Kateter vena pusat

Revisi sejak 13 Desember 2024 06.16 oleh Alfarizi M (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kateter vena pusat (KVP) atau kateter vena sentral (KVS) (juga dikenal dengan alat akses vena pusat (AAVP) dan alat akses vena sentral (AAVS)) adalah kateter yang digunakan untuk mencapai vena atau pembuluh balik pusat, yaitu pembuluh balik besar yang terletak di batang tubuh.

KVP dengan tiga lumen

Pengertian Vena Pusat

sunting

Dari 250 vena atau pembuluh balik yang tersebar di tubuh manusia, yang dianggap sebagai vena pusat adalah yang dekat dengan jantung sebagai pusat peredaran. Semakin dekat ke jantung, ukuran vena semakin besar dan aliran darah semakin tinggi. Vena berdiameter besar dan beraliran darah cepat seperti iti adalah vena kava superior, vena kava inferior, vena brakiosefalika, vena subklavia, vena iliaka komunis dan vena iliaka eksternal.

Sejarah

sunting

Sejarah akses vena pusa tak terlepas dari peran seorang dokter pemenang hadiah nobel kedokteran, Werner Forssmann. Pada tahun 1929, Forssmann menjadi pionir sekaligus pasien pertama yang menyisipkan kateter ureter ukuran Fr 4 sepanjang 35 cm melalui vena lengan kirinya sendiri, meneruskannya sampai ke serambi jantung kanan.

Pada tahun 1953, Dr. Sven Ivar Seldinger (1921–1999), seorang ahli radiologi yang inovatif memperkenalkan suatu teknik penyisipan kateter dengan bantuan kawat penuntun, yang akhirnya dikenal sebagai teknik Seldinger.

Sejak tindakan kateterisasi yang pertama oleh Werner Forrsmann dan penyisipan kateter dengan teknik Seldinger, kateter vena pusat telah mencapai kemajuan yang luar biasa.

Ada beberapa jenis kateter vena pusat yang telah dibuat untuk kepentingan medis. Dengan tersedianya alat tersebut, vena pusat bisa diakses dengan pemasangan kateter langsung ke vena pusat dengan kateter CVC (Central Venous Catheter) atau melewatkan kateter ke vena sentral melalui vena tepi dengan PICC (Peripherally Inserted Central Catheter).

Kateter Jenis Tunneled dan Non-Tunneled

sunting

Kateter jenis Tunneled ditanam di bawah kulit pada penyisipan dan memiliki tempat keluar yang terpisah. Tempat keluar itu biasanya terletak di dada. Contohnya adalah Hickman catheters dan Groshong catheters.

Kateter jenis Non-tunneled ditanam pada penyisipannya. Contohnya adalah Quinton catheters.

Akses Implan

sunting
 
Implanted port

Prinsipnya mirip jenis tunneled, tapi seluruhnya tertanam di bawah kulit.

Kateter Pusat Sisipan Perifer

sunting

Seperti namanya kateter ini dimasukkan dari vena perifer (biasanya pada pembuluh darah di lengan), dan ujungnya diarahkan sampai masuk ke dalam vena sentral.

Indikasi dan kegunaan

sunting
  1. Pengukuran tekanan vena sentral pada pada kegawatdaruratan guna mengetahui kecukupan cairan.
  2. Sebagai jalur infus:
  3. Dialisis
  4. Plasmaferesis
  5. Pengambilan sampel darah berulang
  6. Pengambilan sel induk darah perifer
  7. Akses intravena berulang lainnya
  8. Kateterisasi jantung kanan dalam pemantauan hemodinamik

Komplikasi

sunting

Pemasangan kateter vena sentral mengandung risiko komplikasi, baik mekanis, infeksi, maupun komplikasi trombosis.

Komplikasi Infeksi

sunting

Kateter sebagai akses vena sentral berpotensi menjadi jalur masuk kuman karena menghubungkan dunia luar langsung ke sirkulasi darah. Angka kejadian infeksi pada penggunaan CVC cukup tinggi, berkisar antara 5–26%. Di Amerika Serikat, dengan asumsi terdapat 15 juta penggunaan CVC harian di ICU setiap tahunnya, diperkirakan terjadi 80.000 kasus infeksi terkait CVC.

Setiap pasien yang menggunakan CVC serta menunjukkan tanda dan gejala infeksi tanpa sumber yang jelas, CVC tersebut harus dicurigai menjadi sumber infeksinya. Jika terdapat kecurigaan infeksi terkait CVC, dua sampel kultur darah harus diambil untuk mengevaluasi kemungkinan bakteremia.

Infeksi terkait kateter dapat terjadi melalui tiga mekanisme:

  1. Infeksi lokal dari tempat insersi
  2. Kolonisasi kuman kateter
  3. Hematogen

Untuk mengurangi risiko infeksi, tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  1. Menjaga kebersihan tangan
  2. Menggunakan handuk steril
  3. Menggunakan antiseptik Chlorhexidine gluconate
  4. Memilih lokasi insersi yang optimal
  5. Evaluasi harian penggunaan alat akses vena sentral
  6. Melakukan disinfeksi pada pintu akses intravena sebelum dipakai

Komplikasi Mekanis

sunting

Komplikasi mekanis saat pemasangan kateter mencakup arterial puncture, hematoma, pneumothorax, hemothorax, arrhythmia, dan malposisi kateter. Risiko terjadinya berbeda-beda antara setiap lokasi insersi. Komplikasi mekanis seperti tertinggalnya guidewire juga bisa terjadi.

Komplikasi Trombosis

sunting

Kanulasi vena sentral rentan dengan risiko trombosis vena sentral, yang potensial memicu tromboembolisme vena. Trombosis bisa terjadi pada hari pertama kanulasi. Risiko terendah adalah pada kanulasi vena subklavia. Jika kateter tidak diperlukan lagi, lebih baik segera dikeluarkan untuk mengurangi risiko thrombosis yang berkaitan dengan kateter.