Ficus
Ficus (genus) | |
---|---|
Pohon ara sycamore, Ficus sycomorus | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Tribus: | Ficeae[1] |
Genus: | Ficus |
Spesies | |
Sekitar 850 |
Ficus (/ˈfɪkʊs/[2]) adalah genus tumbuh-tumbuhan yang secara alamiah tumbuh di daerah tropis dengan sejumlah spesies hidup di zona ugahari. Terdiri dari sekitar 850 spesies, jenis-jenis Ficus ini dapat berupa pohon kayu, semak, tumbuhan menjalar dan epifit serta hemi-epifit dalam familia Moraceae. Secara umum jenis-jenisnya dikenal sebagai ara, pohon ara atau kayu ara (Mink. kayu aro; Sd. ki ara; bahasa Inggris: fig trees atau figs). Pohon tin (Common Fig; Ficus carica) adalah spesies yang banyak ditemukan di daerah Asia Barat Daya, Timur Tengah dan sekitar Laut Tengah (dari Afganistan sampai Portugal), dan dibudidayakan sejak zaman purba karena buahnya. Buah yang dihasilkan kebanyakan spesies dapat dimakan, meskipun hanya mempunyai nilai ekonomi lokal. Namun, buah-buah ini umumnya merupakan sumber makanan yang penting bagi banyak hewan liar. Pohon-pohon ara juga berperan penting dalam kebudayaan baik karena nilai religinya, seperti halnya pohon beringin (F. benjamina) dan pohon bodhi (F. religiosa), maupun karena banyak kegunaan praktis yang dihasilkannya.
Deskripsi
Ara (Ficus) kebanyakan berupa tumbuhan tropis yang hijau sepanjang tahun dan menghuni berbagai relung ekologi, namun beberapa spesies yang menggugurkan daun tumbuh terbatas di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi.[3] Jenis-jenis ara dikenali dari perbungaannya yang unik dan pola penyerbukannya (en:pollination syndrome) yang khas, yang melibatkan sejenis tawon dari familia Agaonidae untuk menyerbuki bunga-bunganya yang tertutup.
Identifikasi jenis dari banyak spesiesnya agak sukar dilakukan, akan tetapi sebagai suatu kelompok, ara relatif mudah terbedakan dari jenis-jenis tumbuhan lainnya.[4] Banyak di antaranya yang memiliki akar gantung atau akar udara, bentuk perawakan yang khas; serta bentuk buah yang unik, yang membedakan kelompok ini dari tetumbuhan yang lain. Buah ara sebetulnya adalah karangan bunga tertutup yang dikenal sebagai bunga periuk (syconium); disebut demikian karena bentuknya menyerupai periuk tertutup atau hampir tertutup, di mana pada dinding dalamnya berjejal-jejal kuntum-kuntum bunga ara yang berukuran amat kecil. Kelak, jika bunga-bunga ini telah berkembang menjadi buah, dengan ukuran yang sama kecilnya, barulah tepat dapat disebut sebagai buah, meskipun juga hanya buah semu.
Ciri-ciri vegetatif ara yang cukup khas, di antaranya, adalah adanya getah (lateks) putih hingga kekuningan, beberapa jenisnya dengan jumlah yang melimpah, yang keluar apabila bagian-bagian tumbuhan ara ini dilukai. Kuncup daunnya di ujung ranting terlindungi oleh sepasang daun penumpu yang lekas rontok, meninggalkan bekas berupa cincin di buku-buku rantingnya. Serta, tulang daun lateral yang pertama cenderung lurus dan menyudut terhadap ibu tulang daun di bagian pangkal daun; membentuk pola tiga-cabang (tri-veined) yang khas. Getah putih dan sepasang daun penumpu yang meninggalkan bekas cincin juga merupakan ciri suku Moraceae.
