Demonstrasi Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019-2020
Demonstrasi Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019, atau protes CAA dan NRC yang sebelumnya dikenal sebagai Protes Rancangan Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen), atau Protes CAB dan NRC adalah serangkaian aksi unjuk rasa yang sedang berlangsung di India menentang UU Kewarganegaraan baru yang terjadi di Assam,[20] Delhi,[21] Meghalaya,[22] Manipur dan Tripura pada 4 Desember 2019,[23] serta menjalar ke daerah lain di India.[24] Rancangan Undang-Undang Kewarganegaraan India diajukan oleh kabinet Uni pada 4 Desember 2019 dan kemudian disahkan oleh kedua majelis Parlemen pada 11 Desember 2019, mengubah RUU tersebut menjadi Undang-Undang Parlemen.
Demonstrasi Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Protes mahasiswa Jamia Millia Islamia, lukisan menentang CAA, demonstran menghentikan lalu lintas jalan. | |||||
Tanggal | 4 Desember 2019 - masih berlangsung | ||||
Lokasi | India | ||||
Sebab |
| ||||
Tujuan |
| ||||
Metode | Demonstran: Pembelotan sipil, unjuk rasa, Satyagraha, mogok makan, vandalisme, aktivisme internet Pemerintah: Polisi anti huru hara, pembatasan akses Internet, jam malam, pembatasan transportasi, pemberlakuan Pasal 144 | ||||
Status | Masih berlangsung
| ||||
Pihak terlibat | |||||
| |||||
Tokoh utama | |||||
| |||||
Jumlah korban | |||||
Korban jiwa | 25 (termasuk 3 anak-anak)[16][17][18] | ||||
Terluka | 175[15](per 16 Desember 2019) | ||||
Tertawan | 3.000+[19] (per 17 Desember 2019) |
Aksi protes dimulai di Assam pada 4 Desember 2019, setelah RUU diajukan di parlemen. Kemudian, unjuk rasa meluas di seluruh India Timur Laut, dan kemudian semua kota besar di India. Pada 15 Desember, polisi dengan paksa menyerbu kampus Universitas Jamia Millia Islamia, tempat aksi protes terjadi, dan menahan para mahasiswa. Lebih dari dua ratus mahasiswa terluka dan sekitar seratus mahasiswa ditahan semalam di kantor polisi. Kebrutalan polisi itu dikritik secara luas, dan mengakibatkan unjuk rasa di seluruh India sebagai tanggapan atas kebrutalan tersebut.
Protes itu telah menyebabkan lebih dari seribu orang ditangkap dan 23 korban tewas.[18][25][26] 2 anak laki-laki di bawah usia 18 tahun termasuk yang dilaporkan tewas karena tembakan polisi di Assam sementara itu anak berusia 8 tahun tewas di Varanasi.[18] Undang-undang tersebut dikritik dan disebut tidak konstitusional oleh beberapa pengacara seperti Soli Sorabjee,[27] Markandey Katju,[28] P Chidambaram,[29] Abhishek M Singhvi,[30] Ashish Goel,[31] dan Suhrith Parthasarathy.[32] Beberapa organisasi masyarakat mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung India untuk menyatakan UU itu ilegal.
Latar belakang
suntingUndang-Undang Kewarganegaraan India 2019 (CAA) adalah UU parlemen India yang mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan India tahun 1955 untuk memberikan jalan menuju kewarganegaraan India bagi para imigran ilegal yang beragama Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsis, dan Kristen dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 2014. UU tersebut tidak menyebutkan Muslim dan tidak menawarkan manfaat kelayakan yang sama kepada para imigran Muslim. UU tersebut juga berupaya untuk melonggarkan persyaratan tempat tinggal di India untuk mendapat kewarganegaraan dengan naturalisasi dari 11 tahun menjadi 5 tahun bagi para imigran tersebut.[33][34]
Oposisi parlemen mengklaim bahwa CAA membungkam identitas kelompok Muslim dengan menyatakan India sebagai tempat perlindungan yang disambut baik oleh semua komunitas agama lain, dan bahwa CAA berupaya menetapkan kelompok Muslim secara hukum sebagai warga negara kelas dua India dengan memberikan perlakuan istimewa kepada kelompok lain dan karenanya melanggar Pasal 14 Konstitusi India yang menjamin hak fundamental untuk kesetaraan bagi semua orang.[35][36][37][38]
Para pengkritik Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa karena Daftar Nasional Warga Negara India (NRC), umat Islam dapat menjadi kelompok tanpa kewarganegaraan sementara CAA akan dapat melindungi orang-orang dengan identitas Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi atau Kristen sebagai sarana untuk menyediakan kewarganegaraan India jika mereka gagal membuktikan bahwa mereka adalah warga negara India di bawah persyaratan ketat NRC. Beberapa kritikus menuduh bahwa itu adalah upaya yang disengaja untuk mencabut hak pilih warga Muslim yang sejalan dengan ideologi Hindutva dari Partai Bharatiya Janata yang berkuasa.[39][40][41] Menteri Urusan Dalam Negeri Amit Shah sebelumnya telah menetapkan batas waktu untuk implementasi NRC di seluruh negeri dengan menyatakan bahwa latihan tersebut akan diluncurkan sebelum pemilihan Lok Sabha 2024.[42]
Pengesahan UU tersebut menyebabkan unjuk rasa di India.[34] Baik kelompok Muslim dan sekuler telah memprotes, menuduh adanya pendiskriminasian agama melalui UU tersebut. Orang-orang Assam dan negara-negara timur laut lainnya terus memprotes karena khawatir bahwa imigran ilegal dari Bangladesh di wilayah mereka akan diizinkan tinggal, karena banyak migran dari Bangladesh adalah orang Hindu Bengali.[43]
Undang-undang tersebut secara langsung berlawanan dengan pasal 5 dari Persetujuan Assam tahun 1985. Undang-undang tersebut dikritik oleh organisasi-organisasi liberal di seluruh India, dimana Kongres Nasional India dan partai-partai politik besar lainnya menentangnya. Negara bagian Madhya Pradesh, Chhattisgarh, Benggala Barat, Punjab, dan Kerala menolak untuk menerapkannya.[44] Liga Muslim India kemudian mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung India untuk menyatakan RUU itu ilegal.[45]
Ada juga kekhawatiran yang muncul tentang kurang dimasukkannya beberapa negara non-muslim di negara tetangga India, seperti Sri Lanka, dimana Shiv Sena dan beberapa tokoh agama khawatir tentang status kewarganegaraan dari warga Hindu berbahasa Tamil yang diizinkan menetap secara hukum di Tamil Nadu karena diskriminasi di negara kepulauan itu.[46], serta Nepal dan Bhutan, yang pada negara kedua dituduh mendiskriminasi umat Hindu melalui masyarakat yang hanya beragama Buddha.[47] Pengungsi Tibet dari Tiongkok juga dikecualikan dari rancangan undang-undang tersebut meskipun ada kekhawatiran yang terus menerus.[48]
Unjuk rasa
suntingDalam negeri
suntingDefying bans, shutdowns, Indians protest en masse against citizenship law (France 24) |
Setelah RUU itu diusulkan pada 4 Desember 2019, aksi unjuk rasa yang disertai kekerasan meletus di Assam, terutama di Guwahati, dan daerah lain di negara bagian tersebut.[49] Protes reaksioner juga diadakan di beberapa kota metropolitan di seluruh India, termasuk Delhi, Bengaluru, Hyderabad, Jaipur, Kolkata, dan Mumbai.[50][51][52][53][54]
Sebagai reaksi, unjuk rasa juga diadakan di universitas-universitas di seluruh India, termasuk Universitas Cotton,[55] Universitas Gauhati,[56] IIT Bombay,[50] Universitas Presidensi,[57] Jamia Millia Islamia,[58][59] Universitas Osmania,[60] Universitas Delhi,[61] Universitas Panjab[62] dan Universitas Muslim Aligarh.[63]
Pada 16 Desember, unjuk rasa menyebar ke seluruh India dengan demonstrasi yang terjadi di setidaknya 17 kota termasuk Chennai, Jaipur, Bhopal, Lucknow dan Puducherry.[64][65][66] Di Maharashtra, mahasiswa Institut Ilmu Sosial Tata dan Universitas Mumbai di Mumbai, Universitas Dr. Babasaheb Ambedkar Marathwada di Aurangabad dan Universitas Savitribai Phule Pune (SPPU) di Pune melakukan unjuk rasa solidaritas dengan rekan-rekan mereka di Jamia Millia Islamia dan Universitas Muslim Aligarh. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang berafiliasi dengan SPPU dan anggota organisasi seperti Persatuan Mahasiswa Nasional India, Federasi Mahasiswa India dan Yuvak Kranti Dal ikut serta dalam unjuk rasa tersebut.[67]
