rencana Mateschitz ini akhirnya gagal total di musim 2008 dan RBR/STR akhirnya memutuskan untuk kembali ke cara tradisional F1 yaitu mempertahankan habitat asal pembalap dari kawasan Eropa.

Lain-lain

Scuderia AlphaTauri

Musim gugur 2005, Red Bull mengumumkan bahwa mereka telah membeli tim Minardi dan kemudian mengubah namanya menjadi Scuderia Toro Rosso (bahasa Italia untuk Team Red Bull) mulai musim 2006. STR beroperasi sebagai tim terpisah dengan markasnya di Italia, tetapi baik RBR maupun STR saling berbagi data teknologi dan pengembangan mobil. Musim 2006 STR menggunakan sasis bekas RBR yaitu Red Bull RB1 dengan mesin V10 terbatas. Mulai musim 2007 kalangan paddock curiga bahwa RBR dan STR menggunakan sasis yang sama dan sesuai peraturan Formula 1 hal itu adalah terlarang, meskipun kemudian RBR membantah bahwa mereka membagi data sasis dengan STR.[97] Tim STR juga bisa disebut sebagai tim B dari RBR. Mulai musim 2010, STR akhirnya menjadi tim independen dengan pengerjaan sasisnya yang sepenuhnya in-house di markas mereka di Faenza, Italia.[98]

Musim 2006 STR memasang pembalap Vitantonio Liuzzi dan Scott Speed. Liuzzi juga sebelumnya pernah membalap paruh waktu bagi RBR di musim 2005. Untuk musim 2007 Liuzzi berpasangan dengan Speed sebelum di tengah musim digantikan oleh Sebastian Vettel. Untuk 2008 juara dunia Champ Car 4 kali Sebastien Bourdais masuk ke STR berpasangan dengan Vettel. Sejarah tercatat di Italia 2008 saat Sebastian Vettel berhasil meraih pole position dan kemenangan balapan. Artinya STR meraih kemenangan terlebih dahulu ketimbang RBR, dan atas hasil inilah Vettel kemudian dipromosikan ke tim RBR mulai musim 2009.

Pada 2020, Tim ini berubah nama menjadi Scuderia AlphaTauri.

The Red Bulletin

The Red Bulletin merupakan sebuah majalah intern dari Red Bull, yang pada awalnya diterbitkan sebagai majalah khusus F1 di paddock. Pada awal kemunculannya, isi dari majalah ini terkesan nyeleneh, dan kebanyakkan mengundang tawa, sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan Red Bull Racing di ajang F1.[99] Majalah ini dibagikan secara gratis kepada seluruh awak paddock di musim 2005-2007. Memasuki 2009, format isi dari majalah ini berubah bukan saja hanya berisi tentang F1, melainkan tentang seluruh kegiatan olahraga yang didukung oleh Red Bull. Majalah ini juga bisa diakses secara online lewat situs mereka di www.redbulletin.com

Red Bull X2010

Red Bull X2010, tadinya dinamai Red Bull X1, adalah sebuah mobil fiktif yang berada di permainan mobil Assetto Corsa, Gran Turismo 5, Gran Turismo 6, dan Gran Turismo Sport. Mobil prototipe ini dibuat untuk menjawab pertanyaan Kazanori Yamauchi: "Kalau anda membuat mobil yang paling cepat di darat, yang tidak memperdulikan semua peraturan dan regulasi, seperti apa mobil itu, dan bagaimana performanya, dan bagaimana rasanya untuk mengemudikannya?" Mobil ini didesain Adrian Newey bersama dengan Yamauchi.[100]