Ekologi dan kegunaan
Buah ara merupakan sumber makanan penting bagi sejumlah hewan pemakan buah (frugivora), termasuk kelelawar buah (Megabat; fruit bats), monyet kapusin, monyet langur (Colobinae) dan lain-lain. Dengan demikian pohon-pohon ara merupakan spesies kunci (keystone species) di banyak ekosistem hutan hujan tropika. Terlebih lagi sangat penting untuk berjenis-jenis burung, seperti takur (Megalaimidae), punai, rangkong, perkici (Cyclopsittacini) dan merbah yang hampir sepenuhnya hidup dari buah ara pada musim buahnya. Sementara itu, banyak ulat berbagai jenis Lepidoptera yang makan daun-daun ara, misalnya beberapa spesies Euploea, Danaus chrysippus, Papilio cresphontes (kupu-kupu Giant Swallowtail), Badamia exclamationis, dan Chrysodeixis eriosoma, Choreutidae serta Copromorphidae. Larva sejenis kumbang tanduk Anoplophora chinensis, melubangi dan memakan kayu-kayuan, termasuk kayu pohon ara; kadang-kadang ia menjadi hama di perkebunan ara. Serupa dengannya, ngengat sejenis hama putih Bemisia tabaci acap didapati menjadi hama bagi ara hias yang ditanam dalam pot; hama ini kemudian tersebar ke pelbagai tempat bersama pengiriman tanaman hias ini.
Kayu pohon ara umumnya lunak dan getahnya digunakan untuk beberapa hal, termasuk untuk membuat tempat penyimpanan harta mumi di Mesir kuno. Beberapa jenis ara (terutama F. cotinifolia, F. insipida dan F. padifolia) digunakan secara tradisional di Amerika Tengah untuk membuat papel amate (Nahuatl: āmatl), yakni sejenis kertas lokal yang diproduksi sejak ratusan tahun yang silam. Mutuba (F. natalensis) digunakan untuk menghasilkan kain kulit kayu di Uganda. Pou, yang juga dikenal sebagai pohon bodhi (F. religiosa), bentuk daun-daunnya menginspirasi pola dekoratif kbach rachana di Kamboja. Sedangkan beringin india (F. benghalensis) dan rambung (F. elastica), sebagaimana juga beberapa jenis ara yang lain, digunakan dalam pengobatan herbal.
Di Indonesia, beberapa macam genus Ficus juga dipergunakan dan masuk ke dalam budaya Indonesia. Misalnya, beringin (Ficus benjamina) yang selalu ditanam dalam jumlah tertentu di alun-alun menurut tradisi Jawa. Tabat barito (Ficus deltoidea) diseduh seperti teh oleh masyarakat Gayo untuk afrodisiak. Begitu juga oleh masyarakat Sunda yang mempergunakan tumbuhan ini sebagai obat.[5] Uyah-uyahan (Ficus quercifolia) juga direbus dan air rebusannya diminum untuk mengobati kencing batu dan oleh masyarakat Bali Aga, tumbuhan ini dibalur bersamaan dengan garam untuk mengobati penyakit kulit. Ia juga dipakai untuk mengobati penyakit kembung.[6] Untuk mengobati teriris benda tajam, getah benying (Ficus fistulosa) dioles pada luka hingga kering 1-2 kali sehari. Sedangkan, di Sumba ara ditumbuk dan direbus untuk mengobati kecacingan.[7] Awar-awar (Ficus septica) digunakan pula oleh di Sumba untuk ibu yang baru saja melahirkan dan, di pihak lain, oleh masyarakat Tolaki digunakan untuk aborsi.[8]
Makna penting budaya dan agamawi
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 310 kJ (74 kcal) |
19 g | |
Gula | 16 g |
Serat pangan | 3 g |
0.3 g | |
0.8 g | |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: USDA FoodData Central |
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 1.041 kJ (249 kcal) |
64 g | |
Gula | 48 g |
Serat pangan | 10 g |
1 g | |
3 g | |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: USDA FoodData Central |
Pohon-pohon ara sangat mepengaruhi kebudayaan melalui beberapa tradisi keagamaan. Antara lain yang sangat terkenal adalah "pohon bodhi" (Pipal, Bodhi, Bo, atau Po), yang merupakan spesies Ficus religiosa, ataupun pohon beringin india dari spesies Ficus benghalensis. Tumbuhan hidup tertua yang diketahui jelas tarikh penanamannya adalah sebatang pohon bodhi Ficus religiosa yang dikenal sebagai Sri Maha Bodhi, ditanam di sebuah kuil di Anuradhapura, Sri Lanka oleh raja Tissa pada tahun 288 SM.