Pada 19 Desember, polisi memberlakukan pasal 144 dengan melarang aksi protes di beberapa tempat di India, yaitu sebagian dari ibukota Delhi, Uttar Pradesh, dan beberapa daerah di negara bagian Karnataka, termasuk kota Bangaluru. Polisi di Chennai menolak memberikan izin untuk aksi demonstrasi itu.[68] Sebagai akibat dari penetapan larangan tersebut, ratusan orang ditahan, di antaranya adalah Ramachandra Guha, Sitaram Yechury, Yogendra Yadav, Umar Khalid, Sandeep Dikshit, Tehseen Poonawalla dan D Raja.[69][70][71] Meskipun takut ditahan, puluhan ribu orang melakukan protes di Hyderabad, Patna, Chandigarh, Mumbai dan kota-kota lain. Kelompok masyarakat sipil, partai politik, mahasiswa, aktivis dan warga biasa menggunakan platform media sosial untuk meminta masyarakat turun ke jalan dan memprotes secara damai.[72]
Pada hari yang sama, 2 orang tewas di Mangaluru, dan 1 tewas di Lucknow akibat ditembak peluru tajam.[73] Pemerintah India juga memblokir internet serta layanan seluler di sebagian ibukota Delhi.[74]
Assam
suntingSetelah RUU itu diajukan pada 4 Desember 2019, protes kekerasan meletus di Assam, terutama di Guwahati, dan daerah lain di negara bagian.[75] Reuters mencatat protes di negara bagian ini adalah yang paling keras dalam beberapa hari terakhir, dan menambahkan bahwa setidaknya dua orang tewas. Bangunan dan stasiun kereta api dibakar. Para pengunjuk rasa marah karena undang-undang baru akan memungkinkan ribuan imigran non-muslim berbahasa Bengali dari Bangladesh, untuk menjadi warga negara India,[76][77] sehingga mempengaruhi lingkungan politik dan budaya Assam.[78] Ribuan anggota dan pekerja dari Serikat Mahasiswa Assam (AASU) dan 30 organisasi adat lainnya, seniman, aktivis budaya negara berkumpul di tanah Latasil di ibu kota Assam untuk melakukan protes terhadap UU tersebut. Polisi Assam kemudian menahan sekretaris jenderal, penasihat AASU dan lebih dari 1.000 pemrotes di Guwahati saat mereka melakukan demonstrasi.[79]
Di Dispur, beberapa ribu pengunjuk rasa menghancurkan barikade polisi untuk memprotes di depan gedung Dewan Legislatif Assam.[80][81] Demonstrasi juga diadakan di Agartala.[82]
Akses ke Internet dibatasi di Assam oleh pemerintah.[83] Jam malam juga diumumkan di Assam dan Tripura karena protes tersebut,[77] dan tentara dikerahkan karena pengunjuk rasa menentang jam malam itu. Layanan kereta api ditangguhkan dan beberapa maskapai penerbangan mulai melepaskan biaya penjadwalan ulang atau pembatalan di area tersebut. Pejabat melaporkan bahwa setidaknya dua orang tewas setelah bentrokan dengan polisi di Guwahati, Assam.[84] Pada tanggal 15 Desember pejabat Sekolah Tinggi dan Rumah Sakit Medis Gauhati menyatakan bahwa Ishwar Nayak meninggal pada malam tanggal 14 Desember dan Abdul Alim meninggal pada tanggal 15 Desember pagi. Keduanya masuk rumah sakit setelah menderita luka tembak.[85]
Surat kabar berbahasa Assam telah meliput secara luas protes yang sedang berlangsung terhadap Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019 di seluruh negara bagian tersebut. Pada hari Jumat, semua surat kabar memuat laporan kekerasan selama protes berlangsung dari seluruh negara bagian. Laporan-laporan tentang penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan keamanan juga mendapat sorotan di semua surat kabar di samping laporan-laporan perusakan di berbagai tempat.[86]
Delhi
suntingPada hari Sabtu, 14 Desember, ribuan agitator masuk ke Jalan Jantar Mantar, mengisi ruang yang diperkirakan setengah ukuran lapangan sepak bola, karena banyak demonstrasi terjadi menolak CAA di Delhi.[87][88]
Pada 15 Desember, di Delhi dekat New Friends Colony, tiga bus Delhi Transport Corporation dibakar.[89][90]
Pada 16 Desember, Priyanka Gandhi memimpin aksi protes diam-diam di Gerbang India bersama dengan sekitar tiga ratus pekerja kongres untuk menunjukkan solidaritas dengan para mahasiswa Jamia Millia Islamia.[91]
Jamia Millia Islamia
suntingPada 13 Desember, mahasiswa Universitas Jamia Millia Islamia melakukan aksi ke Gedung Parlemen untuk memprotes CAA. Mereka dicegah oleh polisi yang menggunakan pentungan dan gas air mata untuk membubarkan para demonstran. Lima puluh mahsiswa ditahan oleh polisi setelah bentrokan itu. Menurut para mahasiswa, polisi menyerang para demonstran dengan batu dan tongkat, di mana beberapa mahasiswa terluka. Para mahasiswa kemudian membalas dengan batu dan bentrokan pun terjadi. Polisi membantah tuduhan yang mengklaim bahwa setelah para pemrotes dicegah untuk maju terus, mereka menyerang polisi dengan batu terlebih dahulu. Polisi kemudian menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka.[92]
Pada pagi hari tanggal 15 Desember, lebih dari dua ribu mahasiswa Jamia bergabung dalam aksi protes terhadap CAA di Delhi.[93] Badan Mahasiswa Jamia Milia dan Asosiasi Guru Jamia Millia Islamia (JTA) mengutuk kekerasan yang terjadi pada hari yang sama di Delhi dan menyatakan bahwa tidak ada mahasiswa atau guru yang terlibat dalam kekerasan tersebut.
Pada pukul 18.46 waktu setempat tanggal 15 Desember, ratusan petugas polisi secara paksa menyerbu kampus Jamia tanpa izin dari pihak perguruan tinggi.[94] Polisi menggunakan pentungan dan gas air mata terhadap mahasiswa yang memprotes. Hampir seratus mahasiswa ditahan oleh polisi Delhi dan dibebaskan pada pukul 03.30 pagi keesokan harinya.[90] Adegan mahasiswa diseret dan diserang oleh polisi ditayangkan dalam berita media massa. Mahaiswa dari seluruh Delhi melakujan perlawanan.[95] Sekitar dua ratus orang terluka[66] dan dirawat di AIIMS dan Rumah Sakit Keluarga Kudus.[96]
Pada tanggal 16 Desember, dua mahasiswa Jamia dirawat di Rumah Sakit Safdarjung dengan luka-luka peluru yang dialami selama protes pada tanggal 15 Desember.[66] Salah satu korban, M. Tamin menyatakan bahwa ia tidak berpartisipasi dalam protes dan melewati daerah tersebut dengan sebuah sepeda motor, ketika polisi tiba-tiba memukuli para pengunjuk rasa dan dia ditembak di kaki oleh Polisi dari jarak dekat.[97] Para dokter yang merawatnya menyatakan bahwa luka-luka itu adalah luka tembak.[98][99] Polisi menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki tuduhan penembakan tersebut.[96]
Universitas tersebut ditutup hingga 5 Januari 2020 dan warga diminta untuk meninggalkan kampus.[100] Wakil rektor universitas menyatakan bahwa mereka akan mengajukan kasus pengadilan terhadap polisi menuntut penyelidikan tentang bagaimana polisi masuk ke lingkungan universitas dan menyerang para mahasiswa.[24]
Odisha
suntingAnggota komunitas Muslim dari berbagai negara bagian, pemimpin petani, aktivis mahasiswa, dan pemimpin Dalit turun ke jalan di Odisha, melakukan protes damai untuk menuntut agar Undang-Undang Kewarganegaraan India yang diamandemen dan Daftar Nasional Warga Negara India tidak diimplementasikan di Negara Bagian. Mereka berbaris dari Masjid Satyanagar menuju kediaman Ketua Menteri Naveen Patnaik. Mereka mengajukan memorandum kepada Ketua Menteri dan Gubernur Ganeshi Lal.[101][102]
Tripura
suntingTripura juga mengalami aksi protes menentang CAA. Bersama dengan Assam, internet juga dimatikan di Tripura.[103][104]
Sikkim
suntingPara pemuda dan mahasiswa dari Universitas Sikkim yang bergabung dalam aksi protes menentang Undang-Undang Kewarganegaraan menyatakan kecaman atas kematian para demonstran di Assam dan perlakuan keras terhadap para siswa yang memprotes UU tersebut pada Sabtu, 14 Desember. Ada juga kekhawatiran tentang penghapusan Pasal 371 (F) dari Konstitusi India yang melindungi hak-hak masyarakat lokal Sikkim dan tuntutan untuk pengenalan Izin Jalur Dalam di Sikkim.[105]
Tamil Nadu
suntingPada 16 Desember, protes menentang CAA diselenggarakan oleh organisasi Muslim dan partai-partai politik, di distrik Tirupathur, Tamil Nadu. patung Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Dalam Negeri Amit Shah dibakar, akibatnya lebih dari 100 orang ditahan oleh polisi.[106] Aksi yang memprotes CAA dan serangan terhadap para mahasiswa di Delhi juga diadakan oleh para mahsiswa dari Sekolah Tinggi Hukum Pemerintahan di Katpadi dan Sekolah Tinggi Seni Negeri di Tiruvannamalai.[106]
Sebuah aksi protes rencananya diadakan di Valluvar Kottam di Chennai pada tanggal 19 Desember pukul 15.00 IST (UTC+05:30). Akan tetapi, izin polisi untuk protes ini dicabut.
