Stasiun Kertosono

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 19 November 2024 14.40 oleh Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Stasiun Kertosono (KTS) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Banaran, Kertosono, Nganjuk; termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VII Madiun dan KAI Commuter pada ketinggian +44 meter. Stasiun ini berjarak 737 km sebelah tenggara dari Jakarta Gambir.

Stasiun Kertosono
Kereta Api Indonesia
D16

Tampak depan Stasiun Kertosono pada 2024
Lokasi
Koordinat7°35′40″S 112°6′16″E / 7.59444°S 112.10444°E / -7.59444; 112.10444
Ketinggian+44 m
Operator
Letak
Jumlah peron5 (satu peron sisi yang tinggi, satu peron pulau yang tinggi, dan tiga peron pulau yang rendah)
Jumlah jalur7
  • jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Madiun
  • jalur 3: sepur lurus jalur ganda arah Surabaya
  • jalur 4: sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Malang
LayananSemua perjalanan KA penumpang dan barang mengarah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang, kecuali kereta api Sancaka
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe B[2]
Sejarah
Dibuka25 Juni 1881
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Sembung Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Blitar
Purwoasri
menuju Blitar
Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Kertosono
Terminus
Purwoasri
menuju Blitar
Commuter Line Dhoho
Blitar–Kertosono
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai Area merokok Air minum 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini merupakan stasiun yang terletak paling timur sekaligus terbesar di Kabupaten Nganjuk. Meskipun terletak di sebuah kecamatan di bagian timur Kabupaten Nganjuk, stasiun ini memiliki bangunan yang lebih besar dan jumlah jalur yang lebih banyak daripada Stasiun Nganjuk yang terletak di ibu kota kabupaten.

Stasiun Kertosono menjadi titik pertemuan antara jalur utama selatan dan tengah Jawa mengarah Surabaya Gubeng serta jalur percabangan menuju Blitar yang melayani kereta api antarkota jalur selatan dan tengah Jawa maupun kereta api lokal. Selain itu, stasiun ini melayani bongkar muat angkutan batu balas/kricak di Daop VII. Stasiun ini memiliki subdepo lokomotif yang terletak di sebelah barat daya stasiun.

Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah Kereta api Sancaka.

Sejarah

sunting
 
Potret udara Stasiun Kertosono yang kala itu dihancurkan tentara Belanda dalam rangkaian Agresi Militer Belanda II. Seberang stasiun ini dahulunya merupakan sebuah los bundar yang dilengkapi dengan dua pemutar rel, tetapi dibongkar[per kapan?] sehubungan dengan pengubahan status depo lokomotif menjadi subdepo.

Pembangunan Stasiun Kertosono telah direncanakan bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api lintas Surabaya–Madiun–Solo oleh Staatsspoorwegen (SS). Stasiun ini dibuka bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Sembung–Kertosono pada 25 Juni 1881. Pada 1 Oktober 1881, pembangunan jalur lintas Kertosono–Nganjuk telah selesai. Kemudian pada 13 Agustus 1882, jalur menuju Kediri telah selesai dibangun.[4][5]

Setelah menyeberangi Sungai Brantas dalam perjalanan ke arah timur, jalur kereta api bercabang dua: ke arah timur menuju Surabaya dan ke arah selatan menuju Kediri hingga Malang—percabangan tersebut dikendalikan dari rumah sinyal yang terletak di sebelah timur sungai tersebut. Jalur percabangan sengaja dibangun di seberang sungai supaya SS tidak membangun dua buah jembatan yang mengeluarkan biaya yang terlalu besar—percabangan ini di kemudian hari dijuluki sebagai "Simetri Kertosono". Sejak dilakukan pergantian sistem persinyalan dari mekanik ke elektrik buatan Ansaldo STS, rumah sinyal di percabangan tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Pada zaman Hindia Belanda, stasiun ini dihubungkan dengan Pabrik Gula Lestari melalui jalur lori sekitar 5 km untuk keperluan angkutan tebu dan gula.[6] Sisa jalur lori ini masih bisa dilihat di sekitar pintu depan stasiun ini.

Sekitar 2013–2014, PT KAI sempat menerapkan kebijakan bahwa semua KA harus melintas langsung di stasiun ini untuk membersihkan stasiun dan KA dari pengamen maupun pedagang asongan hingga kembali melayani penumpang sejak diberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api 2015 mulai 1 April 2015.[7]

Bangunan dan tata letak

sunting
 
KA Sri Tanjung saat tiba di Stasiun Kertosono. Tampak rumah sinyal barat yang kini telah dibongkar (2011)

Stasiun Kertosono memiliki tujuh jalur kereta api ditambah satu jalur yang terhubung dengan subdepo lokomotif tersebut, tetapi hanya jalur 1–5 yang sering digunakan. Pada awalnya, hanya jalur 1 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas JombangBaron dioperasikan sejak 30 Oktober 2019,[8][9] jalur 2 dan 3 dijadikan sebagai sepur lurus berturut-turut untuk arah Madiun dan arah JombangSurabaya. Di ujung timur jalur 1 terdapat jalur menuju area bongkar muat batu balas/kricak.

