Bali
| caption = Dari atas, kiri ke kanan: Pantai Kuta Badung, Pura Besakih, Tanah Lot, GWK, Tirta Gangga, Monumen Bajra Sandhi, Tari Kecak di Uluwatu, Tari Tenun, Ikan Mola-mola di Nusa Lembongan, dan Pantai Sanur.|
| bendera = Flag of Bali.svg
Bagian Seri Agama di |
Hindu 86,70% Islam 10,10% Kristen 2,50% — Kristen Protestan 1,67% — Katolik 0,83% Buddha 0,68% Konghucu 0,01% |
---|
Agama |
| lambang = Coat_of_arms_of_Bali.svg
| peta = Bali in Indonesia (special marker).svg
| koordinat = 9º 0' - 7º 50' LS
114º 0' - 116º 0' BT
| motto = Bali dwipa jaya
(Kawi/Sanskerta) Jayalah Pulau Bali!
|
dasar hukum = UU No. 64 Tahun 1958
| hari jadi = 14 Agustus 1958[1] |
ibu kota = Kota Denpasar
| gubernurlink = Gubernur Bali
| nama gubernur = I Wayan Koster |
| nama wakil gubernur = Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati
| nama ketua DPRD = Nyoman Adi Wiryatama |
nama sekretaris daerah = Dewa Made Indra[2]
| luas = 5590
| ref luas = "https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/
| Jumlah penduduk = 4304574
| Kepadatan Penduduk = 770
| Referensi Jumlah Penduduk = </ref>"https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/"</ref>
| Tahun sensus penduduk = 2022
- | Agama =
Hindu 86,70%
Islam 10,10%
Kristen 2,50%
— Kristen Protestan 1,67%
— Katolik 0,83%
Buddha 0,68%
Konghucu 0,01%
Bali (juga dikenal sebagai Kepulauan Bali, bahasa Bali: ᬩᬮᬶ) adalah sebuah wilayah provinsi yang terletak di Indonesia. Ibu kotanya adalah Denpasar. Provinsi Bali terletak di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur .[3][4] Pada tahun 2020, penduduk provinsi Bali berjumlah 4.317.404 jiwa, dengan kepadatan 747 jiwa/km2.[5]
Selain terdiri dari pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu pulau Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan, pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau Menjangan. Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu.[6] Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya dan juga mitosnya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Geografi
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
Batas wilayah
Utara | Laut Bali |
Timur | Selat Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat |
Selatan | Samudera Hindia |
Barat | Selat Bali, Provinsi Jawa Timur |
Sejarah
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1946, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di Uma Kaang, Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946, Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah provinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, Bali dan banyak daerah lainnya, terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[7]
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali I di kawasan pariwisata Kuta tepatnya Legian, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali II tahun 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Pemerintahan
Gubernur
Gubernur menjadi pejabat tertinggi di pemerintahan provinsi Bali. Gubernur Bali bertanggungjawab atas wilayah Provinsi Bali. Saat ini, gubernur atau kepala daerah yang menjabat di provinsi Bali ialah I Wayan Koster, didampingi wakil gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau sering disapa Cok Ace. Mereka menang pada Pemilihan umum Gubernur Bali 2018. Wayan Koster merupakan gubernur Bali yang ke-9, sejak provinsi ini dibentuk menjadi provinsi Bali tahun 1958 berdasarkan Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958. Koster dan Cok Ace dilantik oleh presiden Republik Indonesia Joko Widodo, di Istana Negara Jakarta pada 5 September 2018, untuk masa jabatan 2018-2023.[8]
No. | Potret | Gubernur | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Potret | Wakil Gubernur | Periode | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
9 | I Wayan Koster | 5 September 2018 | Petahana | Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati | 13 (2018) |
[8] |
Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD Bali beranggotakan 55 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Bali terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Bali yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar, Ida Bagus Djagra, di Gedung DPRD Provinsi Bali. Komposisi anggota DPRD Bali periode 2019-2024 terdiri dari 7 partai politik di mana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu masing-masing 33 kursi.[9][10]
Pada Pemilu 2014, DPRD Bali menempatkan 55 orang wakilnya yang tersebar di beberapa fraksi, dengan perolehan suara terbanyak diraih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.[11][12][13] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Bali dalam tiga periode terakhir.[14][15][16][17][18][19]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009-2014[20] | 2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | ||
Gerindra | 2 | 7 | 6 | 10 | |
PDI-P | 24 | 24 | 33 | 32 | |
Golkar | 12 | 11 | 8 | 7 | |
NasDem | (baru) 2 | 2 | 2 | ||
PAN | 0 | 1 | 0 | 0 | |
Hanura | 1 | 1 | 1 | 0 | |
Demokrat | 10 | 8 | 4 | 3 | |
PSI | (baru) 1 | 1 | |||
PKPI | (baru)1 | 1 | 0 | ||
PNIM | (baru) 1 | ||||
PKPB | (baru) 1 | ||||
Pakar Pangan | (baru) 1 | ||||
PNBK | (baru) 2 | ||||
Jumlah Anggota | 55 | 55 | 55 | 55 | |
Jumlah Partai | 10 | 8 | 7 | 6 |
Dewan Perwakilan Daerah
Empat anggota DPD (2019-2024) dari Provinsi Bali adalah;
- Shri I.G.N. Arya Wedakarna M Wedasteraputra S
- I Made Mangku Pastika
- Anak Agung Gde Agung
- Bambang Santoso
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2019, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke DPR RI. Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 33 kursi, disusul Partai Golkar dengan 8 kursi, dan Partai Gerindra dengan 6 kursi.
