Kitab Habakuk

Revisi sejak 17 Mei 2011 05.51 oleh Tjmoel (bicara | kontrib) (+info berkas yang akan dihapus)
Berkas:30355 habakkuk t sm.jpg
HABAKUK Templat:Kpb

Kitab Habakuk ditulis oleh seorang yang bernama Habakuk, sekitar 605 SM - 586 SM sebelum kerajaan Yehuda berada dalam pembuangan.[1] Kitab ini merupakan kitab kedelapan dari keduabelas kitab nabi-nabi kecil.[2] Penulis kitab ini hidup sezaman dengan seorang nabi yang bernama Yeremia.[1] Ia merupakan seorang nabi yang berasal dari Yehuda.[2] Kitab ini mempunyai kata kunci yang terdapat dalam Habakuk 2:1-4.[3] Kata ini dikenal juga pada zaman gereja mula-mula yang berbunyi, "orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya" atau dalam bahasa Inggris berbunyi, "The just shall live by faith".[3] Kitab ini termasuk dalam kategori para nabi periode Neo-Babilonia.[4]


Latar Belakang

Kitab Habakuk tidak secara detail menyediakan data mengenai peristiwa sejarah atau situasi politis yang membawa ia dalam perdebatannya dengan Allah.[3] Konteks penulisan dari kitab Habakuk tidak jauh berbeda dengan konteks Zefanya.[5] Kitab Habakuk dilatarabelakangi oleh situasi peperangan di mana ada beberapa bangsa yang terlibat, salah satunya adalah bangsa Kasdim.[5] Hal ini ditunjukkan dalam Habakuk 1:6 di mana terdapat nama bangsa Kasdim.[3] Peperangan ini terjadi sekitar abad ke-7 Sebelum Masehi di mana pada masa ini orang Kasdim mampu menaklukkan Mesir yang diperintah oleh Firaun Neko di sungai Efrata. Peperangan tersebut menyebabkan kondisi sosial dan religius saat itu sangat kacau.[5] Dalam peperangan ini, orang-orang Kasdim juga berusaha untuk menguasai dunia di bawah pemerintahan raja Yoyakim.[5] Pada masa ini juga sang nabi mengumumkan penyerangan orang Kasdim sekitar 605-604 SM.[3] Pada masa pemerintahan raja Yoyakim juga banyak terjadi korupsi.[3] Hal ini ditunjukkan dalam 1:2-4.[3] Penyerangan orang Kasdim ini dilakukan ketika kerajaan Babilonia mengalahkan kerajaan Asyur dan Mesir dalam peperangan di Karkemish.[3] Hal ini dilakukan kerajaan Babilonia untuk memperkuat kekuasaan mereka di daerah barat.[3] Dalam situasi peperangan inilah Nabi Habakuk mencoba untuk tetap mempertahankan imannya kepada janji Tuhan.[5] Peperangan tersebut menyebabkan kondisi sosial dan religius saat itu sangat kacau.[5] Dalam peperangan ini, orang-orang Kasdim juga berusaha untuk menguasai dunia di bawah pemerintahan raja Yoyakim.[5] Pada masa ini juga sang nabi mengumumkan penyerangan orang Kasdim sekitar 605-604 SM.[3] Pada masa pemerintahan raja Yoyakim juga banyak terjadi korupsi.[3] Hal ini ditunjukkan dalam 1:2-4.[3]

Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.