Hindu/Buddha
Di Asia Timur, pohon ara dianggap penting dalam Buddhisme, Hinduisme, dan Jainisme. Menurut tradisi, Buddha dikatakan mendapatkan bodhi (pencerahan) ketika bermeditasi di bawah pohon bodhi (F. religiosa).[9] Spesies yang sama disebut sebagai Ashvattha, yaitu "pohon dunia" dalam Hinduisme. Plaksa Pra-sravana disebut sebagai pohon ara yang akar-akarnya menjadi sumber Sungai Saraswati; pohon ini sering dianggap sebagai F. religiosa walaupun mungkin lebih tepat sebagai F. infectoria.
Yahudi/Kristen
Pohon ara merupakan pohon ketiga yang disebutkan di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, setelah "pohon kehidupan" dan "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat".[10] Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat untuk menutupi tubuh mereka setelah mereka tahu, bahwa mereka telanjang.[9][11]
Buah ara juga termasuk daftar makanan yang ditemukan dalam Tanah Perjanjian menurut Taurat (Ulangan 8). Yesus Kristus mengutuk sebatang pohon ara karena tidak menghasilkan buah (Markus 11:12–14).
Islam
Pohon ara adalah salah satu dari dua yang disebutkan didalam Quran, salah satu surah didalam Quran diberi nama Surah At-Tin (سوره تین) yang bermakna "pohon ara (tin)" karena diawali dengan sumpah Allah "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun" (QS. 95:1). Buah ara juga disebutkan dalam hadits sebagai buah yang menurut Nabi Muhammad turun dari surga serta dapat mengobati wasir dan encok.[9][12]
Kebudayaan lain
Pohon ara dikeramatkan dalam budaya Siprus kuno di mana dijadikan lambang kesuburan.
Sistem reproduksi buah ara
Banyak spesies ara ditanam untuk buahnya, meskipun hanya Ficus carica yang dibudidayakan secara luas untuk tujuan ini. Buah ara, penting untuk makanan dan obat tradisional, mengandung bahan laksatif, flavonoid, gula, vitamin A dan C, asam-asam dan enzim-enzim. Namun, buah ara juga dapat menyebabkan alergi kulit, dan getahnya dapat menimbulkan iritasi mata yang serius. Buah ara digolongkan sebagai "buah semu" atau "buah majemuk", di mana bunga dan biji tumbuh bersama membentuk satu massa tunggal. Genus Dorstenia, yang termasuk ke dalam familia Moraceae yang sama dengan pohon ara, mempunyai struktur bunga-bunga yang serupa dengan ara: kecil-kecil dan tertata dalam suatu dasar bunga (receptaculum), tetapi dasar bunga ini lebih kurang rata dan terbuka permukaannya.
Pengembangbiakan ara dapat dilakukan dengan melalui biji, setek, pencangkokan, atau sambung pucuk (grafting). Namun, sebagaimana halnya tanaman lain, pohon ara yang dibiakkan dari biji tidak selalu menghasilkan tanaman yang bersifat sama dengan induknya; dan karena itu teknik ini hanya dilakukan untuk tujuan pembiakan dan pemuliaan. Tergantung dari spesiesnya, setiap buah ara dapat mengandung sampai beberapa ratus bahkan beberapa ribu biji.[13]
Telah disebutkan di atas, bahwa 'buah' ara (syconium) sesungguhnya adalah bunga majemuk, di mana dasar bunga bersamanya menggulung membentuk semacam periuk (karenanya, dikenal juga sebagai bunga atau buah periuk) yang hampir tertutup sama sekali. Bunga-bunganya yang berukuran amat kecil terletak di bagian dalam, berjejal-jejal pada dinding periuk tersebut. Dengan demikian bunga-bunga ini tiada tampak dari luar, kecuali apabila bunga periuk itu dibelah. Bunga-bunga periuk ini kebanyakan bersifat hermafrodit, berisi baik bunga jantan, betina, dan bunga mandul yang membesar (gal). Di ujung bunga periuk itu terdapat sebuah lubang kecil, yang disebut ostiole, yang setengah tertutup oleh semacam sekat-sekat atau kelopak.
