Kota Baubau

kota di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia


Kota Bau-Bau adalah sebuah kotamadya atau kota otonom di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Bau-Bau memperoleh status kota pada tanggal 21 Juni 2001 berdasarkan UU No 13 Tahun 2001.

Kota Bau-Bau
Daerah tingkat II
Motto: 
-
Berkas:Peta buton.jpg
Peta
Kota Bau-Bau di Sulawesi
Kota Bau-Bau
Kota Bau-Bau
Peta
Kota Bau-Bau di Indonesia
Kota Bau-Bau
Kota Bau-Bau
Kota Bau-Bau (Indonesia)
Koordinat: 5°27′44″S 122°36′21″E / 5.4622°S 122.6058°E / -5.4622; 122.6058
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
Tanggal berdiri21 Juni 2001
Dasar hukumUU No. 13 Tahun 2001
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 6
  • Kelurahan: 38
Pemerintahan
 • BupatiMZ Amirul Tamim
Luas
 • Total221,00 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total122,339 jiwa (2.006)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7472 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon-
Kode Kemendagri74.72 Edit nilai pada Wikidata
DAU-
Situs webhttp://www.baubau.go.id/

Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2006 berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312 jiwa (53,39%).

Nilai PDRB daerah Kota Bau-Bau berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007 sebesar Rp1.254,49 miliar, sedangkan berdasarkan harga konstan sebesar Rp586,32 miliar.[1]

Pada 19 Februari 2005, Bau-Bau diguncang gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Berkas:Kota Bau-Bau.jpg
Kota Bau-Bau dilihat dari Benteng Wolio

Sejarah Singkat

Pada awalnya, Bau-Bau merupakan pusat Kerajaan Buton (Wolio) yang berdiri pada awal abad ke-15 (1401 – 1499). Buton mulai dikenal dalam Sejarah Indonesia karena telah tercatat dalam naskah Nagarakretagama karya Prapanca pada Tahun 1365 Masehi dengan menyebut Buton atau Butuni sebagai Negeri (Desa) Keresian atau tempat tinggal para resi dimana terbentang taman dan didirikan lingga serta saluran air, dengan rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru. Cikal bakal negeri Buton untuk menjadi sebuah Kerajaan pertama kali dirintis oleh kelompok Mia Patamiana (si empat orang) yaitu Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati yang oleh sumber lisan di Buton mereka berasal dari Semenanjung Tanah Melayu pada akhir abad ke-13.

Kejayaan masa Kerajaan Buton (Wolio) sampai Kesultanan Buton sejak berdiri pada tahun 1332 sampai dengan 1960 telah banyak meninggalkan warisan masa lalu yang gemilang, yang sampai saat ini masih dapat disaksikan berupa peninggalan sejarah, budaya dan arkeologi. Saat ini wilayah bekas Kesultanan Buton telah berdiri beberapa kabupaten dan kota yaitu: Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Utara dan Kota Bau-Bau.

Keadaan Wilayah

Luas Wilayah

Kota Bau-Bau mempunyai wilayah daratan seluas 221,00 km², luas laut mencapai 30 km² merupakan kawasan potensial untuk pengembangan sarana dan prasarana transportasi laut

Letak Geografis

Secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 5.21° – 5.33° Lintang Selatan dan di antara 122.30° – 122.47° Bujur Timur, atau terletak di sebelah Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Wilayah Kota Bau-Bau berbatasan dengan:

Topografi

Kota Bau-Bau pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit]-bukit terbentang dataran yang merupakan daerah – daerah potensial untuk mengembangkan sektor pertanian.

Hidrologis

Kota Bau-Bau memiliki pula sungai yang besar yaitu sungai Bau-Bau yang membatasi Wolio dan Betoambari dan membelah ibu kota Bau-Bau. Sungai tersebut umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, irigasi dan kebutuhan rumah tangga.

Iklim

Keadaan iklim di daerah Kota Bau-Bau umumnya sama dengan daerah lain disekitarnya yang mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu udara berkisar 20º C – 33º C.

