Ramadan

bulan kesembilan dalam kalender Hijriah
Revisi sejak 30 Juli 2024 04.03 oleh Włodzimierz Lewoniewski (UEP) (bicara | kontrib) (Perubahan referensi. DOI: 10.1159/000295848.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ramadan[2] (bahasa Arab: رَمَضَانُ, translit. Ramaḍān, IPA: [ramaˈdˤaːn][a]) adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah.[3] Pada bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa (saum) dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim.[4][5] Puasa Ramadan merupakan salah satu dari rukun Islam.[6] Bulan Ramadan akan berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal, menurut beberapa aturan yang tertulis dalam hadis.[7][8]

رمضان
Ramadan
Sebuah bulan sabit dapat terlihat di atas pohon kurma saat matahari terbenam di Manama, yang menandakan kedatangan bulan Ramadan di Bahrain.
Dirayakan olehUmat Muslim
JenisKeagamaan
PerayaanKomunitas sahur
komunitas iftar
komunitas salat
Kegiatan
Mulai1 Ramadan
Berakhir29 atau 30 Ramadan
TanggalBeragam (mengikuti kalender bulan Islam)[1]
Tahun 202323 Maret hingga
20 atau 21 April
Tahun 202410 atau 11 Maret
hingga 10 April
Frekuensisetiap 12 bulan
(kalender bulan)
Terkait denganIdulfitri
Nuzululquran
Lailatulqadar
Patung bulan sabit dihiasi dengan warna-warni dan indah diterangi pada bulan Ramadan di Yordania.

Kata Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan.[9] Menurut syariat Islam, puasa Ramadhan hukumnya fardhu (diwajibkan) untuk Muslim dewasa, kecuali ia mengalami halangan untuk melakukannya seperti sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil, menyusui, diabetes, atau sedang mengalami menstruasi.[10] Kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan ditetapkan pada bulan Syakban tahun kedua setelah hijrahnya umat Muslim dari Makkah ke Madinah.[11] Bulan Ramadan diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru.[12]

Selama berpuasa dari pagi hingga petang, Muslim dilarang untuk mengonsumsi makan, minum, termasuk merokok apa pun bahkan memasukkan benda (sesuatu) melibatkan anggota tubuh yang terbuka dan berhubungan seksual. Selain itu, mereka diperintahkan untuk menghindari perbuatan dosa untuk menyempurnakan pahala puasa, seperti berkata hal-hal yang buruk (seperti menghina, memfitnah, mengutuk, berbohong) dan berkelahi.[13] Makanan dan minuman dapat disediakan setiap hari, yakni ketika sebelum Matahari terbit (Subuh) hingga terbenamnya Matahari (Magrib).[14][15] Pendekatan spiritual (taubat) ketika bulan Ramadan ramai dilakukan.[16] Berpuasa bagi Muslim saat Ramadan biasanya diikuti dengan memperbanyak salat dan membaca Al-Quran.[17][18]

Etimologi

Ramadan berasal dari akar kata ر - م - ض, yang berarti panas yang menyengat. Bangsa Babilonia yang budayanya pernah sangat dominan di utara Jazirah Arab menggunakan kalender suryacandra (penghitungan tahun berdasarkan bulan dan matahari sekaligus). Bulan kesembilan selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang batu-batu gunung dan pasir gurun terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih panjang daripada waktu malamnya. Pada malam hari, panas di bebatuan dan pasir sedikir reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadi akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadan, bulan dengan panas yang menghanguskan.

Setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis Matahari, bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami 'panas'nya Ramadan secara metaforik (kiasan). Karena pada hari-hari Ramadan orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan, atau, diharapkan dengan ibadah-ibadah Ramadan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan seusai Ramadan orang yang berpuasa tak lagi berdosa.

Dari akar kata tersebut kata Ramadan digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik sebagaimana Matahari membakar tanah. Lebih lanjut lagi hal itu dikiaskan dengan dimanfaatkannya momen Ramadan oleh para penganut Islam yang serius untuk mencairkan, menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.[19]

Sejarah

Surah Al-Baqarah ayat 185 dalam Quran menyatakan:

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu mendapati bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.[Qur'an Al-Baqarah:185]

Menurut hadis, semua kitab suci diturunkan selama bulan Ramadan. Suhuf Ibrahim, Taurat, Mazmur, Injil, dan Alquran masing-masing diturunkan pada tanggal 1, 6, 12, 13,[b] dan 24 Ramadan.[21] Alquran pertama kali diwahyukan kepada Muhammad pada malam lailatulqadar yang merupakan salah satu dari lima malam dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.[22]

Meskipun Muslim pertama kali berpuasa pada bulan Ramadan setelah 18 bulan pasca-hijrah, yaitu pada bulan Sya'ban pada tahun kedua Hijrah (624 M), mereka percaya bahwa berpuasa bukanlah hal baru dan telah dijalankan oleh orang-orang sebelumnya untuk mencapai takwa.[23][Qur'an Al-Baqarah:183] Orang-orang Arab pra-Islam juga berpuasa, tapi hanya pada hari kesepuluh Muharram untuk menebus dosa dan menghindari kekeringan.[24]

Abu Zanad seorang penulis Arab dari Irak yang hidup setelah berdirinya Islam, sekitar tahun 747 M, menulis bahwa setidaknya satu komunitas Muslim yang berada di al-Jazira (Irak utara modern) merayakan Ramadan sebelum beralih ke Islam.[25] Menurut Philip Jenkins, Ramadan datang "dari disiplin gereja-gereja Syria yang ketat".[26] Namun, saran ini didasarkan pada gagasan orientalis bahwa Alquran sendiri memiliki asal Syria, yang ditolak Oleh akademisi Muslim seperti M. Al-Azami.[27]

Masa penting

Awal

 
Tabel awal Ramadan tahun Gregorian antara 1938 dan 2038.