Pada 20 Desember, aktor Kollywood Siddharth, penyanyi T.M Krishna dan 600 orang lainnya ditahan karena demonstrasi anti-CAA di Valluvar Kottam di Chennai.[107]
Uttar Pradesh
suntingProtes terjadi di Aligarh, Kanpur, Bareilly, Varanasi dan Lucknow.[108] Mahasiswa Universitas Hindu Banaras juga memprotes untuk mendukung mahasiswa AMU dan Jamia.[109] Pada 19 Desember, pemerintah melarang perkumpulan umum di seluruh negara bagian tersebut untuk mencegah protes lebih lanjut di negara bagian itu. Akses ke internet dibatasi di distrik Azamgarh selama 2 hari, setelah aksi protes berlangsung selama 2 hari di daerah tersebut.[110] Di Lucknow beberapa bus, mobil, van media, dan sepeda motor dibakar. Seorang pengunjuk rasa bernama Mohammad Vakil meninggal karena luka tembak di perut.[111]
Pada 20 Desember, korban tewas akibat aksi demonstrasi ini bertsmbah 6 orang di distrik yang berbeda.[112] Aktivis hak asasi manusia di Uttar Pradesh, mengatakan polisi setempat melakukan penggerebekan di rumah dan kantor mereka untuk mencegah mereka merencanakan demonstrasi baru. Menurut Press Trust of India (PTI), jumlah korban tewas dari protes Jumat di 13 distrik Uttar Pradesh meningkat menjadi 11 orang.[18]
Pada 21 Desember, protes keras terhadap UU itu dan tindakan keras polisi meletus di seluruh negara bagian di beberapa distrik termasuk Rampur dan Aligarh ketika jumlah korban tewas naik menjadi 16 orang. Di Rampur, pemogokan massal (bandh) diserukan oleh pengunjuk rasa bahkan ketika pasal 144 berlaku di wilayah tersebut dan internet tetap ditangguhkan, kemudian bentrokan pecah antara pengunjuk rasa dan polisi, yang mengakibatkan cedera pada beberapa orang. Di Kanpur, sebuah pos polisi dibakar di tengah bentrokan antara demonstran dan polisi. Sekitar 705 orang ditangkap di seluruh negara bagian, di mana 102 orang telah membuat pernyataan yang tidak menyenangkan dan memposting konten yang tidak menyenangkan di berbagai platform media sosial. Layanan internet juga dihentikan di kota-kota besar di Uttar Pradesh, mengikuti perintah pemerintah negara bagian tersebut.[113][114]
Mau
suntingPada 16 Desember, sebagai respon terhadap tindakan keras polisi di Universitas Jamia Millia di Delhi dan Universitas Muslim Aligarh atas Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan, bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa terjadi di daerah Dakshintola di Mau, Uttar Pradesh di mana setidaknya lima belas kendaraan (termasuk kendaraan polisi) dibakar dan dilempari batu. Polisi terpaksa menembak ke udara dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.[115] Sebagian dari kantor polisi di daerah Mirza Hadipura distrik Mau dibakar. Menurut hakim distrik setempat, para pengunjuk rasa kecewa dengan tindakan polisi di Universitas Jamia.[116]
Universitas Muslim Aligarh (AMU)
suntingPada 15 Desember, aksi protes menentang CAA terjadi di luar kampus Universitas Muslim Aligarh. Pada malam tanggal 15 Desember, petugas polisi secara paksa menyerbu kampus Universitas Muslim Aligarh dan menyerang para siswa. Setidaknya 60 siswa terluka termasuk presiden Serikat Mahasiswa. Akses ke internet dibatasi di wilayah tersebut oleh pemerintah kabupaten tersebut. Universitas ditutup dari 15 Desember hingga 5 Januari 2020.[117] Pada malam hari tanggal 17 Desember, polisi membebaskan 26 orang (termasuk 8 mahasiswa) kareba ikatan pribadi. Mereka ditangkap dengan tuduhan kekerasan.[118]
Universitas Nadwa
suntingPara mahasiswa Universitas Nadwa di Lucknow saat melakukan protes di dalam kampus berencana melakukan aksi long march, tetapi polisi mengunci gerbang kampus dari luar untuk mencegah aksi yang direncanakan. Bentrokan antara polisi dan mahasiswa yang terkunci di dalam kampus pun terjadi. Para petugas polisi memukuli para mahasiswa dengan tongkat seperti yang terlihat di rekaman televisi.[24][119]
Kerala
suntingPada 16 Desember, koalisi Front Demokrat Kiri (LDF) yang berkuasa dan koalisi oposisi parlementer dari Front Demokrat Bersatu (UDF) mengorganisir aksi mogok makan bersama di Lapangan Martir Thiruvananthapuram. Ketua Menteri Pinarayi Vijayan mengatakan bahwa Kerala akan "berdiri bersama untuk melawan rancangan jahat pemerintah Modi yang merusak kepercayaan sekuler India, menyebut Undang-Undang Amendemen Warga sebagai" anti konstitusional dan anti rakyat". Pemimpin Oposisi Ramesh Chennithala mengamati bahwa perjuangan lain untuk kemerdekaan diperlukan untuk menyelamatkan konstitusi dari 'kekuatan fasis'.[120]
Kota Kozhikode pada hari Senin mengalami sejumlah protes terhadap Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) dengan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat mengenai jalan untuk menentang hal yang mereka sebut sebagai undang-undang diskriminatif. Ada juga protes terhadap aksi polisi malam sebelumnya di kampus Jamia Millia di ibukota nasional juga. Ratusan siswa berpartisipasi dalam 'Long March' yang diselenggarakan oleh komite distrik Kozhikode dari Federasi Mahasiswa India, dari Perguruan Tinggi Politeknik Pemerintah Kerala hingga Mananchira, pada sore hari.[121]
Pada 17 Desember, Partai Sosial Demokrat India (SDPI) dan organisasi sekutu melakukan hartal melawan CAA. Bus Perusahaan Transportasi Jalan Negara Kerala (KSRTC) dirusak dalam aksi protes tersebut.[122] Polisi Kerala telah menahan hampir 233 orang sehubungan dengan hartal itu.[123]
Gujarat
suntingPada 17 Desember, lima mahasiswa ditangkap oleh polisi Gujarat karena diduga membuat grafiti menentang Undang-Undang Kewarganegaraan. Menurut polisi, para mahasiswa (semuanya berusia awal 20 tahun) dari jurusan Seni Rupa Universitas Maharaja Sayajirao telah membuat grafiti yang bertuliskan "no CAB Modi", tetapi alih-alih huruf 'o' dalam kalimat para siswa membuat simbol swastika. Coretan itu dibuat di lokasi-lokasi yang termasuk markas polisi, Lingkaran Kala Ghoda, dinding paviliun Fatehgunj dan dinding sebuah asrama dekat Sekolah Rosary. Keluhan polisi didaftarkan pada 16 Desember karena "menggunakan kata-kata yang provokatif dan memalukan untuk melukai perasaan orang-orang dari satu komunitas dan menyebabkan kekerasan, dan juga merusak properti publik". Polisi dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa "Mereka menggunakan slogan-slogan dengan simbol-simbol tertentu dalam grafiti mereka untuk dengan sengaja melukai sentimen keagamaan dari suatu komunitas tertentu dan mempengaruhi perdamaian publik dan menyebabkan kerusuhan terhadap anggota suatu komunitas. Mereka juga merusak barang-barang publik." Polisi sudah menangkap lima dan dua mahasiswa yang melarikan diri sedang digeledah.[118]
Pada 19 Desember 2019, aksi demonstrasi damai dilakukan di beberapa tempat di Ahmedabad seperti Lal Darwaja, Jamalpur, Juhapura, Mirzapur, Shah E Alam, Nehrunagar. Demonstrasi damai di daerah Roza Shah-e-Alam berujung ricuh setelah polisi turun tangan untuk membubarkan massa. Polisi menggunakan gas air mata untuk melawan pelemparan batu sambil mencoba membubarkan 2.000 demonstran.[124]
