Fungsi kontinu

fungsi matematis yang tidak mengalami perubahan variabel secara mendadak

Dalam matematika, fungsi kontinu dalam adalah jenis fungsi yang perubahan secara kontinu (sinambung, tanpa terpotong) pada variabel fungsi mengakibatkan perubahan kontinu pada nilai keluaran fungsi. Hal ini mengartikan nilai fungsi tidak pernah mengalami perubahan yang mendadak/tiba-tiba. Gagasan intuitif kekontinuan mengilustrasikan fungsi kontinu sebagai fungsi yang grafiknya dapat digambar tanpa mengangkat kapur dari papan tulis. Secara lebih teknis, fungsi dikatakan kontinu jika perubahan kecil pada nilai fungsi dapat dipastikan cukup dengan membuat perubahan kecil pada variabelnya. Fungsi yang tidak kontinu dikatakan fungsi takkontinu atau fungsi diskontinu. Sampai pada abad ke-19, matematikawan sangat mengandalkan konsep kekontinuan yang intuitif. Hal ini berubah sejak definisi epsilon-delta dari limit diperkenalkan untuk memformalkan definisi kekontinuan.

Kekontinuan adalah salah satu konsep inti dalam kalkulus dan analisis matematika, yang membahas fungsi dengan keluaran maupun variabelnya dapat berupa bilangan real atau kompleks. Konsep kekontinuan juga diperumum untuk fungsi antar ruang metrik dan antar ruang topologis. Fungsi jenis terakhir adalah fungsi kontinu yang paling umum, dan definisinya menjadi dasar ilmu topologi.

Sebagai contoh, fungsi h(t) yang memerikan tinggi bunga yang sedang tumbuh pada waktu t dapat dianggap fungsi kontinu. Sebaliknya, jika fungsi M(t) melambangkan jumlah uang di sebuah rekening bank pada waktu t, nilai fungsi ini akan "melompat" ketika uang disimpan atau ditarik. Hal ini menyebabkan M(t) adalah fungsi diskontinu.

Sejarah

sunting

Suatu bentuk definisi epsilon-delta untuk kekontinuan pertama kali diberikan oleh Bernard Bolzano pada tahun 1817. Augustin-Louis Cauchy mendefinisikan kekontinuan   sebagai berikut: perubahan yang tak hingga kecilnya pada nilai   dari variabel bebas  , akan selalu menghasilkan perubahan yang tak hingga kecilnya pada nilai   dari variabel terikat   (lihat Cours d'Analyse, hal. 34). Cauchy mendefinisikan besaran yang sangat kecil dalam bentuk besaran variabel, dan definisinya tentang kontinuitas sangat mirip dengan definisi infinitesimal yang digunakan saat ini (lihat mikrokontinuitas).

Definisi formal dan perbedaan antara kekontinuan bagian-demi-bagian (pointwise) dengan kekontinuan seragam pertama kali dinyatakan oleh Bolzano pada tahun 1830-an, tetapi karya tersebut tidak dipublikasikan sampai tahun 1930-an. Sama seperti Bolzano,[1] Karl Weierstrass[2] menolak mengganggap fungsi bersifat kontinu di suatu titik   jika nilai fungsi tersebut tidak terdefinisi di   dan di kedua sisi titik itu. Tetapi Édouard Goursat[3] memperbolehkan fungsi untuk hanya didefinisikan di   dan di salah satu sisinya. Sedangkan Camille Jordan[4] bertindak jauh dengan mengijinkan fungsi bersifat kontinu bahkan jika fungsi hanya terdefinisi di titik  . Ketiga definisi yang berbeda tentang kekontinuan bagian-demi-bagian itu masih digunakan saat ini.[5] Terbitan oleh Eduard Heine pada tahun 1872 memberikan definisi pertama mengenai kekontinuan seragam, tetapi gagasan itu didasarkan pada kuliah yang diberikan oleh Peter Gustav Lejeune Dirichlet pada tahun 1854.[6]

Fungsi real

sunting

Definisi

sunting
 
Fungsi   kontinu pada domainnya ( ), tetapi tidak kontinu di titik  

Sebuah fungsi real, yakni fungsi yang memetakan bilangan real ke bilangan real, dapat dinyatakan oleh sebuah grafik di bidang Kartesius. Dinyatakan secara informal, fungsi tersebut kontinu jika grafik dari fungsi berupa satu kurva utuh dengan domainnya adalah seluruh garis bilangan. Definisi matematis yang lebih tegas (rigor) diberikan pada bagian artikel di bawah.[7] Secara sederhana, kekontinuan fungsi real umumnya didefinisikan dalam bentuk limit. Sebuah fungsi   dengan variabel   dikatakan kontinu di bilangan real  , jika limit dari   ketika   menuju  , akan sama dengan  