Musim hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Maret, pada bulan – bulan tersebut angin barat yang bertiup dari Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air, musim kemarau terjadi mulai bulan Mei sampai bulan Oktober, pada bulan – bulan ini angin timur yang bertiup dari Australia kurang mengandung uap air.

Pemerintahan

Pemerintahan Daerah

Berkas:Bau-bau walikota.jpg

Wilayah Kota Bau-Bau terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu:

Kota Bau-Bau yang sebelumnya dipimpin oleh walikota [1]Drs. MZ. Amirul Tamim, M.Si (sejak 2001) dan wakil walikota Drs. Ibrahim Marsela, MM., dan saat ini dipimpin oleh walikota Drs. MZ. Amirul Tamim, M.Si dan wakil walikota Drs. H. LM. Halaka Manarfa, dengan pusat pemerintahan di Palagimata.

DPRD

Komposisi dan anggota DPRD Kota Bau-Bau tahun 2006 sebanyak 25 orang terdiri dari 5 orang dari Fraksi Golkar, 5 orang dari Fraksi Bulan Bintang, 4 orang dari Fraksi Amanat Rakyat, 6 orang dari Fraksi Partai Nasional Banteng Kemerdekaan dan 5 orang dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

Pemerintahan Desa

Wilayah daerah Kota Bau-Bau terdiri dari 38 desa/kelurahan. Pada tahun 2003 dengan jumlah desa 9 dan kelurahan 29, pada tahun 2004 berubah menjadi 38 kelurahan, sedangkan pada tahun 2005 tidak ada perubahan.

Klasifikasi tingkat desa di Kota Bau-Bau tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 tidak ada perubahan dimana terdapat 14 desa swakarya dan 24 desa Swasembada. Sedangkan jumlah kepala lurah menurut jenis kelamin Kota Bau-Bau yakni 35 orang Lurah Laki-Laki dan 3 orang Lurah Perempuan.

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Bau-Bau menurut hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 1990 berjumlah 77.224 jiwa dan sepuluh tahun kemudian pada tahun 2000 mencapai 106.092 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk pertahun selama 10 tahun sebesar 3,23%. Angka pertumbuhan ini cukup besar karena dipicu oleh adanya eksodus baik dari Ambon maupun dari Timor Leste. Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2006 berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312 jiwa (53,39%).

Tenaga Kerja

Penduduk usia kerja di Kota Bau-Bau pada tahun 2005 sebanyak 95.880 orang, sebanyak 51.610 orang atau 53,83 persen merupakan angkatan kerja dan sisanya sebanyak 44.270 orang atau 46,17 % bukan angkatan kerja. Angkatan kerja tersebut terdiri dari 40.495 orang (78,46 persen) adalah bekerja dan 11.115 orang (21,54 persen) merupakan pencari kerja (penggangguran terbuka).

Sosial

Pendidikan

Pada tahun pelajaran 2002/2003 jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak meningkat yaitu 46 unit tahun pelajaran 2002/2003 menjadi 54 unit tahun pelajaran 2005/2006 jumlah guru pada tahun 2002/2003 166 orang menjadi 230 orang pada tahun pelajaran 2005/2006. sedangkan jumlah murid mengalami peningkatan dari 2.291 orang pada tahun 2002/2003 menjadi 2.637 orang pada tahun pelajaran 2005/2006 atau naik 15,10 persen. Rasio antara guru terhadap sekolah TK tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata 4 orang, rasio murid terhadap sekolah rata-rata 49 orang dan murid terhadap guru rata-rata 11 orang.

Jumlah Sekolah Dasar pada tahun pelajaran 2002/2003 sampai dengan tahun pelajaran 2005 / 2006 adalah 64 unit, pada tahun pelajaran yang sama jumlah guru meningkat dari 846 orang menjadi 940 orang atau naik sebesar 11,11 persen, demikian juga dengan jumlah murid dari tahun pelajaran 2002/2003 sebesar 17,262 orang menjadi 17.127 orang pada tahun pelajaran 2005/2006 atau turun 0,78 persen. Rasio guru terhadap sekolah pada tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata 15 orang guru setiap sekolah, rasio murid terhadap sekolah 268 orang, sedangkan rasio murid terhadap guru rata-rata 18 orang.

