Kota Depok

kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia

6°22′21″S 106°49′39″E / 6.37250°S 106.82750°E / -6.37250; 106.82750

Kota Depok
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮓᮦᮕᮧᮊ᮪
Panorama Kota Depok
Panorama Kota Depok
Bendera Kota Depok
Lambang resmi Kota Depok
Julukan: 
Kota Belimbing
Motto: 
Paricara dharma
(Sanskerta) Abdi kebaikan, kebenaran, dan keadilan
Peta
Peta
Kota Depok di Jawa Barat
Kota Depok
Kota Depok
Peta
Kota Depok di Jawa
Kota Depok
Kota Depok
Kota Depok (Jawa)
Kota Depok di Indonesia
Kota Depok
Kota Depok
Kota Depok (Indonesia)
Koordinat: 6°24′18″S 106°49′02″E / 6.405031°S 106.8173077°E / -6.405031; 106.8173077
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri27 April 1999; 25 tahun lalu (1999-04-27)[1]
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 15 Tahun 1999[2]
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • Wali KotaMohammad Idris
 • Wakil Wali KotaImam Budi Hartono
 • Sekretaris DaerahSupian Suri
 • Ketua DPRDYusufsyah Putra
Luas
 • Total200,29 km2 (77,33 sq mi)
 • Luas perairan1,69 km2 (0,65 sq mi)
Populasi
 • Total2.056.335
 • Peringkat8
 • Kepadatan9.421/km2 (24,400/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam (93,07%)
Kekristenan (6,37%)
- Protestan (4,83%)
- Katolik (1,54%)
Buddha (0,28%)
Hindu (0,17%)
Konghucu (0,08%)
Kepercayaan (0,03%)[3]
 • BahasaIndonesia
Sunda
Betawi
 • IPMKenaikan 81,37 (2021)
sangat tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3276 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB xxxx E**/Z**
Kode Kemendagri32.76 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023DPK
APBDRp 3,5 triliun (2022)[5]
DAURp 946.332.371.000.- (2022)
Flora resmiBelimbing
Fauna resmiBurung Gagak
Situs webwww.depok.go.id

Depok (bahasa Sunda: ᮓᮦᮕᮧᮊ᮪, terj.Dépok) adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Depok umumnya merupakan bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabekpunjur dan berada di bagian selatan Jakarta. Depok awalnya dikenal dengan nama Gemeente Depok atau desa otonom pada zaman Hindia Belanda.

Pada tahun 1982, pemerintah pusat meresmikan Depok sebagai kota administratif dan akhirnya mendapat status kota madya pada 1999.[6] Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kota Depok sebanyak 1.886.890 jiwa dengan kepadatan 9.421 jiwa/km². Saat ini Kantor Wali Kota Depok berlokasi di Jalan Margonda Raya.[3]

Geografi

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6° 19’ 00”–6° 28’ 00” Lintang Selatan dan 106° 43’ 00”–106° 55’ 30” Bujur Timur. Dengan luas wilayah sekitar 200,29 km², Depok merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 50-140 mdpl dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%.

Depok dilalui sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Pesanggrahan.[7] Selain itu, ada juga 13 sub satuan wilayah aliran sungai dan 22 buah danau. Hal ini menjadikan Depok sebagai daerah yang rawan banjir di sebagian wilayah.[butuh rujukan]

Batas Wilayah

Secara administratif, Depok dibentuk berdasarkan Undang-Undang №15 tahun 1999 tentang terbentuknya Kota Depok dan Kota Cilegon. Pada tanggal 27 April 1999, Kota Administratif Depok dan Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya. Batas sebelah utara Depok dengan Batavia ini tidak berubah setidaknya semenjak tahun 1933.[8]

Utara Kota Jakarta Selatan, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Jakarta Timur
Timur Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi
Selatan Kabupaten Bogor
Barat Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan

