Toksikologi

cabang biologi, kimia, dan kedokteran
Revisi sejak 10 April 2023 00.25 oleh Enterwind (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 23228179 oleh Arlindanur (bicara) Spam Link)

Toksikologi adalah bidang ilmu yang mempelajari efek bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan kimia atau zat pada manusia, hewan, dan lingkungan. Dari definisi di atas, jelas terlihat bahwa dalam toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi dengan suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut.

Salah satu unsur toksikologi adalah agen-agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon pada sistem biologi. Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya efek-efek yang tidak diinginkan ini.

Penggolongan Zat Toksis

Zat toksis dapat digolongkan berdasarkan organ tubuh sasaran, kegunaannya, efeknya, sifat fisik, jenis kimia dan tingkat toksisitasnya. Sebagai contoh, zat toksis dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran dan dikenal sebagai racun liver, racun ginjal penggunaannya dikenal sebagai pestisida, pelarut, bahan additif pada makanan dan lain-lain dan kalau dihubungkan ke sumbernya dikenal sebagai toksin binatang dan tumbuhan kalau dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai karsinogen, mutagen dan seterusnya.

Agen toksik bisa juga digolongkan berdasarkan:

  • Sifat fisik: gas, debu, logam-logam
  • Kimia: turunan-turunan anilin, Hidrokarbon dihalogenasi dan seterusnya
  • Daya racunnya: sangat-sangat toksik, sedikit toksik dan lain-lain.

Penggolongan zat toksis atas dasar mekanisme kerja biokimianya (inhibitor-inhibitor sulfhidril, penghasil met Hb) biasanya lebih memberi penjelasan dibanding penggolongan oleh istilah-istilah umum seperti iritasi dan korosif, tetapi penggolongan-penggolongan yang lebih umum seperti pencemar udara, agen yang berhubungan dengan tempat kerja, dan racun akut dan kronis dapat menyediakan satu sentral yang berguna atas satu masalah khusus.

Dari uraian di atas telah terbukti bahwa tidak ada sistem penggolongan tunggal yang dapat diterapkan untuk keseluruhan agen toksik yang beraneka ragam. Penggabungan sistem penggolongan mungkin diperlukan untuk satu tujuan tertentu. Meskipun demikian, sistem penggolongan yang didasarkan pada sifat kimia dan biologis dari zat toksis dan metode paparan digunakan untuk pengawasan efek zat toksis