Penyerangan orang Kasdim ini dilakukan ketika kerajaan Babilonia mengalahkan kerajaan Asyur dan Mesir dalam peperangan di Karkemish.[3] Hal ini dilakukan kerajaan Babilonia untuk memperkuat kekuasaan mereka di daerah barat.[3] Dalam situasi peperangan inilah Nabi Habakuk mencoba untuk tetap mempertahankan imannya kepada janji Tuhan.[5]


Isi

Kitab ini terdiri beberapa bagian.[2]

Bagian Pertama

Bagian pertama yaitu pasal 1 terdiri dari 2 bagian yang mempunyai satu tema yaitu penuntutan atau pengaduan.[2]

  • Habakuk 1:2-4 merupakan suatu pengaduan yang pertama kepada Allah atas kejahatan dan kekerasan yang diabaikan.[2] Ia mengeluh kepada Tuhan mengenai ketidakadilan yang ia lihat dan ia bertanya sampai kapan hal ini akan dibiarkan.[6]
  • Ayat 5-11 merupakan tanggapan yang diberikan Allah kepada Habakuk.[2] Allah mengatakan bahwa Ia yang telah membangkitkan orang Kasdim tetapi Ia juga akan menghukum orang Kasdim atas kesalahannya.[2]
  • Ayat 12-17 merupakan pengaduan kedua yang diajukan Habakuk kepada Allah.[2] Ia mengatakan bahwa orang Kasdim seharusnya mendapat hukuman karena mereka menyiksa dan menghancurkan orang-orang yang lebih benar daripada mereka.[2] Ia mempertanyakan bagaimana mungkin Allah mengizinkan kebiadaban dan penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang Kasdim.[6]

Bagian kedua

Bagian kedua ini terbagi atas dua bagian,yaitu:

  • Habakuk 2:1-4 merupakan tanggapan Tuhan kepada sang nabi bahwa orang Kasdim merupakan orang yang sombong dan tidak benar.[2] Pada bagian ini juga sang nabi membayangkan bahwa ia sedang berada di menara penjaga sambil mendengarkan tanggapan dari Tuhan atas kebimbangannya.[6]
  • Habakuk 2:5-20 masih merupakan suatu tanggapan dari Tuhan atas apa yang dikatakan sang nabi.[2] Dalam bagian tersebut dikatakan bahwa akan ada lima musibah yang diawali dengan kata 'celakalah'.[2] kelima musibah tersebut didasarkan pada lima bentuk kejahatan yang dilakukan orang Kasdim.[2]

Bagian ketiga

Habakuk 3 merupakan doa yang dinaikkan oleh sang nabi kepada Allah karena Ia masih memberikan pengampunan di tengah kemarahan-Nya.[2] Doa ini merupakan mazmur sang nabi bahwa Allah akan mendatangkan penghukuman bagi bangsa-bangsa terutama Kasdim dan keselamatan bagi Israel.[6] Bagian ini juga menunjukkan ekspresi iman dari sang nabi.[2]

Waktu Penulisan

Mengenai waktu penulisan kitab ini masih belum bisa ditentukan dengan pasti.[6][7] Namun demikian, beberapa bukti menunjukkan bahwa kitab ini ditulis pada periode orang Kasdim.[2][8] Salah satu buktinya adalah pada Habakuk 1:6.[9] Hal ini menguatkan bahwa nubuatan nabi Habakuk mendekati abad ke 7 Sebelum Masehi setelah peperangan Karkemis yaitu pada masa pemerintahan Yoyakim.[6][7] Itu berarti bahwa waktu penulisan nabi Habakuk berada di antara masa Nahum dan Zefanya.[7] Pada masa itu, Bait Allah masih berdiri dan pelayanan musik di Bait Allah masih dilaksanakan.[2] Hal ini ditunjukkan dalam Habakuk 2:20 dan 3:19.[2] Pada masa itu, orang Kasdim tengah bangkit dan mulai untuk membunuh bangsa-bangsa.[2]

Kepengarangan

Kitab Habakuk tidak begitu banyak menyediakan informasi mengenai identitas serta latar belakang sejarah dari nabi Habakuk sendiri.[9] Tidak ada yang mengetahui mengenai kehidupannya, keluarganya, dan asal usulnya.[7] Berdasarkan Habakuk 3, kuat dugaan bahwa ia merupakan seorang Lewi yang bertugas untuk menyelenggarakan ibadah dalam Bait Allah di Yerusalem.[7] Selain itu, tugasnya juga menyusun dan mengatur doa dan mazmur untuk digunakan dalam Bait Allah.[7]

