Klimatologi

cabang ilmu sosial | Sains yang mempelajari ihwal iklim dan cuaca

Klimatologi atau ilmu iklim (berasal dari bahasa Yunani Kuno κλίμα, klima, "tempat, wilayah, zona"; dan -λογία, -logia "ilmu") adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang.[1] Bidang studi ini dikategorikan sebagai cabang dari sains atmosfer dan subbidang geografi fisik, yang merupakan salah satu dari sains bumi. Klimatologi juga mencakup aspek oseanografi dan biogeokimia. Pengetahuan dasar dari iklim bisa digunakan dalam peramalan cuaca menggunakan metode analogi dalam kasus ENSO, Osilasi Madden-Julian, Osilasi Atlantik Utara, dan sebagainya. Model iklim juga digunakan untuk mempelajari dinamika cuaca dan sistem iklim untuk memproyeksikan iklim pada masa depan.

Ilmu atmosfer
Meteorologi
Klimatologi
Fisika atmosfer
Kimia atmosfer
Peta temperatur rata-rata selama 30 tahun. Rangkaian data yang dibentuk dengan menggunakan parameter cuaca yang direkam dalam jangka waktu yang lama adalah hal yang umum dilakukan dalam klimatologi
El Niño
La Niña

Sejarah sunting

Ilmuwan China Shen Kuo (1021-1095) mengemukakan bahwa iklim secara alami bergeser dalam kurun waktu tertentu, setelah mengamati bambu yang terawetkan cuaca di dekat Yanzhou (Yan'an, provinsi Shaanxi), karena sebuah daerah yang kering tidak mungkin ditumbuhi bambu.[2]

Peneliti iklim terdahulu seperti Edmund Halley, memublikasikan peta pergerakan angin pada tahun 1686 setelah perjalanannya ke belahan bumi selatan. Benjamin Franklin (1706-1790) pertama kali memetakan jalur Arus Teluk (gulf stream) untuk digunakan sebagai metode pengiriman pos dari Amerika Serikat ke Eropa. Francis Galton (1822-1911) mengemukakan istilah "antisiklon".[3] Helmut Landsberg (1906-1985) mengembangkan penggunaan analisis statistik di klimatologi yang memicu perkembangan drastis klimatologi menjadi sains fisik.

Pendekatan sunting

Klimatologi dilakukan dengan berbagai cara. Paleoklimatologi memproyeksikan ulang iklim pada masa lalu dengan memeriksa catatan seperti inti es dan cincin pertumbuhan pohon (dendroklimatologi). Paleotempestologi menggunakan catatan yang sama untuk menentukan frekuensi badai dalam jangka waktu ribuan tahun lamanya. Studi kontemporer iklim melibatkan data meteorologi yang diakumulasikan dalam jangka waktu beberapa tahun, seperti data curah hujan, temperatur, dan komposisi atmosfer. Pengetahuan atmsfer dan dinamikanya juga dikumpulkan dalam permodelan, seperti permodelan statistika atau permodelan matematika, yang mengintegrasikan berbagai pengamatan dan menguji kecocokannya. Permodelan digunakan untuk memahami iklim pada masa lalu, iklim sekarang, dan iklim pada masa depan. Klimatologi historis adalah studi iklim sebagai faktor yang memengaruhi perkembangan sejarah manusia dan fokus hanya pada kurun waktu ratusan atau puluhan ribu tahun saja.

Penelitian tentang iklim cukup sulit dilakukan karena melibatkan area yang sangat luas, jangka waktu yang sangat lama, dan proses yang kompleks. Karena merupakan hasil perata-rataan parameter cuaca dalam kurun waktu yang sangat panjang, iklim bisa dijelaskan dengan persamaan diferensial. Persamaan ini terhubung secara nonlinear sehingga perkiraan solusi bisa didapatkan dengan menggunakan metode numerik untuk membuat model iklim. Iklim sering kali dimodelkan sebagai proses stokastik. Namun, secara umum diterima sebagai perkiraan terhadap proses iklim yang terlalu kompleks untuk dianalisis.

