Pengguna:Hadithfajri/Himpunan
Ini adalah bak pasir pribadi Hadithfajri. Bak pasir ini khusus milik Hadithfajri. Kegunaannya adalah sebagai halaman uji coba penyuntingan dan dapat ditemukan di halaman pribadi. Perlu diingat, ini bukanlah artikel. Untuk mencobanya, klik di sini. Jika ingin menggunakan Bak pasir Wikipedia, klik di sini
|
Dalam matematika, himpunan (disebut juga kumpulan, kelompok, gugus, atau set) dapat dibayangkan sebagai kumpulan benda berbeda yang terdefinisi dengan jelas dan dipandang sebagai satu kesatuan utuh[1]. Dengan terdefinisi yang jelas itu maka dapat ditentukan dengan tegas apakah suatu objek termasuk anggota suatu himpunan atau bukan.
Konsep himpunan seperti saat sekarang ini pertama kali dikemukakan oleh seorang matematikawan Jerman, Georg Cantor, pada akhir abad ke-19. Cantor mendefinisikan himpunan sebagai "Hasil usaha pengumpulan beberapa benda yang memiliki suatu ciri pembeda tertentu dan dapat-diperbedakan dalam intuisi atau pikiran kita (benda-benda itu disebut 'anggota'), menjadi suatu kesatuan".[2][3]
Himpunan merupakan satu di antara konsep dasar matematika, karena hampir semua aspek matematika dapat dibangun dengan konsep himpunan ini.[4] Kajian lebih lanjut mengenai himpunan dipelajari dalam teori himpunan.
Himpunan dan anggotanya
Himpunan secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan objek-objek. Pengertian "mengumpulkan" atau "menghimpun" sendiri sudah jelas sebab telah sering dilakukan dalam keseharian. Beberapa organisasi menggunakan kata himpunan pada namanya menunjukkan hal tersebut [5]. Pengertian himpunan dapat digambarkan sebagai suatu "karung" atau "kotak" yang berisikan unsur-unsurnya[6]. Penggambaran ini dinisbatkan pada Richard Dedekind [7], dan terlukiskan dengan baik dengan diagram Euler-Venn.
-
Suatu himpunan segibanyak
-
Himpunan yang sama digambarkan dalam "kotak".
-
Himpunan yang sama digambarkan sebagai "kumpulan benda dalam kotak".
Objek dalam suatu himpunan disebut anggota (disebut juga elemen atau unsur). Anggota suatu himpunan dapat berupa apa saja, baik itu bilangan, titik, fungsi, dan lain sebagainya. Termasuk objek-objek seperti sekawanan itik di sawah, semua buku di perpustakaan,sekalian hari dalam sepekan, seluruh huruf dalam alfabet, dan kelimapuluhdua kartu dalam satu set remi.
Keanggotaan suatu objek dapat dinyatakan dengan notasi . Pernyataan dengan notasi dapat dibaca:
Ingkaran pernyataan tersebut ( bukan anggota ) dapat ditulis sebagai . [8]
Nama himpunan lazim ditulis menggunakan huruf besar, misalnya , atau , sementara anggota himpunan ditulis menggunakan huruf kecil ( , , ).
Kesamaan dua himpunan
Himpunan didefinisikan berdasar objek-objek yang termasuk di dalamnya. Dua himpunan bisa saja sama walau disajikan dengan cara yang berbeda[11], seperti urutan anggotanya tidak sama atau dua himpunan itu dinyatakan dengan penggambaran yang berbeda. Himpunan dan disebut sama, jika setiap anggota adalah anggota , dan sebaliknya, setiap anggota adalah anggota .
- .
Prinsip kesamaan ini sering dirumuskan sebagai aksioma perluasan.
Dengan prinsip ini dapat kita mengatakan dan . Contoh lainnya, kita dapat mengatakan bahwa himpunan tiga bilangan prima pertama sama dengan himpunan akar-akar persamaan .
Menyatakan dan menuliskan himpunan
Himpunan dapat dinyatakan dan dituliskan secara baku[12] dengan dua cara.
Pertama, cara pendaftaran, yaitu dengan menulis semua anggota himpunan dalam kurung kurawal, serta antara anggotanya dipisahkan dengan koma. Cara ini baik digunakan untuk himpunan dengan banyak anggota berhingga, terutama juka banyaknya lumayan sedikit. Contohnya himpunan buah . Tanda koma dapat diganti dengan tanda titik koma apabila perlu untuk menghindari kekeliruan dengan tanda koma bilangan desimal, seperti .
Jika terlampau banyak untuk dinyatakan satu-persatu bahkan mungkin tak berhingga, tetapi mengikuti pola tertentu, maka dapat digunakan notasi elipsis (...). Contohnya himpunan huruf dalam alfabet atau himpunan bilangan asli .
Kedua, cara merumuskan, yaitu dengan mendefinisikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota himpunan tersebut. Untuk cara ini digunakan notasi pembentuk himpunan.
Himpunan kosong
Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut sebagai himpunan kosong, ditulis sebagai atau
Himpunan bagian
Himpunan dikatakan himpunan bagian dari himpunan , ditulis sebagai , jika setiap anggota terdapat dalam . Secara formal, definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
.
