Ektenes

Revisi sejak 23 Juli 2022 10.07 oleh Penikmatbacaan (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{for|penggunaan litani pada gereja-gereja barat|litani}} {{Sidebar Ortodoks Timur}} thumb|right|Seorang [[diaken Kristen Ortodoks menyanyikan suatu ektenes.]] '''Ektenes''' (dari {{lang-el|ἐκτενής |translit=ektenés}}; secara harfiah bermakna "ketekunan"), atau yang biasa disebut oleh umat gereja-gereja barat sebagai litani, merupakan bentuk rangkaian permohonan yang terdapat pada liturgi-liturgi...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ektenes (dari bahasa Yunani: ἐκτενής , translit. ektenés; secara harfiah bermakna "ketekunan"), atau yang biasa disebut oleh umat gereja-gereja barat sebagai litani, merupakan bentuk rangkaian permohonan yang terdapat pada liturgi-liturgi Ritus Bizantin, yaitu Gereja Kristen Ortodoks dan Gereja Katolik Timur. Istilah gerejawi lainnya untuk bentuk litani ini dalam bahasa Yunani disebut συναπτή synaptê, sedangkan istilah ektenia (ектенїѧ ekteniya) lebih sering digunakan oleh gereja-gereja berbahasa liturgi Bahasa Slavonia Gerejawi Kuno.

Seorang diaken Kristen Ortodoks menyanyikan suatu ektenes.

Suatu litani biasanya dinyanyikan oleh seorang diaken, yang kemudian para umat dan paduan suara akan menyanyikan bagian tanggapan litani. Setiap seorang diaken mengakhiri permohonannya, dia akan mengangkat bagian ujung orarionnya dan melakukan tanda salib pada dirinya. Namun, apabila tidak ada diaken dalam suatu prosesi peribadatan, setiap permohonan akan dinyanyikan oleh imam gereja.[a] Selama ektenes atau litani dinyanyikan oleh seorang diaken, imam gereja biasanya akan melantunkan doa-doa dalam hati.[b] Setelah permohonan terakhir dalam suatu ektenes atau litani dinyanyikan, imam gereja akan menutup litani dengan melantunkan doa secara lantang, yakni doa-doa yang sebelumnya dilantunkan dalam hati.

Ketika tidak ada seorang imam pada jam-jam kanonis, maka ektenes atau litani tidak dinyanyikan atau dibacakan, tetapi seorang lektor akan menggantinya dengan mengatakan "Tuhan, kasihanilah" sebanyak tiga, dua belas, hingga 24 kali tergantung dari ektenes atau litani apa yang digantikan.

Catatan

  1. ^ namun terdapat beberapa ektenes atau litani yang memang ditetapkan untuk dinyanyikan oleh imam
  2. ^ ketika tidak ada diaken, maka tanggapan dari setiap nyanyian ektenes atau litani akan dipanjangkan untuk memberi waktu bagi imam untuk mengakhiri lantunan doa.

Referensi

Pranala luar