Mahyeldi

gubernur Provinsi Sumatra Barat, Indonesia

H. Mahyeldi Ansharullah, SP gelar Datuk Marajo (lahir 25 Desember 1966) adalah mubalig dan politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Padang. Lewat pendekatannya dalam merelokasi pedagang, ia memulai penataan objek wisata dan pasar tradisional yang semrawut pasca-gempa bumi 2009 tanpa menimbulkan gejolak.[1][2][3][4] Selama kepemimpinannya, Padang meraih kemajuan di bidang infrastruktur dan kebersihan. Ia menekankan pendidikan berbasis Alquran dan mencanangkan Padang sebagai kota penghafal Alquran.[5][6]

Mahyeldi Ansharullah
Wali Kota Padang 13
Mulai menjabat
13 Mei 2014
WakilEmzalmi
Hendri Septa
Sebelum
Pendahulu
Erizal Agus (Plt.)
Pengganti
Petahana
Sebelum
Wakil Wali Kota Padang
Masa jabatan
18 Februari 2009 – 18 Februari 2014
Sebelum
Pendahulu
Yusman Kasim
Pengganti
Emzalmi
Sebelum
Wakil Ketua DPRD Sumatra Barat
Masa jabatan
2004 – 2008
Informasi pribadi
Lahir25 Desember 1966 (umur 57)
Indonesia Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia
Partai politik Partai Keadilan Sejahtera
Suami/istriHarneli Bahar (istri)
Anak9
Orang tuaMardanis (ayah)
Nurmi (ibu)
Alma materUniversitas Andalas
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sebagai anak dari ayah seorang buruh angkat, Mahyeldi harus bersekolah sambil bekerja untuk membantu orangtua. Ia berkecimpung dalam pergerakan Islam sewaktu berkuliah di Universitas Andalas sambil turun ke masyarakat sebagai mubalig. Melalui PKS, ia terpilih sebagai anggota DPRD Sumatra Barat peraih suara terbanyak hasil pemilihan umum legislatif 2004. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sumatra Barat periode 2004–2009 sebelum maju sebagai Wakil Wali Kota Padang mendampingi periode kedua Wali Kota Fauzi Bahar untuk 2009–2014.

Mahyeldi menjabat sebagai Wali Kota Padang sejak 13 Mei 2014 setelah memenangkan pemilihan umum pada 2013. Pada pemilihan berikutnya, ia kembali terpilih sebagai Wali Kota Padang untuk 2019–2024.[7] Ia memulai masa jabatan kedua pada 13 Mei 2019.[8]

Kehidupan awal

Mahyeldi menjalani masa kecil dan sekolahnya di Gadut, Tilatang Kamang, Agam, sebuah nagari yang berbatasan langsung dengan Kota Bukittinggi.[9] Ia lahir dari pasangan suami istri Mardanis St. Tanameh dan Nurmi. Ia adalah kakak bagi enam adiknya. Lahir dari keluarga sederhana dengan seorang ayah yang bekerja sebagai buruh angkat di Pasar Atas Bukittinggi, ia harus bekerja keras membantu ayahnya untuk mendapatkan uang sejak masih kelas tiga SD.[9] Seusai membantu ayahnya, ia bergegas ke sekolah dan tidak pernah terlambat. Tak heran, ia selalu menjadi juara kelas.[10]

Saat Mahyeldi kelas lima SD, ayahnya membawa ia dan keluarganya merantau ke Kota Dumai. Setelah berada di Dumai, tanggung jawab Mahyeldi semakin besar. Waktunya habis oleh belajar dan bekerja. Usai salat subuh, ia berjualan ikan yang didapatnya dari nelayan asal Pariaman yang akrab disapa Ajo. Ajo ini sering memberi potongan harga kepadanya.[9]