Kalender Hijriyah didasarkan pada revolusi bulan mengelilingi bumi dan awal setiap bulan ditetapkan saat terjadinya hilal (bulan sabit). Metode penentuan saat terjadinya hilal yang digunakan saat ini adalah metode penglihatan dengan mata telanjang (dikenal dengan istilah rukyah) serta menggunakan metode perhitungan astronomi (dikenal dengan istilah hisab). Persatuan Islam (Persis) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggunakan kombinasi hisab dan rukyah untuk penentuan hilal. Nahdlatul Ulama (NU) serta Kementerian Agama RI selaku Pemerintah RI menggunakan metode rukyatul hilal; sementara Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wal wujudul hilal sebagai sandaran penentuan hilal.[28] Perbedaan metode ini menyebabkan adanya kemungkinan perbedaan hasil penetapan kapan awal dan berakhirnya Ramadan sebagaimana sempat terjadi pada tahun 1998 M (1418 H).[29][30]

Malam kemuliaan

Lailatulqadar (malam ketetapan) adalah satu malam yang khusus terjadi pada bulan Ramadan. Dalam Alquran pada surah Al-Qadr, malam ini disebutkan lebih baik daripada seribu bulan.[31][32] Saat pasti berlangsungnya malam ini tidak diketahui tetapi menurut beberapa riwayat, malam ini jatuh pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadan, tepatnya pada salah satu malam ganjil yakni malam ke-21, 23, 25, 27 atau ke-29.[33][34] Sebagian Muslim biasanya berusaha tidak melewatkan malam ini dan merayakan malam ini dengan menjaga diri tetap terjaga pada malam-malam terakhir Ramadan sembari beribadah sepanjang malam.[35]

Akhir

Akhir dari bulan Ramadan dirayakan dengan sukacita oleh seluruh muslim di seluruh dunia. Pada malam harinya (malam 1 Syawal), yang biasa disebut malam kemenangan, mereka akan mengumandangkan takbir bersama-sama. Di Indonesia, biasanya para penduduk Muslim mengumandangkan takbir sambil berpawai keliling kota dan kampung, kadang-kadang dengan memukul beduk dan menyalakan kembang api atau menghidupkan lampion.

Esoknya, tanggal 1 Syawal, yang dirayakan sebagai hari Idulfitri, baik laki-laki maupun perempuan muslim akan memadati masjid maupun lapangan tempat akan dilakukannya Salat Id. Salat dilakukan dua rakaat kemudian akan diakhiri oleh dua khotbah mengenai Idulfitri. Perayaan kemudian dilanjutkan dengan acara saling memberi maaf di antara para muslim, dan sekaligus mengakhiri seluruh rangkaian aktivitas keagamaan khusus yang menyertai Ramadan.[36]

Aktivitas keagamaan

 
Suasana berbuka puasa (iftar) bersama di masjid.

Aktivitas utama dalam bulan Ramadan diisi dengan kegiatan berpuasa, sahur, berbuka, salat malam, memperbanyak membaca Alquran, merayakan hari turunnya Alquran, serta perbuatan baik lainnya.[37][38][39]

Puasa Ramadan

Saum atau puasa bagi orang islam (bahasa Arab: صوم, transliterasi: Shuwam) adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Berpuasa (saum) merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah.[40][41][42][43]

Sahur

Sahur adalah sebuah istilah Islam yang merujuk kepada aktivitas makan oleh umat Islam yang dilakukan pada dini hari[44] bagi yang akan menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan. Sahur sebagai makan pagi cocok dengan Iftar sebagai makan malam, selama Ramadan, menggantikan makan tiga kali sehari (sarapan, makan siang dan makan malam),[45] meskipun di beberapa tempat makan malam juga dikonsumsi setelah Iftar kemudian pada malam hari.

Iftar

Iftar mengacu pada sebuah perjamuan saat Muslim berbuka puasa selama bulan Ramadan.[46] Iftar adalah salah satu ibadah pada bulan Ramadan dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas, dan orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama. Iftar dilakukan tepat setelah waktu Magrib. Secara tradisional, kurma adalah hal pertama yang harus dikonsumsi ketika berbuka.[47]

Banyak Muslim percaya bahwa memberi makan orang buka puasa sebagai bentuk amal sangat bermanfaat dan yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad.[48]

Salat malam

Pada malam harinya, tepatnya setelah salat Isya, Kaum Muslimin melanjutkan ibadahnya dengan melaksanakan salat Tarawih. Salat khusus yang hanya dilakukan pada bulan Ramadan. Salat tarawih, walaupun dapat dilaksanakan dengan sendiri-sendiri, umumnya dilakukan secara berjama'ah di masjid-masjid. Terkadang sebelum pelaksanaan salat tarawih pada tempat-tempat tertentu, diadakan ceramah singkat untuk membekali para jama'ah dalam menunaikan ibadah pada bulan bersangkutan. Setelah melaksanakan sholat tarawih, biasanya langsung di lanjutkan dengan salat Witir sebanyak tiga rakaat.[49]

Membaca Al-qur'an

Sebagai tambahan amalan dalam berpuasa, kebanyakan umat Muslim mengisi waktu sebelum berbuka puasa dengan membaca Al-Qur'an dengan kadar setiap hari satu juz. Biasanya dibacakan secara khusus dengan berkelompok atau perseorangan, namun ada juga yang menyelesaikan 30 Juz melalui pembacaan surah pada Salat Tarawih.[butuh rujukan]

