Presbiter dalam Alkitab merupakan sinonim untuk kata uskup (episkopos) yang bermakna seorang pemimpin dalam suatu jemaat gereja. Istilah ini dalam Gereja Kristen Ortodoks masa kini lebih sering diartikan sebagai imam atau pendeta dibandingkan dengan uskup. Dalam bahasa Yunani, kata presbyteros sendiri bermakna penatua (bahasa Inggris: "elder").

Imamat Kudus

Melalui sakramen imamat kudus, suatu penahbisan menjadi seorang presbiter atau imam selalu dilakukan oleh seorang uskup. Namun, proses penahbisan tersebut membutuhkan persetujuan dari para anak Tuhan Allah. Oleh karena itu, pada suatu kesempatan atau waktu dalam suatu peribadatan, biasanya para jemaat gereja akan menyorakkan kata "Axios!" (Dia layak!) kepada individu yang melalui proses penahbisan sebagai bentuk persetujuan mereka terhadap individu yang akan ditahbis.

Para imam atau presbiter Gereja Kristen Ortodoks terdiri ats para imam yang menikah dan para imam yang hidup selibat. Dalam Gereja Kristen Ortodoks, seorang pria yang sudah menikah dapat ditahbis menjadi imam atau presbiter. Namun, pernikahannya harus menjadi yang pertama baginya dan pasangannya. Seorang imam atau presbiter tidak boleh menikah lagi dan melanjutkan pelayanannya bahkan jika pasangannya wafat.

Apabila seorang pria yang lajang atau yang belum menikah ataupun yang memilih hidup selibat ditahbis menjadi imam, dia harus tetap selibat ataupun tidak menikah untuk tetap melanjutkan pelayanannya. Dalam Gereja Kristen Ortodoks, seorang imam atau presbiter yang hidup selibat belum tentu sama dengan seorang biarawan, karena kehidupan selibat tidak secara otomatis mengubah status seorang presbiter menjadi biarawan, meskipun kehidupan kebiaraan dalam Gereja Kristen Ortodoks mengharuskan seorang biarawan untuk hidup selibat.

 
Gambar seorang imam Gereja Kristen Orotodoks dengan keluarganya yang berasal dari tahun 1893

Pelayanan

Doktrin gereja mengajarkan bahwa imamat harus berupaya untuk memenuhi rahmat dan berkat yang mereka miliki sesempurna mungkin dalam kemampuan mereka dengan karunia pemberkatan. Namun, gereja pun mengajarkan bahwa kenyataan, keefektifan, serta kemanjuran dari suatu sakramen gereja yang dilayani oleh para presbiter tidak bergantung pada kebajikan pribadi presbiter, tetapi bergantung pada kehadiran Kristus yang bertindak dalam gerejanya melalui karunia Roh Kudus. Dengan demikian, Kristuslah yang bertindak sebagai sang penggembala, guru, pengampun, dan penyembuh melalui pelayannya yang terpilih. Oleh karena itu, presbiter atau imam merupakan lambang atau ikon dari Kristus itu sendiri.

Para presbiter atau imam biasanya menjalankan fungsi penggembala paroki, yang dahulu biasanya dilakukan oleh para uskup. Dalam Gereja Kristen Ortodoks, para imam atau presbiter merupakan pemimpin atau rektor dari suatu jemaat Kristen lokal. Mereka pun merupakan pemimpin dalam liturgi, dalam pendidikan keagamaan Kristen, dan dalam pengkhotbahan. Selain itu, mereka juga melakukan pelayanan pengampunan dan kesembuhan.

Seorang imam atau presbiter hanya menjadi pemimpin dan memiliki kuasa pada gereja tempat ia ditunjuk sebagai pemimpin oleh uskup sehingga dia tidak dapat memimpin jemaat atau liturgi pada gereja lainnya. Pada meja altar dari setiap paroki, biasanya terdapat kain yang disebut antimensi yang telah ditandatangani oleh uskup dan kain tersebut merupakan legitimasi dari keuskupan bahwa suatu jemaat dapat berkumpul dan beribadat sebagai jemaat gereja Kristus.

Sejarah

Organisasi gereja Kristen paling awal di Yudea memiliki banyak kesamaan dengan sistem organisasi dari sinagoga agama Yahudi yang biasanya dipimpin oleh seorang penatua (presbyteroi). Dalam Kisah Para Rasul 11:30 dan Kisah Para Rasul 15:22, dijelaskan bagaimana sistem keorganisasian ini di Yerusalem. Kisah Para Rasul 14:23 menjelaskan bagaimana Rasul Paulus menahbis para penatua dalam gereja yang didirikannya.

Sesaat setelah masa Perjanjian Baru, dengan kematian dari Para Rasul, terdapat perbedaan dalam penggunaan istilah presbiter dan uskup yang semula merupakan sinonim bagi satu sama lainnya. Uskup dipahami sebagai pemimpin dari majelis imam atau dewan presbiter dan karena itu seorang uskup memiliki derajat kehormatan dan hak khusus yang lebih daripada seorang imam atau presbiter. Perbedaan penggunaan kedua istilah tersebut sudah muncul sejak abad kedua masehi yang terbukti dalam tulisan St. Ignatius dari Antiokhia yang secara konsisten membedakan pengguna dari kedua istilah tersebut dan juga istilah diaken.

Pada awalnya, setiap jemaat lokal memiliki uskupnya masing-masing. Namun, seiring jemaat gereja yang terus berkembang, suatu jemaat gereja tidak lagi dilayani dan dipimpin secara langsung oleh seorang uskup. Seorang uskup di suatu kota akan menunjuk seorang imam atau presbiter sebagai wakilnya untuk memimpin suatu jemaat gereja.

Rujukan

  • Templat:Dual
  • Liddell & Scott, An Intermediate Greek-English Lexicon, pp. 301, 668
  • The Compact Edition of the Oxford English Dictionary, p. 2297
  • The Oxford Dictionary of the Christian Church (3rd ed.), p. 1322

Bacaan lanjutan

Pranala luar