Pada 19 Desember 2019, aksi unjuk rasa dan pemogokan terjadi di beberapa kota di Gujarat termasuk Vadodara, Palanpur, Chhapi, Shahera, Godhra, Borsad, Wankaner, Morbi dan Modasa. Pasal 144 diberlakukan di distrik Gir Somnath.[125]
Telangana
suntingPada tanggal 16 Desember, protes terdiri dari ribuan mahasiswa dari lembaga-lembaga besar seperti Universitas Hyderabad, Universitas Osmania dan Universitas MANU menuntut pencabutan UU kewarganegaraan, terjadi di Hyderabad.[126]
Pada 21 Desember, banyak aksi protes terjadi di Hyderabad yang diselenggarakan oleh mahasiswa, LSM, dan berbagai partai politik. Kepolisian Hyderabad menyatakan bahwa aksi protes tetap berjalan damai. Tuntutan yang menyerukan diakhirinya sikap diam Ketua Menteri, K. Chandrashekar Rao juga disuarakan, dimana partainya, Telangana Rashtra Samithi telah memberikan suara menentang RUU di parlemen.[127]
Bihar
suntingPada hari Rabu, 17 Desember, poster-poster yang menggambarkan Kepala Menteri Bihar, Nitish Kumar "hilang" didirikan sebagai bentuk protes di Patna. Nitish Kumar dikritik karena diam atas Undang-Undang Kewarganegaraan. sementara partainya, Janata Dal (United), mendukung rancangan undang-undang di kedua Gedung Parlemen sebagai bagian dari aliansi dengan Partai Bharatiya Janata. Ahli strategi partai JD (U) Prashant Kishor, juru bicara partai Pavan Verma dan MLC Gulam Rasool Balyawi juga menyuarakan ketidakpuasan atas sikap partai terhadap CAA.[128]
Pada hari Kamis 19 Desember, bandh diserukan oleh partai-partai komunis di Bihar, didukung oleh sejumlah partai kecil, di mana para pengunjuk rasa memblokir lalu lintas kereta api dan jalan sebagai protes terhadap Undang-Undang tersebut dan usulan implementasi nasional NRC. Di Patna, para aktivis yang tergabung dalam All India Students Federation dan All India Students Association masuk ke Terminal Rajendra Nagar dan berjongkok di rel yang mengganggu perjalanan kereta selama sekitar setengah jam lebih awal di pagi hari. Lalu lintas dipulihkan setelah para pengunjuk rasa diusir oleh personel CRPF. Gangguan baru terlihat di stasiun itu sekitar pukul 10.00 IST ketika ratusan aktivis Partai Jan Adhikar Loktantrik membakar ban di jalan yang berdekatan dengan Terminal Rajendra Nagar sementara beberapa dari mereka berjongkok di rel.[129][130]
Pada hari Sabtu, 21 Desember, "Bihar bandh" diserukan oleh Rashtriya Janata Dal, di mana para pendukung bandh dilaporkan berjongkok di rel kereta api di distrik Araria dan Champaran Timur. Di Nawada, para pendukung bandh berdemonstrasi di Jalan Raya Nasional 31 tempat roda dibakar di atas jalan untuk mengganggu pergerakan kendaraan, sementara di Vaishali, jalan raya diblokir dengan bantuan kerbau. Di Patna, ratusan pendukung partai memasuki stasiun lathis dan kereta api dan terminal bus dengan bendera partai, tetapi diusir oleh polisi. Di Darbhanga, pekerja RJD dan pendukungnya memprotes peti mati, sloganeering terhadap kepala menteri Bihar Nitish Kumar dan pemerintah pusat.[131][132]
Pada hari Senin, 23 Desember, protes menentang UU Kewarganegaraan (CAA) dan juga pemberlakuan NRC di seluruh India berlanjut di Bihar. Ribuan orang turun ke jalan di setengah lusin distrik yaitu Bhagalpur, Patna, Samastipur, Darbganga, hamparan Timur dan Araria. Ribuan demonstran menentang gelombang dingin seperti situasi, mengadakan aksi long march, dharna dan aksi unjuk rasa besar-besaran untuk menuntut pembatalan CAA dan NRC.[133]
Madhya Pradesh
suntingLarangan perkumpulan umum (Pasal 144) diumumkan di 44 distrik Madhya Pradesh pada 19 Desember.[134] Pemimpin Partai Kongres Arif Masood memimpin prosesi diam-diam dengan ratusan demonstran di Panna. Pada 19 Desember, di Khandwa, polisi menolak para demonstran untuk melakukan aksi, setelah itu dilaporkan terjadi pelemparan batu. Polisi menggunakan langkah-langkah kontrol massa yang keras.[135] Protes dilaporkan berujung ricuh di Jabalpur, menyebabkan jam malam diberlakukan di empat batas kantor polisi.[136] Di Bhopal, ratusan orang berkumpul di Iqbal Maidan di mana mereka melakukan protes diam-diam dengan duduk berkelompok empat untuk mematuhi Pasal 144.[137] Anggota Partai Bharatiya Janata memberlakukan gherao di kantor kolektorat di Satna karena penolakan pemerintah negara bagian untuk menerapkan CAA di negara bagian.[138]
Jharkhand
suntingAksk protes diadakan di Ranchi dan Jamshedpur dengan adanya partisipasi berbagai organisasi hak-hak masyarakat suku yang juga menimbulkan kekhawatiran bahwa Adivasi menikmati hak tanah berdasarkan tradisi dan sebagian besar tanah mereka berada di tangan para kepala desa, karenanya akan sulit bagi mereka untuk menunjukkan kepemilikan individu atas tanah untuk NRC.[139]
Haryana
suntingPada 19 Desember, sebuah aksi unjuk rasa di bawah nama "Pawai Harmoni Komunal" dilakukan di Kurukshetra.[140]
Maharashtra
suntingBerbagai LSM dan mahasiswa, yang didukung oleh Kongres, Partai Kongres Nasionalis dan Front Demokratik Kiri bersama-sama membentuk sebuah front dengan nama Hum Bharat Ke Log mengadakan aksi protes pada 19 Desember, di kawasan August Kranti Maidan.[141] Di Mumbai, beberapa selebritis termasuk Farhan Akhtar, Swara Bhaskar, Huma Qureshi, Raj Babbar, Sushant Singh, Javed Jaffrey, Aditi Rao Hydari, Parvathy Thiruvothu, Konkona Sen Sharma, Nandita Das, Arjun Mathur dan pembuat film Anurag Kashyap, Rakeysh dan Omprash Saeed Mirza bergabung di tempat pelaksanaan aksi protes.[111][142][143] Polisi Mumbai telah mengerahkan lebih dari 2.500 polisi untuk memantau dan mengendalikan sekitar 20.000 pengunjuk rasa.[144]
Pada tanggal 20 Desember, protes atas Undang-Undang dan usulan implementasi Daftar Nasional Warga India telah menyebar ke pedesaan Maharashtra dengan insiden vandalisme dan pelemparan batu. Di Pune, ribuan orang dari lebih dari 30 pakaian Muslim dan Dalit menggelar muk morcha (unjuk rasa diam). Di Kolhapur, sebuah aksi protes dari kiri, pakaian Ambedkarite dan Muslim digelar di dekat Kantor Distrik di tengah penyebaran keamanan yang ketat, sementara protes dilancarkan di distrik Sangli.[145]
Rajasthan
suntingPada 22 Desember, Ketua Menteri Ashok Gehlot memimpin aksi protes yang disebut Samvidhan Bacho rally menentang undang-undang kewarganegaraan yang diamandemen dan menuntut pencabutan UU tersebut karena melanggar konstitusi dan merupakan upaya untuk memecah belah negara atas nama agama. Aksi ini dihadiri oleh hampir 300.000 orang dan didukung oleh berbagai pihak termasuk Partai Aam Aadmi, Rashtriya Lok Dal dan Janata Dal (Sekuler).[146][147]
Luar negeri
suntingKomunitas Assam di London melakukan aksi protes di depan Komisi Tinggi India di London,[148] serta Mahatma Gandhi Memorial di Washington, D.C.[149]
Demonstrasi juga terjadi di Universitas Harvard[150] dan Institut Teknologi Massachusetts di Amerika Serikat, di mana para mahasiswa mengadakan demonstrasi menentang tindakan keras polisi yang di Universitas Jamia Milia Islamia.[90][151] Aksi protes juga berlangsung di Berlin[152] dan direncanakan terjadi di Zürich.[151]
Korban