Daftar kabupaten dan kota di Bali
No. | Kabupaten/kota | Ibu kota | Bupati/wali kota | Luas wilayah (km2)[21] | Jumlah penduduk (Juni 2022)[21] | Kecamatan | Kelurahan/desa | Lambang | Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Badung | Mangupura | I Nyoman Giri Prasta | 398,75 | 517.969 | 6 | 16/46 | ||
2 | Kabupaten Bangli | Bangli | Sang Nyoman Sedana Arta | 526,76 | 255.413 | 4 | 4/68 | ||
3 | Kabupaten Buleleng | Singaraja | I Ketut Lihadnyana (Pj.) | 1.322,75 | 827.642 | 9 | 19/129 | ||
4 | Kabupaten Gianyar | Gianyar | I Dewa Tagel Wirasa (Pj.) | 364,36 | 501.870 | 7 | 6/64 | ||
5 | Kabupaten Jembrana | Negara | I Nengah Tamba | 849,13 | 325.879 | 5 | 10/41 | ||
6 | Kabupaten Karangasem | Amlapura | I Gede Dana | 839,32 | 522.729 | 8 | 3/75 | ||
7 | Kabupaten Klungkung | Semarapura | I Nyoman Jendrika (Pj.) | 313,96 | 217.469 | 4 | 6/53 | ||
8 | Kabupaten Tabanan | Tabanan | I Komang Gede Sanjaya | 849,31 | 465.086 | 10 | -/133 | ||
9 | Kota Denpasar | - | I Gusti Ngurah Jaya Negara | 125,87 | 653.136 | 4 | 16/27 |
Demografi
Agama
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali tahun 2021, penduduk Bali berjumlah 4.317.404 jiwa (2020) dengan mayoritas etnis Bali.[5] Data Kementerian Agama mencatat bahwa 86,91% warga provinsi Bali menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Islam (10,05%), Kristen Protestan (1,56%), Katolik (0,79%), Budha (0,68%), Konghucu (0,01%), dan Kepercayaan (kurang dari 0,01%).[6]
Masyarakat suku Bali umumnya beragama Hindu. Sementara penduduk Jawa, Sunda, Sasak, Melayu, umumnya beragama Islam, dan beberapa orang asli suku Bali juga ada yang memeluk agama Islam.[22] Sementara pemeluk agama Kristen umumnya berasal dari penduduk Nusa Tenggara Timur, kemudian Papua, suku Batak, Minahasa, Tionghoa. Dan ada juga satu desa yakni desa Blimbing Sari di kecamatan Melaya Jembrana, tidak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, sebuah desa Kristen di mana warganya adalah asli suku Bali, bahkan gerejanya bentuknya mirip Pura.[23]
Suku bangsa
Mayoritas penduduk yang mendiami provinsi Bali adalah suku asli setempat, yakni Bali. Suku Bali memiliki kekayaan budaya yang dikenal dunia, sehingga Bali menjadi tujuan utama wisatawan asing ke Indonesia. Selain kekayaan pantai, budaya yang diminati di Bali adalah tari-tariannya, seperti tari Kecak, festival seperti Ogoh-ogoh, dan lainnya. Suku terbanyak dari luar suku Bali adalah suku Jawa.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Bali:[24]
No | Suku | Jumlah 2010 | % |
---|---|---|---|
1 | Bali | 3.336.065 | 85,97% |
2 | Jawa | 372.514 | 9,60% |
3 | Madura | 29.864 | 0,77% |
4 | Melayu | 22.926 | 0,59% |
5 | Sasak | 22.672 | 0,58% |
6 | Asal NTT | 19.698 | 0,51% |
7 | Tionghoa | 14.970 | 0,38% |
8 | Sunda | 11.630 | 0,30% |
9 | Bugis | 9.287 | 0,24% |
10 | Batak | 6.489 | 0,17% |
11 | Lainnya | 34.609 | 0,89% |
Provinsi Bali | 3.880.724 | 100% |
Bahasa
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan, yang paling dikenal dunia dari pertanian di Bali ialah sistem Subak. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai. Bahasa Jepang juga menjadi prioritas pendidikan di Bali.
Masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa komunikasi antar sesama orang Bali selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bahasa Bali merupakan subkelompok dari rumpun bahasa Austronesia Barat, dipergunakan oleh sekitar tiga juta penutur.[25] Bahasa Bali memiliki fungsi dan kedudukan yang penting dalam kehidupan masyarakat Bali terutama pada topik-topik pembicaraan yang bersifat tradisional seperti pembicaraan masalah adat (dalam rapat atau pertemuan yang disebut sangkep) kebudayaan dan agama (Hindu).[26]
Bahasa Bali terdiri atas dua dialek:
- Dialek Bali Aga atau Bali Mula yang dituturkan oleh penduduk Bali di daerah dataran tinggi di Bali
- Dialek Bali Dataran yang dituturkan oleh penduduk yang pada umumnya berdiam di daerah dataran rendah di Bali.
Masyarakat yang menggunakan dialek Bali Aga disebut masyarakat Bali Aga dan bermukim di wilayah pegunungan. Daerah pengguna dialek Bali Aga meliputi Kabupaten Karangasem, yaitu di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis dan Desa Seraya, Kecamatan Karangasem; Kabupaten Bangli, yaitu di Desa Terunyan dan Kecamatan Kintamani; Kabupaten Klungkung, yaitu di Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida; Kabupaten Badung bagian utara, yaitu di Kecamatan Petang; Kabupaten Tabanan, yaitu di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel; Kabupaten Buleleng, yaitu di Desa Sepang, Kecamatan Busung Biu; Kabupaten Jembrana, yaitu di Desa Nusasari, Kecamatan Melaya. Selain itu, bahasa Bali juga dituturkan di berbagai daerah lainnya di Indonesia, yakni di Nusa Tenggara Barat, Lampung, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur dan Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Kapuas.[27]
Dialek Bali Dataran digunakan oleh masyarakat Bali yang bertempat tinggal di daerah pesisir atau dataran rendah di Bali, baik di bagian utara Bali maupun bagian selatan Bali. Dialek Bali Dataran menyebar hampir di seluruh wilayah di Bali. Adapun wilayah yang menggunakan dialek bali dataran seperti Kabupaten Klungkung dari wilayah utara di kecamatan Banjarangkan yaitu Desa Bumbungan; Kabupaten Jembrana, yaitu desa Pengragoan, kecamatan Pekutatan; Kabupaten Tabanan, yaitu di desa Bantas, kecamatan Selemadeg Timur dan desa Luwus, kecamatan Baturiti; Kabupaten Badung, yaitu di desa Baha, kecamatan Mengwi dan Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan; Kota Denpasar yaitu di Kampung Kepoan, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan; Kabupaten Gianyar, yaitu di Desa Pupuan, Kecamatan Tegalalang dan Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh; Kabupaten Klungkung, yaitu di Kampung Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida dan Kampung Gelgel, Kecamatan Klungkung; Kabupaten Karangasem, yaitu di Desa Bebandem dan Kampung Kecicang Muslim, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebanden serta Desa Tianyar, Kecamatan Kubu; Kabupaten Bangli, yaitu di Desa Jehem, Kecamatan Tembuku; Kabupaten Buleleng, yaitu di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar, dan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak.[27]
Bahasa Bali mengenal sistem sor singgih atau tingkatan-tingkatan berbahasa terutama bahasa Bali Dataran karena mendapatkan pengaruh dari Jawa. Tingkatan-tingkatan berbahasa tersebut masih dipertahankan hingga kini oleh masyarakata Bali terutama dalam ranah-ranah tradisional. Sistem Pelapisan sosial masyarakat Bali yang dikenal dengan catur warna sangat besar pengaruhnya terhadap penggunaan Bahasa Bali. Masing-masing kelas sosial dalam masyarakat Bali akan menggunakan bahasa Bali sesuai dengan siapa yang diajak bicara. Seorang sudra akan berbicara dengan bahasa Bali halus kepada seseorang dari kasta brahmana.[27]