Setelah berjualan ikan, Mahyeldi juga menjadi loper koran. Ia direktur oleh pemuda asal Aceh, pemilik kios buku dan koran terkemuka di Dumai.[9] Dengan berjualan koran, ia banyak tahu informasi yang sedang terjadi. Saat korannya habis, ia berlari kembali ke toko bosnya untuk menghabiskan waktu melahap buku dan majalah terbaru sembari menunggu jam sekolahnya yang masuk pada waktu siang hari. Alhasil, pengetahuannya di atas rata-rata murid di sekolahnya. Bahkan, gurunya yang enggan membeli koran sering menanyakan kepadanya mengenai berita aktual.[9]

Mahyeldi rajin dan gemar membaca buku, terutama buku-buku Islam. Sat gurunya memberi esai tentang tokoh idola, ia langsung menulis kisah Nabi Muhammad ﷺ. Ia juga menjadi kolektor buku. Sampai saat ini ia mengaku sudah mengoleksi lebih dari lima ribu buku.[9]

Sepulang sekolah, berbeda dengan teman-temannya yang memilih bermain, ia menjajakan kue buatan ibunya berkeliling kampung. Kuenya sering terjual habis. Dari hasil jerih payahnya itulah, ia menabung sedikit demi sedikit di celengan kaleng yang ia buat sendiri.[9]

Mahyeldi rutin menghadiri kegiatan pembinaan keislaman di lingkungan tempat tinggalnya ketika SMP.[10] Bahkan, ia terpilih sebagai ketua penyelenggaraan hari besar Islam, baik di sekolah maupun tempat tinggalnya. Mahyeldi juga membentuk kelompok diskusi-diskusi agama yang ia adakan di masjid tempat tinggalnya. Saat ia tengah semangat dalam menjalani kehidupannya itu, ia harus berpisah dengan teman-temannya. Ia dibawa kembali orang tuanya yang memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.[9]

Mengawali sekolah di SMA Negeri 1 Bukittinggi, ia cepat membaur dengan teman-temannya. Ia terpilih menjadi ketua kelas. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan di sekolahnya ini. Ia telah mengenal aktivis dakwah Islam seperti Hidayat Nur Wahid dan Irwan Prayitno. Ia juga meraih banyak prestasi seperti juara satu menulis di sekolahnya. Guru sekolahnya mencium bakat menulis pada dirinya, sehingga ia ditugaskan untuk membuat majalah sekolah.[9]

Meski sudah duduk di kelas dua SMA, ia masih berjualan koran di pagi hari dan menjual kue di sore hari. Malam hari, ia memperdalam ilmu agama dengan menjadi tukang bawa tas pak ustaz. Sebelum ustaz berceramah, ia diminta untuk memberi mukadimah.[9]

Di sisi ekonomi, Mahyeldi mencoba usaha baru yakni beternak kerbau. Dari usaha ternak kerbau inilah Mahyeldi bisa meneruskan pendidikannya. Setamat SMA, ia diterima di Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Di sini, jiwa kepemimpinannya semakin berkembang.[9]

Selama kuliah di Universitas Andalas, ia terus ikut menggerakan kegiatan dakwah kampus.[11] Aktivitasnya di bidang dakwah mengantarnya bergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera, partai yang dimotori oleh aktivis dakwah di kampus-kampus.

Pada pemilihan umum legislatif 2004, Mahyeldi diusung oleh PKS sebagai calon anggota legislatif untuk DPRD Sumatra Barat. Pada saat yang sama, ia adalah Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PKS Sumatra Barat sejak 2002 sampai tahun 2005. Hasil perolehan suara menempatkan PKS sebagai pemenang di Padang. Ia duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Sumatra Barat periode 2004–2009, tetapi mengundurkan diri setelah memutuskan maju sebagai Wakil Wali Kota Padang pada tahun 2008.