Sejarah

Sejarah Depok berawal pada 18 Mei 1696,[9] yakni ketika seorang saudagar Belanda bernama Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok seluas 12,44 km²[9] dengan harga Rp2,4 juta.[10] Status tanah itu adalah tanah partikelir milik Cornelis Chastelein seorang sehingga terlepas dari kekuasaan Hindia Belanda.[10] Sebagian besar tanah di Depok, Cilodong, Bojonggede dan Sawangan pernah menjadi tanah partikelir milik keluarga besar Khouw pada tahun 1877, dikuasai penuh oleh Khouw Wie Seng pada tahun 1894, dan, berdasarkan pemberitaan koran Het Vaderland, dijual lagi kepada Pemerintah Belanda pada 16 November 1930 seharga 600 ribu gulden.[11]

Pada zaman Hindia Belanda serta sampai pendudukan Jepang dan hingga masa Republik Indonesia Serikat, wilayah Kota Depok modern masih terpisah ke dalam 3 kawedanan yang berbeda di wilayah Kabupaten Bogor yaitu:[12]

Pada tahun 1898, 1909, dan 1933, Kecamatan Depok berada di bawah Kawedanan Parung tersebut masuk ke dalam suatu distrik yang berpusat di Parung, Afdeeling Buitenzorg.[8][16][17] Setelah penghapusan Kawedanan berdasarkan Peraturan Presiden №22 tahun 1963,[18] Kecamatan Depok saat itu terdiri dari 11 desa, yaitu Depok, Depok Jaya, Pancoran Mas, Mampang, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Beji, Kemirimuka, Pondokcina, Tanahbaru, dan Kukusan.[19]

Depok pernah menjadi pusat Residensi Ommelanden van Batavia atau Keresidenan Daerah sekitar Jakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Batavia yaitu en Ommelanden per tanggal 11 April 1949 №Pz/177/G.R. yang dimuat di dalam Javasche Courant 1949 №31. Residensi ini membubarkan Regentschap Meester Cornelis yang terbentuk sejak 1925.[20]

Sejak era Orde Baru pembangunan di Kecamatan Depok menggeliat, Depok yang dahulunya sepi kini mulai dilirik oleh pemerintah sebagai bagian dampak dari cepatnya urbanisasi di DKI Jakarta. Pemerintah Orde Baru kemudian menata Depok untuk dijadikan kawasan hunian yang tertata melalui pembangunan yang diprakarsai oleh Perumnas. Pada akhir 1980-an pemerintah Orde Baru juga memindahkan kampus utama Universitas Indonesia dari Salemba ke Beji, hal tersebut membuat Depok semakin banyak didatangi para perantau dari penjuru Indonesia.

Atas dasar tersebut, Pemerintah Orde Baru melakukan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan disekitar Depok seperti pembangunan:

Hal itu mengakibatkan angka pertumbuhan penduduk serta ekonomi di Depok melonjak naik dan mulai mengalahkan beberapa kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bogor seperti Bojonggede, Tajurhalang, Sukaraja, Parung, Cileungsi maupun Jonggol.

Perkembangan Depok yang begitu cepat menjadi perhatian bagi Pemerintah Orde Baru, lewat Menteri Dalam Negeri kala itu, Amir Machmud mulai mengkaji peningkatan status Kecamatan Depok menjadi kota administratif. Peningkatan status tersebut dimaksudkan agar pembangunan lebih tertata dan terarah sebagai kota masa depan, ketimbang dikelola sepenuhnya oleh Kabupaten Bogor hanya sebagai kecamatan yang dipimpin oleh camat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah №43 tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Administratif Depok, Pemerintah Pusat melakukan pemekaran wilayah Kecamatan Depok, tujuannya untuk meningkatkan status kecamatan menjadi kota administratif.[21] Hasil pemekaran tersebut antara lain:

  1. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 desa, yaitu: Beji, Kemirimuka, Pondokcina, Tanahbaru, dan Kukusan.
  2. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 desa, yaitu Pancoran Mas, Depok, Depok Jaya, Mampang, Rangkapan Jaya, dan Rangkapan Jaya Baru.

Kota Administratif Depok

 
Galeri peresmian pembentukan Kota Administratif Depok oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud.

Pada 18 Maret 1982, Pemerintah Pusat meresmikan pembentukan Kota Administratif Depok dengan memasukkan Kecamatan Sukmajaya yang sebelumnya merupakan sebuah desa di wilayah Jonggol, Kawedanan Cibinong. Saat itu, Depok menjadi Kota Administratif keempat di Jawa Barat setelah Cimahi, Tasikmalaya dan Tangerang. Saat ini, Tangerang telah memisahkan diri dari Jawa Barat dan bergabung dengan Provinsi Banten.