Bahasa Bali terus mengalami perkembangan terutama bahasa Bali dataran yang disebut sebagai bahasa bali standar. Berdasarkan hasil keputusan Pesamuhan Agung Bahasa Bali yang diadakan tahun 1974 bahasa Bali standar atau baku digunakan oleh masyarakat Bali dalam sekolah-sekolah, pertemuan-pertemuan, surat menyurat, kesusastraan, media massa elektronik dan cetak, adat dan budaya. Bahasa Bali baku ini mengacu pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat tutur bahasa Bali yang berdomisili di Klungkung dan kota Singaraja, hal ini disebabkan karena kedua wilayah ini cukup lama menjadi pusat kekuasaan politik, ekonomi dan kebudayaan Bali. Selain itu, bahasa Bali di kedua daerah tersebut memiliki ciri yang sama baik secara fonologis maupun sintaksis.[27]
Terdapat perbedaan yang cukup kentara dari bahasa Bali yang dituturkan di luar Bali dengan yang dituturkan di daerah Bali dan dari dialek Bali Aga dengan dialek Bali Dataran. Berdasarkan perhitungan dialektometri, persentase perbedaan yang terukur antara dialek Bali Aga dengan dialek Bali Dataran adalah sebesar 60%. Jika ditinjau lebih luas lagi terhadap daerah luar Bali, isolek Bali yang berada di pulau Bali memiliki perbedaan sebesar 71,75% dengan bahasa Bali di Nusa Tenggara Barat; sebesar 69,5% jika dibandingkan dengan bahasa Bali di Jawa Timur; sebesar 77,5% jika dibandingkan dengan bahasa Bali di Lampung; dan sebesar 76,75% jika dibandingkan dengan bahasa Bali di Sulawesi Tenggara.[27]
Ekonomi
Tiga dekade lalu, perekonomian Bali sebagian besar mengandalkan dan berbasis pada pertanian baik dari segi output dan kesempatan kerja. Sekarang, industri pariwisata menjadi objek pendapatan terbesar bagi Bali. Hasilnya, Bali menjadi salah satu daerah terkaya di Indonesia. Pada tahun 2003, sekitar 80% perekonomian Bali bergantung pada industri pariwisata. Pada akhir Juni 2011, non-performing loan dari semua bank di Bali adalah 2,23%, lebih rendah dari rata-rata non-performing loan industri perbankan Indonesia (sekitar 5%). Ekonomi, bagaimanapun menderita secara signifikan sebagai akibat dari Bom Bali I tahun 2002 dan Bom Bali II tahun 2005. Industri pariwisata sendiri telah pulih dari akibat peristiwa ini. Pasca terjadinya Pandemi Covid-19 akhir tahun 2019, perekonomian Bali yang didominasi sektor Pariwisata, mengalami penurunan. Akan tetapi, sektor pertanian menjadi salah satu penopang utama perekonomian di provinsi Bali.[28]
Pariwisata
Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, Sanur, Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu.[29]
Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat wisata menarik, antara lain: Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang–Padang, Danau Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Tegallalang, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Pulau Menjangan dan masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura.[29]
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang ada di pulau ini tergolong sangat baik dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, jaringan jalan tersedia dengan baik khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan yakni Legian, Kuta, Sanur, Nusa Dua, Ubud, dll. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi dan angkutan pariwisata. Moda transportasi massal saat ini disiapkan agar Bali mampu memberi kenyamanan lebih terhadap para wisatawan.
Sampai sekarang, transportasi di Bali umumnya dibangun di Bali bagian selatan sekitar Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan Sanur sedangkan wilayah utara kurang memiliki akomodasi yang baik.
Jenis kendaraan umum di Bali atara lain:
- Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik dikenal sebagai delman di tempat lain.
- Ojek, taksi sepeda motor (sebagian sudah berbasis di intenet).