Wakil Wali Kota Padang

 
Mahyeldi sebagai Wakil Wali Kota Padang meninjau salah satu lokasi di Padang yang terdampak Banjir Padang 2012

Dalam pemilihan umum Wali Kota Padang pertama 2008, Mahyeldi terpilih sebagai wakil wali kota mendampingi Fauzi Bahar. Pasangan ini dilantik pada 18 Februari 2009 untuk periode 2009–2014.[12] Selama berkursi sebagai wakil wali kota, Mahyeldi menggerakkan perkoperasian berbasis syariah di Padang. Ia memprakarsai berdirinya Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang memberi akses permodalan dan lapangan kerja bagi warga. Lembaga koperasi ini mengantar Padang meraih penghargaan Bakti Koperasi dan UMKM dari Menteri Koperasi dan UMKM pada peringatan Hari Koperasi ke-66 yang dipusatkan di Nusa Tenggara Barat, 12 Juli 2013.[13]

Mahyeldi mencalonkan diri sebagai Wali Kota Padang dalam pemilihan umum Wali Kota Padang yang digelar pada 30 Oktober 2013. Diikuti 10 pasang calon, Mahyeldi bersama pasangannya Emzalmi menang atas 29,45% suara.[14] Setelah menjalani putaran kedua pada 5 Maret 2014, Mahyeldi kembali unggul dengan perolehan 50,29% suara. Pelantikannya tertunda karena pasangan calon yang kalah mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.[15] Pada 13 Mei 2014, Mahyeldi resmi dilantik setelah terundur-undur karena adanya pemilihan umum legislatif Indonesia 2014.[16]

Wali Kota Padang

Pendidikan gratis masuk dalam program unggulan yang diusung Mahyeldi dan Emzalmi dalam kampanye mereka. Pada semester kedua 2014, Padang memulai penyelenggaraan pendidikan gratis 12 tahun yang menjangkau seluruh siswa SD, SLTP, dan SLTA negeri. Lewat APBD, pemerintah meningkatkan alokasi dana bantuan siswa kurang mampu. Dari program yang telah ada, pemerintah mengevaluasi pelaksanaan pesantren kilat dan wirid remaja. Pada 2015, pemerintah mengelola langsung pesantren Ramadan di empat sekolah.[17]

Dalam rangka meningkatkan mutu SDM, pemerintah menargetkan pelajar hafal Alquran dengan memberikan keistimewaan bagi penghafal Alquran. Mereka dapat memilih bebas sekolah yang mereka inginkan sesuai jenjang kelanjutannya, satu juz bagi siswa SD, dan tiga juz bagi siswa SMP. Untuk siswa SMA yang hafal lima juz dapat memilih kesempatan masuk ke Universitas Andalas atau Universitas Negeri Padang.[18]

 
Wali Kota Padang Mahyeldi diarak oleh warga kala menyambut Piala Adipura. Sejak 2017, Padang kembali memperoleh Adipura setelah sebelumnya lepas selama delapan tahun.

Pada 25 Oktober 2014, pemerintah meluncurkan program Padang Bersih.[19][20] Terkait pengelolaan sampah, Padang memiliki Perda Nomor 21 Tahun 2012 yang memuat pasal mengenai sangsi bagi siapa saja yang tertangkap membuang sampah sembarangan. Jelang pemberlakuan perda pada 1 Januari 2015, pemerintah melakukan sosialisasi pelaksanaan perda sekaligus melengkapi sarana dan prasarana pendukung. Seluruh kelurahan membentuk Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS) yang terdiri dari masyarakat setempat untuk memastikan disiplin warga membuang sampah.[21]

Di antara program unggulan yang diusung di bidang infrastuktur, Mahyeldi menggulirkan program pelaksanakan betonisasi dan pengaspalan jalan lingkungan, perbaikan trotoar, dan pengendalian banjir. Dimulai pada Mei 2014, pemerintah merealisasi sepanjang 53,93 km jalan beton dan aspal pada 2014, diikuti capaian target sepanjang 74 km pada 2015. Selain itu, pemerintah meningkatkan alokasi pemeliharaan peningkatan jalan, trotoar, dan taman kota. Untuk pengendalian banjir dan genangan air, pemerintah mengupayakan lewat rehabilitasi cek dam, normalisasi saluran sungai, dan peningkatan jaringan irigasi.