Turunnya Al-qur'an

Pada bulan ini di Indonesia, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan, (terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai tanggal pasti turunnya Alquran untuk pertama kalinya[50]) diperingati juga sebagai hari turunnya ayat Alquran (Nuzululquran) untuk pertama kalinya oleh sebagian muslim. Pada peristiwa tersebut surat Al-'Alaq ayat 1 sampai 5 diturunkan pada saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di Gua Hira. Peringatan peristiwa ini biasanya dilakukan dengan acara ceramah di masjid-masjid. Tetapi peringatan ini di anggap bidah, karena Rasulullah tidak mengajarkan, Awal di peringati di Indonesia, ketika Presiden Soekarno mendapat saran dari Hamka untuk memperingati setiap Nuzulul Quran, karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia, sebagai rasa Syukur kemerdekaan Indonesia.

Umrah

Ibadah umrah jika dilakukan pada bulan ini mempunyai nilai dan pahala yang lebih bila dibandingkan dengan bulan yang lain. Dalam Hadis dikatakan "Umrah pada bulan Ramadan sebanding dengan haji atau haji bersamaku." (HR: Bukhari dan Muslim).[51]

Zakat fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan khusus pada bulan Ramadan atau paling lambat sebelum selesainya salat Idul Fitri. Setiap individu muslim yang berkemampuan wajib membayar zakat jenis ini.[52][53] Besarnya zakat fitrah yang harus dikeluarkan per individu adalah satu sha' makanan pokok di daerah bersangkutan.[53][54] Jumlah ini bila dikonversikan kira-kira setara dengan 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras. Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan (fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin.[55] Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikeluarkannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.

Praktik budaya

 
Memukul bedug di Indonesia
 
Dekorasi lentera Ramadan di Kairo, Mesir
 
Ramadan di Kota Lama Yerusalem

Di beberapa negara Muslim saat ini, lampu digantung di lapangan umum, dan di jalan-jalan kota, untuk menambah perayaan bulan ini. Lentera menjadi hiasan simbolis menyambut bulan Ramadan. Di negara-negara berkembang, mereka digantung di jalan-jalan kota.[56][57][58] Tradisi lentera sebagai hiasan yang dikaitkan dengan Ramadan diyakini berasal selama Khilafah Fatimiyah yang berpusat di Mesir, di mana Khalifah Al-Mu'izz li-Dinillah disambut oleh orang-orang yang memegang lentera untuk merayakan keputusannya. Sejak saat itu, lentera digunakan untuk menerangi masjid dan rumah di ibu kota Kairo. Pusat perbelanjaan, tempat usaha, dan rumah orang bisa dilihat dengan bintang dan crescent dan berbagai efek pencahayaan juga.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki beragam tradisi Ramadan. Di pulau Jawa, banyak orang Jawa yang mandi di mata air suci bersiap untuk berpuasa, sebuah ritual yang dikenal dengan Padusa. Kota Semarang menandai dimulainya Ramadan dengan karnaval Dugderan, yang melibatkan pengarakan ngendog Warak, makhluk hibrida kuda-naga yang diduga terinspirasi oleh Buraq. Di ibu kota Cina yang dipengaruhi Cina, kerupuk api secara tradisional digunakan untuk membangunkan orang-orang untuk salat Subuh, sampai abad ke-19. Menjelang akhir Ramadan, sebagian besar karyawan menerima bonus satu bulan yang dikenal dengan nama Tunjangan Hari Raya. Beberapa jenis makanan sangat populer selama bulan Ramadan, seperti daging sapi di Aceh, dan siput di Jawa Tengah. Makan iftar diumumkan setiap malam dengan memukul bedug, drum raksasa, di masjid.

Salam sejahtera selama bulan Ramadan adalah "Ramadan Mubarak" atau "Ramadan Karim", yang mengharapkan penerimanya diberkati atau bermurah hati Ramadan.[59]

Kesehatan

Puasa Ramadan aman untuk orang sehat, tapi mereka yang memiliki kondisi medis harus mencari saran medis.[60] Masa puasa biasanya dikaitkan dengan penurunan berat badan yang sederhana, namun berat badan cenderung kembali setelahnya.[61]

Penyakit ginjal

Sebuah ulasan literatur oleh kelompok Iran menyarankan puasa selama bulan Ramadan dapat menyebabkan luka ginjal pada pasien dengan penyakit sedang (GFR <60 ml / min) atau penyakit ginjal yang lebih buruk, namun tidak membahayakan pasien transplantasi ginjal dengan fungsi baik atau paling banyak pembentukan batu.[62]

Denda untuk pelanggaran

Di beberapa negara Muslim, gagal berpuasa atau pertengkaran terbuka terhadap perilaku semacam itu selama bulan Ramadan dianggap sebagai kejahatan dan dituntut seperti itu. Misalnya, di Aljazair, pada bulan Oktober 2008 pengadilan Biskra mengutuk enam orang sampai empat tahun di penjara dan denda berat.[63]

Di Kuwait, menurut undang-undang nomor 44 tahun 1968, hukumannya adalah denda tidak lebih dari 100 dinar Kuwait, atau penjara tidak lebih dari satu bulan, atau kedua hukuman, untuk yang terlihat makan, minum atau merokok selama siang hari pada bulan Ramadan.[64][65] Di beberapa tempat di Uni Emirat Arab, makan atau minum di depan umum pada siang hari pada bulan Ramadan dianggap sebagai pelanggaran ringan dan akan dihukum hingga 150 jam pengabdian masyarakat.[66] Di negara tetangga Arab Saudi, yang digambarkan oleh The Economist saat mengambil bulan Ramadan "lebih serius daripada di tempat lain",[67] ada hukuman yang lebih keras, sedangkan di Malaysia, tidak ada hukuman semacam itu.