Pada tahun pelajaran 2002/2003 jumlah sekolah menengah pertama (SMP) berjumlah 13 unit menjadi 19 unit pada tahun pelajaran 2005/2006 atau naik 46,15 %. Pada tahun pelajaran yang sama jumlah guru meningkat dari 489 orang menjadi 570 orang atau naik 17,59 %. Tahun 2002/2003 jumlah murid 7.436 orang menurun menjadi 7.234 orang. Pada tahun pelajaran 2005/2006 atau turun 2,72 %. Rasio antara guru terhadap sekolah tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata 30 orang per sekolah, rasio murid terhadap sekolah rata-rata 381 orang dan rasio murid terhadap guru rata-rata 13 orang.

Jumlah Sekolah Menengah Atas/SMA pada tahun pelajaran 2002/2003 sampai dengan tahun pelajaran 2004/2005 tidak ada perubahan yaitu 14 unit, tetapi pada tahun pelajaran 2005/2006 menjadi 17 unit. Jumlah guru pada tahun pelajaran 2002/2003 yakni 607 orang menjadi 733 orang pada tahun pelajaran 2005/2006 atau naik 20,76 %. Demikian pula jumlah murid menurun dari 9.033 orang tahun pelajaran 2002/2003 menjadi 8.697 orang pada tahun 2005/2006 atau turun 3,72 %. Dilihat dari rasio guru per sekolah pada tahun 2005/2006 rata – rata 43 orang dan rasio murid terhadap sekolah rata-rata 512 orang dan murid terhadap guru rata-rata 12 orang.

Jumlah Mahasiswa Universitas Dayanu Iksanudin yakni pada semester ganjil sebanyak 1.406 dan semester genap sebanyak 1.408 dengan alumni sebanyak 249 orang. Sementara untuk jumlah dosen sebanyak 165 orang dengan tenaga administrasi 33 orang. Pada Universitas Islam Buton Nusantara memiliki mahasiswa pada semester ganjil sebanyak 752 dan pada semester genap sebanyak 807 dengan jumlah dosen sebanyak 51 serta tenaga administrasi sebanyak 8 orang. Universitas Muhammadiyah pada tahun 2005/2006 memiliki mahasiswa pada semester ganjil sebanyak 2.318 dan jumlah mahasiswa pada semester genap sebanyak -, dengan jumlah dosen sebanyak 115 serta tenaga adminitrasi sebanyak 14 orang. Sedangkan untuk STAI pada tahun 2005/2006 memiliki mahasiswa pada semester ganjil dan semester genap masing-masing sebanyak 583 dan 742 dengan jumlah dosen sebanyak 50 serta tenaga administrasi sebanyak 15 orang.

Kesehatan

Sarana dan pelayanan kesehatan di Daerah Kota Bau-Bau pada tahun 2005 seperti rumah Sakit terdapat 2 buah, Puskesmas 12 buah, Pustu sebanyak 17 buah, Puskesmas Keliling sebanyak 9 unit. Informasi jumlah tenaga medis dan paramedis tahun 2005 yakni jumlah Dokter Spesialis sebanyak 7 orang, Dokter Umum sebanyak 3 orang, Apoteker 5 orang, Sarjana Ksesehatan Masyarakat sebanyak 8 orang, Perawat sebanyak 170 orang, Anastesi sebanyak 4 orang, Analisa Laboratorium Kesehatan sebanyak 6 orang.

Agama

Pada tahun 2005 jumlah sarana peribadatan di Kota Bau-Bau sebanyak 120 buah yang terdiri dari masjid 73 buah, mushala 32 buah, gereja katholik 2 buah, gereja protestan 7 buah dan pura/vihara 6 buah. Selain itu juga jumlah jemaah haji, dimana tahun 2001 sebanyak 160 orang menjadi 203 orang pada tahun 2005 atau naik 26,88 persen.

Sosial Lainnya

Jumlah penyandang cacat di Kota Bau-Bau tahun 2005 sebanyak 538 orang yang terdiri dari cacat ganda 9 orang, tuna netra 47 orang, tuna wicara/rungu 54 orang, cacat anggota badan 269 orang, cacat mental 157 orang, penyenang ex. Penyandang penyakit kronis 2 orang.