  1. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 desa, yaitu: Sukmajaya, Mekarjaya, Sukamaju, Kalibaru, Kalimulya, dan Cisalak.

Peresmian pembentukan Kota Administratif Depok dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud sekaligus pelantikan Wali Kota Administratif pertama, yaitu Mochammad Rukasah Suradimadja oleh Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi. Di awal tahun 1999, Kota Administratif Depok dimekarkan dan seluruh desa berganti status menjadi kelurahan.

  1. Kecamatan Beji, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Beji, Beji Timur, Pondokcina, Kemirimuka, Kukusan, dan Tanahbaru.
  2. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Pancoran Mas, Depok, Depok Jaya, Mampang, Rangkapan Jaya, dan Rangkapan Jaya Baru.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 kelurahan, yaitu: Sukmajaya, Tirtajaya, Mekarjaya, Abadijaya, Baktijaya, Cisalak, Cilodong, Sukamaju, Kalibaru, Kalimulya, dan Jatimulya.

Kota Depok

Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat, maka pada tanggal 27 April 1999 terbentuklah Kota Depok yang terdiri dari 3 kecamatan dan ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten Bogor, yaitu:

  1. Kecamatan Cimanggis
  2. Kecamatan Limo
  3. Kecamatan Sawangan
  4. Dan ditambah 5 desa dari Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Setelah beberapa wilayah di Kabupaten Bogor itu memilih gabung ke Kota Depok sesuai Undang-Undang №15 tahun 1999, wilayah Kota Depok terdiri dari 6 kecamatan diantaranya:

  1. Kecamatan Beji, terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Beji, Beji Timur, Pondokcina, Kemirimuka, Kukusan, dan Tanahbaru.
  2. Kecamatan Cimanggis, terdiri dari 13 kelurahan, yaitu: Cisalak Pasar, Pasir Gunung Selatan, Tugu, Mekarsari, Curug, Harjamukti, Tapos, Cilangkap, Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cimpaeun, dan Leuwinanggung.
  3. Kecamatan Limo, terdiri dari 8 kelurahan, yaitu: Limo, Meruyung, Krukut, Grogol, Cinere, Gandul, Pangkalan Jati, dan Pangkalan Jati Baru.
  4. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 11 kelurahan, yaitu: Pancoran Mas, Depok, Depok Jaya, Mampang, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Cipayung, Cipayung Jaya, Ratujaya, Bojong Pondok Terong, dan Pondok Jaya.
  5. Kecamatan Sawangan, terdiri dari 14 kelurahan, yaitu: Sawangan Lama, Sawangan Baru, Cinangka, Kedaung, Pengasinan, Bedahan, Pasir Putih, Bojongsari Lama, Bojongsaribaru, Serua, Pondokpetir, Curug, Durenseribu, dan Durenmekar.
  6. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 kelurahan, yaitu: Sukmajaya, Tirtajaya, Mekarjaya, Abadijaya, Baktijaya, Cisalak, Cilodong, Sukamaju, Kalibaru, Kalimulya, dan Jatimulya.

Pemekaran Kecamatan

Pada tahun 2007, kecamatan yang ada di Depok dimekarkan. Adapun selengkapnya nama kecamatan dan kelurahan hasil pemekaran yang disahkan oleh DPRD Kota Depok, sebagai berikut:

  1. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Beji, Beji Timur, Kemirimuka, Pondokcina, Kukusan, dan Tanahbaru.
  2. Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Bojongsari Lama, Bojongsaribaru, Serua, Pondokpetir, Curug, Durenmekar, dan Durenseribu.
  3. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Cilodong, Sukamaju, Kalibaru, Kalimulya, dan Jatimulya.
  4. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Cisalak Pasar, Mekarsari, Tugu, Pasir Gunung Selatan, Harjamukti, dan Curug.
  5. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Cinere, Gandul, Pangkalan Jati, dan Pangkalan Jati Baru.
  6. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Cipayung, Cipayung Jaya, Ratujaya, Bojong Pondok Terong, dan Pondok Jaya.
  7. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Limo, Meruyung, Grogol, dan Krukut.
  8. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Pancoran Mas, Depok, Depok Jaya, Mampang, Rangkapan Jaya, dan Rangkapan Jaya Baru.
  9. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Sawangan Lama, Sawangan Baru, Kedaung, Cinangka, Bedahan, Pengasinan, dan Pasir Putih.
  10. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Sukmajaya, Mekarjaya, Baktijaya, Abadijaya, Tirtajaya, dan Cisalak.
  11. Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Tapos, Leuwinanggung, Sukatani, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, dan Cimpaeun.

Di antara 11 kecamatan tersebut, 5 kecamatan (Beji, Pancoran Mas, Cimanggis, Limo, dan Cinere) merupakan kecamatan yang terdekat menuju DKI Jakarta (Cilandak, Jagakarsa, Pasar Rebo dan Ciracas). Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari juga merupakan kecamatan terdekat menuju Tangerang Selatan. Selain itu ada 4 kecamatan lagi yang masing-masing terdekat menuju Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi.

Pemerintahan

Wali Kota

Berikut adalah daftar Wali Kota Depok secara definitif sejak tahun 2000 di bawah Pemerintah Republik Indonesia.[22]

Nomor urut Wali Kota Potret Partai Awal Akhir Periode Masa jabatan Pemilihan umum Wakil Ref.
  Badrul Kamal
(Penjabat Sementara)
(lahir 1945)
Independen 27 April 1999 15 Maret 2000 1999–2000 5 tahun, 322 hari Tidak ada Tidak ada
1 Badrul Kamal 15 Maret 2000 15 Maret 2005 2000–2005 2000 Yus Ruswandi
2000–2005
[23][24]
2 Nur Mahmudi Ismail
(lahir 1961)
  PKS 26 Januari 2006 26 Januari 2011 2006–2011 10 tahun, 0 hari 2005 Yuyun Wirasaputra
2006–2011
[25][26]
26 Januari 2011 26 Januari 2016 2011–2016 2010 Mohammad Idris
2011–2016
[27][28]
3 Mohammad Idris
(lahir 1961)
  Independen 17 Februari 2016 17 Februari 2021 2016–2021 5 tahun, 0 hari 2015 Pradi Supriatna
2016–2021
[29]
PKS 26 Februari 2021 Petahana 2021–2025 3 tahun, 261 hari 2020 Imam Budi Hartono
2021–sekarang
[30][31]
[32]


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Depok berdasarkan asal partai politik dalam enam periode terakhir.

Partai Perolehan kursi pascapemilu
1999–2004 2004–2009 2009–2014 2014–2019 2019–2024 2024–2029
Partai Keadilan Sejahtera
3 / 45
(sebagai Partai Keadilan)
12 / 45
11 / 50
6 / 50
12 / 50
13 / 50
Partai Gerakan Indonesia Raya n/a n/a
3 / 50
9 / 50
10 / 50
8 / 50
Partai Golongan Karya
6 / 45
8 / 45
7 / 50
5 / 50
5 / 50
7 / 50
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
12 / 45
5 / 45
5 / 50
11 / 50
10 / 50
6 / 50
Partai Kebangkitan Bangsa
2 / 45
2 / 45
1 / 50
1 / 50
3 / 50
5 / 50
Partai Demokrat n/a
8 / 45
15 / 50
5 / 50
3 / 50
5 / 50
Partai Amanat Nasional
7 / 45
5 / 45
6 / 50
6 / 50
4 / 50
2 / 50
Partai Persatuan Pembangunan
7 / 45
4 / 45
1 / 50
4 / 50
2 / 50
2 / 50
Partai Nasional Demokrat n/a n/a n/a
1 / 50
0 / 50
1 / 50
Partai Solidaritas Indonesia n/a n/a n/a n/a
1 / 50
1 / 50
Partai Hati Nurani Rakyat n/a n/a
0 / 50
2 / 50
0 / 50
0 / 50
Partai Bulan Bintang
1 / 45
0 / 45
0 / 50
0 / 50
0 / 50
0 / 50
Partai Keadilan dan Persatuan
1 / 45
0 / 45
0 / 50
0 / 50
0 / 50
Partai Damai Sejahtera n/a
1 / 45
1 / 50
n/a n/a n/a
Partai Persatuan
1 / 45
n/a n/a n/a n/a n/a
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (fraksi)
5 / 45
n/a n/a n/a n/a n/a
Jumlah anggota 45   45   50   50   50   50
Jumlah partai 10   8   9   10   9   10