Pada saat pembangunan jalur ganda oleh Balai Teknik Perkeretaaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Direktorat Jenderal Perkeretaapian (sekarang BTP Surabaya), dilakukan perubahan diagram lintasan stasiun ini dengan membuat percabangan menuju Kediri di dalam area emplasemen, menggunakan jalur 4 sebagai sepur lurus sehingga wesel "Simetri Kertosono" dibongkar. Selain itu, rumah sinyal peninggalan SS di barat stasiun maupun di timur Sungai Brantas dibongkar, mengganti jembatan lama dengan jembatan jalur dwiganda yang berukuran lebih besar, serta sistem persinyalan elektrik produksi Ansaldo digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.

Jalur akses dari dan ke subdepo lokomotif maupun pemutar rel
Jalur 7 Jalur parkir rangkaian kereta api
Jalur 6 Jalur parkir rangkaian kereta api
Jalur 5 Sepur belok
(Sembung) D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Surabaya Kota
(Purwoasri) D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Blitar
(Sembung)|(Purwoasri) D Commuter Line Dhoho, tujuan Surabaya Kota dan tujuan Blitar via Kertosono
Peron pulau
Jalur 4 Sepur belok
Sepur lurus jalur tunggal dari dan ke arah Blitar
(Sembung)|(Purwoasri) D Commuter Line Dhoho, tujuan Surabaya Kota dan tujuan Blitar via Kertosono
Peron pulau (dalam proses pembangunan ulang)
Jalur 3 Sepur lurus jalur ganda arah Surabaya Kota
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
  Pemberhentian kereta api antarkota ke arah timur dan selatan
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri
Jalur 2 Sepur lurus jalur ganda arah Madiun
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
Peron pulau (jarang digunakan)
Jalur 1 Sepur belok
Memiliki jalur akses dari dan ke jalur bongkar muat angkutan batu balas
  Pemberhentian kereta api antarkota ke arah barat
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan
G Bangunan utama stasiun

Ke arah timur, terdapat dua viaduk: Jalan Ahmad Yani dan Nyawiji. Viaduk Nyawiji baru dibangun saat pembangunan jalur ganda tersebut.[10]

Per 2023 peron sisi jalur 1 serta peron pulau antara jalur 2 dan 3 di stasiun ini sudah diperpanjang maupun ditinggikan sehingga memudahkan penumpang naik turun kereta api. Selain itu, dibangun kanopi tambahan pada kedua peron tersebut agar penumpang kereta api tidak kepanasan maupun kehujanan. Berikutnya per Agustus 2024, peron pulau antara jalur 3 dan 4 juga menyusul dalam proses perpanjangan maupun peninggian.

Ciri khas

sunting

Mulai 2024, stasun ini bersama Stasiun Nganjuk menggunakan melodi penyambutan kereta api berupa lagu keroncong berjudul "Sungai Brantas Megah Menawan" yang diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Maspiani.[11]

Insiden

sunting

Pada 29 Oktober 2006, pukul 06.50, kereta makan pada kereta api Gajayana terbakar akibat arus pendek di Stasiun Kertosono. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, tetapi insiden ini mengakibatkan beberapa perjalanan kereta api mengalami hambatan.[12]

Pada 28 Agustus 2008, sebuah rangkaian kereta api ketel anjlok tepat di Jembatan Sungai Brantas, 900 meter dari Stasiun Kertosono. Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah perjalanan KA terganggu akibat rusaknya rel di jembatan itu.[13]

Pada 24 Desember 2008, sebuah lokomotif CC203 21 (kini CC203 98 09) menabrak kereta penolong yang sedang parkir di Stasiun Kertosono. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi insiden ini mengakibatkan rel sepanjang 2 meter patah, as roda lokomotif putus, dan kaca kereta penolong pecah.[14]

Pada 26 Juli 2024, sebuah lokomotif CC201 milik Commuter Line Dhoho menabrak rangkaiannya saat proses gerak langsir. Dua orang penumpang mengalami luka dan dirujuk ke RSUD Kertosono. Sebagian pendingin ruangan di dalam kereta juga dilaporkan terlepas. Rangkaian kereta api melanjutkan kembali perjalanan setelah dilakukan pengecekan.[15]

Layanan kereta api

sunting

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 November 2024.