Sementara itu jumlah peristiwa bencana alam yang terjadi di Kota Bau-Bau pada tahun 2005 tercatat sebanyak 10 kali yang terdiri dari banjir 1 kali, kebakaran 7 kali dan lainnya sebanyak 2 kali.

Ekonomi

Pertanian dan Perkebunan

Tanaman padi sawah pada tahun 2005 memiliki luas panen 1.697 Ha dengan hasil produksi sebesar 8.145,2 ton yang hanya terkonsentrasi pada 2 kecamatan yakni Kecamatan Sorawolio dengan luas panen sebesar 18 Ha yang mencapai produksi sebesar 86,6 ton, kemudian Kecamatan Bungi dengan luas panen 1.678 Ha yang mencapai hasil produksi sebesar 8.725,6 ton. Bila dibandingkan dengan tahun 2004 maka produksi padi sawah terjjadi kenaikan sebesar 26.03 % dimana pada tahun 2003 produksi padi sawah mencapai 6.463 ton.

Untuk tanaman padi ladang juga terkonsentrasi pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Betoambari dengan luas panen 20 Ha yang mencapai hasil produksi sebesar 72,4 ton, kemudian Kecamatan Sorawoilo dengan luas panen 405 Ha serta mencapai hasil produksi sebesar 1.470,15 ton, Kecamatan Bungi dengan luas panen 27 Ha yang mencapai hasil produksi sebesar 97,47 ton. Bila dibandingkan dengan tahun 2004 dimana produksi padi ladang mencapai 706,30 ton sedangkan tahun 2005 mencapai 1.636,24 ton maka terjadi peningkatan produksi sebesar 131,66 %.

Pada tahun 2005 luas panen tanaman jagung mencapai 373 Ha dengan hasil 818,4 ton dimana terjadi peningkatan hasil produksi sebesar 29,09 % bila dibandingkan dengan hasil produksi pada tahun 2004 yang mencapai 634 ton. Untuk tanaman ubi kayu dengan luas panen 130 Ha mencapai hasil produksi sebesar 1.249,3 ton dimana terjadi pula peningkatan hasil produksi tanaman ubi kayu sebesar 68,60 % bila dibandingkan dengan hasil produksi tahun 2004 yang mencapai 741 ton.

Hasil produksi sayur-sayuran pada tahun 2005 masih didominasi oleh kacang panjang, terong dan tomat, masing-masing dengan hasil produksi sebesar 5.875 kuintal, 238 kuintal, dan 82,5 kuintal.

Hasil produksi buah-buahan yang paling menonjol adalah buah pisang pada tahun 2005 sebesar 58,834 kuintal. Sama halnya dengan nangka dengan hasil produksi pada tahun 2005 sebesar 45,090 dan berikutnya adalah buah mangga sebesar 18.559 kuintal.

Komoditas hasil perkebunan yang mengalami peningkatan hasil produksi yakni kemiri dengan hasil produksi 103,94 ton pada tahun 2004 menjadi 241,666 ton pada tahun 2005, enau dari 93,96 ton menjadi 13,920 ton, kapuk dari 51,18 ton menjadi 30.044 ton dan kelapa dalam dari 56,01 ton menjadi 182,41 ton, jambu mete dimana pada tahun 2004 sebesar 196,19 ton menjadi 244,695 ton pada tahun 2005.

Peternakan dan Perikanan

Jumlah produksi ternak besar dan kecil pada tahun 2005 yakni untuk sapi sebanyak 1.380 ekor, kuda sebanyak 7 ekor, kambing sebanyak 940 ekor dan babi sebanyak 1.188 ekor. Sedangkan untuk ternak unggas yakni untuk ayam buras sebanyak 152.330 ekor, ayam ras sebanyak 105.000 ekor, dan itik/bebek sebanyak 6.470 ekor.