Sejak 2014, pemerintah melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja memulai program bedah rumah dengan alokasi dana dari Kementerian Sosial, APBD Kota Padang, dan swadaya masyarakat. Pada 2014, 386 rumah telah direhab dengan total anggaran Rp3,36 miliar, termasuk swadaya masyarakat Rp580 juta. Pada 2015, rehab dilakukan terhadap 410 unit rumah tidak layak huni (RTLH) dengan total anggaran Rp5,97 miliar, termasuk swadaya masyarakat Rp1,685 miliar. Selain itu, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dan Perumahan yang dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan rehab RTLH sebanyak 300 unit pada 2014 dan 840 unit pada 2015. Adapun program rehab dan bedah rumah melalui Baznas Kota Padang memiliki capaian target 72 unit pada 2014 dan 51 unit pada 2015.

Penghargaan

 
Atlet Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Sumatra Barat befoto bersama Wali Kota Padang Mahyeldi

Pemerintah Kota Padang selama 2015 meraih lebih kurang 30 penghargaan dari instansi pemerintah dan non-pemerintah. Dari Kementerian Perhubungan, Padang mempertahankan penghargaan tertib lalu lintas dan angkutan kota Wahana Tata Nugraha untuk kategori kota besar. Padang dianggap mampu mengaplikasikan program nasional angkutan berbasis massal, ditandai dengan pengoperasian Transpadang.[22] Transpadang saat ini memiliki 35 armada. Di bidang pendidikan, Padang meraih penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Padang menjadi daerah satu-satunya di Indonesia yang meraih penghargaan tersebut karena dinilai mampu melaksanakan program wajib belajar 12 tahun dengan baik.[23] Di bidang kesehatan, Padang mendulang prediket kota sehat tertinggi yang ditandai dengan penghargaan Swasti Saba Wistara dari Kementerian Kesehatan pada 27 November 2015. Penghargaan ini menandakan pelayanan kesehatan sekaligus kondisi permukiman, sarana, dan prasarana umum di Padang yang baik. Padang melengkapi sembilan tatanan yang ditetapkan panitia kota sehat.[24]

Di bidang keuangan Padang setiap tahunnya menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah (LKPD).[25] Sebelum kepemimpinan Mahyeldi, Padang hanya mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian.[26] Di bidang lain, Padang dinobatkan sebagai Kota Layak Anak oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kota Peduli Hak Asasi Manusia oleh Kementerian Hukum dan HAM.[27]

Selain penghargaan dari instansi pemerintah, Padang mendapatkan prediket terbaik ke-8 "Kota Terbaik" dalam acara penganugerahaan Indonesia's Attractiveness Award 2015 yang digelar oleh Tempo Media Group pada 12 Juni 2015.[28] Pada April 2016, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memberikan penghargaan ASITA Award atas usaha Pemerintah Kota Padang membenahi objek wisata.[29]

Pada 19 Mei 2016, MarkPlus, Inc. dalam acara Indonesia Marketeers Festival menobatkan Mahyeldi selaku Wali Kota Padang sebagai penerima penghargaan "Marketeers of The Year Padang 2016".[30] Terakhir, Padang di bawah kepemimpinan Mahyeldi mendulang prediket kategori kota di Sumatra yang terbanyak diberitakan di media nasional dalam ajang The 1st Sumatra PR Indonesia Summit & Awards yang diselenggarakan oleh majalah PR Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan pada 20 Mei 2016 di Batam atas hasil penelusuran PR Indonesia bersama Isentia Indonesia sepanjang 2015 terhadap 12 media cetak nasional.[31]

Kepemimpinan

 
Mahyeldi bersalaman dengan pendahulunya, Fauzi Bahar seusai dilantik sebagai Wali Kota Padang

Sebagai wakil wali kota, Mahyeldi termasuk pasangan kepala daerah yang akur selama lima tahun masa tugasnya.[10] Fauzi Bahar mengatakan, mereka tak pernah berdebat atau bertengkar mengenai tugas masing-masing. "Saya rasa di Indonesia saat ini yang paling harmonis hubungan kedua pemimpin seperti, saya sebagai Wali Kota Padang dan Mahyeldi Wakil Wali Kota Padang, tak pernah selisih paham dan bertengkar tentang tanggung jawab sebagai pemegang amanah rakyat Kota Padang."[32]