suntingHingga tanggal 27 Desember 2019, 19 orang meninggal dunia dalam protes CAA di Uttar Pradesh,[153] 3 orang meninggal dunia di Karnataka [154] dan 5 orang di Assam. Ketiga negara bagian tersebut dikuasai oleh BJP. Secara keseluruhan 25 orang meninggal dunia di seluruh wilayah India. Dengan 19 orang meninggal dan 1.246 orang ditangkap berdasarkan 372 FIR yang berada di negara bagian tersebut, Uttar Pradesh adalah negara bagian yang terkena dampak paling parah oleh penindakan polisi terbesar di India.[155]
- Dipanjal Das, 23, Assam [50]
- Sam Stafford, 17, Assam [50]
- Abdul Amin, 23, Assam [50]
- Ishwar Nayak, 25, Assam [50]
- Azizul Haque, 45, Assam [50]
19 Desember
- Mohammad Wakeel, 25, Uttar Pradesh [17]
- Jaleel Kudroli, 49, Karnataka [17]
- Nausheen, 23, Mangaluru, Karnataka[17]
20 Desember
- Arif (25), Zaheer (40), dan Moshin (25) dari Meerut, Uttar Pradesh[156]
- Anas (22) dan Sulaiman (26) dari Daerah Nehtaur, Bijnor, Uttar Pradesh[156]
- Noor-e-Alam di Muzaffarnagar, Uttar Pradesh[156]
21 Desember
- Mohammad Bilal, 27, dan Shehroz, 22, Sambhal, Uttar Pradesh.[157]
Dampak
suntingAkibat dari aksi demonstrasi ini, tidak ada permainan yang mungkin dilakukan pada hari keempat pertandingan bola kriket antara Assam dan Services di Piala Ranji 2019-20 karena aksi demonstrasi ini.[158] KTT India-Jepang di Guwahati, yang seharusnya dihadiri oleh Shinzō Abe juga dibatalkan.[159][160]
Sementara itu, Amerika Serikat, Britania Raya, Israel, Kanada, Prancis, dan Uni Emirat Arab[161] mengeluarkan peringatan perjalanan untuk warganya yang mengunjungi wilayah timur laut India, memberitahu warga mereka untuk "berhati-hati". Kepala Menteri negara bagian India di Benggala Barat, Punjab, Kerala, Madhya Pradesh, dan Chhattisgarh mengatakan mereka tidak akan menerapkan hukum tersebut.[162][163]
Transportasi
suntingBeberapa perjalanan kereta dan setidaknya 700 penerbangan ditunda dan lebih dari 20 diantaranya dibatalkan sebagai akibat dari demonstrasi.[164][165] Dilaporkan bahwa Indian Railways menderita kerugian senilai ₹ 85 crore (US$11,9 juta atau setara Rp. 166 juta) dalam bentuk kerusakan properti karena aksi protes.[166] Pada 20 Desember, Kerala State Road Transport Corporation menangguhkan semua layanan bus ke Mangaluru, sementara banyak bus perusahaan itu terblokir di Kerala.[167]
Pada 19 dan 20 Desember, beberapa stasiun Metro Delhi ditutup sebagai langkah pencegahan.[168][169]
Komunikasi
suntingPemerintah memberlakukan pemblokiran akses internet di negara bagian Assam dan Tripura, lima distrik di Benggala Barat, Bhopal, Dakshina Kannada serta sebagian Delhi.[170][171][172] Layanan internet seluler dan SMS ditangguhkan di beberapa tempat di Uttar Pradesh seperti Lucknow, Ghaziabad, Bareilly, Meerut dan Allahabad.[173][174]
Reaksi
suntingTiongkok
suntingHarian Rakyat, sebuah surat kabar resmi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok membenarkan tindakan keras Tiongkok dengan alasan penutupan internet India. Surat kabar itu mengatakan bahwa India tidak ragu-ragu untuk mematikan internet di dua negara bagiannya ketika ada ancaman signifikan terhadap keamanan nasionalnya dan karenanya, regulasi internet yang diperlukan merupakan pilihan yang wajar dan praktik normal negara berdaulat untuk melindungi kepentingan nasionalnya.[175][176]
Malaysia
suntingPerdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, "Orang-orang sekarat karena undang-undang ini. Mengapa ada keharusan untuk melakukan ini ketika, selama 70 tahun, mereka hidup bersama sebagai warga negara tanpa masalah?".[177]
Pakistan
suntingPerdana Menteri Pakistan Imran Khan memperingatkan bahwa ‘Kebijakan pemerintahan Modi dapat menyebabkan krisis pengungsi yang besar'.[178]
Demonstrasi pro CAA
suntingIndia
suntingGerakan massa dan demonstrasi mendukung RUU Kewarganegaraan India 2019 diadakan di New Delhi,[179] Mumbai,[180] Nagpur,[181] Bangalore,[182] Dehradun[183] dll.[184] Unjuk rasa di Kolkata dipimpin oleh Jagat Prakash Nadda, presiden nasional BJP yang menjabat dan dihadiri oleh para pengungsi Hindu dari Pakistan dan Bangladesh.[185][186] Protes terhadap CAA dikutuk dalam demonstrasi ini dan memuji Narendra Modi karena telah mengambil keputusan mengenai CAA.[187][188] Sembilan organisasi Jain turut serta untuk mendukung CAA pada 20 Desember 2019, mereka bertemu politisi BJP Sanjay Tandon untuk berterima kasih padanya dan BJP atas Amandemen tersebut.[189] Sebuah rapat umum diadakan di Bangalore bernama "India Mendukung CAA" pada 22 Desember 2019.[190] Pada 23 Desember 2019, para dokter di Kolkata dan orang-orang di Patna mengadakan demonstrasi untuk mendukung Undang-Undang tersebut.[191][192]
Referensi
sunting- ^ "After Aligarh, protests in Hyderabad, Varanasi, Kolkata over Jamia clashes". Hindustan Times (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "After Jamia Protest, Students Across India Agitate Against Citizenship Act, Police Brutality". HuffPost India (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Jamia vice chancellor demands high level inquiry in police action". The Economic Times. 16 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-24. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Singh, Bikash (12 Desember 2019). "Assam burns over CAB, curfew in Guwahati, Army deployed" – via The Economic Times.
- ^ "8 columns of the Army, Assam Rifles deployed in Assam". Deccan Herald. 13 Desember 2019.
- ^ DelhiDecember 11, Asian News International New; December 11, 2019UPDATED:; Ist, 2019 15:13. "Centre starts withdrawing paramilitary forces from J&K, troops moved to Assam: Report". India Today.
- ^ a b "Citizenship Bill: 5,000 paramilitary personnel being sent to Northeast in wake of protests, say officials". 11 Desember 2019 – via www.thehindu.com.
- ^ "Delhi Police enters Jamia Millia campus, students allege excessive force". DNA India. 15 Desember 2019.
- ^ Gaur, Vatsala (15 Desember 2019). "After Jamia, Police uses brute force to quell protests at AMU" – via The Economic Times.
- ^ Dec 17, PTI. "BJP takes out rallies in West Bengal in support of citizenship law | Kolkata News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ Reporter, Staff (14 Desember 2019). "SFI march against CAA tomorrow". The Hindu (dalam bahasa Inggris). ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "DYFI organises protest against police action on Jamia". Deccan Herald (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Kanhaiya Kumar holds anti-CAA protest in Patna, slams BJP". news.abplive.com. 19 Desember 2019. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ Web Desk New, India Today (16 Desember 2019). "Gandhi wali azaadi: Kanhaiya Kumar brings back azaadi slogan to protest against Jamia violence". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ Ch, Munish; P, ra; GuwahatiDecember 16, ey; December 16, 2019UPDATED:; Ist, 2019 10:05. "Assam CAA protest: 4 dead in police firing, 175 arrested, more than 1400 detained" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-16.