Hasil produksi perikanan pada tahun 2005 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2004, dimana untuk perikanan laut tahun 2005 mencapai 12.779,88 ton turun menjadi 9,92 % dibandingkan dengan tahun 2004 yang mencapai 14.188 ton. Produksi perikanan darat tahun 2005 mencapai 23,6 ton atau menurun sebesar 28,49 % dibandingkan dengan tahun 2004 yang mencapai 33,00 ton.

Industri

Industri besar antara tahun 2004 dan tahun 2005 tidak terjadi penambahan yaitu sebanyak 1 buah dengan jumlah tenaga kerja 280 orang, sedangkan industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga terjadi penambahan masing-masing secara berturut dari 3 buah menjadi 4 buah dengan jumlah tenaga kerja 92 oran, dari 50 buah menjadi 59 buah dengan jumlah tenaga kerja 227 orang, dari 39 buah menjadi 123 buah dengan tenaga kerja sebanyak 384 orang.

Daya terpasang listrik pada tahun 2004 mencapai 14.313.150 kw sedangkan pada tahun 2005 sebanyak 175.849.850 kw atau meningkat 91,86 persen. Jumlah pelanggan tahun 2004 sebanyak 15.437 dan tahun 2005 sebanyak 61.841. listrik terjual tahun 2004 sebanyak 22.248.988 kwh dan tahun 2005 sebanyak 57.677.122 kwh dan nilai penjualan listrik tahun 2004 sebanyak 13.233.889 ribu rupiah dan tahun 2005 meningkat menjadi 34.311.908 ribu rupiah.

Jumlah pelanggan air minum tahun 2004 sebanyak 7.848 sedangkan tahun 2005 mencapai 7.958 atau terjadi peningkatan sebesar 1,38 persen. Volume air yang disalurkan ke pelanggan tahun 2005 juga mengalami peningkatan sebesar 9,65 persen dari tahun sebelumnya yaitu dari 2.214.473 m3 tahun 2004 menjadi 2.450.882 m3 tahun 2005. Sedangkan nilai air minum yang disalurkan / didistribusikan tahun 2005 mencapai 3.041.168 ribu rupiah sedangkan tahun 2004 sebanyak 3.262.980 ribu rupiah atau mengalami penurunan 7,29 persen.

Perdagangan

Secara kuantitatif komoditi-komoditi potensial yang diperdagangkan antar pulau melalui pelabuhan Bau-Bau antara lain adalah hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, hasil hutan dan industri. Totall volume komoditi yang diperdagangkan pada tahun 2005 sebesar 9.470.139,4 ton, 98.000 biji, 1.207 m3 dan 10.594 buah dengan nilai 78.284.641.335 dimana komoditi perkebunan merupakan komoditi tertinggi yang diperdagangkan yaitu sebesar 665.201 ton dengan nilai sebesar 35.866.963.335 ribu rupiah dan komoditi yang terkecil adalah peternakan yaitu sebesar 31,25 ton dengan nilai sebesar 151.250.000 ribu rupiah.

Angkutan dan Komunikasi

Aksesibilitas

Kota Bau-Bau adalah daerah penghubung Connecting Area antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI, selain itu bagi masyarakat daerah hinterlandnya, Kota Bau-Bau berperan sebagai daerah akumulator hasil produksi dan distributor kebutuhan daerah tersebut, dengan penghubung menggunakan pelabuhan Fery ASDP yaitu Pelabuhan Batulo.

Kota Bau-Bau dapat diakses secara langsung dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

  • Melalui laut dengan menggunakan kapal laut PELNI yang menyinggahi Pelabuhan Murhum sebanyak 24 kali dalam sebulan. Lamanya perjalanan dari Jakarta ke Bau-Bau selama 3 hari.
  • Melalui pintu udara dari Jakarta melalui Kendari dengan menggunakan pesawat Merpati, Lion Air, Sriwijaya dan Batavia selama 3 jam selanjutnya menuju ke Bau-Bau dengan menggunakan jet foil (kapal cepat) selama 5 jam sambil menikmati pemandangan pesisir Pulau Buton dan Pulau Muna
  • Melalui pintu udara dari Makasar ke Bau-Bau dengan menggunakan pesawat Merpati.