Di Mesir, penjualan alkohol dilarang selama bulan Ramadan.[68]

Pada tahun 2014 di Kermanshah, Iran, seorang non-Muslim dihukum karena membakar sebatang rokok dan lima orang Muslim dicambuk dengan 70 garis karena makan selama bulan Ramadan.[69]

Masalah hukum lainnya

Beberapa negara memiliki undang-undang yang mengubah jadwal kerja selama bulan Ramadan. Di bawah Undang-Undang Tenaga Kerja Uni Emirat Arab, jam kerja maksimal adalah 6 jam per hari dan 36 jam per minggu. Qatar, Oman, Bahrain dan Kuwait memiliki undang-undang serupa.[70]

Aspek ekonomi

 
Iftar di Masjid Sultan Ahmed di Istanbul, Turki

Bulan Ramadan di Indonesia dan negara dengan penduduk mayoritas Islam pada umumnya dapat dihubungkan dengan meningkatnya daya beli dan perilaku konsumtif masyarakat akan barang dan jasa. Di Indonesia, hal ini terkait erat dengan kebiasaan pemerintah dan perusahaan swasta untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pegawainya. Peningkatan ini terjadi di hampir semua sektor dari transportasi, makanan, minuman hingga kebutuhan rumah tangga. Sehingga tidak jarang tingkat inflasi pun mencapai titik tertinggi pada periode bulan ini.[71] Fenomena ini secara kasatmata terlihat dengan menjamurnya para pedagang musiman yang menjajakan berbagai komoditas mulai dari makanan hingga pakaian, di ruang-ruang publik terutama di pinggir jalanan. Di samping juga maraknya penyelenggaraan bazar baik yang disponsori oleh pemerintah, swasta, organisasi tertentu maupun swadaya masyarakat.

Tingkat kejahatan

Korelasi Ramadan dengan tingkat kejahatan beragam: beberapa statistik menunjukkan bahwa tingkat kejahatan turun selama bulan Ramadan, sementara yang lain menunjukkan bahwa hal itu meningkat. Penurunan tingkat kejahatan telah dilaporkan oleh polisi di beberapa kota di Turki (Istanbul [72] dan Konya [73]) dan Provinsi Timur Arab Saudi.[74] Sebuah studi tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat kejahatan menurun di Iran selama Ramadan, dan penurunan tersebut secara statistik signifikan.[75] Sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa ada penurunan penyerangan, perampokan dan kejahatan terkait alkohol selama bulan Ramadan di Arab Saudi, namun hanya penurunan kejahatan terkait alkohol secara statistik signifikan.[76] Peningkatan tingkat kejahatan selama bulan Ramadan telah dilaporkan terjadi di Turki,[77] Jakarta,[78][79][80] bagian dari Aljazair,[81] Yaman[82] dan Mesir.[83]

Berbagai mekanisme telah diusulkan untuk efek Ramadan tentang kejahatan:

  • Seorang ulama Iran berpendapat bahwa puasa selama bulan Ramadan membuat orang cenderung melakukan kejahatan karena alasan spiritual.[84] Gamal al-Banna berpendapat bahwa puasa dapat membuat orang stres, yang dapat membuat mereka lebih cenderung melakukan kejahatan. Dia mengkritik kaum Muslim yang melakukan kejahatan saat berpuasa selama bulan Ramadan sebagai "palsu dan dangkal".[83]
  • Polisi di Arab Saudi menghubungkan penurunan tingkat kejahatan dengan "suasana spiritual yang lazim di negara ini".[74]
  • Di Jakarta, Indonesia, polisi Mengatakan bahwa lalu lintas lengang karena 7 juta orang meninggalkan kota untuk merayakan Idul Fitri menghasilkan peningkatan kejahatan jalanan. Akibatnya, polisi mengerahkan 7.500 personil tambahan.[80]
  • Selama bulan Ramadan, jutaan peziarah masuk ke Arab Saudi untuk mengunjungi Mekkah. Menurut Yaman Times, peziarah semacam itu biasanya beramal, dan akibatnya penyelundup mengantar anak-anak dari Yaman untuk mengemis di jalan-jalan di Arab Saudi.[82]

Ramadan di daerah kutub

Panjang fajar sampai terbenam bervariasi di berbagai belahan dunia sesuai dengan titik balik matahari musim panas atau musim dingin. Kebanyakan Muslim berpuasa selama 11-16 jam selama bulan Ramadan. Namun, di daerah kutub, periode antara fajar dan terbenam di Mekkah melebihi 22 jam di musim panas. Misalnya, pada tahun 2014, umat Islam di Reykjavik, Islandia, dan Trondheim, Norwegia, berpuasa hampir 22 jam, sementara umat Islam di Sydney, Australia, berpuasa hanya sekitar 11 jam. Umat Muslim di daerah di mana malam atau siang yang terus menerus diamati selama bulan Ramadan mengikuti jam puasa di kota terdekat dimana puasa diamati saat fajar dan terbenam. Sebagai alternatif, umat Islam mungkin mengikuti masa Mekkah.[85][86][87]

