Kereta api Jayakarta

layanan kereta api di Indonesia
Revisi sejak 19 Agustus 2022 22.37 oleh Haabiibii254 (bicara | kontrib) (Perbaikan tata bahasa, Penambahan pranala)

Kereta api Jayakarta adalah layanan kereta api penumpang kelas ekonomi premium rangkaian panjang yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia untuk melayani rute Jakarta Pasar SenenSurabaya Gubeng via jalur lintas selatan Jawa (Purwokerto-Yogyakarta-Solo). Nama Jayakarta berasal dari nama lama Provinsi DKI Jakarta pada masa Kesultanan Banten.

Kereta api Jayakarta
KA JAYAKARTA
Pasarsenen–Surabaya Gubeng (PP)
Kereta api Jayakarta melintas Tambun, Bekasi
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Daerah operasiDaerah Operasi I Jakarta
Mulai beroperasi
  • 15 Juni 2017 (sebagai GBMS Premium)
  • 28 September 2017 (sebagai Jayakarta)
Operator saat iniPT Kereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalJakarta Pasar Senen
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Stasiun akhirSurabaya Gubeng
Jarak tempuh819 km
Waktu tempuh rerata13 jam 11 menit
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi premium
Pengaturan tempat duduk80 tempat duduk disusun 2–2. Sebanyak 40 kursi ke arah depan dan 40 ke arah belakang
kursi dapat direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks dengan tirai gulung dan lapisan laminasi isolator panas
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas lainToilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 m
Kecepatan operasional81.5 s.d. 100km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI

Pengoperasian

Pada awalnya, terdapat layanan kereta api yang melayani lintas Surabaya Jakarta melalui jalur selatan, yaitu kereta api Jayabaya Selatan dengan layanan kelas bisnis, tetapi pengoperasiannya telah dihentikan pada 2006 karena tingkat keterisian penumpang yang rendah, sehingga lintas tersebut hanya dilayani kereta api Gaya Baru Malam Selatan.[1]

Pada tahun 2016, PT KAI melakukan penambahan layanan kereta api di lintas tersebut dengan nama KLB Ekonomi PSE-SGU yang dioperasikan libur akhir pekan Idul Adha, beroperasi menggunakan rangkaian kereta kelas ekonomi plus buatan PT. INKA keluaran 2016.[butuh rujukan]

Mulai 15 Juni 2017, PT KAI meluncurkan kereta api Gaya Baru Malam Selatan Premium sebagai kereta api tambahan saat musim mudik lebaran 2017. Karena memiliki tingkat okupansi penumpang yang tinggi, kereta api tersebut dioperasikan secara reguler serta dilakukan perubahan nama kereta api menjadi Jayakarta sejak 28 September 2017.[2]

 
Kereta api Jayakarta Premium berhenti di Stasiun Sepanjang, tetapi tidak melayani penumpang di stasiun tersebut sejak diberlakukan grafik perjalanan kereta api (gapeka) tahun 2019.

Untuk mengurangi kepadatan di Stasiun Jakarta Pasar Senen, PT KAI mengubah mekanisme perjalanan beberapa kereta api yang berdampak pada pemanjangan rute kereta api Jayakarta hingga Stasiun Jakarta Kota mulai 29 Mei 2019.[3]

Seiring dengan meningkat okupansi Kereta api Jayakarta, titik keberangkatan kereta api Jayakarta dikembalikan ke Stasiun Jakarta Pasar Senen dari sebelumnya Stasiun Jakarta Kota. Karena Depo Kereta Jakarta Kota (JAKK) menerima tambahan rangkaian kereta dari depo kereta Semarang Poncol (SMC), maka kereta api ini beroperasi dengan rangkaian panjang bersama Kereta api Kertajaya, dan Gumarang mulai 10 Februari 2021, bertepatan dengan hari perubahan Jadwal Perjalanan GAPEKA 2021.

Dengan berlakunya Gapeka 2021 tanggal 10 Februari 2021, Kereta api Jayakarta yang semula berhenti di Stasiun Yogyakarta kini dipindahkan pemberhentiannya di Stasiun Lempuyangan agar memudahkan pelayanan penumpang kereta api dengan rangkaian panjang.

Data teknis

Nomor urut Lokomotif CC206 1 2 3 4 Kereta makan-pembangkit (MP3) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kereta pembangkit (P)
Keterangan Kereta penumpang kelas ekonomi premium (K3) Kereta penumpang kelas ekonomi premium (K3)
Depo Cipinang (CPN)
Sidotopo (SDT)
Jakarta Kota (JAKK)
Catatan : Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu.

Galeri

Lihat pula

Pranala luar

Referensi