Notasi juga dapat dibaca "Himpunan termuat[12] dalam himpunan " atau "Himpunan tercakup[2] dalam himpunan "
Definisi di atas tetap benar untuk himpunan kosong dan sebarang himpunan. Sehingga dapat dikatakan himpunan kosong adalah himpunan bagian dari sebarang himpunan , ditulis . Definisi di atas juga membenarkan benar bahwa sebarang himpunan adalah himpunan bagian dari dirinya sendiri, ditulis
Himpunan bagian sejati dari menunjuk pada himpunan bagian dari , tetapi tidak mencakup sendiri.
Kebalikan dari himpunan bagian adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang mencakup himpunan tersebut.
Dengan menggunakan definisi himpunan bagian, kesamaan dua himpunan juga dapat dinyatakan sebagai berikut:
- .
Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan dan B adalah sama. Pertama, buktikan dahulu adalah himpunan bagian B, kemudian buktikan bahwa B adalah himpunan bagian .
Kardinalitas himpunan
Kardinalitas suatu himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya anggota yang ada dalam himpunan tersebut.
Secara formal, dua himpunan dan memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat korespondensi satu-satu yang memetakan pada .
Kardinalitas himpunan hingga dan tak hingga
Jika suatu himpunan ekivalen dengan himpunan , yaitu himpunan semua bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut himpunan terbilang.[13] Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas . Jika suatu himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas , maka himpunan tersebut adalah himpunan berhingga.
Suatu himpunan disebut terhitung jika himpunan tersebut adalah berhingga atau terbilang.
Himpunan yang tidak terhitung disebut himpunan tak terhitung. Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai kardinalitas . Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal. Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas , karena terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang salah satunya adalah .
Himpunan kuasa
Himpunan kuasa dari himpunan adalah himpunan yang terdiri dari seluruh himpunan bagian dari . Notasinya adalah . Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari adalah 2 pangkat banyaknya anggota .
Himpunan penyelesaian
Himpunan penyelesaian adalah himpunan semua nilai yang memenuhi suatu relasi matematika seperti persamaan atau pertidaksamaaan.[14]
Himpunan semesta
Dalam penerapan teori himpunan,[15] himpunan semesta atau universum atau semesta pembicaraan adalah himpunan semua objek yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta biasa dilambangkan dengan (dari "semesta") atau (dari "universum").
Dalam teori himpunan aksomatik, pengertian himpunan semesta ini tidak ada. "Himpunan beranggotakan semua himpunan" dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan berikut:
Himpunan tidak mungkin ada, karena jika ada, berarti harus mengandung anggota yang bukan merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin bisa mengandung anggota tersebut.
Operasi himpunan
Gabungan
Gabungan himpunan dan . adalah himpunan yang anggotanya adalah anggota A atau B. Dinotasikan .
Contoh:
- {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.
- {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
- {Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.
Beberapa sifat dasar gabungan:
- A ⊆ (A ∪ B).
- A ⊆ B jika dan hanya jika A ∪ B = B.
Irisan
Irisan himpunan dan . adalah himpunan yang anggotanya adalah anggota A dan B. Dinotasikan .
Jika , maka A dan B dapat dikatakan saling pisah.
Contoh:
- {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.
- {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
- {Budi, Cici} ∩ {Dani, Cici} = {Cici}.
- {Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Beberapa sifat dasar irisan:
- A ∩ B ⊆ A.
- A ⊂ B jika dan hanya jika A ∩ B = A.
Komplemen
Pelengkap (komplemen) himpunan adalah himpunan yang anggotanya bukan anggota . Dinotasikan atau .
Contoh:
- {1, 2} \ {1, 2} = ∅.
- {1, 2, 3, 4} \ {1, 3} = {2, 4}.
Beberapa sifat dasar komplemen:
- A \ B ≠ B \ A untuk A ≠ B.
- (A′)′ = A.
- A \ A = ∅.
- A \ B = A ∩ B′.
Konsep komplemen dapat diperluas menjadi beda setangkup (pengurangan himpunan), jika diterapkan untuk himpunan A dan B atau A - B menghasilkan
Contohnya, diferensi simetris antara:
- {7, 8, 9, 10} dan {9, 10, 11, 12} adalah {7, 8, 11, 12}.
- {Ana, Budi, Dedi, Felix} dan {Budi, Cici, Dedi, Ela} adalah {Ana, Cici, Ela, Felix}.
Hasil Kali Kartesian atau perkalian himpunan merupakan operasi yang menggabungkan anggota suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Perkalian himpunan antara A dan B didefinisikan dengan A × B. Anggota himpunan | A × B | adalah pasangan terurut (a,b) dimana a adalah anggota himpunan {\displaystyle A} dan b adalah anggota himpunan B.
Contoh:
- {1, 2} × {x, y} = {(1, x), (1, y), (2, x), (2, y)}.
- {1, 2} × {a, b, c} = {(1, a), (1, b), (1, c), (2, a), (2, b), (2, c) }.
- {1, 2} × {1, 2} = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2)}.
