Kota prima

Kota terbesar secara tidak proporsional di sebuah negara atau wilayah
Revisi sejak 14 Oktober 2024 04.16 oleh Kim Nansa (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kota Prima (Latin: "prima, peringkat pertama") [1] adalah kota terbesar di suatu negara atau di suatu wilayah, yang secara tidak proporsional berukuran jauh lebih besar daripada kota lain dalam hierarki perkotaan.[2] Distribusi kota Prima adalah distribusi peringkat ukuran, di mana satu kota yang sangat besar dikelilingi sejumlah kota kecil, sementara tidak ada kota lain yang berukuran menengah, hal ini disebut: efek King, terlihat sebagai garis luar pada grafik linier lain, ketika sisa data sesuai dengan hukum kekuatan atau fungsi eksponensial yang diperluas.[3]

Jakarta adalah kota prima Indonesia karena kawasan metropolitannya berpenduduk 31 juta jiwa, sementara kota terbesar kedua, Surabaya kawasan metropolitannya hanya berpenduduk sedikit lebih dari sepertiganya, yakni 13 juta jiwa
Tallinn, kota primata Estonia.

Hukum kota prima pertama kali diajukankan oleh ahli geografi Mark Jefferson pada tahun 1939.[4] Ia mendefinisikan kota prima sebagai "setidaknya berukuran dua kali lipat lebih besar dari kota terbesar berikutnya, dan lebih dari dua kali lebih penting."[5] Di samping karena ukuran dan pengaruh ekonominya, kota prima biasanya diutamakan dalam segala aspek kehidupan masyarakat di negara tersebut; seperti menjadi pusat politik, pusat kantor media nasional, pusat kebudayaan dan pendidikan, serta menjadi tujuan bagi sebagian besar migrasi internal di negara tersebut.

 
Negara berwarna merah tidak memiliki kota prima.

Tidak semua negara memiliki kota prima, tetapi di negara-negara yang memilikinya, telah muncul perdebatan apakah kota seperti ini sesungguhnya bersifat merusak (parasit) atau membangun.[6] Kehadiran suatu kota prima di suatu negara dapat mengindikasikan adanya ketimpangan pembangunan – biasanya berupa wilayah inti kota yang sangat maju, sementara wilayah pinggirannya tertinggal, di mana kota ini sangat bergantung pada pasokan tenaga kerja dan sumber daya dari wilayah sekitarnya.[7] Akan tetapi, struktur kota tidak secara langsung bergantung pada tingkat perkembangan ekonomi suatu negara.[2]

Kebanyakan jumlah penduduk kota Prima mewakili persentase jumlah penduduk terbesar di negara tersebut. Hal ini mungkin disebabkan berkurangnya jumlah pekerja tradisional akibat mekanisasi di industri manufaktur, pertanian, dan industri kerah biru lainnya, yang umumnya berlokasi di daerah pinggiran dan tersebar di seluruh negeri. Pada saat yang sama, jumlah tenaga kerja yang berpendidikan tinggi di bidang bisnis dan jasa meningkat; seperti banyaknya jumlah pekerja di sektor politik, ekonomi, budaya, media, dan pendidikan tinggi. Sektor-sektor seperti itu sering kali bertempat di ibu kota, tempat di mana terpusatnya kekuasaan dan uang.

Contoh

sunting

Banyak kota global dunia sekaligus berperan menjadi kota Prima nasional dan/atau kawasan.[5][8] Contohnya dua kota alfa dunia++ London di Britania Raya (nasional) dan Kota New York di Amerika Serikat (kawasan). Akan tetapi, Amerika Serikat tidak memiliki kota Prima pada skala nasional.[9] Contoh kota prima lainnya di dunia, misalnya Budapest, Jakarta, Lima, Mexico City, dan Seoul, kota-kota ini disebut-sebut sebagai kota prima di negara masing-masing.[10]

Bangkok, ibu kota Thailand, disebut-sebut sebagai "kota paling prima di dunia", karena kota ini sembilan kali lebih besar daripada kota terbesar kedua di Thailand; Chiang Mai.[11]

Mengambil konsep dari penelitiannya tentang kota prima selama protes politik Thailand 2010, dan menerapkannya pada peran yang dimainkan kota prima jika sekaligus berperan sebagai ibu kota nasional, penelitian Fong mencatat bahwa ketika kota prima seperti Bangkok juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, maka pada hakikatnya kota ini sangat rentan terhadap dinamika politik, seperti pemberontakan oleh kalangan bawah dan golongan yang tertindas. Dia menjelaskan fakta sederhana, bahwa kebanyakan kota prima yang juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, merupakan lokasi hampir semua kantor pusat institusi penting di negara itu. Jadi, secara logistik, kota ini "efisien" untuk dijadikan sebagai sasaran nasional untuk diperebutkan dan dikuasai, karena semua institusi penting terletak dalam satu lingkungan di dalam kota utama ini.[12]