Sistem penyerbukan ara yang unik melibatkan tawon khusus yang berukuran kecil pula, yang dikenal sebagai tawon ara, anggota suku Agaonidae. Tawon-tawon ara betina masuk ke dalam bunga periuk melalui celah ostiole tadi, dalam rangka mencari bunga-bunga mandul sebagai tempatnya meletakkan telur. Dalam pada itu, bunga-bunga betina ara akan terserbuki oleh serbuk sari yang melekat pada tubuh tawon ara, terbawa dari bunga periuk tempat asal tawon ara. Tanpa adanya tawon ara yang masuk ke ruang dalam periuk ini, bunga-bunga betina yang ada takkan dapat menjadi buah. Sedemikian jauhnya hubungan ko-evolutif di antara kedua jenis makhluk hidup itu, sehingga bunga-bunga ara hanya dapat diserbuki oleh tawon ara, dan tawon ara hanya dapat hidup dan berbiak di dalam buah periuk ara. Diketahui pula bahwa masing-masing spesies ara bersimbiosis dengan jenis-jenis tawon ara yang khas; yang berlainan dari spesies ke spesies.
Semua pohon ara asli di benua Amerika bersifat hermafrodit, sebagaimana halnya beringin india (F. benghalensis), beringin (F. benjamina), rambung (F. elastica), bodhi (F. religiosa), dan lain-lain.[14] Sementara itu, tin (Ficus carica), tabat barito (F. deltoidea), serta beberapa jenis yang lain termasuk berumah dua (dioesis); yakni ada pohon yang menghasilkan bunga periuk hermafrodit, dan ada pula pohon yang melulu menghasilkan bunga periuk betina (berisi hanya bunga betina, yang nantinya berkembang menjadi buah). Tawon ara tumbuh dan berkembang di dalam bunga periuk hermafrodit; namun karena kedua macam bunga periuk itu tidak terbedakan bentuknya dari luar, tawon ara tetap mengunjungi dan menyerbuki keduanya.
Sejumlah spesies
- Ficus abutilifolia (Miq.) Miq. (= F. soldanella Warb.)
- Ficus adhatodifolia Schott
- Ficus aguaraguensis
- Ficus alba Reinw. ex Bl. – kebak, seuhang
- Ficus albert-smithii
- Ficus albipila
- Ficus altissima Bl. - jerakah, ara jelateh
- Ficus amazonica
- Ficus americana
- Ficus ampelas Burm.f. – rempelas, hampelas
- Ficus andamanica
- Ficus angladei
- Ficus annulata Bl. - ki ara koneng
- Ficus apollinaris Dugand (= F. petenensis Lundell)
- Ficus aripuanensis
- Ficus arpazusa[15]
- Ficus aspera
- Ficus aspera var. parcelli
- Ficus asperiuscula Kunth & Bouche - amis mata gede
- Ficus aurantiaca Griff. - oyod santenan
- Ficus aurata Miq. - tempan
- Ficus aurea
- Ficus auriculata ( = F. roxburghii? )
- Ficus barbata
- Ficus battieri
- Ficus beddomei
- Ficus benghalensis L. – beringin india
- Ficus benguetensis
- Ficus benjamina L. – beringin
- Ficus bibracteata
- Ficus binnendykii (Miq.) Miq. - ara akar
- Ficus bizanae
- Ficus blepharophylla
- Ficus bojeri
- Ficus broadwayi
- Ficus bubu Warb.
- Ficus burtt-davyi Hutch.
- Ficus callosa Willd. – ilat-ilat, intaran
- Ficus calyptroceras
- Ficus capreifolia Del.
- Ficus carchiana C.C.Berg
- Ficus carica – tin
- Ficus castellviana
- Ficus catappifolia
- Ficus caulocarpa - (Miq.) Miq.
- Ficus citrifolia
- Ficus clusiifolia
- Ficus congesta
- Ficus consaciata Bl. – pianggu antan
- Ficus cordata Thunb.