- ^ "23 dead as protests grow against India citizenship law". Associated Press. 21 Desember 2019. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ a b c d GuwahatiDecember 13, Hemanta Kumar Nath; December 13, 2019UPDATED:; Ist, 2019 23:13. "2 minor boys killed in police firing during anti-CAB protests in Guwahati". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ a b c d "8-year-old boy among people killed as protests continue in India". www.aljazeera.com. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Assam violence: Congress worker, 190 more arrested". India Today (dalam bahasa Inggris). 17 Desember 2019. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ Deka, Kaushik (12 Desember 2019). "Citizenship Amendment Bill protests: Here's why Assam is burning". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Dec 16, TIMESOFINDIA COM | Updated:; 2019; Ist, 0:55. "Citizenship Amendment Bill 2019: Anti-citizenship law protests: Latest developments and reactions | India News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ "Violence Grips Assam, Meghalaya, Bengal & Delhi as Protests Escalate Across India; Oppn Plans Mega Rally". News18. Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ "Protests and strikes hit Assam, Manipur, Tripura against CAB" (dalam bahasa Inggris). 09 Desember 2019. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ a b c "India PM plea for calm as citizenship unrest rages". 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Nath, Hemanta Kumar (12 Desember 2019). "1,000 detained as anti-Citizenship Amendment Bill protests intensify in Assam".
- ^ Demo UU Kewarganegaraan di India, 20 Orang Termasuk Anak 8 Tahun Tewas[pranala nonaktif permanen] Detik.com Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ DelhiDecember 13, India Today Web Desk New; December 13, 2019UPDATED:; Ist, 2019 21:19. "Exclusive: Citizenship Amendment Act highly vulnerable law, will be struck down by SC, says P Chidambaram". India Today.
- ^ "Why the Citizenship (Amendment) Bill Is Unconstitutional". The Wire.
- ^ "The CAB is fundamentally unconstitutional: Chidambaram in Asiaville Exclusive". Asiaville. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-07. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ "The CAB is both immoral and unconstitutional | Analysis". Hindustan Times. 12 December 2019.
- ^ Goel, Ashish. "India's selective stance on equal protection". @businessline.
- ^ "Citizenship Amendment Bill violates text and spirit of Constitution". Mumbai Mirror.
- ^ Sam Gringlas, "India Passes Controversial Citizenship Bill That Would Exclude Muslims", NPR
- ^ a b Sigal Samuel, "India just redefined its citizenship criteria to exclude Muslims, "Vox.
- ^ "Citizenship (Amendment) Bill: What does it do, why is it seen as a problem". The Economic Times (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ HANNAH JACKSON, "Here’s why people are protesting India’s citizenship bill," Global News
- ^ "Indian citizenship law discriminatory to Muslims passed". 11 December 2019.
- ^ "India's Parliament passes contentious citizenship bill excluding Muslims". The Japan Times Online (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ DelhiDecember 16, Prabhash K. Dutta New; December 16, 2019UPDATED:; Ist, 2019 12:24. "Jamia violence, amended Citizenship Act and speculation over nationwide NRC". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "Citizenship law, proposed nation-wide NRC will revise conception of group rights in India". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Sreenivasa, Baawa Prasad Kunale and Vinay Korragayala (2019-12-16). "Orwellian nightmare: How CAB uses the law to discriminate". The Asian Age. Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ Das, Shaswati (2 Desember 2019). "NRC will be rolled out across the country before 2024 polls: Amit Shah". livemint.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Saha, Abhishek (20 Januari 2019). "Explained: Why Assam, Northeast are angry" (dalam bahasa Inggris). Hindustan Times.
- ^ Varma, Anuja and Gyan (14 Desember 2019). "President gives assent to CAB, 5 states refuse to implement it". livemint.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "'Anti-Muslim' citizenship law challenged in India court". BBC (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ World, Republic. "As CAB gets tabled in Rajya Sabha, exclusion of Sri Lankan Tamils causes dismay". Republic World. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Rajya Sabha passes Citizenship Amendment Bill: What is a Hindu and why are Myanmar, Nepal, Bhutan, Sri Lanka left out of CAB?". www.msn.com. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Chaudhry, Suparna; Post, The Washington (13 Desember 2019). "India's new law may leave millions of Muslims without citizenship". StamfordAdvocate. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAB stir: People defy curfew, police open fire as Assam" (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diakses tanggal 13 Desember 2019.
- ^ a b c d e f g "Students of IIT-Bombay protest passage of CAB". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Desember 2019. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ Moin, Ather (11 Desember 2019). "CAB triggers protests in Hyderabad". Deccan Chronicle (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Desember 2019. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ "Bengaluru: Citizens protest against Citizenship Amendment Bill". Deccan Chronicle (dalam bahasa Inggris). 9 Desember 2019. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ DelhiDecember 11, Hemanta Kumar Nath Ashutosh Mishra New; December 11, 2019UPDATED:; Ist, 2019 00:24. "Shutdown in Northeast, furore across nation as Citizenship Amendment Bill set for Rajya Sabha test today". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ Ravi, Sidharth (11 Desember 2019). "Protests against CAB spill on to Delhi streets". The Hindu (dalam bahasa Inggris). ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ ANI (10 Desember 2019). "Guwahati: Cotton University students hold protest against CAB". Business Standard India. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "PHOTOS: Massive Protest Against Citizenship Amendment Bill Across India". News18. 15 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Dec 12, PTI |; 2019; Ist, 19:12. "Presidency University students protest against citizenship bill | Kolkata News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Desember 2019. Diakses tanggal 13 Desember 2019.
- ^ "Delhi: 50 Jamia students detained after clash with cops during Citizenship Bill protests". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 13 Desember 2019. Diakses tanggal 13 Desember 2019.
- ^ Ibrar, Mohammad (13 Desember 2019). "Citizenship Amendment Act protests in Delhi: 50 Jamia Millia Islamia students detained after clash with cops". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Desember 2019. Diakses tanggal 14 Desember 2019.
- ^ Dec 14, TNN |; 2019; Ist, 7:04. "Hyderabad feels CAB protest heat, cops in full gear stand guard | Hyderabad News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Desember 2019.
- ^ India, Press Trust of (15 Desember 2019). "Citizenship bill: DU students hold protest, call legislation 'communal'". Business Standard India. Diakses tanggal 13 Desember 2019.
- ^ "Panjab University students protest, burn copies of citizenship bill". The Times of India (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Desember 2019. Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ "FIR against Aligarh Muslim University students for protesting against Citizenship (Amendment) Bill". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Special Correspondent. 11 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ "CAA Protests: Chennai students stage protests, express solidarity with students in Delhi". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Special Correspondent. 16 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Gettleman, Jeffrey (2019-12-16). "Protests Spread Across India Over Divisive Citizenship Law". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2019-12-16.
- ^ a b c Slater, Joanna. "Protests erupt across India against new citizenship law after police storm university campus". Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "UP to Kerala, Bengal to Gujarat: How India Vented Out Anger Against Police Crackdown in Jamia, AMU". News18. 17 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "Polisi India Larang Unjuk Rasa UU Kewarganegaraan". Republika Online. 19 Desember 2019. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ "Hundreds detained in India over citizenship protest" (dalam bahasa Inggris). 19 Desember 2019. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAA Protests Live Updates: 19 Delhi Metro stations shut; scores detained in multiple cities". www.businesstoday.in. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ Team, BS Web (19 Desember 2019). "CAA protest LIVE: 18 Delhi metro stations shut, protestors defy Section 144". www.business-standard.com (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Thousands held in banned India citizenship protest". 19 Desember 2019.
- ^ "Protests erupt across India against CAA; 3 killed". Hindustan Times. 19 Desember 2019.
- ^ "Two more killed as India detains hundreds and blocks internet while citizenship protests rage". The Telegraph. 19 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAB stir: People defy curfew, police open fire as Assam" (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diakses tanggal 13 Desember 2019.
- ^ "India citizenship law protests spread across campuses". Reuters (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ a b "'Anti-Muslim' citizenship law challenged in India court". BBC. 12 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Singh, Bikash (12 Desember 2019). "Citizenship Amendment Bill 2019: Why is Assam protesting?". The Economic Times. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ Guwahati, Hemanta Kumar Nath; December 16, 2019UPDATED:; Ist, 2019 20:55. "AASU stages Satyagraha against CAA, over 1000 protesters detained in Guwahati". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "In India's northeast, protesters rally against citizenship bill". aljazeera.com. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ Reuters (9 Desember 2019). "Protests Erupt as India Pushes for Religion-Based Citizenship Bill". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ 11 Desember 2019, Biswendu Bhattacharjee | TNN | Updated:; 2019; Ist, 14:52. "Anti-CAB protests turn violent in Tripura | Agartala News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ Nath, Hemanta Kumar (11 Desember 2019). "1,000 detained as anti-Citizenship Amendment Bill protests intensify in Assam".
