Kuria Roma (bahasa Latin: Curia Romana) adalah sebuah perangkat administratif Tahta Suci dan pusat badan pemerintahan seluruh Gereja Katolik Roma, bersama-sama dengan Sri Paus,[1] yang mengkoordinasikan dan menyediakan perangkat yang diperlukan untuk keberlangsungan fungsi Gereja Katolik Roma dan pencapaian tujuan-tujuannya.

Dalam menggunakan kekuasaan tertinggi, penuh dan langsung dari Gereja yang universal, Uskup Roma mempergunakan departemen-departemen Kuria Roma yang, oleh karenanya, melaksanakan tugas-tugas mereka dalam namanya dan dengan kuasanya demi kebaikan gereja dan dalam pelayanan para imam yang suci.[2]

— Dekret mengenai Jabatan Pastoral Uskup dalam Gereja, Christus Dominus, 9

Sejarah

Kuria pada abad pertengahan dan dalam pengertian Bahasa Latin belakangan ini, memiliki arti "Pemerintahan". Alhasil, Kuria Roma, yang bisa diterjemahkan sebagai Pemerintahan Roma seperti yang dirujuk dalam Undang-undang Parlemen Inggris tahun 1534 yang melarang pengajuan banding Inggris kepada Pemerintahan Roma,[3] adalah Pemerintahan Sri Paus, dan membantu Sri Paus dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Kuria Roma bisa secara bebas dibandingkan dengan kabinet-kabinet di dalam berbagai pemerintahan negara dengan bentuk pemerintah gaya Barat. Namun, hanya Seksi Kedua dari Sekretariat Negara, juga dikenal sebagai Seksi untuk Hubungan Luar Negeri, dan Kongregasi bagi Pendidikan Katolik, yang dapat secara langsung dibandingkan dengan kementerian tertentu dalam sebuah pemerintahan sipil.

Kantor-kantor pemerintahan Negara Kota Vatikan bukan merupakan bagian dari Kuria Roma.

Semenjak Konsili Trente

Dalam sejarahnya yang panjang dan penuh peristiwa, Kuria Roma berulang-kali mengalami perubahan organisasi. Setelah Konsili Trente, Paus Sixtus V menata kembali organisasi ini pada tanggal 22 Januari 1588 dengan keluarnya Bulla kepausan Immensa Aeterni Dei. Terjadi juga penataan ulang dalam masa Paus Pius X dengan memperhitungkan perhatian pada masalah-masalah gerejawi saja yang berasal dari hilangnya Negara Gereja di Italia bagian tengah.

Ketika Sri Paus berkuasa penuh di wilayah tersebut, Kuria Roma memiliki fungsi-fungsi religius dan sipil. Fungsi yang terakhir hilang ketika Kerajaan Piedmont-Sardinia, yang sedang memperluas wilayahnya untuk mencakup sebagian besar Italia, menguasai sebagian besar Negara Gereja pada tahun 1860 dan kota Roma sendiri beserta daerah sekitarnya pada tahun 1870, sehingga mengakhiri kekuasaan duniawi Sri Paus. Semenjak saat itu Kuria Roma memusatkan diri seluruhnya pada berbagai tanggung-jawab gerejawi Sri Paus. Ketika Tahta Suci menyelesaikan Perjanjian Lateran dengan Negara Italia pada tahun 1929, Tahta Suci mengakui pencaplokan Negara Gereja oleh Italia, dan Negara Kota Vatikan terbentuk. Kuria Roma terus memusatkan dirinya pada urusan-urusan gerejawi, dan sebuah badan administrasi Vatikan yang bukan merupakan bagian dari Kuria Roma dibentuk bagi pemerintahan negara kecil tersebut.

Berbagai perubahan lebih jauh mengikuti Konsili Vatikan II. Beberapa departemen hilang karena fungsi-fungsi mereka sebelumnya dihapuskan, seperti yang terjadi pada "Dataria". Fungsi-fungsi beberapa departemen lainnya yang dihapus tadi dialihkan ke departemen lainnya, seperti fungsi-fungsi "Kantor Apostolik" (Apostolic Chancery atau Cancelleria Apostolica) dan "Sekretariat Surat-menyurat" dialihkan kepada Sekretariat Negara Tahta Suci, dan fungsi-fungsi "Kongregasi Upacara" dialihkan kepada Kantor Pengawas Rumah Tangga Kepausan. Beberapa departemen lainnya dipecah menjadi beberapa departemen baru, seperti "Kongregasi mengenai Ritus" menjadi Kongregasi bagi Penyebab Penganugerahan Gelar Santo-Santa dan Kongregasi Ibadah Ilahi, yang terakhir nantinya menjadi (setelah digabung dengan departemen lainnya) Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen. Departemen-departemen lainnya hanya diubah namanya saja.

Struktur

Badan-badan yang menyusun Kuria, menurut situs web resmi Tahta Suci, adalah:[4]

  1. Sekretariat Negara Tahta Suci, dibentuk pada abad ke-15, pada saat ini merupakan badan yang paling penting dalam koordinasi kegiatan Tahta Suci.[5] Sekretariat ini dikepalai oleh seorang Kardinal Sekretaris Negara.
    • Bagian Urusan Umum (Section for General Affairs)
    • Bagian Hubungan Luar Negeri (Section for Relations with States)

Dikasteri-dikasteri

  1. Dikasteri-dikasteri Kuria Roma:[6]

Harus diperhatikan bahwa adalah hal yang biasa bagi setiap keuskupan Katolik Latin untuk memiliki sebuah kuria dalam administrasinya. Bagi Keuskupan Roma, fungsi-fungsi ini tidak ditangani oleh Kuria Roma, tetapi oleh Vikariat Jenderal Sri Paus untuk Kota Roma, seperti yang tertera di dalam Konstitusi Apostolik Ecclesia in Urbe. Sang Vikaris Jendral, biasanya adalah seorang kardinal, dan wakilnya Vicegerent, yang memegang gelar pribadi Uskup Agung, mengawasi jalannya pemerintahan keuskupan dengan rujukan kepada Sri Paus sendiri, tetapi tetap sama bersandarnya pada Kuria Roma seperti keuskupan Katolik lainnya di seluruh dunia.

Referensi

Pranala luar