- Ficus cordata ssp. salicifolia (Vahl) Berg
- Ficus coronata
- Ficus costaricana (Liebm.) Miq.
- Ficus cotinifolia
- Ficus crassipes
- Ficus crassiuscula Standl.
- Ficus craterostoma Warb. ex Mildbr. & Burr.
- Ficus cristobalensis
- Ficus cyclophylla
- Ficus dammaropsis
- Ficus dendrocida
- Ficus deltoidea Jack – Kicentong (Su.), leng (Gy.), tabat barito (Ind.)
- Ficus destruens
- Ficus disticha Bl. – cantigi areuy
- Ficus drupacea Thunb. - kowang
- Ficus ecuadorensis C.C.Berg
- Ficus elastica – rambung, karet kebo
- Ficus elastica cv. 'Decora'
- Ficus elastica var. variegata
- Ficus elasticoides
- Ficus elliotiana
- Ficus enormis
- Ficus erecta – Japanese fig, イヌビワ
- Ficus dicranostyla
- Ficus faulkneriana
- Ficus fischeri Warb. ex Mildbr. & Burr. (= F. kiloneura Hornby)
- Ficus fistulosa Reinw. - benying (Ind.), beunying (Su.), ai yumbul (Sum.)
- Ficus fraseri
- Ficus fulva Reinw. ex Bl. - hamerang minyak, kebeg lenga
- Ficus fulvo-pilosa Summerh.
- Ficus gardneriana
- Ficus geocarpa Teijsm. & Binnend. - lola
- Ficus gibbosa
- Ficus gigantosyce Dugand
- Ficus gilletii
- Ficus glabra
- Ficus glaberrima
- Ficus glandulifera (Miq.) Wall. ex. King - lubu, walili
- Ficus globosa Bl. - terep areuy
- Ficus glumosa (Miq.) Del. (=F. sonderi Miq.)
- Ficus godeffroyi (endemik Samoa, nama lokal: Mati.)
- Ficus gomelleira
- Ficus greenwoodii Summerh.
- Ficus greiffiana
- Ficus grenadensis
- Ficus grossularioides Burm.f. – seuhang
- Ficus guajavoides Lundell
- Ficus guaranitica[16]
- Ficus guianensis[17]
- Ficus hartii
- Ficus hebetifolia
- Ficus hederacea
- Ficus heterophylla
- Ficus hirsuta
- Ficus hirta Vahl - gegedangan
- Ficus hispida L.f. - luwing (Jw.), bisoro (Ind.)
- Ficus hispita L.
- Ficus ilicina (Sond.) Miq.
- Ficus illiberalis
- Ficus insipida
- Ficus insipida ssp. insipida
- Ficus insipida ssp. scabra
- Ficus involucrata Bl. - ki ara gede
- Ficus kerkhovenii – Johore Fig[18]
- Ficus luschnathiana (Miq.) Miq.
- Ficus infectoria –
- Ficus ingens (Miq.) Miq.
- Ficus krishnae
- Ficus krukovii
- Ficus kurzii King. - beringin kurung
- Ficus lacor - pohon kota Chongqing, Republik Rakyat Tiongkok
- Ficus lacunata
- Ficus laevis
- Ficus lapathifolia
- Ficus lateriflora
- Ficus lauretana
- Ficus lepicarpa Bl. - luwing
- Ficus loxensis C.C.Berg
- Ficus lutea Vahl (= F. vogelii, F. nekbudu, F. quibeba Welw. ex Fical.)
- Ficus lyrata
- Ficus macbridei Standl.
- Ficus maclellandii
- Ficus macrophylla
- Ficus magnifolia
- Ficus magnoliaefolia Bl. - truh, masalukow
- Ficus malacocarpa
- Ficus mariae
- Ficus masonii Horne ex Baker
- Ficus mathewsii
- Ficus matiziana
- Ficus mauritiana
- Ficus maxima
- Ficus maximoides C.C.Berg
- Ficus meizonochlamys
- Ficus mexiae
- Ficus microcarpa L. - preh, seprih
- Ficus microcarpa var. hillii – Hill's Fig
- Ficus microcarpa var. nitida – (kadang-kadang dianggap subspesies dari F. retusa atau jenis tersendiri)
- Ficus microchlamys
- Ficus minkelman
- Ficus minahassae Miq. – langusei (Sulawesi)
- Ficus mollior F.Muell. ex Benth.
