Salaf

tiga generasi muslim awal yaitu para sahabat Nabi, tabi'in dan tabi'ut tabi'in
Revisi sejak 18 Mei 2024 13.36 oleh Muhamad Izzul Fiqih (bicara | kontrib) (Penambahan informasi #1Lib1Ref #1Lib1RefID)

Salaf (bahasa Arab: السلف الصلح Salaf aṣ-Ṣālih) (Dalam KBBI V salaf /sa·laf/ n sesuatu atau orang yang terdahulu;[1] -- saleh ulama-ulama terdahulu yang saleh) adalah tiga generasi muslim awal yaitu para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in.[2]

Salaf secara bahasa berasal dari kata: سلف - يسلف - سلفًا (salafa-yaslufu-salafan), artinya adalah: telah lalu.[3] Adapun secara istilah, Salat adalah sifat yang khusus dimutlakkan kepada para sahabat. Ketika disebutkan salaf maka yang dimaksud pertama kali adalah para sahabat. Adapun selain mereka ikut serta dalam makna salaf ini yaitu orang-orang yang mengikuti mereka. Artinya bila mereka mengikuti para sahabat maka disebut salafiyyin, yaitu orang-orang yang mengikuti salaf salih.[4]

Tiga generasi utama

Berdasarkan hadis nabi, bahwa generasi terbaik dari umat Islam adalah para sahabat, tabi’in dan tabiu’t tabi’in.[5][6]

Generasi awal

Rasul Muhammad dan para sahabatnya

Generasi kedua (Tabi'in)

Generasi ketiga (Tabi'ut Tabi'in)

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "Arti kata salaf2 - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2024-05-18. 
  2. ^ "The Meaning of the Word "Salaf" – Abu 'Abdis-Salaam Hasan bin Qaasim ar-Raymee". AbdurRahman.org (dalam bahasa Inggris). 2014-09-29. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  3. ^ Jawas, Yazid bin Abdul Qodir (Zulhijjah 1441 / Juli 2020). MULIA DENGAN MANHAJ SALAF. Bogor: Pustaka At-Taqwa. hlm. 14. ISBN 9789791661133. 
  4. ^ Jawas, Yazid bin Abdul Qodir (Zulhijjah 1441 / Juli 2020). MULIA DENGAN MANHAJ SALAF. Bogor: Pustaka At-Taqwa. hlm. 15. ISBN 9789791661133. 
  5. ^ “Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabiu’t tabi’in)” (Hadits shahih Muttafaq'alaih Bukhari & Muslim)
  6. ^ “Aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.” (Hadist riwayat Muslim no. 2450 (98))

Daftar pustaka

  • Al-'Aqil, Muhammad bin A. W. (2018). Bamuallim, M., dan al-Faiz, M. S., ed. Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafi'i. Diterjemahkan oleh Idris, N., dan Zuhri, S. Jakarta: Pustaka Imam Syafi'i. 

Pranala luar

Lihat pula

Pranala luar