Kecamatan

Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Depok, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Ibu kota Kodepos[33] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
32.76.06 Beji Beji 16421-16426 6
32.76.11 Bojongsari Bojongsari 16521-16527 7
32.76.08 Cilodong Cilodong 16471-16475 5
32.76.02 Cimanggis Cisalak Pasar 16451-16454 6
32.76.09 Cinere Cinere 16541-16544 4
32.76.07 Cipayung Cipayung 16441-16445 5
32.76.04 Limo Limo 16531-16534 4
32.76.01 Pancoran Mas Depok 16431-16436 6
32.76.03 Sawangan Sawangan 16511-16519 7
32.76.05 Sukmajaya Mekarjaya 16411-16418 6
32.76.10 Tapos Tapos 16461-16467 7
Jumlah 63


Demografi

Suku bangsa

Karakteristik suku bangsa penduduk Kota Depok memiliki keberagaman. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Depok adalah orang Betawi, Jawa, dan Sunda. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku Batak, dan Minangkabau. Keberagaman suku bangsa di Kota Depok memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat. Berikut adalah besaran penduduk Kota Depok berdasarkan suku bangsa sesuai data Sensus Penduduk tahun 2000;[34]

No Suku Jumlah 2000 %
1 Betawi 390.419 34,20%
2 Jawa 320.770 28,10%
3 Sunda 292.077 25,59%
4 Batak 32.776 2,87%
5 Minangkabau 26.928 2,36%
6 Tionghoa 3.383 0,30%
7 Cirebon 833 0,07%
8 Banten 629 0,06%
9 Suku lainnya 73.601 6,45%
Kota Depok 1.141.416 100%

Pendidikan

Pendidikan Formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan Tinggi Lainnya
Negeri 3 207 34 15 4 5
Swasta 498 352 293 84 126 30 606
Total 501 559 327 99 130 35 606
Data Sekolah di Kota Depok
Sumber:[35][36]

Perguruan Tinggi

Transportasi

Berikut ini adalah jalur transportasi umum di Kota Depok:

Jalan raya

Terdapat ruas jalan tol berikut di Depok:

Jalan raya di Depok di antaranya adalah:

Selain itu, Kota Depok dilalui oleh Jalur KA Manggarai-Padalarang.

Terminal

Jalan Gedoran Depok №39, Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16431.

Jalan Raya Bogor №12, Jatijajar, Kec. Tapos, Kota Depok, Jawa Barat 16451.

Jalan Sawangan Permai №36, Sawangan Baru, Kec. Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat 16511.

Jalan Raya Cipayung Jaya №41, Bojong Pondok Terong, Kec. Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat 16437

Jalan Raya Jatimulya №22, Jatimulya, Kec. Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat 16413.

Jalan Raya Leuwinanggung №17, Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok, Jawa Barat 16456.[47][48]

Stasiun

Kota Depok memiliki 6 stasiun KRL, 1 stasiun LRT Jabodebek, diantaranya:

Selain itu, Kota Depok juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Tragedi Ratu Jaya, yaitu:

Tokoh terkenal

Arif Rahman Hakim adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia yang meninggal karena ditembak sewaktu berlangsungnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut tritura atas pemerintahan orde lama dibawah Presiden Soekarno pada tanggal 24 Februari 1966.

Lahir di Bogor, Jawa Barat, meninggal dalam pertempuran ketika pasukannya menyerang tentara Inggris di Kali Bata, Depok pada tanggal 16 November 1945. Sejak saat itu peristiwa ini dinamakan Gedoran Depok.

Ridwan Rais merupakan salah satu tokoh pahlawan ampera yang tewas di Jakarta pada Tragedi Wisma Marta. Ia gugur dalam usia yang relatif muda (14 tahun). Dalam catatan sejarah, namanya sejajar dengan salah satu pahlawan ampera yaitu Arif Rahman Hakim.