- Ficus monckii
- Ficus montana – uyah-uyahan (Ind.), uyah-uyah (Bl.), amis mata (Su.)
- Ficus muelleri
- Ficus muelleriana
- Ficus mutabilis
- Ficus mutisii Dugand
- Ficus mysorensis
- Ficus natalensis Hochst.
- Ficus natalensis ssp. leprieurii
- Ficus natalensis ssp. natalensis
- Ficus neriifolia
- Ficus nervosa
- Ficus noronhae
- Ficus nota
- Ficus nymphaeifolia
- Ficus oapana C.C.Berg
- Ficus obliqua
- Ficus obscura Bl. - ara sebereteh
- Ficus obtusifolia
- Ficus obtusiuscula (Miq.) Miq.
- Ficus opposita
- Ficus organensis (Miq.) Miq.
- Ficus padana Burm.f. - hamerang putih
- Ficus padifolia
- Ficus pakkensis
- Ficus pallida
- Ficus palmata
- Ficus palmeri
- Ficus pandurata
- Ficus pantoniana
- Ficus panurensis
- Ficus parietalis Bl. - pelas kebo, seprah
- Ficus pertusa
- Ficus petiolaris (= F. palmeri)
- Ficus pilosa
- Ficus piresiana Vázq.Avila & C.C.Berg
- Ficus platypoda
- Ficus pleurocarpa
- Ficus polita Vahl
- Ficus polita ssp. polita
- Ficus prolixa G.Forst. (= F. mariannensis Merr.)
- Ficus pseudopalma Blanco
- Ficus pubinervis Bl. - gambiran, ki ara pereng
- Ficus pulchella
- Ficus pumila – karet rambat
- Ficus pumila var. awkeotsang
- Ficus punctata Thunb. - ki batara
- Ficus pyriformis
- Ficus quercifolia Roxb. - amis mata
- Ficus racemosa L. - loa, lo, elo; udumbara (bahasa Sanskerta), umbar (India)
- Ficus ramiflora
- Ficus recurva Bl. - areuy konyal
- Ficus religiosa L. – bodhi
- Ficus retusa L. – ara jejawi
- Ficus ribes Reinw. – kopeng, walen, ampelas bawang
- Ficus rieberiana C.C.Berg
- Ficus roraimensis
- Ficus roxburghii = F. auriculata?
- Ficus rubiginosa
- Ficus rumphii Bl. – waringin jawa
- Ficus sagittata Vahl. – laweyan
- Ficus salicifolia Vahl (= F. pretoriae Burtt Davy)
- Ficus salzmanniana
- Ficus sansibarica Warb.
- Ficus sarmentosa[19]
- Ficus saussureana
- Ficus scabra G.Forst.
- Ficus schippii
- Ficus schultesii
- Ficus schumacheri
- Ficus septica – awar-awar (Ind.), kalambaki, pidi rara (Sum.), libonu (Tl.)
- Ficus sinuata Thunb. – darangdan
- Ficus sphenophylla
- Ficus stahlii
- Ficus stuhlmannii Warb.
- Ficus stupenda Miq. – ki ara jingkang
- Ficus subpisocarpa
- Ficus subpuberula
- Ficus sundaica Bl. – bunuk, bulu emprit
- Ficus superba Miq. – krasak, klebet
- Ficus superba var. henneana
- Ficus sur Forssk. (= F. capensis)
- Ficus sycomorus – Sycamore Fig, Fig-mulberry
- Ficus sycomorus ssp. sycomorus
- Ficus sycomorus ssp. gnaphalocarpa (Miq.) C.C. Berg
- Ficus tecolutlensis
- Ficus tettensis Hutch. (= F. smutsii Verdoorn)
- Ficus thonningii
- Ficus tinctoria L.f. – ara bereteh, bulu panggang
- Ficus tobagensis
- Ficus tomentella
- Ficus tomentosa
- Ficus tonduzii Standl.