Referensi

  1. ^ "Red Bull names new F1 tech chief". Motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 March 2018. 
  2. ^ "Red Bull extend Renault contract". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). 9 September 2011. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  3. ^ Cooper, Adam (4 Desember 2018). "TAG Heuer extends Red Bull F1 deal despite 2019 Honda engine deal". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  4. ^ "2019 Red Bull Racing F1 car revealed, fires up Honda engine at Silverstone". Motor Authority (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  5. ^ Pryson, Mike (15 Februari 2021). "Red Bull F1 Forms Powertrain Company, Will Keep Honda Technology". Autoweek (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  6. ^ a b Cooper, Adam; Fischer, Norman (28 Januari 2022). "Honda Suplai Mesin Red Bull hingga F1 2025". id.motorsport.com. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  7. ^ "Jaguar quits Formula One". BBC Sport. 2004-09-17. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  8. ^ "Red Bull snaps up Jaguar F1 team". BBC Sport. 2004-11-15. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  9. ^ a b "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-06-27. Diakses tanggal 2011-05-03. 
  10. ^ formula1.com – 2005 official team standings
  11. ^ formula1.com – 2005 official driver standings
  12. ^ "Newey makes shock Red Bull move". BBC Sport. 2005-11-05. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-11. Diakses tanggal 2006-04-05. 
  14. ^ "Red Bull drive for Ammermüller" Formula1.com. Retrieved 26 September 2006
  15. ^ "F1 Rejects > Monaco 2006 Race Report" Diarsipkan 2006-08-30 di Wayback Machine. F1 Rejects.com Retrieved 3 October 2006
  16. ^ "Red Bull sign Coulthard & Webber". London: BBC SPORT. 7 August 2006. 
  17. ^ "BBC SPORT | Motorsport | Formula One | Red Bull to be Renault powered". BBC News. 2006-10-31. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  18. ^ "Geoff Willis joins Red Bull Technology". grandprix.com. 2007-07-17. Diakses tanggal 2007-07-18. 
  19. ^ "European Grand Prix 2007 facts and statistics". F1Fanatic. Diakses tanggal 2007-07-23. 
  20. ^ "Captured image from the race on sunday" (dalam bahasa Japanese). Formula One Administration. 2007-09-30. Diakses tanggal 2007-09-30. 
  21. ^ 2007 FIA Formula One World Championship Classifications
  22. ^ formula1.com – 2007 official team standings
  23. ^ "Report from 2008 Canadian Grand Prix". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-04. Diakses tanggal 2011-05-03. 
  24. ^ "VETTEL MAKES HISTORY IN TAKING POLE AT ITALIAN GRAND PRIX". TSN. 2008-09-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-08. Diakses tanggal 2008-09-13. 
  25. ^ "VETTEL MAKES HISTORY WITH ITALIAN GRAND PRIX WIN". TSN. 2008-09-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-09. Diakses tanggal 2008-09-14. 
  26. ^ "Coulthard announces retirement from F1". autosport.com. 3 July 2008. Diakses tanggal 3 July 2008. 
  27. ^ "Sebastian Vettel to join Red Bull for 2009". formula1.com. 2008-07-17. Diakses tanggal 2008-07-17. 
  28. ^ "Red Bull extend Webber's contract". Autosport.com. Haymarket Publications. 2008-07-03. Diakses tanggal 2009-03-17. 
  29. ^ "RB5". redbullf1.com. 2009-02-09. Diakses tanggal 2009-02-09. 
  30. ^ Sebastian Vettel: "Saya minta maaf pak!" Diarsipkan 2012-10-12 di Wayback Machine., grandprix.com
  31. ^ "Vettel gets grid penalty for Malaysia". autosport.com. Diakses tanggal 2009-03-31. 
  32. ^ "Vettel seals first Red Bull win". BBC Sport. 2009-04-19. Diakses tanggal 2009-04-20. 
  33. ^ Official results at Formula1.com
  34. ^ "Webber battles to maiden F1 win". BBC Sport. 2009-07-12. Diakses tanggal 2009-07-13. 
  35. ^ "Vettel wins as Button grabs point". BBC News. 2009-10-04. Diakses tanggal 2010-04-23. 
  36. ^ Carline, Peter (2009-10-18). "Brazilian Grand Prix: Jenson Button seals world title with brilliant drive". Daily Mail. London. Diakses tanggal 2009-10-22. 
  37. ^ "Vettel wins as Hamilton drops out". BBC Sport. 2009-11-01. Diakses tanggal 2009-11-02. 
  38. ^ formula1.com – 2009 official team standings
  39. ^ "2009 FIA Formula One World Championship Classifications as archived at www.webcitation.org on 6 December 2009". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-05. Diakses tanggal 2009-12-05. 
  40. ^ "Formula 1™ – The Official F1™ Website". Formula1.com. 2010-05-16. Diakses tanggal 2010-06-26. 
  41. ^ "Red Bull collision 'not ideal' says Mark Webber". The Daily Telegraph. Telegraph Media Group. 2010-05-30. Diakses tanggal 2010-06-05. 