Struktur

Secara literer, struktur kitab Habakuk dibangun atas perdebatan Allah dan sang nabi.[3] Perdebatan ini terdiri dari dua bagian.[3] Argumentasi yang pertama adalah suatu keluhan dari sang nabi atas tidak adanya keadilan dan kurangnya perhatian Allah akan hal itu.[3] Argumentasi yang kedua merupakan suatu pertanyaan mengenai keadilan dari Allah sendiri mengenai serangan yang dilakukan oleh Kasdim.[3] Gambaran dasar mengenai bentuk kitab Habakuk serta pesannya timbul dari penafsiran yang memperlihatkan adanya tiga tahap perkembangan.[3] tiga tahap ini meliputi perkembangan sastra maupun teologi.[3] Tahap pertama diperlihatkan oleh sebuah pidato mengenai penghukuman yang disampaikan kepada Yehuda yang terdapat dalam 1:5-11.[3] Tahap kedua merupakan suatu penggabungan dari nubuatan sang nabi ke dalam suatu perdebatan dengan Allah yang terdapat dalam 1:12-2:4.[3] Tahap ketiga merupakan suatu tambahan berupa hymne yang berkaitan dengan kemenangan dari sang nabi yang terdapat dalam 3:1-19.[3] Hymne ini didasarkan pada kepercayaan sang nabi bahwa akan tiba waktu di mana Allah akan mengembalikan keadilan ke atas bumi.[3]

Muatan Teologis

Terdapat beberapa tema teogis dalam kitab Habakuk.[4] Tema teologis yang menjadi perhatian dari Habakuk adalah keadilan.[3] Hal ini yang membuat Habakuk berada dalam tradisi nabi-nabi Israel.[3] Beberapa nabi terdahulu yang juga ikut menggemakan mengenai keadilan yaitu Yesaya dan Yeremia.[3] Dalam Ktab ini diperlihatkan bahwa sang Nabi tidak bisa memahami keadilan Allah.[4] Ia tidak bisa memahami tindakan YHWH yang memakai perantara, yang begitu angkuh dan menentang Allah, untuk menghukum bangsa Israel.[4] Keadilan Allah sangat sulit untuk dipahami karena apa yang Allah lakukan tidak selalui bisa diperkirakan hanya dengan perasaan dan penglihatan.[4] Ada dunia keadilan yang hanya dapat dipahami oleh Allah sepenuhnya.[4] Bangsa Israel juga nabi Habakuk harus dapat menerima keadilan Allah dengan iman bukan dengan apa yang mereka buktikan dengan akal.[4]

Referensi

  1. ^ a b P.K.Pilon. 1974. Tafsiran Habakuk. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s (Inggris) J. D. Davis. 1960. A Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa (Inggris) Therodore Hiebert, et.al. 1996. The New Intrepreter's Bible: Volume: VII. Nashville: Abingdon.
  4. ^ a b c d e f g C.Hassell Bullock. 2002. Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Jawa Timur, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
  5. ^ a b c d e f g h Frank M. Boyd. 2006. Kitab Nabi-nabi Kecil. Jawa Timur: Gandum Mas.
  6. ^ a b c d e f (Inggris)J. D. Douglas, et.al. 1979. The New Dictionary Bible. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans.
  7. ^ a b c d e f (Inggris)John D.W.Watts. 1975. The Book of Joel, Obadiah, Jonah, Nahum, Habakkuk, and Zephaniah. New York: Cambrige University.
  8. ^ (Inggris) David W. Baker. 1988. Nahum, Habakuk, and Zephaniah. England: Intervarsity.
  9. ^ a b (Inggris) David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Freedman" didefinisikan berulang dengan isi berbeda

Lihat pula