Pekerjaan selama bulan Ramadan

Muslim akan terus bekerja selama bulan Ramadan. Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam mengatakan bahwa penting untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan pekerjaan. Di beberapa negara Muslim, seperti Oman, bagaimanapun, jam kerja dipersingkat selama bulan Ramadan.[88][89] Sering disarankan agar orang-orang Muslim yang bekerja menginformasikan majikan mereka jika mereka berpuasa, mengingat potensi ketaatan untuk mempengaruhi kinerja di tempat kerja.[90] Sejauh mana pengamat Ramadan dilindungi oleh akomodasi religius berbeda-beda di setiap negara. Kebijakan yang menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan karyawan lainnya telah dipenuhi dengan klaim diskriminasi di Inggris dan Amerika Serikat.[91][92][93]

Durasi waktu berpuasa

Waktu berpuasa ditentukan oleh masa terbit hingga terbenam, maka posisi matahari terhadap bumi berpengaruh dalam lama waktu seseorang menjalankan puasa. Sebagaimana negara-negara beriklim tropis di area khatulistiwa yang memiliki durasi seimbang (sekitar 12 jam masa siang dan sekitar 12 masa malam), maka durasi berpuasa cenderung stabil dari tahun ke tahun. Hal berbeda dialami oleh negara yang berada di belahan bumi utara dan bumi selatan yang mengalami "perubahan ekstrem", yakni ketika musim dingin lama waktu berpuasa menjadi lebih singkat (kurang dari 12 jam) sedangkan ketika musim panas akan bertambah lama (lebih dari 12 jam).[butuh rujukan]

Ramadan dalam kalender Masehi

Dalam kalender Hijriah, penetapan 1 Ramadan selalu sama setiap tahunnya, hal ini berbeda dalam kalender Masehi yang selalu berubah dari tahun ke tahun. Dalam kalender Hijriah penetapan hari ialah berdasarkan fase bulan (kalender candra), sedangkan kalender Masehi berdasar fase bumi mengelilingi matahari (kalender surya). Perbedaan inilah yang menyebabkan penetapan 1 Ramadan selalu berubah di dalam kalender Masehi, yakni terjadi perubahan 11 hari lebih awal setiap tahunnya.

Berikut ini adalah daftar tanggal 1 Ramadan dan durasi bulan Ramadan di tahun tersebut dalam kalender Masehi sepanjang tahun 1928 hingga 2034:

Tahun Hijriah 1 Ramadan dalam Tahun Masehi Lama (hari)
1346 23 Februari 1928 30
1347 9 Februari 1929
1348 31 Januari 1930
1349 20 Januari 1931
1350 10 Januari 1932
1351 28 Desember 1932
1352 17 Desember 1933
1353 7 Desember 1934
1354 27 November 1935
1355 16 November 1936
1356 5 November 1937
1357 25 Oktober 1938
1358 15 Oktober 1939
1359 3 Oktober 1940
1360 22 September 1941
1361 11 September 1942
1362 1 September 1943
1363 20 Agustus 1944
1364 10 Agustus 1945
1365 30 Juli 1946
1366 20 Juli 1947
1367 8 Juli 1948
1368 27 Juni 1949
1369 17 Juni 1950
1370 6 Juni 1951
1371 25 Mei 1952
1372 15 Mei 1953
1373 4 Mei 1954
1374 24 April 1955
1375 12 April 1956
1376 1 April 1957
1377 22 Maret 1958
1378 11 Maret 1959
1379 28 Februari 1960
1380 16 Februari 1961
1381 6 Februari 1962
1382 27 Januari 1963
1383 16 Januari 1964
1384 4 Januari 1965
1385 23 Desember 1965
1386 13 Desember 1966
1387 2 Desember 1967
1388 21 November 1968
1389 11 November 1969
1390 31 Oktober 1970
1391 20 Oktober 1971
1392 8 Oktober 1972
1393 27 September 1973
1394 17 September 1974
1395 6 September 1975
1396 26 Agustus 1976
1397 16 Agustus 1977
1398 5 Agustus 1978
1399 25 Juli 1979
1400 13 Juli 1980
1401 3 Juli 1981
1402 22 Juni 1982
1403 12 Juni 1983
1404 31 Mei 1984
1405 21 Mei 1985
1406 10 Mei 1986
1407 29 April 1987
1408 16 April 1988
1409 7 April 1989
1410 27 Maret 1990
1411 17 Maret 1991
1412 5 Maret 1992
1413 23 Februari 1993
1414 12 Februari 1994
1415 1 Februari 1995
1416 22 Januari 1996
1417 10 Januari 1997
1418 31 Desember 1997
1419 20 Desember 1998
1420 9 Desember 1999
1421 27 November 2000
1422 16 November 2001
1423 6 November 2002
1424 27 Oktober 2003 29
1425 15 Oktober 2004 30
1426 4 Oktober 2005
1427 24 September 2006
1428 13 September 2007
1429 1 September 2008
1430 22 Agustus 2009 29
1431 11 Agustus 2010 30
1432 1 Agustus 2011
1433 21 Juli 2012 29
1434 10 Juli 2013
1435 29 Juni 2014
1436 18 Juni 2015
1437 6 Juni 2016 30
1438 27 Mei 2017[94] 29
1439 17 Mei 2018
1440 6 Mei 2019 30
1441 24 April 2020
1442 13 April 2021
1443 3 April 2022 29
1444 23 Maret 2023 29 atau 30[95]
1445 12 Maret 2024 29
1446 1 Maret 2025
1447 18 Februari 2026
1448 8 Februari 2027
1449 28 Januari 2028
1450 16 Januari 2029
1451 5 Januari 2030
1452 25 Desember 2030
1453 15 Desember 2031
1454 4 Desember 2032
1455 23 November 2033
1456 12 November 2034

Karena tahun Hijriah berbeda sekitar 11 hari dari tahun Masehi, 1 Ramadan dapat terjadi dua kali dalam setahun, seperti pada tahun 1965 dan 1997, dan akan terjadi lagi pada tahun 2030, 2063, 2095, 2128, 2160, 2193, 2225, 2258, 2290, dan 2323 (akan terus terjadi setiap 32 atau 33 tahun).