Daftar

sunting

Afrika

sunting
Kota/Kawasan Urban Negara Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) Kota terbesar kedua Jumlah penduduk
Amman   Jordan 2,125,000 Zarqa 635,160
Ashgabat   Turkmenistan
Baghdad   Iraq 13,500,000 Basrah 8,765,000
Bandar Seri Begawan   Brunei
Bangkok[14][15][16]   Thailand 14,626,225 Chiang Mai 131,000
Baku[13]   Azerbaijan 4,670,740 Ganja 2,262,600
Beirut[13]   Lebanon 2,200,000 Tripoli 361,366
Bishkek[13]   Kyrgyzstan
Colombo   Sri Lanka 648,034 Kaduwela 262,456
Dhaka   Bangladesh 20,000,000 Chittagong 8,906,039
Dili   East Timor
Doha   Qatar 1,850,000 Al Rayyan 956,457
Dushanbe   Tajikistan
Istanbul   Turkey 14,025,646 Ankara 4,587,558
Jakarta   Indonesia 30,214,303 Surabaya 13,123,948
Kabul[13]   Afghanistan
Kathmandu     Nepal 975,453 Pokhara 402,995
Kuala Lumpur   Malaysia 7,200,000 George Town 2,412,616
Kuwait City[13]   Kuwait
Malé   Maldives 133,412 Addu City 33,694
Manila[17]   Philippines 16,500,000 Cebu 1,500,000
Muscat   Oman
Phnom Penh[13]   Cambodia
Pyongyang   North Korea 3,222,000 Hamhung 559,056
Seoul   South Korea 25,600,000 Busan 9,838,892
Tashkent   Uzbekistan
Tbilisi   Georgia
Bangkok   Thailand 10,539,000 Chiang Mai 1,197,931
Thimpu   Bhutan
Tehran   Iran 15,232,564 Mashhad 3,372,660
Tokyo   Japan 37,832,892 Osaka 2,668586
Vientiane   Laos
Ulaanbaatar[13]   Mongolia
Yangon   Myanmar
Yerevan[13]   Armenia

Informasi diambil dari sumber di artikel yang ditautkan.

Kota/Kawasan Urban Negara Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) Kota terbesar kedua Jumlah penduduk
Andorra la Vella   Andorra 36,000[Note 1] Encamp 13,521
Athens [13][14]   Yunani 3,753,783 Thessaloniki 1,084,001
Belgrade   Serbia 1,659,440 Novi Sad 341,625
Bucharest   Rumania 2,272,163 Cluj-Napoca 411,379
Budapest [18]   Hungaria 3,303,786 Debrecen 237,888
Chișinău   Moldova 736,100 Tiraspol 135,700
Copenhagen [14][18]   Denmark 2,016,285 Aarhus 330,639
Dublin [13][18]   Irlandia 1,904,806 Cork 399,216
Helsinki   Finlandia 1,441,601 Tampere 363,546
Ljubljana   Slovenia 537,712 Maribor 95,881
London [16][18]   Britania Raya 13,879,757 Birmingham 1,137,100
Luxembourg   Luksemburg 107,247 Esch-sur-Alzette 32,600
Minsk   Belarus 2,101,018 Gomel 526,872
Oslo [14]   Norwegia 1,717,900 Bergen 420,000
Paris [14][15][16][18]   Prancis 12,405,426 Marseille

Lyon
1,831,500

2,237,676
Podgorica   Montenegro 187,085 Nikšić 72,443
Prague   Ceko 2,156,097 Brno 810,000
Reykjavík   Islandia 209,680[Note 2] Akureyri 18,191
Riga [13][14]   Latvia 1,018,295 Daugavpils 96,818
Sarajevo   Bosnia dan Herzegovina 463,992 Banja Luka 185,042
Skopje   Makedonia Utara 506,926[Note 3] Bitola 105,644
Sofia   Bulgaria 1,681,666 Plovdiv 544,628
Stockholm   Swedia 2,226,795 Gothenburg 1,001,032
Tallinn   Estonia 542,983 Tartu 93,687
Tirana   Albania 800,986 Durrës 201,110
Vienna [13][15][18]   Austria 2,600,000 Graz 269,997
Zagreb   Kroasia 1,113,111 Split 349,314

Amerika Utara

sunting
Kota/Kawasan Urban Negara Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) Kota terbesar kedua Jumlah penduduk
Basseterre   Saint Kitts dan Nevis 13.000
Kota Belize   Belize 60.963
Bridgetown 110.000
Castries   Saint Lucia 70.000
Santo Domingo   Republik Dominika 2.908.607
Wilayah metropolitan Guatemala City [14][18]   Guatemala 2,749,161
Havana   Kuba 2.106.146
Kingston   Jamaika 584.627
Kingstown   Saint Vincent dan Grenadines

















</noinclude>

16.500
Managua [14]   Nikaragua 2.560.789
Mexico City [14][16][18]   Meksiko 20.400.000 Guadalajara 5,002,466
Nassau   Bahama 274.400
Panama City [13]   Panama 880.691
Pelabuhan Spanyol   Trinidad dan Tobago 128.026
Port-au-Prince [13]   Haiti 2.618.894
Roseau   Dominika 16.582
San José [13][14][18]   Kosta Rika 2.158.898
San Juan [13]   Puerto Riko 2.350.126
San Salvador [14][18]   El Salvador 1.767.102
St. George's   Grenada 33.734
St. John's   Antigua dan Barbuda 81.799