Mahyeldi mulai menjabat sebagai wali kota pada 13 Mei 2014. Semasa kepemimpinannya, Padang meraih kemajuan di bidang infrastruktur dan kebersihan. Dalam ajang Sindo Weekly, Mahyeldi meraih penghargaan Government Award pada 12 April 2016 setelah dianggap berhasil menata kota dalam waktu terbilang cepat. Konsentrasi penataan yang dilakukan selama kepemimpinan Mahyeldi meliputi Pantai Padang, pembebasan lahan jalur By Pass, dan Pasar Raya Padang. Penertiban berlangsung tanpa kericuhan, bahkan warga ikut membongkar sendiri bangunan mereka.[1] Adhyaksa Dault menyebut Mahyeldi bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai contoh kepala daerah yang berhasil merelokasi dan menata warga "tanpa kekerasan dan tak menyulut api perlawanan dari masyarakat".[33]

Dari pemerintah pusat, Mahyeldi mendapat tanda kehormatan Satya Lencana Pembangunan dalam peringatan Hari Koperasi pada 12 Juli 2015. Ia dinilai berhasil dalam mengurangi angka pengangguran lewat program-program di bidang koperasi yang akan dan sedang diterapkan. Dalam ajang Apresiasi Pendidikan Islam (API) 2015 pada 11 Desember 2015, Mahyeldi menerima penghargaan dari Kementerian Agama atas kepedulian terhadap pengembangan pendidikan Islam di daerahnya melalui kebijakan dan program kerja, ditandai dengan dukungan dana dan aktivitas keagamaan berjalan semarak. Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Mahyeldi meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari (AMB) atas kepedulian keberlangsungan sektor kelautan dan perikanan.

Kehidupan pribadi

Mahyeldi dikaruniai sembilan anak dari pernikahannya dengan Harneli Bahar.[34] Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang sederhana, santun, dan rendah hati.[10][11] Saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sumatra Barat, ia menolak menggunakan mobil dinas mewah sebagai pimpinan DPRD. Berdasarkan hasil audit Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 8 Oktober 2013 jelang pemilihan Wali Kota Padang, KPU Padang merilis laporan harta kekayaan Mahyeldi senilai 281,509 juta.[35]