Pola iklim sunting

Ilmuwan menggunakan pola iklim berdasarkan beberapa pola iklim (dikenal sebagai mode variabilitas) dalam usaha mereka mengkarakterisasi dan memahami berbagai mekanisme iklim yang memuncak dalam cuaca sehari-hari. Pola iklim umumnya dirancang secara sederhana sebagai dua objek yang saling melengkapi dalam kurun waktu tersebut, yang berosilasi seperti fenomena El Nino yang lalu diikuti La Nina, lalu kembali ke El Nino.

Yang paling umum dibahas adalah El Nino Osilasi Selatan, namun fenomena iklim lainnya seperti Osilasi Madden-Julian (MJO), Osilasi Atlantik Utara (NAO), Mode Cincin Utara (Northern Annular Mode (NAM)) atau Osilasi Arktik (AO), Indeks Pasifik Utara, Osilasi Dekade Pasifik (PDO), Osilasi Pasifik Interdekade (IPO)

El Niño – Osilasi Selatan sunting

El Nino adalah fenomena atmosfer-lautan global. Sebagai karakter dari samudra pasifik, El Nino dan La Nina adalah fluktuasi temperatur yang penting di perairan permukaan di daerah tropis sekitar samudra Pasifik. Nama El Nino diambil dari bahasa Spanyol, yang berarti "anak kecil laki-laki", menunjuk pada Yesus kecil karena fenomena ini diamati sekitar Natal.[4] La Nina berarti "anak kecil perempuan".[5] Efek mereka pada iklim subtropis dan tropis cukup besar. Osilasi selatan mencerminkan fluktuasi bulanan atau musiman dari perbedaan tekanan udara antara Tahiti dan pulau Darwin. El Nin terakhir diamati pada September 2006[6] dan berakhir awal 2007.[7]

Siklus ini terjadi setiap dua hingga tujuh tahun, dengan El Nino berlangsung selama 9 bulan hingga dua tahun,[8] meski tidak semua wilayah terpengaruh. Negara yang terpengaruh ENSO kebanyakan adalah negara berkembang yang menaruh kehidupan mereka pada sektor pertanian dan perikanan sebagai sumber suplai makanan, tenaga kerja, dan perekonomian utama negaranya.[9] Dan kedua sektor tersebut terpengaruh ENSO, positif maupun negatif.

Pendidikan klimatologi di Indonesia sunting

Di Indonesia, klimatologi dipelajari di berbagai sekolah tinggi, diantaranya:

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Climate Prediction Center. Climate Glossary. Diarsipkan 2006-10-06 di Wayback Machine. Retrieved on November 23, 2006.
  2. ^ A. J. Bowden; Cynthia V. Burek; C. V. Burek (2005). History of palaeobotany: selected essays. Geological Society. hlm. 293. ISBN 978-1-86239-174-1. Diakses tanggal 3 April 2013. 
  3. ^ Life Stories. Francis Galton. Retrieved on April 19, 2007.
  4. ^ California Department of Fish and Game, Marine Region. El Niño Information. Diarsipkan 2007-06-21 di Wayback Machine. Retrieved on June 7, 2007.
  5. ^ "La Niña". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-16. Diakses tanggal 2013-08-18. 
  6. ^ El Nino forms in Pacific Ocean, CNN
  7. ^ "There Goes El Nino, Here Comes La Nina". The Associated Press / CBS News. February 28, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-02. Diakses tanggal March 2, 2007. 
  8. ^ Climate Prediction Center (December 19, 2005). "ENSO FAQ: How often do El Niño and La Niña typically occur?". National Centers for Environmental Prediction. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-27. Diakses tanggal July 26, 2009. 
  9. ^ Pearcy, W. G. (1987). "Changes in the marine biota coincident with the 1982–83 El Niño in the northeastern subarctic Pacific Ocean". Journal of Geophysical Research. 92 (C13): 14417–14428. Bibcode:1987JGR....9214417P. doi:10.1029/JC092iC13p14417. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-22. 
  10. ^ http://geomet.ipb.ac.id/program-studi/s2-klimatologi-terapan

Pranala luar sunting