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Dalam pengucapan Arab, kata ini dapat diucapkan menjadi [rɑmɑˈdˤɑːn, ramadˤɑːn, ræmæˈdˤɑːn], tergantung wilayah. Kata Ramadan diucapkan menjadi /ram.dˤaːn/ dalam pengucapan Maroko.
  2. ^ Hadis dari Jabir bin Abdullah menyebutkan bahwa Injil diturunkan pada 18 Ramadan.[20]

Referensi

  1. ^ "The Umm al-Qura Calendar of Saudi Arabia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Juni 2011. Diakses tanggal 7 Maret 2017. 
  2. ^ Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2016). "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id (edisi ke-5). Jakarta. Diakses tanggal 30 Juni 2018. 
  3. ^ "Ramadan". BBC. 5 Juli 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2012. 
  4. ^ "Muslims worldwide start to observe Ramadan". The Global Times Online. 2012. Diakses tanggal 28 Juli 2012. 
  5. ^ "The Muslim World Observes Ramadan". Power Text Solutions. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Februari 2021. Diakses tanggal 28 Juli 2012. 
  6. ^ "Schools – Religions". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Agustus 2012. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  7. ^ Bukhari-Ibn-Ismail, AbdAllah-Muhammad. "Sahih Bukhari – Book 031 (The Book of Fasting), Hadith 124". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Maret 2016. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  8. ^ Muslim-Ibn-Habaj, Abul-Hussain. "Sahih Muslim – Book 006 (The Book of Fasting), Hadith 2378". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Mei 2016. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  9. ^ Muslim-Ibn-Habaj, Abul-Hussain. "Sahih Muslim – Book 006 (The Book of Fasting), Hadith 2391". hadithcollection.com. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  10. ^ Fasting (Al Siyam) – الصيام – Page 18, el Bahay el Kholi, 1998
  11. ^ "Saudi Aramco World: Ramadan in the Farthest North". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Februari 2015. Diakses tanggal 16 Juni 2015. 
  12. ^ "How to pray and fast in countries where the day or night is continuous". Diakses tanggal 5 Februari 2017. 
  13. ^ IslamQA, "It is not permissible for one who is fasting to insult anyone", URL: http://islamqa.info/en/37658
  14. ^ Islam, Andrew Egan – 2002 – page 24
  15. ^ Dubai – Page 189, Andrea Schulte-Peevers – 2010
  16. ^ Bukhari-Ibn-Ismail, AbdAllah-Muhammad. "Sahih Bukhari – Book 031 (The Book of Fasting), Hadith 125". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Januari 2013. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  17. ^ Abu Dawud-Ibn-Ash'ath-AsSijisstani, Sulayman. "Sunan Abu-Dawud – (The Book of Prayer) – Detailed Injunctions about Ramadan, Hadith 1370". Center for Muslim-Jewish Engagement of The University of Southern California. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  18. ^ Bukhari-Ibn-Ismail, AbdAllah-Muhammad. "Sahih Bukhari – Book 031 (The Book of Fasting), Hadith 199". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Januari 2013. Diakses tanggal 25 Juli 2012. 
  19. ^ "Essentials of Ramadan, The Fasting Month". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-09. Diakses tanggal 2006-08-05. 
  20. ^ Aliyev, Rafig Y. (June 2013). Loud Thoughts on Religion: A Version of the System Study of Religion. Useful Lessons for Everybody. Trafford Publishing. ISBN 9781490705217. 
  21. ^ Aliyev, Rafig Y. (June 2013). Loud Thoughts on Religion: A Version of the System Study of Religion. Useful Lessons for Everybody. Trafford Publishing. hlm. 129. ISBN 9781490705217. 
  22. ^ Ad-Dausaree, Mahmood Bin Ahmad Bin Saaleh (2006). The Magnificence of Quran. Darussalam Publishers. 
  23. ^ al-Uthaymeen, Shaikh Saalih. Explanation of the Three Fundamental Principles of Islam (Salafi): Sharh Usool ath-Thalatha of Muhammad Ibn Abdul Wahaab. Salafi Books. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-12. Diakses tanggal 2017-04-21. 
  24. ^ Aliyev, Rafig Y. (February 2013). Loud Thoughts on Religion: A Version of the System Study of Religion. Useful Lessons for Everybody. Trafford Publishing. hlm. 128. ISBN 9781490705217. 
  25. ^ See Ibn Qutaybah,op.cit.page 204; Cited by Sinasi Gunduz, The Knowledge of Life, Oxford University, 1994, p. 25, note 403: "Abu al-Fida, op-cit., p.148; Bar Habraeus, op.cit. p.266, Ibn Hazm claims that this fast is the fast of Ramadan (of the Muslims), but this is completely wrong."
  26. ^ Jenkins, Philip (31 July 2006). The New Faces of Christianity: Believing the Bible in the Global South (p. 182). Oxford University Press. Kindle Edition.
  27. ^ Muhammad Mustafa al-Azami, "The History of The Qur'anic Text: From Revelation to Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments", 2nd Edition (2008), Azami Publishing House
  28. ^ T Djamaluddin, Fatwa MUI Membuka Jalan: Penyatuan Hari Raya Segera Terwujud [1]
  29. ^ Hilal Sighting & Islamic Dates: Issues and Solution Insha'Allaah Diarsipkan 2009-02-06 di Wayback Machine.. Hilal Sighting Committee of North America (website). Retrieved 19 August 2009.