- Bemo/angkot, melayani dalam dan antarkota.
- Teman Bus yang melayani berbagai rute di wilayah sarbagita dan sekarang rencananya akan merambah daerah Bangli.
- Taksi (sebagian sudah mempunyai aplikasi di smartphone).
- Komotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnya.
- Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit saja. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat sampai lima jam lamanya tergantung cuaca.
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Timor Leste, RRC serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai dan menjadi semacam hiburan tambahan bagi para wisatawan yang menikmati pantai Bali.
Untuk transportasi darat antar pulau di bali ada terminal Ubung-Denpasar dan terminal Mengwi yang menghubungkan pulau Bali dengan Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Terminal Ubung di pulau Bali ini melayani berbagai rute antar pulau tujuan Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Madura, Jember, dll. Angkutan antar pulau dilayani oleh armada bus besar dengan kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif. Terminal Ubung relatif ramai mulai pukul 15.00–18.00 WITA karena pada jam tersebut banyak bus yang mulai berangkat ke kota tujuan masing-masing. Bagi anda yang datang ke terminal ini harap waspada karena banyak calo tiket yang agak memaksa penumpang.
Budaya
Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan).
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
Musik
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede(gamelan jawa kuno), gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.[30]
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[31] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak dan Tari Pendet. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Tarian wali
- Sang Hyang Dedari
- Sang Hyang Jaran
- Tari Rejang
- Tari Baris
Tarian bebali
Tarian balih-balihan
- Tari Legong
- Arja
- Joged Bumbung
- Drama Gong
- Barong
- Tari Pendet
- Tari Kecak
- Calon Arang
- Tari Janger
- Tari Tenun
Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Pria
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
- Udeng (ikat kepala)
- Kain kampuh
- Umpal (selendang pengikat)
- Kain wastra (kemben)
- Sabuk
- Keris
- Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap.
Wanita
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
- Gelung (sanggul)
- Sesenteng (kemben songket)
- Kain wastra
- Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
- Selendang songket bahu ke bawah
- Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
- Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Makanan
Makanan utama
Provinsi Bali memiliki beragam kuliner khas Bali. Berbagai makanan olahan daging ayam dan babi, mendominasi kuliner di Bali. Makanan yang terkenal berasa dari Bali termasuk Ayam betutu dan Babi guling.[32]
- Ayam betutu
- Babi guling
- Sambal matah
- Be Kokak Mekuah
- Be Pasih mesambel matah
- Bebek betutu
- Berengkes
- Grangasem
- Jejeruk
- Jukut Urab
- Komoh
- Lawar
- Bubuh
- Nasi Tepeng
- Penyon
- Sate Kablet
- Sate Babi Guling
- Sate Lilit
- Sate Pentul Bali
- Sate penyu
- Sate Tusuk
- Timbungan
- Jukut Ares
- Tum
- Urutan (Sosis babi khas bali)
- Pesan Be Pasih
Jajanan
- Bubuh Sagu
- Bubuh Sumsum
- Bubuh Tuak
- Jaja Batun Duren
- Jaja Begina
- Jaja Bendu
- Jaja Bikang
- Jaja Engol
- Jaja Lukis (Lupis khas Bali)
- Jaja Godoh
- Jaja Jongkong
- Jaja Ketimus
- Jaja Klepon
- Jaja Lak-Lak
- Jaja Sumping
- Jaja Tain Buati
- Jaja Uli misi Tape
- Jaja Giling
- Jaja Wajik
- Rujak Bulung
- Rujak Kuah Pindang
- Rujak Manis
- Rujak Tibah
- Jaja Abug
- Jaja Lempog
- Jaja Baro-Baro
Senjata
Salah satu senjata yang digunakan di Bali ialah Blakas. Blakas merupakan senjata tajam mirip pisau daging dari Bali, Indonesia yang memiliki bilah berbentuk persegi empat dengan mata pisau lurus.[33]
Pahlawan Nasional
Penghargaan
- Dinas pendidikan provinsi Bali menerima penghargaan terbaik pertama dalam ajang pengelola PIP dikdasmen kategori dinas pendidikan provinsi.[34]
Dalam budaya populer
- Road to Bali, film komedi Hollywood tahun 1952 yang dibintangi oleh Bing Crosby dan Bob Hope
- Eat Pray Love, film drama Hollywood tahun 2010 yang dibintangi oleh Julia Roberts
Referensi
- ^ "Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat Dan Nusa Tenggara Timur". dpr.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-29. Diakses tanggal 2020-07-08.