Oceania

sunting
Kota/Kawasan Urban Negara Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) Kota terbesar kedua Jumlah penduduk
Apia   Samoa 36.735 Afega 1,781
Funafuti   Tuvalu 6.025 Asau 650
Honiara   Kepulauan Solomon 64.609 Auki 7,785
Koror   Palau 14.000 Airai 2,700
Majuro   Kepulauan Marshall 27.797 Pulau Ebeye 15.000
Noumea   Kaledonia Baru 179.509 Lifou 9.245
Nukuʻalofa   Tonga 24.571
Port Moresby   Papua Nugini 410.954 Lae 76.255
Port-Vila   Vanuatu 44.040
Suva   Fiji 175.399 Lautoka 52.220
Tarawa Selatan   Kiribati 50.182 Abaiang 5.502

Amerika Selatan

sunting
Kota/Kawasan Urban Negara Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) Kota terbesar kedua Jumlah penduduk
Gran Asunción [13]   Paraguay 2,698,401 Ciudad del Este 293.817
Buenos Aires [16][18]   Argentina 12.741.364 Kordoba 1.528.000
Georgetown   Guyana 118.363 Linden 29.298
Lima [18]   Peru 9,752,000 Trujillo 949.498
Montevideo [13][18]   Uruguay 1,947.604 Salto 104.028
Paramaribo   Suriname 240.924 Lelydorp 19.910
Wilayah Metropolitan Santiago [13]   Chili 6.685.685 Valparaíso 1.036.127

Catatan

sunting
  1. ^ "Primate". Merriam-Webster Online Dictionary. Merriam-Webster. Diakses tanggal 2008-07-21. 
  2. ^ a b Goodall, B. (1987) The Penguin Dictionary of Human Geography. London: Penguin.
  3. ^ http://www.lboro.ac.uk/gawc/rb/rb186.html GaWC Research Bulletin 186
  4. ^ "The Law of the Primate City and the Rank-Size Rule, by Matt Rosenberg". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-16. Diakses tanggal 2019-08-20. 
  5. ^ a b Jefferson. "The Law of the Primate City", in Geographical Review 29 (April 1939)
  6. ^ London, Bruce (Oct 1977). "Is the Primate City Parasitic? The Regional Implications of National Decision Making in Thailand". The Journal of Developing Areas. 12: 49–68. 
  7. ^ Brunn, Stanley et al. Cities of the World. Boulder, CO: Rowman & Littlefield Publishers, Inc, 2003
  8. ^ Taşan-Kok, Tuna (2004). Mexico, Istanbul and Warsaw: Institutional and spatial change. Eburon Uitgeverij. hlm. 41. ISBN 978-905972041-1. Diakses tanggal 2013-05-21. 
  9. ^ "The World According to GaWC 2012". Globalization and World Cities Research Network. Loughborough University. Diakses tanggal 11 January 2017. 
  10. ^ Pacione, Michael (2005). Urban Geography: A Global Perspective (edisi ke-2nd). Abingdon: Routledge. hlm. 83. 
  11. ^ ข้อมูลจำนวนองค์กรปกครองส่วนท้องถิ่น [Information on the number of local administrative organizations]. Department of Local Administration (Thailand). 2017-12-01. Diakses tanggal 2019-01-05. Templat:Nonspecific
  12. ^ Fong, Jack (May 2012). "Political Vulnerabilities of a Primate City: The May 2010 Red Shirts Uprising in Bangkok, Thailand". Journal of Asian and African Studies. 48 (3): 332–347. doi:10.1177/0021909612453981. 
  13. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x World Urbanization Prospects: The 2003 Revision. United Nations Publications. 1 January 2004. hlm. 97–102. ISBN 978-92-1-151396-7. 
  14. ^ a b c d e f g h i j k l Joseph John Hobbs (2009). World Regional Geography. Cengage Learning. hlm. 109–. ISBN 978-0-495-38950-7. 
  15. ^ a b c Michael Pacione (2009). Urban Geography: A Global Perspective. Taylor & Francis. hlm. 79. ISBN 978-0-415-46201-3. 
  16. ^ a b c d e Kelly Swanson (7 August 2012). Kaplan AP Human Geography 2013-2014. Kaplan Publishing. ISBN 978-1-60978-694-6. 
  17. ^ "East Asia's Changing Urban Landscape" (PDF). World Bank. Diakses tanggal March 21, 2019. 
  18. ^ a b c d e f g h i j k l m Robert B. Kent (January 2006). Latin America: Regions and People. Guilford Press. hlm. 144–. ISBN 978-1-57230-909-8. 

Lihat juga

sunting

Catatan

sunting


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "Note", tapi tidak ditemukan tag <references group="Note"/> yang berkaitan