Penumpang

sunting

Antarkota

sunting
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Brawijaya Imperial Gambir Malang Via Semarang TawangSolo Jebres
Eksekutif
Campuran
Brantas Eksekutif Pasar Senen Blitar Via Semarang TawangSolo Jebres
Ekonomi
Ekonomi
Majapahit Ekonomi Pasar Senen Malang Via Semarang TawangSolo Jebres
Matarmaja
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Argo Wilis Panoramic Bandung Surabaya Gubeng Via TasikmalayaYogyakarta
Eksekutif
Turangga Panoramic
Eksekutif
Argo Semeru Compartment Suite Gambir Via CirebonYogyakarta
Eksekutif
Bima Compartment Suite
Eksekutif
Gajayana Luxury Malang
Eksekutif
Campuran
Malioboro Ekspres Eksekutif Purwokerto Malang Via YogyakartaBlitar
Ekonomi
Kertanegara Eksekutif
Ekonomi
Mutiara Selatan Eksekutif Bandung Surabaya Gubeng Via TasikmalayaYogyakarta
Ekonomi Premium
Bangunkarta Eksekutif Pasar Senen Jombang Via CirebonYogyakarta
Ekonomi
Malabar Eksekutif Bandung Malang Via TasikmalayaYogyakarta
Ekonomi Premium
Wijayakusuma Eksekutif Cilacap Ketapang Via YogyakartaSurabaya Gubeng
Ekonomi Premium
Ranggajati Eksekutif Cirebon Jember Via PurwokertoSurabaya Gubeng
Ekonomi
Gaya Baru Malam Selatan Eksekutif Pasar Senen Surabaya Gubeng Via Cirebon PrujakanLempuyangan
Ekonomi
Singasari Eksekutif Blitar Via CirebonLempuyangan
Ekonomi
Ekonomi
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan Ketapang Via Surabaya KotaJember
Logawa Purwokerto Jember Via LempuyanganSurabaya Gubeng
Pasundan Kiaracondong Surabaya Gubeng Via TasikmalayaLempuyangan
Kahuripan Blitar
Jayakarta Ekonomi Premium Pasar Senen Surabaya Gubeng Via CirebonLempuyangan
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
D Dhoho Kertosono Blitar Perjalanan kereta api menuju Blitar hanya jadwal pagi, sedangkan sebaliknya hanya jadwal malam.
Surabaya Kota Perjalanan kereta api menuju Surabaya Kota hanya jadwal pagi, sedangkan sebaliknya hanya jadwal malam.
Surabaya Kota Blitar Via Kertosono

Barang

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas selatan Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota Via TasikmalayaLempuyangan
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang Via PurwokertoLempuyangan

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Staatsspoorwegen Ned. Indië (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  6. ^ Negara, Fadjrin Kurnia@Kementerian Badan Usaha Milik. "Sempat Vakum 2 Tahun, Stasiun Kertosono Kembali Beroperasi Sejak 2015". Kementerian BUMN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-07. Diakses tanggal 2019-08-07. 
  7. ^ "Dilarang Berjualan, Pedagang Asongan Ricuh dengan Petugas PT KA". detikcom. Detik.com. 5 Juli 2013. Diakses tanggal 24 Juli 2017. 
  8. ^ Syafií, Moh. Ika, Aprillia, ed. "Jalur Ganda Kereta Api Jombang - Baron Nganjuk Siap Dioperasikan". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  9. ^ Chusna, Asmaul (2019-10-30). Dewanto, Kelik, ed. "KAI siap operasikan jalur ganda Jombang-Baron". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-12-10. 
  10. ^ Nganjuk, Humas Polres. "Bupati Nganjuk Resmikan Terowongan Nyawiji , Kapolsek Kertosono Turun Langsung Pimpin Giat Pengamanan" (dalam bahasa english). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-07. Diakses tanggal 2019-08-07. 
  11. ^ Maspiani (2024-01-04). Launcing Lagu Keroncong Sungai Brantas Megah Menawan cipt.Nenek Maspiani oleh Dirut PT KAI (YouTube). 
  12. ^ Sumirat, Dadang (29 Oktober 2006). "Gerbong Restorasi KA Gajayana Terbakar". Liputan6.com. liputan6.com. Diakses tanggal 24 September 2017. 
  13. ^ Bambang (30 Agustus 2008). Bambang, ed. "KA Tangki Berhasil Dievakuasi Dari Jembatan Kertosono". ANTARA News. Antaranews.com. Diakses tanggal 24 September 2017. 
  14. ^ Maksum, Dwidjo U. (24 Desember 2008). "Lokomotif Hantam Kereta Penolong di Stasiun Kertosono". Tempo.co. Tempo.co. Diakses tanggal 24 September 2017. 
  15. ^ Dwi, Setiady (2024-07-26). "Lokomotif KA Commuter Line "Sundul" Kereta Penumpang di Stasiun Kertosono, Dua Penumpang Terluka". Suara Merdeka. Surabaya. Diakses tanggal 2024-07-27. 

Pranala luar

sunting

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Baron Solo Balapan–Kertosono Terminus
Terminus Kertosono–Wonokromo Sembung
menuju Wonokromo
Kertosono–Bangil Purwoasri
menuju Bangil