Lahir di Depok, Jawa Barat, meninggal dalam pertempuran dengan sekutu di Perkebunan Cikasintu, Jawa Barat pada tahun 1947. Tole Iskandar berjasa karena telah membebaskan Depok dari tangan NICA yang sebelumnya telah mempropaganda agar tidak mengakui kemerdekaan Indonesia.


Fasilitas

Perumahan

Menurut data Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok tahun 2022, jumlah perumahan di Depok hingga kini ada sekitar 520 perumahan.[49]

Tempat Ibadah

Depok memiliki 387 Masjid dan 83 Musala, 33 Gereja Kristen, 5 Gereja Katolik Roma, 2 Pura, 1 Wihara, dan 1 Klenteng yang tersebar di 11 kecamatan.[50]

Museum

Kota Depok saat ini per tahun 2021-2022 sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan[51] untuk membangun pusat sejarah, dikarenakan Depok dulunya memiliki kaitan dengan Hindia Belanda. Terbukti dengan adanya Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein di Jalan Pemuda dan gereja-gereja berarsitektur Hindia Baru di sekitaran Depok Lama. Bahkan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns,[52] serius dalam menanggapi program penataan kawasan heritage yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok.[53]

Taman

Wali kota Depok Mohammad Idris menyebutkan ada hampir 100 taman di Kota Depok atau lebih tepatnya sekitar 65 taman. Angka ini lebih banyak apabila dibandingkan dengan Kota Bandung yang terkenal memiliki berbagai macam taman dengan beragam konsep yang kreatif.[54]

Stadion

Pemerintah Kota Depok meresmikan 5 stadion diantaranya 4 stadion umum dan 1 stadion internasional. Stadion ini diresmikan dikarenakan minat pemuda terhadap sepak bola cukup tinggi terlebih di Kota Depok. Berikut beberapa stadion yang sudah diresmikan:

WiFi gratis

Saat ini per tahun 2022, Diskominfo Depok sudah memasang WiFi gratis sebanyak 74 titik diseluruh kecamatan dan kelurahan. 11 titik dipasang tahun 2012, sedangkan 63 titik dipasang pada tahun 2013.[55]

Ekonomi

Perkembangan Kota Depok dari aspek geografi, demografi maupun sumber pendapatan begitu pesat.[56] Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok, diantaranya:

  1. Indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat dan mengalami peningkatan dari 576,76 pada tahun 2006 menjadi 648,58 pada tahun 2010.[57]
  2. Capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok meningkat dari 6,54% pada 2016 menjadi 7,28% pada 2017.[58]
  3. Terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 58,92% pada tahun 2010.[59]

Pusat perbelanjaan

  • Cimanggis Square
  • Cinere Bellevue Mall
  • City Plaza Depok
  • Depok Town Square
  • Dmall
  • DTC Depok
  • ITC Depok
  • Mall Cimanggis
  • Mall Cinere
  • Margo City
  • Pesona Square
  • Transmart Dewi Sartika
  • Trans Studio Cibubur

Kesehatan

Catatan BKKBN menyebutkan bahwa Depok sendiri di tahun 2022, merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat dengan persentase stunting terendah, yakni hanya sebesar 12,3%.[60]