Terdapat beberapa definisi berbeda mengenai kekontinuan (secara global) dari fungsi, yang bergantung dari bentuk domain fungsi tersebut. Sebuah fungsi dikatakan kontinu pada selang buka jika selang tersebut berada dalam domain fungsi, dan jika fungsi kontinu di setiap titik di selang tersebut. Fungsi yang kontinu pada selang   (yakni seluruh garis bilangan) umumnya cukup disebut sebagai fungsi kontinu; sebagian menyebut fungsi tersebut kontinu dimanapun. Sebagai contoh, semua fungsi polinomial kontinu dimanapun. Sebuah fungsi dikatakan kontinu pada selang semi-buka atau pada selang tutup, jika selang tersebut berada dalam domain fungsi, fungsi kontinu di setiap titik dalam (interior) di selang tersebut, dan nilai fungsi pada ujung selang sama dengan nilai limit fungsi ketika variabel fungsi tersebut mendekati ujung selang dari sisi dalam selang. Sebagai contoh, fungsi   kontinu pada selang tutup-buka  ; karena selang tersebut berada dalam domain fungsi (lebih tepatnya, selang tersebut adalah domain dari fungsi), fungsi kontinu di setiap titik di  , dan nilai   sama dengan nilai   ketika   dari arah kanan.

Sebuah fungsi dikatakan takkontinu pada suatu titik, jika titik tersebut berada di ketertutupan (closure) dari domainnya, dan jika titik tersebut bukan bagian domain fungsi atau fungsi tidak kontinu pada titik tersebut. Sebagai contoh, fungsi   dan   takkontinu di  , dan tetap takkontinu bahkan ketika nilai fungsi di titik tersebut didefinisikan. Titik dimana fungsi takkontinu disebut titik ketakkontinuan atau diskontinuitas.[8]

Banyak fungsi yang ditemui umumnya memiliki domain berupa seluruh bilangan real, kecuali untuk beberapa titik pencil. Contoh fungsi jenis ini adalah fungsi   dan   Ketika dibahas dalam konteks domain mereka, fungsi jenis ini dapat dikatakan kontinu, walaupun tidak kontinu dimanapun. Dalam konteks lain, khususnya perilaku fungsi di sekitar titik-titik istimewa seperti   untuk  , fungsi jenis ini termasuk fungsi takkontinu.

Menggunakan notasi matematika, ada beberapa cara untuk mendefinisikan fungsi kontinu berdasarkan tiga sudut pandang yang disebutkan di atas. Untuk itu, misalkan adalah fungsi yang terdefinisi pada suatu subset   dari himpunan bilangan real  . Subset   ini adalah domain dari  . Ketiga sudut pandang kekontinuan ada pada bentuk domain:

  •  , yakni   adalah keseluruhan himpunan bilangan real; atau untuk suatu bilangan real   dan  ,
  •  :   berupa selang tutup, atau
  •  :   berupa selang buka.

Pada kasus domain   didefinisikan sebagai suatu selang buka, titik   dan   tidak berada di  , dan nilai dari   dan   tidak mempengaruhi kekontinuan fungsi pada  .

Definisi menggunakan bentuk limit fungsi

sunting

Fungsi   dikatakan kontinu di titik   di domainnya, jika limit dari   ketika   menuju   melalui domain  , ada nilainya dan sama dengan  [9] Dalam notasi matematika, hal ini ditulis sebagai Definisi ini berlaku bagi ketiga sudut pandang. Secara teknis, terdapat tiga hal yang perlu dipenuhi agar fungsi bersifat kontinu. Pertama,   perlu terdefinisi di   (sudah dijamin karena   berada di domain  ). Kedua, nilai limit pada sisi kiri persamaan di atas harus ada. Ketiga, nilai dari limit ini harus sama dengan   Dalam definisi ini, diasumsikan bahwa domain dari   tidak memiliki titik-titik pencil.[10]