- ^ Supartika, Putu (2018-03-27). "Dewa Made Indra Resmi Dilantik Jadi Sekda Provinsi Bali". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-23. Diakses tanggal 2018-05-21.
- ^ "Badak Sunda dan Harimau Sunda". "[...] Mr. Muhamad Yamin yang pada 1950-an ketika menjadi Menteri P.P. dan K. mengganti istilah Kepulauan Sunda Kecil menjadi Kepulauan Nusa Tenggara. Sebab, istilah Kepulauan Sunda Kecil diganti dengan Kepulauan Nusa Tenggara, maka istilah Kepulauan Sunda Besar juga tidak lagi digunakan dalam ilmu bumi dan perpetaan nasional Indonesia–meskipun dalam perpetaan Internasional istilah Greater Sunda Islands dan Lesser Sunda Islands masih tetap digunakan." - Ajip Rosidi: Penulis, budayawan. Pikiran Rakyat, 21 Agustus 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-08. Diakses tanggal Juli 7, 2015.
- ^ "lifting devices - Article Shops Online Article Directory". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-19. Diakses tanggal 2020-04-15.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaBALI
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAGAMA
- ^ 'Bali', in Robert Cribb, ed., The Indonesian killings of 1965-1966: studies from Java and Bali (Clayton, Vic.: Monash University Centre of Southeast Asian Studies, Monash Papers on Southeast Asia no 21, 1990), pp. 241-248
- ^ a b "Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Resmi Dilantik". www.radarbali.jawapos.com. 5 September 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-15. Diakses tanggal 14 Maret 2022.
- ^ Mardiastuti, Aditya (02-09-2019). "55 Anggota DPRD Bali 2019-2024 Dilantik". detikcom. DetikNews. Diakses tanggal 21-09-2019.
- ^ "55 Anggota DPRD Bali 2019-2024 Kenakan Baju Adat saat Dilantik". kumparan.com. kumparanNEWS. 02-09-2019. Diakses tanggal 21-09-2019.
- ^ Daerah-SindoNews: Pimpinan DPRD Bali dilantik[pranala nonaktif permanen], diakses 28 Juli 2015
- ^ KPU Provinsi Bali: Anggota DPRD Bali dilantik Diarsipkan 2015-05-04 di Wayback Machine., diakses 28 Juli 2015
- ^ Politik-VivaNews: 55 anggota DPRD Bali dilantik, muka lama mendominasi, diakses 28 Juli 2015
- ^ Ali Mustofa, ed. (09-08-2019). "Tak Ada Keberatan, KPU Bali Tetapkan 55 Caleg DPRD Bali Terpilih". jawapos.com. RADAR BALI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-30. Diakses tanggal 21-09-2019.
- ^ "KPU Bali Tetapkan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD Provinsi Bali Pemilu 2019". kpu.go.id. KPU Provinsi Bali. 09-08-2019. Diakses tanggal 21-09-2019. [pranala nonaktif permanen]
- ^ Rosid (02-09-2019). "Inilah Nama-nama 55 Anggota DPRD Bali Plus dengan Dapilnya". Balicitizen. Diakses tanggal 21-09-2019. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Cuma 6 Partai Lolos DPRD Bali". nusabali.com. 29-04-2019. Diakses tanggal 21-09-2019.
- ^ Jaya, Gede Nadi (01-09-2014). Winarno, Hery H, ed. "55 Anggota DPRD Bali dilantik". Merdeka.com. Diakses tanggal 21-09-2019.
- ^ "PENETAPAN PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROvINSI BALI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024" (PDF). jdih.kpu.go.id/bali. KPU Provinsi Bali. 05-02-2024. Diakses tanggal 16-06-2024.
- ^ "DPRD Bali Didominasi Legislator Baru". VIVA.co.id. 2009-05-18. Diakses tanggal 2020-05-14.
- ^ a b "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-12-17.
- ^ Syaiful, Anri; Mahbub, Harun (ed.). "Uniknya Adonan Bali dan Islam di Desa Muslim Pegayaman". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-15. Diakses tanggal 22 September 2021.
- ^ "Uniknya Pura Gereja Desa Blimbingsari - Jembrana". www.aboutbali.beritabali.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-12. Diakses tanggal 22 September 2021.
- ^ "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-25. Diakses tanggal 22 September 2021.