- ^ "Two dead as Indian police clash with protesters". BBC. 12 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "CAA Unrest: Dozens of Jamia Students Held, No Internet in Aligarh". The Quint (dalam bahasa Inggris). 15 Desember 2019. Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ "'Assamese have come out trampling death': How Assam's local dailies covered protests against Citizenship Amendment Act". Firstpost. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ "Different protest voices at Jantar Mantar". telegraphindia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Massive protests at Delhi's Jantar Mantar over Citizenship Act". The Hindu (dalam bahasa Inggris). PTI. 14 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Dec 2019, Mirror Now | 15; Ist, 07:09 Pm, Delhi: Anti-CAA protest turns violent as 3 buses burnt in Jamia Nagar, diakses tanggal 15 Desember 2019
- ^ a b c "CAA Unrest: Dozens of Jamia Students Held, No Internet in Aligarh". The Quint (dalam bahasa Inggris). 15 Desember 2019. Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ "Priyanka Gandhi Leads Protest At India Gate Against Crackdown On Students". NDTV.com. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "50 Jamia students detained after clash with cops during CAB protest". The Hindu (dalam bahasa Inggris). 13 Desember 2019. Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ "Protests spread across India over new citizenship law which excludes Muslims". CNN (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Demo Tolak UU Kewarganegaraan di New Delhi, Polisi Serbu Kampus". VOA Indonesia. 16 Desember 2019. Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ "Protesting Against Jamia Crackdown, JNU Students Call for Overnight Stir; Thousands Gather at Delhi Police HQ". News18 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ a b "Jamia protest: Two men admitted to Safdarjung Hospital with 'gunshot injury', say sources". The New Indian Express (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ P, Tanushree (16 Desember 2019). "Jamia protest aftermath: Passerby shot in leg, claims police took shot without cause". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "Near Jamia Protest Site, 2 Men Get 'Gunshot Injury'; Police Say Wounds Could be Due to Tear Gas Shells". News18. Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ Pandey, Tanushree (16 Desember 2019). "#EXCLUSIVE Medical report of Mohd Tamin,passer-by who was allegedly shot by Delhi Police during #JamiaProtests reads GUN SHOT INJURY ON LEFT LEG. Tamin told me "I was crossing the area,when chaos broke out. Told police I'm not a protestor, but they took a straight shot at my leg"". @TanushreePande (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Desk, The Hindu Net (16 Desember 2019). "Citizenship Act protests live updates | Opposition spreading 'falsehood' about Citizenship Act: Shah". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Bhubaneswar/Pune/Chennai/Ch, Mohammad Suffian Pankaj P. Khelkar Akshaya Nath Manjeet Sehgal Kamlesh Damodar Sutar; igarh/MumbaiDecember 18; December 18, 2019UPDATED:; Ist, 2019 08:01. "Shaken and stirred: From Punjab to Tamil Nadu, CAA fire singes India". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ "'Don't implement CAA in Odisha'". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Special Correspondent. 18 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ S, Kamaljit Kaur; AgartalaDecember 11, hu; December 11, 2019UPDATED:; Ist, 2019 22:10. "CAB protests in Northeast: Tripura remains tense but peaceful". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ "Protests rock NE, internet shut in Tripura". telegraphindia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-17.
- ^ Dec 15, Chewan K. Dahal | TNN |; 2019; Ist, 6:00. "New Act protests spread to Sikkim | Kolkata News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ a b "Citizenship Act stir: 100 protesters in Tamil Nadu held after burning effigies of Modi, Shah". The New Indian Express. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Photos of actors Parvathy and Sidharth taking part in CAA protests goes viral". Mathrubhumi (dalam bahasa Inggris). 20 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-20. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ "Protests against Citizenship Amendment Act continue in UP". Hindustan Times (dalam bahasa Inggris). 13 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "UP to Kerala, Bengal to Gujarat: How India Vented Out Anger Against Police Crackdown in Jamia, AMU". News18. 17 Decsember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Net Desk, The Hindu (19 Desember 2019). "Anti-Citizenship Act protests live | One dies of alleged firearm injury in Lucknow". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ a b "Violent CAA protests take 3 lives in 2 states, Internet shutdown, restrictions send ripples in Delhi: Highlights". India Today (dalam bahasa Inggris). 19 Desember 2019. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ "CAA protests: Six killed in different districts of Uttar Pradesh". The Times of India (dalam bahasa Inggris). 20 Desember 2019. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ Dec 21, Pathikrit Chakraborty | TNN | Updated:; 2019; Ist, 18:37. "UP News: CAA protests in Uttar Pradesh; 15 killed in UP, 705 arrested | Lucknow News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "16 Killed, 263 Cops Injured in Uttar Pradesh in Protests against Citizenship Amendment Act". News18. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAA protest: Police fire in air, 15 vehicles torched by protesters in UP's Mau". The New Indian Express. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "UP Police Station Set On Fire, Citizenship Law Protesters Tear-Gassed". NDTV.com. 16 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "At least 60 injured in police crackdown at Aligarh Muslim University". The Hindu (dalam bahasa Inggris). 15 Desember 2019. Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ a b Net Desk, The Hindu (18 Desember 2019). "CAA protests live updates | 21 people injured in Seelampur violence: police". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "Protests At University In Lucknow, Cops Ask Students To Remain Inside". NDTV.com (dalam bahasa Inggris). 16 Desember 2019. Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ Jacob, Jeemon; Thiruvananthapuram (16 Desember 2019). "Kerala's ruling Left and Congress-led Opposition stage joint protest against CAA". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Bureau, Kozhikode (16 Desember 2019). "Widespread protests against CAA in Kozhikode". The Hindu (dalam bahasa Inggris). ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ Net Desk (17 Desember 2019). "CAA protests live updates | No bullet fired by police during protests at Jamia, says MHA". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "Hartal melawan CAA di Kerala". thenewsminute.com. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ Web Desk, India Today (19 Desember 2019). "Gujarat CAA protesters corner policemen, rain stones as locals rescue struggling cops | Watch". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "NRC અને CAAના વિરોધમાં ગુજરાતમાં ઠેર ઠેર રેલી- પ્રદર્શનો" [Demonstrasi dan protes di beberapa tempat di Gujarat menentang CAA dan NRC]. Gujarat Samachar (dalam bahasa Gujarat). 20 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ Dec 17, Nirupa Vatyam | TNN | Updated:; 2019; Ist, 7:12. "CAA Protest: Major protests across universities in Hyderabad too | Hyderabad News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ Dec 21, PTI |; 2019; Ist, 19:48. "Protests continue against CAA in Hyderabad | Hyderabad News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAA protests: Posters hunt for missing Nitish Kumar in Patna". India Today (dalam bahasa Inggris). 17 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Train services disrupted, roads blocked, ambulans vandalised as anti-CAA protests turn violent in Bihar's Patna, Darbhanga, Muzaffarpur". Firstpost. Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ PTI. "Protests against Citizenship (Amendment) Act: Rail, road services affected in Bihar; Bengal, Assam, Meghalaya peaceful". @businessline (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Desember 2019.
- ^ "RJD Supporters Block Highways In Bihar Amid Citizenship Law Protest". NDTVIndia. 21 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ Dec 21, ANI |; 2019; Ist, 9:39. "Bihar bandh: RJD supporters use buffaloes to block highway in Vaishali, protest at railway line in Darbhanga | Patna News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Thousands Protest Against CAA and NRC in Bihar on Monday". NewsClick (dalam bahasa Inggris). 23 Desember 2019. Diakses tanggal 25 Desember 2019.
- ^ "Anti- Citizenship Act stir: Section 144 imposed in 44 districts of Madhya Pradesh". The New Indian Express. 19 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Sporadic protests in MP against CAA". outlookindia.com. 19 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Protest turns violent in Jabalpur, curfew in four police stations". Latest Indian news, Top Breaking headlines, Today Headlines, Top Stories at Free Press Journal (dalam bahasa Inggris). 21 Desember 2019. Diakses tanggal 21 December 2019.