- Ficus tremula Warb.
- Ficus tremula ssp. tremula
- Ficus triangularis
- Ficus trichopoda Bak. (= F. hippopotami Gerstn.)
- Ficus trigona L.f.
- Ficus trigonata
- Ficus triradiata
- Ficus ulmifolia
- Ficus umbellata
- Ficus uncinata Becc. – dali, endemik Kalimantan
- Ficus ursina
- Ficus vaccinoides
- Ficus variegata Bl. - gondang, kondang
- Ficus variolosa
- Ficus vasculosa Wall. ex. Miq. – ki kantek
- Ficus velutina
- Ficus verruculosa Warb.
- Ficus villosa Bl. – ara bulu
- Ficus virens W.Ait.
- Ficus virens var. sublanceolata
- Ficus virens var. glabella (Bl.) Corner – bunut, wunut, iprih, jerakah bulu
- Ficus virgata
- Ficus wassa
- Ficus watkinsiana
- Ficus xylophylla Wall. – kayu ara
- Ficus yoponensis Desv.
Daftar pohon ara terkenal
- Ashvattha – Pohon dunia dalam agama Hindu, held to be a supernatural F. religiosa
- Bodhi tree – tergolong F. religiosa
- Charybdis Fig Tree of the Odyssey, presumably a F. carica
- Curtain Fig Tree – tergolong F. virens
- Ficus Ruminalis – tergolong F. carica
- Plaksa – another supernatural fig in Hinduism; usually identified as F. religiosa but probably F. infectoria
- Santa Barbara's Moreton Bay Fig Tree – a F. macrophylla
- Sri Maha Bodhi – another F. religiosa, planted in 288 BCE, the oldest human-planted tree on record
- The Great Banyan – tergolong F. benghalensis, a clonal colony and once the largest organism known
- Vidurashwatha – "Vidura's Sacred Fig tree", a village in India named after a famous F. religiosa that until recently stood there
- Wonderboom - Pohon ara terbesar, di Pretoria, Afrika Selatan
Lihat pula
- Abraham Mauricio Salazar, ahli seni papel amate terkenal
- Amphoe Pho Sai dan Amphoe Suan Phueng, distrik di Thailand yang dinamai menurut spesies Ficus
- Banyan
- Beringin
- Bodhi (pohon)
- Edred John Henry Corner
Referensi
- ^ "Ficus L". Germplasm Resources Information Network. United States Department of Agriculture. 2009-01-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-22. Diakses tanggal 2009-03-11.
- ^ Sunset Western Garden Book, 1995:606–607
- ^ Halevy, Abraham H. (1989), Handbook of Flowering Volume 6 of CRC Handbook of Flowering, CRC Press, hlm. 331, ISBN 978-0-8493-3916-5, diakses tanggal 2009-08-25
- ^ Quigley's Plant identification 10:100
- ^ Hidayat, Syamsul (2005). Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia. hal.62 & 208. Jakarta:Penebar Swadaya. ISBN 979-489-944-5.
- ^ Hidayat, Syamsul. "ibid". hal.36-37 & 223.
- ^ Hidayat, Syamsul. "ibid". hal.181 & 225.
- ^ Hidayat, Syamsul. "ibid". hal. 198 & 260.
- ^ a b c Roberts, E.B. (2012). The Parables of Jesus Christ: A Brief Analysis. Bloomington, IN: Booktango.
- ^ Kejadian 2:9
- ^ Kejadian 3:7
- ^ M. Rusli Tsauri (2011). Studi Etnobotani Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Obat Penyakit Pada Anak Di Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura (Skripsi). Malang: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Figs4fun.com" (PDF). Diakses tanggal 2012-01-05.
- ^ Berg & Corner (2005)
- ^ Brazil. Described by Carauta & Diaz (2002): pp.38–39
- ^ Brazil, Paraguay and Argentina: Carauta & Diaz (2002): pp.64–66
- ^ Brazil: Carauta & Diaz (2002): pp.67–69
- ^ "Changitrees". Habitatnews.nus.edu.sg. 2002-09-12. Diakses tanggal 2012-01-05.