Beberapa sifat dasar himpunan perkalian:
- A × ∅ = ∅.
- A × (B ∪ C) = (A × B) ∪ (A × C).
- (A ∪ B) × C = (A × C) ∪ (B × C).
- | A × B | = | B × A | = | A | × | B |.
Aljabar himpunan
Operasi antara dua himpunan atau lebih akan mematuhi berbagai hukum yang merupakan identitas. Beberapa hukum operasi himpunan ini mirip dengan hukum yang berlaku pada operasi bilangan riil. Sehingga hukum-hukum ini juga disebut hukum aljabar himpunan[11].
- Hukum komutatif
- p ∩ q ≡ q ∩ p
- p ∪ q ≡ q ∪ p
- Hukum asosiatif
- (p ∩ q) ∩ r ≡ p ∩ (q ∩ r)
- (p ∪ q) ∪ r ≡ p ∪ (q ∪ r)
- Hukum distributif
- p ∩ (q ∪ r) ≡ (p ∩ q) ∪ (p ∩ r)
- p ∪ (q ∩ r) ≡ (p ∪ q) ∩ (p ∪ r)
- Hukum identitas
- p ∩ S ≡ p
- p ∪ ∅ ≡ p
- Hukum ikatan
- p ∩ ∅ ≡ ∅
- p ∪ S ≡ S
- Hukum negasi
- p ∩ p' ≡ ∅
- p ∪ p' ≡ S
- Hukum negasi ganda
- (p')' ≡ p
- Hukum idempotent
- p ∩ p ≡ p
- p ∪ p ≡ p
- Hukum De Morgan
- (p ∩ q)' ≡ p' ∪ q'
- (p ∪ q)' ≡ p' ∩ q'
- Hukum penyerapan
- p ∩ (p ∪ q) ≡ p
- p ∪ (p ∩ q) ≡ p
- Negasi S dan ∅
- S' ≡ ∅
- ∅' ≡ S
1 1 1 1 1 1 1 A = { a, c, e, f } --> 1 0 1 0 1 1 0 B = { b, c, d, f } --> 0 1 1 1 0 1 0
Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi himpunan, seperti union (gabungan), interseksi (irisan), dan komplemen (pelengkap), karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya. Representasi himpunan dalam bentuk biner dipakai oleh kompiler-kompiler Pascal dan juga Delphi[16].
-->
Lihat juga
- Kelas (teori himpunan), himpunan dari himpunan-himpunan.
Referensi
- ^ Afidah Khairunnisa (2018). Matematika Dasar. Depok: Rajawali Pers. ISBN 978-979-769-764-8.
- ^ a b Hakim., Nasoetion, Andi (1982). Landasan matematika. Bhratara Karya Aksara. OCLC 974924773.
- ^ Prof. Dr. Wahyudin M.Pd. (2019). Hakikat dan Sejarah Matematika. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.
- ^ Ferreirós, José (2020). Zalta, Edward N., ed. The Stanford Encyclopedia of Philosophy (edisi ke-Summer 2020). Metaphysics Research Lab, Stanford University.
- ^ Dumairy (2003). Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
- ^ Halmos, Paul Richard (1960). Naive Set Theory (dalam bahasa Inggris). Van Nostrand. ISBN 978-3-540-90092-4.
- ^ Oliver, Alex; Smiley, Timothy (2006). "What Are Sets and What Are They For?". Philosophical Perspectives. 20: 123–155. ISSN 1520-8583.
- ^ a b Lipschutz, Seymour (1995). Teori Himpunan. Diterjemahkan oleh Pantur Silaban. Jakarta: Erlangga.
- ^ Walpole, Ronald E. (1995). Pengantar Statistika. Diterjemahkan oleh Ir. Bambang Sumantri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- ^ Dr. Jaka Nugraha (2020). Pengantar Peluang dan Distribusi. Sleman: Deepublish.
- ^ a b Rinaldi Munir (2010). Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.
- ^ a b Marsudi (2010-10-08). Logika dan Teori Himpunan. Universitas Brawijaya Press. ISBN 978-979-8074-51-6.
- ^ Hendra Gunawan (2017). Menuju Tak Terhingga. Bandung: ITB Press.
- ^ Julan Hernadi (2021). Fondasi Matematika & Metode Pembuktian. Ponorogo: UMPO Press.
- ^ Setiadji (2009). Himpunan & Logika Samar serta Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu. ISBN 978-979-756-488-9.
- ^ Delphi 5 Memory Management Diarsipkan 2007-08-05 di Wayback Machine.
Bacaan lanjutan
- Dauben, Joseph W., Georg Cantor: His Mathematics and Philosophy of the Infinite, Boston: Harvard University Press (1979) ISBN 978-0-691-02447-9.
- Halmos, Paul R., Naive Set Theory, Princeton, N.J.: Van Nostrand (1960) ISBN 0-387-90092-6
- Stoll, Robert R., Set Theory and Logic, Mineola, N.Y.: Dover Publications (1979) ISBN 0-486-63829-4
- Velleman, Daniel, How To Prove It: A Structured Approach, Cambridge University Press (2006) ISBN 978-0-521-67599-4