- ^ "Silent protest at Iqbal Maidan against Citizenship Amendment Act | Bhopal News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). TNN. 20 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ Kushwaha, Sonelal (18 Desember 2019). "सीएबी के समर्थन में भाजपा का प्रदर्शन, राज्य सरकार की मंशा पर उठाए सवाल" [BJP's performance in support of CAB, questions raised on state government's intent]. Patrika News (dalam bahasa Hindi). Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "NRC to affect Jharkhand tribals, say activists". www.telegraphindia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ Dec 19, Jaskaran Singh | TNN |; 2019; Ist, 20:06 (19 Desember 2019). "Haryana: 'Communal Harmony March' against CAA, NRC held in Kurukshetra | Chandigarh News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "All-India protests against Citizenship Act". The Economic Times. 20 Desember 2019. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "Celebrities join CAA protest at Mumbai's August Kranti Maidan". The Indian Express. 19 Desember 2019. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ "CAA protests: B-town roars at demonstrations, Farhan Akhtar bats for democracy; stars thank Mumbai Police for cooperation". The Economic Times. 20 Desember 2019. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ "Around 20,000 join anti-CAA protest march at August Kranti Maidan, no untoward incident reported: Mumbai Police". Mumbai Mirror (dalam bahasa Inggris). 20 Desember 2019. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ Banerjee, Shoumojit (20 Desember 2019). "Agitations spread to rural pockets of Maharashtra". The Hindu (dalam bahasa Inggris). ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 25 Desember 2019.
- ^ JaipurDecember 22, Press Trust of India; December 22, 2019UPDATED:; Ist, 2019 17:41. "CAA, NRC protests in Rajasthan: Nearly 3 lakh carry out peaceful march". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "As Politics Heats Up on Citizenship Act, Ashok Gehlot Claims PM Modi is 'Misleading Country' in His Name". News18. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ GuwahatiDecember 15, Press Trust of India; December 15, 2019UPDATED:; Ist, 2019 23:32. "People of Assamese community protest in London against citizenship law". India Today (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Desember 2019.
- ^ "Indian-Americans protest against CAA, NRC in front of Gandhi statue in Washington". The Hindu (dalam bahasa Inggris). PTI. 2019-12-23. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ ""Violent Suppression": Harvard Students Back Jamia, Aligarh Muslim University Protests". NDTV.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ a b "From Oxford to Harvard, universities abroad see protests against police crackdown in Jamia, AMU". The Economic Times (dalam bahasa Inggris). 17 Desember 2019. Diakses tanggal 18 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAA Protests Go Global: Chants of 'Azaadi' Echo In Berlin". The Quint (dalam bahasa Inggris). 24 Desember 2019. Diakses tanggal 26 Desember 2019.
- ^ "Uttar Pradesh CAA protests in numbers: 19 dead, over 1,100 arrested for violence". India Today. 27 Desember 2019. Diakses tanggal 27 Desember 2019.
- ^ "Dealth toll touches 16 in U.P. as protests continue". The Hindu (dalam bahasa Inggris). 21 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "CAA Protests LIVE Updates: Spirit of Assam Accord should not be broken, says Rahul Gandhi in Guwahati". The Indian Express. 28 Desember 2019. Diakses tanggal 28 Desember 2019.
- ^ a b c "6 killed as U.P. protests against citizenship law turn violent". The Hindu (dalam bahasa Inggris). 20 Desember 2019. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ Staff, Scroll (21 Desember 2019). "Citizenship Act protests: One person killed in Rampur in fresh violence, toll in UP rises to 16". Scroll.in. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Ranji Trophy 2019-20: Day four game in Assam suspended due to curfew over CAB". Sport Star. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ Bhattacherjee, Kallol (13 Desember 2019). "India-Japan Guwahati summit cancelled in view of protests". The Hindu. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 13 Desember 2019.
- ^ T.V, Benedikta Miranti (14 Desember 2019). Yulianingsih, Tanti, ed. "RUU Kewarganegaraan Baru Sah Picu Ricuh, PM Shinzo Abe Tunda Agenda ke India". Liputan6.com. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "UEA Terbitkan Peringatan Perjalanan ke India". Republika Online. 16 Desember 2019. Diakses tanggal 17 Desember 2019.
- ^ "Travel Alert for U.S. Citizens: Protests in Northeastern States". Kedubes dan Konsulat AS di India (dalam bahasa Inggris). 13 Desember 2019. Diakses tanggal 14 Desember 2019.
- ^ "Anti-Citizenship Act protests: U.S., U.K., France, Israel issue travel advisories". The Hindu (dalam bahasa Inggris). Special Correspondent. 14 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 14 Desember 2019.
- ^ Faisol, Amir (12 Desember 2019). "Demo UU Antimuslim di India Lumpuhkan Puluhan Penerbangan di Bandara Internasional Indira Gandhi". Pikiran Rakyat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "Citizenship Bill protests affect Assam; flights suspended, train services hit". Deccan Chronicle (dalam bahasa Inggris). 12 Desember 2019. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ "CAA Protests: Railways Suffers Rs 85 Crore in Damages". The Wire. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "Mangaluru firing: North Kerala put on high alert" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "Delhi anti-CAA protests: 18 Delhi metro stations reopened, 2 still shut". The Economic Times. 19 Desember 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-26. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "17 Delhi Metro Stations Closed Amid Protests Against Citizenship Act". NDTV.com. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ India, Press Trust of (15 Desember 2019). "Citizenship Act: Govt suspends internet in 5 Bengal districts amid protests". Business Standard India. Diakses tanggal 15 Desember 2019.
- ^ "Anti-Citizenship Bill protests: Army deployed in Assam, Tripura; Internet suspended". The Hindu (dalam bahasa Inggris). 11 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 12 Desember 2019.
- ^ "Mobile internet services suspended in Mangaluru city and Dakshina Kannada for 48 hours". www.thenewsminute.com. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ "Anti-CAA protests: Mobile internet, SMS remain shut in parts of UP, including Lucknow". The Hindu (dalam bahasa Inggris). PTI. 20 Desember 2019. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "As Violence Grips UP, Internet Shut in Ghaziabad, Prayagraj, Bareilly & Meerut; Lko Could be Hit Too". News18. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ Ajmal, Anam (19 Desember 2019). "China cites India to justify Internet curbs". The Times of India. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ Qing, Qiu (17 Desember 2019). "India's internet shutdown shows normal practice for sovereign countries". People's Daily. Diakses tanggal 20 Desember 2019.
- ^ "Mahathir Kecam UU Anti-Muslim India". Sindonews.com. 21 Desember 2019. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ "Imran Khan says Citizenship Act can lead to 'big refugee crisis', India-Pakistan conflict". web.archive.org. 18 Desember 2019. Archived from the original on 2019-12-18. Diakses tanggal 22 Desember 2019.
- ^ PTI (20 Desember 2019). "Protest in Delhi Today: People gather at Delhi's Central Park, raise slogans in support of CAA". The Times of India. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ PTI. "PM Modi hailed at a pro-CAA rally in Mumbai". @businessline (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "Massive rally in support of Citizenship Amendment Act in Nagpur". DD News. 22 Desember 2019. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "Pro-CAA rallies in Bengaluru, Nagpur; man returning from event stabbed". The Times of India. 23 Desember 2019. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ Anab, Mohammad (24 Desember 2019). "Anti & pro-CAA protests held in city | Dehradun". The Times of India. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "BJP takes out massive rally in support of CAA | DD News". ddnews.gov.in. 24 Desember 2019. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ 22 Desember 2019, ANI; A; Ist, 15:37. "Hindu refugees from Pakistan honour BJP's JP Nadda at pro-CAA function | India News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Desember 2019.
- ^ PTI (23 Desember 2019). "JP Nadda takes out BJP rally in Kolkata in support of CAA". The Times of India. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "At pro-CAA rally in Mumbai, people hail PM Modi". The Times of India. PTI. 21 Desember 2019. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "Now, some pro-CAA rallies too in Mumbai". Latest Indian news, Top Breaking headlines, Today Headlines, Top Stories at Free Press Journal (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "Students, Chandigarh residents join forces against Citizenship Act". Hindustan Times (dalam bahasa Inggris). 20 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.
- ^ "'India Supports CAA' rally in Bengaluru today as prohibitory orders lifted". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 22 Desember 2019. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ 23 Desember, Debashis Konar | TNN | Updated:; 2019; Ist, 14:53. "Protest in Kolkata: Doctors rally in Kolkata in support of CAA | Kolkata News - Times of India". The Times of India (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 24 Desember 2019.
- ^ "People in Patna hold demonstration to support CAA". The Times of India. 23 Desember 2019. Diakses tanggal 24 Desember 2019.
Pranala luar
sunting- Berita dari Wikiberita Indonesia