- ^ Wu et al., 2003, Flora of China
Pustaka tambahan
- Berg, C.C., Hijmann, M.E.E. (1989). "Chapter 11: Ficus". In: Flora of Tropical East Africa. R.M. Polhill (ed.). hlm. 43–86.
- Berg, C. C. & Corner, E. J. H. (2005). Moraceae: Ficeae. In: Flora Malesiana Ser. I, vol. 17, part 2.
- California Rare Fruit Growers, Inc. (CRFG) (1996): Fig Diarsipkan 2020-10-31 di Wayback Machine.. Retrieved November 1, 2008.
- Carauta, Pedro; Diaz, Ernani (2002): Figueiras no Brasil. Editora UFRJ, Rio de Janeiro. ISBN 85-7108-250-2
- Condit, Ira J. (1969): Ficus: the exotic species. University of California, Division of Agricultural Sciences. 363 pp.
- Denisowski, Paul (2007): Chinese–English Dictionary – Fig. Retrieved November 1, 2008.
- Harrison, Rhett D. (2005): Figs and the diversity of tropical rain forests. Bioscience 55(12): 1053–1064. DOI:[1053:FATDOT2.0.CO;2 10.1641/0006-3568(2005)055[1053:FATDOT]2.0.CO;2] PDF fulltext
- Kislev, Mordechai E.; Hartmann, Anat & Bar-Yosef, Ofer (2006a): Early Domesticated Fig in the Jordan Valley. Science 312(5778): 1372. DOI:10.1126/science.1125910 (HTML abstract) Supporting Online Material
- Kislev, Mordechai E.; Hartmann, Anat & Bar-Yosef, Ofer (2006b): Response to Comment on "Early Domesticated Fig in the Jordan Valley". Science 314(5806): 1683b. DOI:10.1126/science.1133748 PDF fulltext
- Lev-Yadun, Simcha; Ne'eman, Gidi; Abbo, Shahal & Flaishman, Moshe A. (2006): Comment on "Early Domesticated Fig in the Jordan Valley". Science 314(5806): 1683a. DOI:10.1126/science.1132636 PDF fulltext
- Lewington, Anna & Parker, Edward (1999): Ancient trees: Trees that live for 1000 years: 192. London, Collins & Brown Limited.
- Rønsted, Nina; Weiblen, George D.; Cook, James M.; Salamin, Nicholas; Machado, Carlos A. & Savoainen, Vincent (2005): 60 million years of co-divergence in the fig-wasp symbiosis. Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences 272(1581): 2593–2599. DOI:10.1098/rspb.2005.3249 PDF fulltext
- Shanahan, M.; Compton, S. G.; So, Samson & Corlett, Richard (2001): Fig-eating by vertebrate frugivores: a global review. Biological Reviews 76(4): 529–572. DOI:10.1017/S1464793101005760 PDF fulltext Electronic appendices
- Van Noort, Simon (2006-12-18). "The species richness of fig wasps (Hymenoptera: Chalcidoidea: Agaonidae, Pteromalidae) in Yemen". Fauna of Arabia (22): 449–472. Diakses tanggal 1 January 2013.
Pranala luar
- Figweb Major reference site for the genus Ficus
- Video: Interaction of figs and fig wasps Multi-award-winning documentary
- Fruits of Warm Climates: Fig
- California Rare Fruit Growers: Fig Fruit Facts Diarsipkan 2020-10-31 di Wayback Machine.
- North American Fruit Explorers: Fig Diarsipkan 2009-04-10 di Wayback Machine.
- BBC: Fig fossil clue to early farming
- La Photothèque PH.S., p. 45-47: Numbers of Ficus pictures Diarsipkan 2013-04-06 di Wayback Machine.
- Wayne's Word: Sex Determination & Life Cycle in Ficus carica Diarsipkan 2009-09-02 di Wayback Machine.
- Figs 4 Fun: The Weird Sex Life of the Fig
- Figs nutritional information Diarsipkan 2015-03-03 di Wayback Machine.
- Video