  30. ^ Bukhari-Ibn-Ismail, AbdAllah-Muhammad. "Sahih Bukhari – Book 031 (The Book of Fasting), Hadith 124". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-19. Diakses tanggal 25 July 2012. 
  31. ^ Robinson, Neal (1999). Islam: A Concise Introduction. Washington: Georgetown University Press. ISBN 0-87840-224-1. 
  32. ^ Ibn-Ismail-Bukhari, AbdAllah-Muhammad. "Sahih Bukhari – Book 031 (The Book of Fasting), Hadith 125". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-15. Diakses tanggal 28 July 2012. 
  33. ^ Ibn-Ismail-Bukhari, AbdAllah-Muhammad. "Sahih Bukhari – Book 032 (Praying at Night during Ramadan), Hadith 238". hadithcollection.com. Diakses tanggal 28 July 2012. [pranala nonaktif permanen]
  34. ^ Muslim-Ibn-Habaj, Abul-Hussain. "Sahih Muslim – Book 006 (The Book of Fasting), Hadith 2632". hadithcollection.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-15. Diakses tanggal 28 July 2012. 
  35. ^ Hidayatullah: Cara jitu memburu Lailatul Qadar
  36. ^ "Ruling on Voluntary Fasting After The Month Of Ramadan: Eid Day(s) And Ash-Shawaal". EsinIslam, Arab News & Information – By Adil Salahi. 11 September 2010. Diakses tanggal 23 May 2016. 
  37. ^ "Muslims observe Ramadan, clerics explain significance". Guardian News, Nigeria. 4 July 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-18. Diakses tanggal 16 July 2014. 
  38. ^ "Sahih Muslim Book 006, Hadith Number 2361". Hadith Collection. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-04. Diakses tanggal 16 June 2015. 
  39. ^ "Book of Fasting – Sahih al-Bukhari – Sunnah.com – Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)". Diakses tanggal 16 June 2015. 
  40. ^ Why Ramadan brings us together; BBC, 1 September 2008
  41. ^ Help for the Heavy at Ramadan, Washington Post, 27 September 2008
  42. ^ El-Zibdeh, Dr. Nour. "Understanding Muslim Fasting Practices". todaysdietitian.com. Diakses tanggal 25 July 2012. 
  43. ^ Qur'an Al-Baqarah:184
  44. ^ "Deskripsi - Sahur". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-12. Diakses tanggal 2017-03-09. 
  45. ^ BBC - Schools - Religion - Islam, diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-27, diakses tanggal 11 April 2010 
  46. ^ "Dinner of Abrahamic Traditions". interfaithdialog.org (dalam bahasa Bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-10. Diakses tanggal 22 April 2017. 
  47. ^ "Ramadan in Palestine at the Institute for Middle East Understanding". imeu.net (dalam bahasa Bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-06. Diakses tanggal 22 April 2017. 
  48. ^ "Virtues of iftar". haqislam.org (dalam bahasa Bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-26. Diakses tanggal 22 April 2017. 
  49. ^ "Tarawih Prayer a Nafl or Sunnah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-18. Diakses tanggal 16 June 2015. 
  50. ^ Nuzulul Quran Sebagai Peringatan atau Pelajaran
  51. ^ "media muslim, umrah pada bulan ramadan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-07. Diakses tanggal 2007-03-09. 
  52. ^ Yasin, Ahmad Hadi. "Panduan Zakat Praktis Diarsipkan 2019-05-06 di Wayback Machine.." Jakarta: Dompet Dhuafa Republika (2011).
  53. ^ a b root. "BAZNAS - BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL". baznas.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-05-06. 
  54. ^ Mubarok, A., & Fanani, B. (2014). PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT NASIONAL (Potensi, Realisasi dan Peran Penting Organisasi Pengelola Zakat). Permana, 5(2).
  55. ^ "Apa Itu Zakat? Penjelasan tentang Zakat dalam Islam". Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa (dalam bahasa Inggris). 2018-01-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-06. Diakses tanggal 2019-05-06. 
  56. ^ "Muslims begin fasting for Ramadan". ABC News. 18 July 2012. Diakses tanggal 6 August 2012. 
  57. ^ Taryam Al Subaihi (29 July 2012). "The spirit of Ramadan is here, but why is it still so dark?". The National. Diakses tanggal 30 July 2012. 
  58. ^ Cochran, Sylvia (8 August 2011). "How to decorate for Ramadan". Yahoo-Shine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-15. Diakses tanggal 6 August 2012. 
  59. ^ Ramadan 2015: Facts, History, Dates, Greeting And Rules About The Muslim Fast, Huffington Post, 15 June 2015
  60. ^ Azizi F (2010). "Islamic fasting and health". Ann. Nutr. Metab. 56 (4): 273–82. doi:10.1159/000295848. ISSN 0250-6807. PMID 20424438. 
  61. ^ Sadeghirad B, Motaghipisheh S, Kolahdooz F, Zahedi MJ, Haghdoost AA (2014). "Islamic fasting and weight loss: a systematic review and meta-analysis". Public Health Nutr. 17 (2): 396–406. doi:10.1017/S1368980012005046. PMID 23182306. 
  62. ^ Emami-Naini A, Roomizadeh P, Baradaran A, Abedini A, Abtahi M (August 2013). "Ramadan fasting and patients with renal diseases: A mini review of the literature". J Res Med Sci. Official Journal of Isfahan University of Medical Sciences. 18 (8): 711–716. ISSN 1735-1995. PMC 3872613 . PMID 24379850. 
  63. ^ "Algerians jailed for breaking Ramadan fast". Al Arabiya News. 7 October 2008. 
  64. ^ Press release by Kuwait Ministry Of Interior
  65. ^ "KD 100 fine, one month prison for public eating, drinking". Friday Times. Kuwait Times Newspaper. 21 August 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-07. Diakses tanggal 17 November 2009. 