Galeri

Rujukan

  1. ^ a b https://posmetropadang.co.id/azwar-anas-salut-penataan-pantai-padang-tanpa-ribut/
  2. ^ http://www.padangpos.com/2016/08/penataan-pantai-pedagang-bongkar.html
  3. ^ https://kinciakincia.com/berita/3459-dengan-kesadaran-sendiri-pkl-permindo-bongkar-bangunannya.html
  4. ^ https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/02/23/oltdc0384-wali-kota-padang-pindahkan-6000-pedagang-tanpa-gejolak
  5. ^ https://news.okezone.com/read/2018/01/20/340/1847781/mewujudkan-padang-jadi-kota-penghafal-alquran
  6. ^ https://mediaindonesia.com/read/detail/104448-wali-kota-optimistis-jadikan-padang-kota-penghafal-alquran
  7. ^ https://regional.kompas.com/read/2018//0725/21472561/mahyeldi-resmi-ditetapkan-sebagai-wali-kota-padang-terpilih
  8. ^ Faradianti, Merinda (13 Mei 2019). "Mahyeldi dan Hendri Sapta Dilantik Jadi Wali kota dan Wawako Padang 2019-2024". Tribunnews.com. Diakses tanggal 13 Mei 2019. 
  9. ^ a b c d e f g h i j k Rizal, Jose (27 Januari 2015). "PROFIL : Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP. Datuk Marajo". Facebook Humas Setda Kota Padang. Diakses tanggal 13 Mei 2019. 
  10. ^ a b c d "Pribadi Yang Sederhana Memiliki Kemauan Kuat". ANTARA. Diarsipkan dari aslinya. 8 Oktober 2013.
  11. ^ a b "Mahyeldi Ansharullah Sosok Pemimpin yang Rendah Hati". Dakwatuna.com. 23 Maret 2013.
  12. ^ "Fauzi Bahar - Mahyeldi Dilantik Gubernur Sumbar". Indosiar.com. 19 Februari 2009.
  13. ^ "KJKS, Bukti Mahyeldi Peduli Pelaku Ekonomi Kecil". Posmetropadang.com. 27 Februari 2014.
  14. ^ "Ini Hasil Pilkada Padang, Harus Dua Putaran". VIVA.co.id. 5 November 2013.
  15. ^ "Pelantikan Wali Kota Padang Tunggu Putusan MK". ANTARA. 12 Maret 2014.
  16. ^ "Target 100 Hari Kerja Benahi Kota Padang". Harian Haluan. 14 Mei 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Mei 2014. 
  17. ^ “Empat Sekolah Jadi Percontohan Pesantren Ramadhan”. ‘’ANTARA’’. 21 Mei 2015.
  18. ^ "Di Padang, Siswa Penghafal Al-Quran Bebas Pilih Sekolah". ANTARA. 16 April 2016.
  19. ^ "Pemerintah Kota Padang Dorong Budaya Bersih Lingkungan". Republika. 11 Januari 2015.
  20. ^ "Legislator Dorong Pemkot Laksanakan Program Padang Bersih". ANTARA. 24 Maret 2015.
  21. ^ "Tingkatkan Kesadaran Warga Kelola Sampah". Padang Ekspres. 7 August 2015.
  22. ^ Kota Padang Kembali Terima Piala WTN. ANTARA. 17 September 2015.
  23. ^ "Pemkot Padang Raih Anugerah Peduli Pendidikan 2015". Republika. 12 Desember 2015.
  24. ^ "Penghargaan Swasti Saba Wistara Direngkuh Kota Padang". Valora.co.id.. 28 November 2015.
  25. ^ http://infopublik.id/read/270558/pemko-padang--sukses-raih-wtp-yang-kelima.html
  26. ^ Laporan Keuangan Pemkot Padang Raih Predikat WTP". ANTARA. 26 Mei 2015.
  27. ^ Padang Raih Penghargaan Kota Peduli HAM. Republika. 12 Desember 2015.
  28. ^ Padang Raih Penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award 2015. Harian Haluan. 11 Juni 2015.
  29. ^ "Dua Kota Sumbar Raih Penghargaan Asita Award". ANTARA. 4 April 2016.
  30. ^ "Mahyeldi Terima Dua Penghargaan Marketeers". 19 Mei 2016.
  31. ^ "Wali kota Padang Terima Penghargaan Sumprimas". Sumbarpost. 29 Mei 2016.
  32. ^ "Fauzi Bahar dan Mahyeldi Ansharullah Harmonis Sampai Akhir Jabatan". Situs web resmi Pemerintah Kota Padang. 23 Mei 2013.
  33. ^ "Adhyaksa Dault: Ahok Belajar Dulu ke Wali Kota Risma dan Mahyeldi". Liputan 6. 29 April 2016.
  34. ^ "Mahyeldi dan Keteladanan Pemimpin". 24 September 2014.
  35. ^ "Emma Terkaya, Mahyeldi Tetap Termiskin". Inilah.com. 9 Oktober 2013.

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
H. Erizal, SH (Penjabat Wali Kota)
Wali Kota Padang
2014–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
H. Yusman Kasim, MM
Wakil Wali Kota Padang
2009–2014
Diteruskan oleh:
Ir. H. Emzalmi, MSi
Didahului oleh:
Wakil Ketua DPRD Sumatra Barat
2004–2008
Diteruskan oleh:
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
DR. Shafwan Nawawi, MA
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PKS
Sumatra Barat

2002–2005
Diteruskan oleh:
Trinda Farhan Satria, MT
Jabatan olahraga
Didahului oleh:
H. Yusman Kasim, MM
Ketua Umum PSP Padang
2009–2019
Diteruskan oleh:
Hendri Septa, MIB