Panjang Jalan

Panjang jalan tahun 2005 di Kota Bau-Bau secara keseluruhan sepanjang 205,04 km, yang terdiri dari jalan beraspal sepanjang 139,9 km (69 %) kerikil 51,28 km (25 %), tanah 9,15 km (4 %) dan tidak diperinci sepanjang 4,65 km (2 %) dari 205,04 km. Kondisi jalan yang sedang sepanjang 134,20 km. Sedangkan sepanjang 55,14 km dalam kondisi rusak dan rusak berat.

Angkutan

Jenis sarana angkutan darat yang dicakup adalah kendaraan bermotor meliputi mobil penumpang sebanyak 130 buah, mobil barang sebanyak 471 buah, mobil bus sebanyak 506 buah dan sepeda motor sebanyak 7.683 buah.

Jumlah kunjungan kapal laut tahun 2005 tercatat sebanyak 6.818 kunjungan meningkat dibanding tahun 2004 yang hanya mencapai 5.406 kunjungan (naik 26 %). Untuk volume bongkar barang mencapai 189.302.391 ton dan muat sebanyak 79.638.571 ton. Untuk penyeberangan kapal very selama tahun 2004 tercatat sebanyak 1.681 kunjungan dengan jumlah penumpang yang naik mencapai 115.637 orang dan turun 135.870 orang.

Sarana pelabuhan udara yang di kota bau-bau yang dapat disinggahi pesawat udara sebagai angkutan penumpang dan barang adalah pelabuhan udara Betoambari yang dapat menghubungkan bau-bau dan makassar sebagai pelabuhan transit. Kunjungan kapal udara yang datang melalui pelabuhan udara Betoambari selama tahun 2005 dengan jumlah kunjungan sebanyak 52 kali dengan jumlah penumpang datang sebanyak 879 orang dan 982 orang yang berangkat. Jumlah lalu lintas barang melalui pelabuhan udara Betoambari tahun 2005 baru mencapai 280 kg bongkar dan 405 kg muat, sedangkan bagasi untuk bongkar mencapai 5.222 kg dan muat 4.908 kg.

Pos dan Telekomunikasi

Dalam penyampaian informasi surat tetap menjadi jalur komunikasi yang utama, karena itu dibutuhkan saran Fisik Pelayan Pos dan Giro yang memadai. Pada tahun 2004 di Kota Bau-Bau sudah tersedia 1 buah Kantor Pos, 1 buah Kantor Pos Tambahan, 1 buah Pos Keliling Kota, 2 buah Rumah Pos dan 9 buah Bis Surat.

Penggunaan telpon sebagai sarana telekomunikasi di Kota Bau-Bau mengalami peningkatan yang sangat pesat terlihat dari produksi pulsa telepon dan SLJJ tahun 2004 mencapai 55.960.443 pulsa (25,57 %) dibanding tahun 2003 yang hanya 44.564.220 pulsa.

Kapasitas sentral telpon tahun 2004 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2003 untuk sambungan telepon induk dari 4.408 sambungan menjadi 4.592 sambungan atau naik 4,17 %. Sedangkan untuk kapasitas sentral otomat tidak mengalami perubahan.

Yang menarik untuk dikunjungi

Kunjungan wisata di Kota Bau-Bau dibagi menjadi 2 kunjungan yaitu:

  • Wisata sejarah berupa kunjungan wisata ke peninggalan sejarah dari Kesultanan Buton berupa benteng keraton, Masjid Agung Keraton (Masigi Ogena), Masjid Kuba dan Tiang Bendera (Kasuluna Tombi), Rumah Adat (Malige), Badili (Meriam), Samparaja, Lawa, Baluara.
  • Wisata alam berupa kunjungan melihat pemandangan alam yang indah, berupa pantai yaitu kamali, pantai nirwana, lakeba, kokalukuna; air terjun di antaranya tirtarimba, samparona, lagawuna; gua yaitu lakasa dan ntiti serta pemandian alam bungi.

Referensi

  1. ^ "Lokomotif Pembangunan di Kawasan Timur", TEMPO, No. 3746 (26 Januari-1 Februari 2009)

Pranala luar