  66. ^ Salama, Samir (16 July 2009). "New penalty for minor offences in UAE". Gulf News. Dubai, UAE: Al Nisr Publishing LLC. Diakses tanggal 17 November 2009. 
  67. ^ "Ramadan in Saudi Arabia: Taking it to heart". The Economist. 11 June 2016. Diakses tanggal 11 June 2016. 
  68. ^ "Egypt's tourism minister 'confirms' alcohol prohibition on Islamic holidays beyond Ramadan," Al-Ahram, 22 July 2012.
  69. ^ "Christian sentenced by Iranian judge to have his lips burnt with a cigarette for eating during Ramadan". Mail Online. 23 July 2014. Diakses tanggal 24 July 2014. 
  70. ^ Employment Issues During Ramadan – The Gulf Region Diarsipkan 2020-04-04 di Wayback Machine., DLA Piper Middle East.
  71. ^ Republika: Ekonomi Ramadan, Muhammad Syafi'i Antonio
  72. ^ "Crime rate falls during Ramadan". Today's Zaman. 21 August 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-28. Diakses tanggal 15 July 2014. 
  73. ^ "Crime rate drops over Ramadan". Turkish Daily News. 16 November 2002. Diakses tanggal 24 June 2015. 
  74. ^ a b "Eastern Province crime falls 40% during Ramadan". 28 June. Diakses tanggal 16 July 2014. 
  75. ^ Tavakoli, Nasrin (2012), "Effect of spirituality on decreasing crimes and social damages: A case study on Ramadan" (PDF), International Research Journal of Applied and Basic Sciences: 518–524, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-19, diakses tanggal 2017-04-21 
  76. ^ "The effect of Ramadan on crime rates in Saudi Arabia, Hattab Ben Thawab Al-Sobaye" (PDF). Naif Arab University for Social Sciences, Thesis publication. 23 March 2011. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-08-09. Diakses tanggal 2017-04-21. 
  77. ^ "129 women killed in six months in Turkey, lawmaker says". Hurriyet Daily News. 11 July 2014. Diakses tanggal 12 July 2014. 
  78. ^ "Crime rates increase during Ramadan". Jakarta Post. 19 August 2011. Diakses tanggal 15 July 2014. 
  79. ^ "4 Gold Shop Robbers Killed, 2 Caught During Police Raids Across the City". Jakarta Post. 29 August 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-12. Diakses tanggal 16 July 2014. 
  80. ^ a b "Anticipating Crime, 7,500 Policemen Put on Standby Along Ramadan". Department of Communication, Informatics and Public Relations of Jakarta Capital City. 16 July 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-16. Diakses tanggal 16 July 2014. 
  81. ^ "Comment le Ramadan bouleverse la vie des Algériens". El Watan, French. 24 August 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-18. Diakses tanggal 16 July 2014. 
  82. ^ a b "Yemen child trafficking to increase during Ramadan". Yemen Times. 20 August 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-04. Diakses tanggal 2017-04-21. 
  83. ^ a b "Ramadan saw rise in violent domestic crimes". Daily News, Egypt. 2 November 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-12. Diakses tanggal 2017-04-21. 
  84. ^ "Ramadan and lower crime rates: The Ayatollah says that during Ramadan the number of criminal cases in the Judiciary diminish by a great degree". 11 July 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-16. Diakses tanggal 16 July 2014. 
  85. ^ See article "How Long Muslims Fast For Ramadan Around The World" -Huffingtonpost.co/31 July 2014 and article "Fasting Hours of Ramadan 2014" -Onislam.net / 29 June 2014 and article "The true spirit of Ramadan" -Gulfnews.com/31 July 2014
  86. ^ See article by Imam Mohamad Jebara "The fasting of Ramadan is not meant to punish" http://ottawacitizen.com/opinion/columnists/jebara-the-fasting-of-ramadan-is-not-meant-to-punish
  87. ^ Kassam, Ashifa (2016-07-03). "Arctic Ramadan: fasting in land of midnight sun comes with a challenge". The Guardian. Diakses tanggal 2016-07-06. 
  88. ^ "Ramadan working hours announced in Oman". Times of Oman. 22 June 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-24. Diakses tanggal 17 June 2016. 
  89. ^ "Ramadan working hours announced for public and private sectors". Times of Oman. 10 June 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-24. Diakses tanggal 17 June 2016. 
  90. ^ "The Working Muslim in Ramadan" (PDF). Working Muslim. 2011. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-10-07. Diakses tanggal 2016-06-30. 
  91. ^ Lewis Silkin (26 April 2016). "Lewis Silkin – Ramadan – employment issues". lewissilkinemployment.com. Diakses tanggal 1 June 2016. 
  92. ^ "Reasonable Accommodations for Ramadan? Lessons From 2 EEOC Cases". Free Enterprise. Diakses tanggal 21 July 2015. 
  93. ^ "EEOC And Electrolux Reach Settlement In Religious Accommodation Charge Brought By Muslim Employees". eeoc.gov. Diakses tanggal 21 July 2015. 
  94. ^ Nadlir, Moh. (26 Mei 2017). "Pemerintah Tetapkan 1 Ramadhan 1438 H Jatuh pada Sabtu 27 Mei 2017". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 24 Juni 2017. 
  95. ^ Penanggalan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April menurut Muhammadiyah, berbeda dengan yang ditetapkan Pemerintah/Kementerian Agama yang jatuh pada 22 April.

Pranala luar