Rumah Sakit

Referensi

  1. ^ "Sejarah berdirinya Kota Depok". depok.go.id. 
  2. ^ "Undang-Undang Nomor 15 tahun 1999". peraturan.bpk.go.id. 
  3. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 04 Februari 2020. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2022. 
  5. ^ "APBD Kota Depok 2022". radardepok.com. 
  6. ^ "Portal Resmi Pemerintah Kota Depok". www.depok.go.id. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  7. ^ "13 Sungai Yang Membelah Kota Jakarta | Daerah Kita - Sajian Artikel Ringan dan Informatif Nusantara". www.daerahkita.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-24. 
  8. ^ a b "Landbouwstatistiekkaart" (Peta). Perpustakaan Universitas Leiden. 1:150.000 (dalam bahasa (Belanda)). Batavia: Topographische Dienst. 1933. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  9. ^ a b Hidayat, Mohammad Arief (23 September 2017). "Depok Pernah Punya Pemerintahan dan Presiden Sendiri". VIVA.co.id (dalam bahasa (Indonesia)). Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  10. ^ a b Sopiah, Popi Siti (25 November 2021). "Tahukah? Ternyata Kota Depok Pernah Menjadi Negara dan Memiliki Presiden! Begini Sejarahnya". Media Pakuan (dalam bahasa (Indonesia)). Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  11. ^ Arifianto, Bambang (27 Juli 2022). "Citayam, Tanah Partikelir dan Kebun Karet". Pikiran Rakyat. hlm. 10. 
  12. ^ "Sejarah Depok". Diakses tanggal 2022-01-30. 
  13. ^ P1ntum4suk (2017-09-01). "Inilah Sejarah Kota Depok Yang Jarang Diketahui". Depok News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-24. 
  14. ^ "Sejarah Depok Dahulu hanya bagian Kawedanan Parung – Depok.go.id Pilihan" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-24. 
  15. ^ Arjanto, Dwi (ed.). "Kisah Jonggol Pernah Digadang Jadi Ibu Kota Baru karena Dekat DKI Jakarta". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  16. ^ "Overzichtskaart van de Residentie Batavia" (Peta). Koleksi Digital Universitas Leiden. 1:250000 (dalam bahasa (Belanda)). Batavia: Topographische Bureau. 1898. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  17. ^ "Overzichtskaart van de Residentie Batavia" (Peta). Koleksi Digital Universitas Leiden. 1:250.000 (dalam bahasa (Belanda)). Batavia: Topographische Inrichting. 1909. Diakses tanggal 24 Mei 2022. 
  18. ^ "PERPRES No. 22 Tahun 1963 tentang Penghapusan Keresidenan dan Kewedanaan [JDIH BPK RI]". peraturan.bpk.go.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  19. ^ Ariefana, Pebriansyah (2021-11-24). "Sejarah Kota Depok, Dulu Hutan Belantara dan Mantan Kecamatan di Bogor". Suara.com. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  20. ^ Pemerintah Kotapraja Jakarta Raya 1958, hlm. 127.
  21. ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981". peraturan.go.id. Diakses tanggal 2020-10-12. 
  22. ^ Biografi/Profil Bupati dan Wali Kota Seluruh Indonesia. Askrida. 2005. hlm. 58. 
  23. ^ "Wali Kota Depok – H. Badrul Kamal". Pemerintah Kota Depok. 17 Oktober 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2002-10-17. Diakses tanggal 22 Mei 2022. Badrul terpilih sebagai Wali Kota bersama dengan Yus Ruswandi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok dan memperoleh 33 suara dari 45 anggota DPRD Kota Depok. 
  24. ^ Koran.tempo.co (18 Maret 2005). Administrator, ed. "DPRD Tolak Perpanjangan Jabatan Wali Kota". Tempo.co. Diakses tanggal 4 Juli 2021. 
  25. ^ IAN (26 Januari 2006). "Nurmahmudi Resmi Dilantik". Liputan6.com. Diakses tanggal 26 November 2017. Dilantik berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 131.32-26/2006 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 132.32-27/2006 tanggal 17 Januari 2006. 
  26. ^ "Disaksikan Badrul, Nurmahmudi Resmi Jabat Walikota Depok". detikcom. 26 Januari 2006. Diakses tanggal 23 Juni 2021. 
  27. ^ Virdhani, Marieska Harya (16 Juli 2012). "DPRD Desak KPU Depok Gelar Pemilukada Ulang". Okezone.com. Diakses tanggal 19 November 2020. Mahkamah Agung telah membatalkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Depok tertanggal 24 Agustus 2010 tentang Penetapan Pasangan Calon dan Nomor Urut Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok. 