- ^ Sedeng, I Nyoman (2010). Morfosintaksis Bahasa Bali Dialek Sembiran Analisis Tatabahasa Peran dan Acuan. Denpasar: Udayana University Press. hlm. 1. ISBN 978-602-8566-47-16 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). - ^ Sulaga dkk, I Nyoman (1996). Tata Bahasa Baku Bahasa Bali. Denpasar: Balai Penelitian Bahasa. hlm. 5. ISBN 979-459-703-1.
- ^ a b c d e Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Bahasa di provinsi Bali". Bahasa dan Peta Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-15. Diakses tanggal 2021-02-10.
- ^ "Senator Made Mangku Pastika Sebut Sektor Pertanian Penyelamat Ekonomi Bali Hadapi Virus Korona". 9 Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-08. Diakses tanggal 14 Maret 2022.
- ^ a b Khairunnisa, Elvira Diva (3 September 2021). "10 Tempat Wisata di Bali yang Paling Populer". www.bali.inews.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-08. Diakses tanggal 14 Maret 2022.
- ^ Pengkatagorian oleh Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBIYA) Bali, tahun 1971. Artikel oleh Tisna, I Gusti Raka Panji, Sekilas Tentang Dinamika Seni Pertunjukan Tradisional Bali dalam Konteks Pariwisata Budaya[pranala nonaktif permanen], dalam situs Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Copyright © 2006.
- ^ Bandem, I Made, Frederik Eugene deBoer. Balinese Dance in Transition Kaja and Kelod. 2nd ed. Oxford University Press, USA. 1995. ISBN 978-967-65-3071-4
- ^ Fridayani, Nine (5 November 2020). Yuharrani Aisyah, Yuharrani, ed. "15 Makanan Khas Bali". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-14. Diakses tanggal 14 Maret 2022.
- ^ Fred B. Eiseman (2008). Traditional Balinese Tools In The Jimbaran Area, South Bali (Prabot Bali Tatamian). Fred B. Eiseman. ASIN B007HG4ZN8.
- ^ Kusdharmadi, M. (18 Juni 2022). "Inilah Para Penerima Penghargaan Pengelola PIP Terbaik 2021, Selamat!". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-24. Diakses tanggal 18 Juni 2022.
Pustaka
- Miguel Covarrubias, Island of Bali, 1946. ISBN 962-593-060-4
- Foley, Kathy; Sedana, I Nyoman (Autumn 2005), "Mask Dance from the Perspective of a Master Artist: I Ketut Kodi on "Topeng"", Asian Theatre Journal, University of Hawai'i Press, 22 (2): 199–213.
- Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press. ISBN 0-674-01137-6.
- Gold, Lisa (2005). Music in Bali: Experiencing Music, Expressing Culture. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-514149-0.
- Greenway, Paul (1999). Bali and Lombok. Melbourne: Lonely Planet. ISBN 0-86442-606-2.
- Herbst, Edward (1997). Voices in Bali: Energes and Perceptions in Vocal Music and Dance Theater. Hanover: University Press of New England. ISBN 0-8195-6316-1.
- Hinzler, Heidi (1995) Artifacts and Early Foreign Influences. From Oey, Eric (Editor) (1995). Bali. Singapore: Periplus Editions. hlm. 24–25. ISBN 962-593-028-0.
- Ricklefs, M. C. (1993). A History of Modern Indonesia Since C. 1300, Second Edition. MacMillan. ISBN 978-0333576892.
- Sanger, Annette (1988), "Blessing or Blight? The Effects of Touristic Dance-Drama on village Life in Singapadu, Bali", Come Mek Me Hol' Yu Han': The Impact of Tourism on Traditional Music, Berlin: Jamaica Memory Bank: 89–104.
- Taylor, Jean Gelman (2003). Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0-300-10518-5.
- Vickers, Adrian (1995), From Oey, Eric (Editor) (1995). Bali. Singapore: Periplus Editions. hlm. 26–35. ISBN 962-593-028-0.
- Pringle, Robert (2004). Bali: Indonesia's Hindu Realm; A short history of. Short History of Asia Series. Allen & Unwin. ISBN 1-86508-863-3.
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Bali
- (Indonesia) Profil Demografi Bali
- (Indonesia) Profil Ekonomi Bali
- (Indonesia) Profil Wisata Bali
- (Indonesia) Ekonomi Regional Bali
- (Indonesia) Statistik Regional Bali