  42. ^ Rae, Richard (2010-08-29). "Lewis Hamilton wins incident-packed Belgian Grand Prix". BBC Sport. BBC. Diakses tanggal 2010-08-29. 
  43. ^ "Sebastian Vettel wins Formula One world championship in Abu Dhabi". The Guardian. Guardian Media Group. 14 November 2010. Diakses tanggal 15 November 2010. 
  44. ^ Cary, Tom (14 November 2010). "Red Bull's Sebastian Vettel is crowned Formula One world champion". The Daily Telegraph. Yas Marina Circuit, Abu Dhabi: Telegraph Media Group. Diakses tanggal 15 November 2010. 
  45. ^ a b "Sebastian Vettel signs contract with Red Bull until 2014". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 14 Maret 2011. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  46. ^ Update Finis: Vettel Menang Diarsipkan 2011-09-07 di Wayback Machine., BolaNews
  47. ^ Vettel Menang Lagi, detik.com
  48. ^ "Red Bull Racing and Renault announce new agreement". renaultsportf1.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  49. ^ Benson, Andrew (1 Maret 2011). "Red Bull boosted by Infiniti deal" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  50. ^ "Webber signs with Red Bull for 2012". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). 27 Agustus 2011. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  51. ^ "Webber re-signs with Red Bull for 2012". formula1.com (dalam bahasa Inggris). 27 Agustus 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Oktober 2011. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  52. ^ Benson, Andrew (25 November 2012). "Vettel takes third F1 world title". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  53. ^ "Infiniti to become Red Bull title sponsor". formula1.com. 25 November 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2012. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  54. ^ Joseph, Seb (26 November 2012). "Red Bull F1 team names Infiniti title sponsor". Marketing Week (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  55. ^ "Mark Webber confirmed as Red Bull driver for 2013 F1 season". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 10 Juli 2012. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  56. ^ Collantine, Keith (4 Oktober 2014). "Vettel to leave Red Bull, Kvyat to take his place · RaceFans". RaceFans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 30 Januari 2022. 
  57. ^ "Sebastian Vettel leaves Red Bull, Horner says 'Ferrari have made him an attractive offer'". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). 4 Oktober 2014. Diakses tanggal 30 Januari 2022. 
  58. ^ "2015 Constructor Standings: Red Bull Racing Renault". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 30 Januari 2022. 
  59. ^ "Daniil Kvyat in 2015". Formula 1 Statistics (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 30 Januari 2022. 
  60. ^ "Daniel Ricciardo in 2015". Formula 1 Statistics (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 30 Januari 2022. 
  61. ^ "Red Bull to run TAG Heuer-badged Renault engines in 2016". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). 4 Desember 2015. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  62. ^ Baretto, Lawrence; Rencken, Dieter (17 Maret 2016). "Aston Martin makes return to Formula 1 with Red Bull tie-up". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  63. ^ "Max Verstappen replaces demoted Daniil Kvyat at Red Bull". USA TODAY (dalam bahasa Inggris). 5 Mei 2016. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  64. ^ Cooper, Adam (15 Mei 2016). "Max Verstappen wins Spanish Grand Prix for Red Bull F1 just days after promotion". Autoweek (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  65. ^ Lewin, Andrew (26 September 2016). "Ricciardo learning from Verstappen's driving techniques". F1i.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  66. ^ Elizade, Pablo (2 Oktober 2016). "Verstappen hits out at "ridiculous" Vettel move". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  67. ^ "Max Verstappen hits out at Kimi Raikkonen and Sebastian Vettel after Belgian GP". Sky Sports (dalam bahasa Inggris). 5 September 2016. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  68. ^ Weaver, Paul (14 November 2016). "Max Verstappen's drive made Brazilian Grand Prix the greatest spectacle of 2016 | Paul Weaver". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  69. ^ "Aston Martin to become Red Bull title sponsor in 2018". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). 25 September 2017. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  70. ^ Barretto, Lawrence (25 September 2017). "Aston Martin named as Red Bull's F1 2018 title sponsor". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  71. ^ "Red Bull gets unwanted Bahrain GP double as both cars retire". USA TODAY (dalam bahasa Inggris). 8 April 2018. Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  72. ^ Dale, Will (14 April 2018). "F1: Daniel Ricciardo qualifies sixth for Chinese Grand Prix after crew's 'herculean' engine change". Fox Sports (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  73. ^ Noble, Jonathan (18 April 2020). "Ricciardo's victory and more reaction from F1's 2018 Chinese GP". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  74. ^ Baldwin, Adam (29 April 2018). "Sorry Red Bull drivers reprimanded after Baku crash". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  75. ^ Collantine, Keith (26 Mei 2018). "Ricciardo dominates qualifying in Monaco for second pole position · RaceFans". RaceFans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  76. ^ Richards, Giles (27 Mei 2018). "Daniel Ricciardo keeps cool in stricken car to win Monaco Grand Prix". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  77. ^ Horton, Philip (10 Februari 2019). "Max Verstappen completes Brazilian GP public service penalty". www.autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  78. ^ "Max Verstappen in 2018". Formula 1 Statistics (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  79. ^ "Daniel Ricciardo in 2018". Formula 1 Statistics (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  80. ^ "2018 Driver Standings". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  81. ^ "2018 Constructor Standings". Formula 1® - The Official F1® Website (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29 Januari 2022. 
  82. ^ Collantine, Keith (19 Juni 2018). "Red Bull confirms switch to Honda power for 2019 · RaceFans". RaceFans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  83. ^ "Ricciardo leaving Red Bull for Renault". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). 3 Agustus 2019. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  84. ^ Saunders, Nate (20 Agustus 2018). "Red Bull confirms Gasly will replace Ricciardo in 2019". ESPN.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  85. ^ Gill, Pete (12 Agustus 2019). "Red Bull drop Pierre Gasly and promote Alex Albon". Sky Sports (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  86. ^ "Red Bull To Take On Honda F1 Power Unit Technology From 2022". www.redbullracing.com (dalam bahasa Inggris). 15 Februari 2021. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  87. ^ "Red Bull agree deal to run Honda engine technology until 2025 | Formula 1®". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). 15 Februari 2021. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  88. ^ Mitchell, Scott (15 Februari 2021). "Red Bull seals Honda F1 engine takeover with new company". The Race (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  89. ^ Mitchell, Scott (15 Februari 2021). "Honda will develop up-to-date Red Bull engine for 2022". The Race (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  90. ^ Smith, Luke (3 Juli 2021). "Honda's Sakura facility will supply Red Bull F1 engines in 2022". www.motorsport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  91. ^ "Fastest Formula One Pit Stop". Guinness World Records (dalam bahasa Inggris). 17 November 2019. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  92. ^ Close (2005-02-28). "Got wings? | Sport | The Guardian". London: Sport.guardian.co.uk. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  93. ^ Staff (2006-05-28). "Coulthard is Red Bull's superman". Formula One. Diakses tanggal 2006-10-04. 
  94. ^ BBC SPORT – Red Bull swoop for Minardi deal
  95. ^ "U.S. driver Scott Speed dropped by Toro Rosso, replaced by Sebastian Vettel". Associated Press. 31 July 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-29. Diakses tanggal 2008-07-21. 
  96. ^ Red Bull Driver Search (official website), 2002 History. http://www.redbulldriversearch.com/history.php?view=2002
  97. ^ Noble, Jonathan (2007-01-03). "Berger confident STR2 will get green light". autosport.com. Haymarket Publications. Diakses tanggal 2009-04-28. 
  98. ^ "First own-design for Toro Rosso". gpupdate.net. GPUpdate. 2010-02-01. Diakses tanggal 2010-03-17. 
  99. ^ http://uk.redbulletin.com/articles/a_dose_of_reality/[pranala nonaktif permanen] The Red Bulletin website
  100. ^ Greer, Jordan (18 Oktober 2010). "Gran Turismo 5's Red Bull X1 Prototype Revealed (w/Specs!)". GTPlanet (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Januari 2022. 

Pranala luar