  28. ^ Soebijoto, Hertanto, ed. (26 Januari 2011). "Siang Ini Nur Mahmudi Dilantik". Kompas.com. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  29. ^ Malau, Budi Sam Law (17 Februari 2016). Moenanto, Gede, ed. "Aher Lantik Idris dan Pradi Pimpin Kota Depok". Tribunnews.com. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  30. ^ Mantalean, Vitorio (21 Januari 2021). Asril, Sabrina, ed. "KPU Depok Tetapkan Idris-Imam Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Januari 2021. 
  31. ^ Mantalean, Vitorio (16 Februari 2021). Gatra, Sandro, ed. "Pelantikan Idris-Imam Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Ditunda hingga Akhir Februari". Kompas.com. 
  32. ^ Amelia, Vini Rizki (3 Maret 2021). Baskhara, Panji, ed. "Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono Resmi Memimpin Kota Depok: Kami akan Tunaikan Sebaik-baiknya". Tribunnews.com. 
  33. ^ Kode Pos Kota Depok
  34. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  35. ^ "Data Jumlah Keseluruhan TK/RA, KB/TPA/SPS di Depok". kemendikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-09. Diakses tanggal 2021-09-09. 
  36. ^ "Data Jumlah Keseluruhan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK di Depok". kemendikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-09. Diakses tanggal 2021-09-09. 
  37. ^ a b c d e "Rute Transjakarta & Mikro Trans". transjakarta.co.id. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  38. ^ "Panduan Penumpang - Rute Transportasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta". soekarnohatta-airport.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-25. Diakses tanggal 2022-07-30. 
  39. ^ a b "Rute Trayek Angkutan Umum di Kota Bogor - Terminal Baranangsiang". kotabogor.go.id. Diakses tanggal 2022-07-30. 
  40. ^ "Rute Bus Kampung Rambutan - Citeureup". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  41. ^ "Rute Bus Depok - Kalideres". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  42. ^ "Rute Bus Blok M - Cileungsi". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  43. ^ "Rute Bus Tanjung Priok - Cileungsi". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  44. ^ "Rute Bus Kalideres - Cileungsi". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  45. ^ "Rute Bus Tanah Abang - Cileungsi". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  46. ^ "Rute Bus Senen - Cileungsi". web.trafi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  47. ^ "Data Terminal - Dishub Provinsi DKI Jakarta". dishub.dkijakarta.go.id. Diakses tanggal 2021-09-04. 
  48. ^ "Data Terminal - Dishub Kota Depok". dishub.depok.go.id. Diakses tanggal 2021-09-05. 
  49. ^ "Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok". sirumkim.inweb.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-04. 
  50. ^ "Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat". jabar.kemenag.go.id. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  51. ^ "Depok Siap Lakukan Percepat Pembangunan pada 2021 | Republika Online Mobile". republika.co.id. Diakses tanggal 2022-09-29. 
  52. ^ Ridha, Rasyid. "Dubes Belanda Berkunjung ke Depok Lama, Ini Tujuannya". JPNN.com. Diakses tanggal 2022-09-29. 
  53. ^ Islam, M. Fathra Nazrul. "Daerah Ini Bakal Disulap Menjadi Kawasan Heritage Kota Depok". JPNN.com. Diakses tanggal 2022-09-29. 
  54. ^ "Taman di Depok Lebih Banyak dari Bandung". Republika Online. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  55. ^ "Free Wi-Fi di 11 Kecamatan". diskominfo.depok.go.id. Diakses tanggal 2022-02-04. 
  56. ^ Pramisti, Nurul Qomariyah. "Salah Urus Ekonomi Kota Depok - Kolumnis Tirto.ID". tirto.id. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  57. ^ Virdhani, Marieska Harya (2011-11-08). "Tingkat Daya Beli Masyarakat Depok Tertinggi di Jabar". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  58. ^ Antara (2018-05-04). Suseno, ed. "Pengangguran Berkurang, Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Meningkat". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-09-08. 
  59. ^ Pratiwi, Angela Gerda; Muta&#39, Lutfi; ali (2018). "Perkembangan Ekonomi Wilayah dan Peran Sektor Tersier di Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek)". Jurnal Bumi Indonesia. 7 (3): 260738. ISSN 1858-1110. 
  60. ^ Arifianto, Bambang; Fahas, Eva; Nurulliah, Novianti; Kasumaningrum, Yulistyne (19 Agustus 2022). "Jabar Masih Harus Terus Berbenah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 1. 

Kepustakaan

Pranala luar