Definisi menggunakan lingkungan

sunting

Sebuah lingkungan dari suatu titik   adalah himpunan yang berisi, setidaknya, semua titik yang jaraknya dengan   sama besar. Secara intuitif, sebuah fungsi bersifat kontinu di titik   jika semua lingkungan (yang merupakan subset dari citra  ) dari   akan mengecil menjadi sebuah titik  , ketika lebar lingkungan dari   mengecil ke nol. Menyatakan dengan lebih rinci, sebuah fungsi   kontinu di titik   di domainnya, jika untuk sembarang lingkungan   ada suatu lingkungan   di domain fungsi tersebut, sehingga   kapanpun  

Definisi ini hanya memerlukan domain dan kodomainnya merupakan ruang topologis, menjadikannya definisi yang paling umum. Dari definisi ini disimpulkan fungsi   secara otomatis bersifat kontinu di setiap titik pencil fungsi tersebut. Sebagai contoh spesifik, semua fungsi bernilai real dengan domain himpunan bilangan bulat adalah fungsi kontinu.

Definisi menggunakan limit barisan

sunting
 
Barisan   yang konvergen ke  .

Fungsi kontinu juga dapat didefinisikan dengan mengharuskan semua barisan   dari titik-titik di domain fungsi, yang konvergen ke titik  , akan menyebabkan barisan   konvergen ke   Dalam notasi matematika, definisi ini dapat dituliskan sebagai, 

Definisi menggunakan epsilon-delta

sunting
 
Ilustrai definisi epsilon-delta: Untuk titik   dan  , nilai   dapat memenuhi kondisi yang diperlukan definisi.

Dengan menyertakan secara eksplisit definisi limit fungsi ke dalam definisi kekontinuan, fungsi kontinu dapat dijelaskan tanpa perlu merujuk ke konsep limit. Dalam definisi ini, misalkan sebuah fungsi   yang didefinisikan pada bagian di atas, dan sebuah titik   di domain  . Fungsi   dikatakan kontinu di titik   jika kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap bilangan   sekecil apapun itu, akan ada suatu bilangan   sehingga untuk semua   di   dengan   berlaku Definisi tersebut dapat ditulis ulang: fungsi   kontinu di   mengartikan untuk setiap   ada sebuah   sehingga untuk semua  : Secara intuitif, jika seseorang ingin membuat semua nilai   berada di dalam suatu lingkungan kecil di sekitar   ia cukup memilih sebuah lingkungan yang cukup kecil bagi nilai   di sekitar titik   Bila proses ini dapat dilakukan seberapapun kecilnya lingkungan untuk  , maka   kontinu di  

Weierstrass mengharuskan selang   seluruhnya berada di dalam domain  , namun Jordan menunjukkan syarat ini dapat dihilangkan.

Definisi menggunakan fungsi kontrol

sunting

Dalam penulisan bukti dan analisis matematika, terkadang dibutuhkan pemahaman mengenai seberapa cepat limit suatu fungsi akan konvergen. Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan mengontrol nilai selisih. Konsep ini dapat diformalkan menjadi sebuah definisi untuk kekontinuan. Sebuah fungsi   disebut sebagai fungsi kontrol, jika

  •   adalah fungsi tak-turun
  •  

Sebuah   dikatakan kontinu-  di  , jika untuk setiap   di   berlaku Sebuah fungsi   dikatakan kontinu di   jika fungsi tersebut kontinu-  untuk suatu fungsi kontrol  . Pendekatan ini memungkinkan untuk memperlengkap konsep kekontinuan dengan menyertakan himpunan fungsi kontrol yang dipenuhi  . Untuk sebuah himpunan fungsi kontrol  , sebuah fungsi disebut kontinu-  jika fungsi tersebut kontinu-  untuk suatu  . Sebagai contoh, fungsi Lipschitz dan fungsi kontinu Hölder dengan pangkat α dapat didefinisikan dengan menggunakan himpunan fungsi kontrol Mirip dengan itu, 

Membangun fungsi kontinu

sunting
 
Grafik dari sebuah fungsi kubik tidak memiliki "loncatan" maupun "lubang". Fungsi kubik, seperti semua fungsi polinomial lainnya, bersifat kontinu.

Proses mengecek kekontinuan suatu fungsi dapat disederhanakan dengan memeriksa syarat-syarat kekontinuan pada bagian-bagian fungsi. Dapat dibuktikan bahwa penjumlahan dua fungsi yang kontinu pada suatu domain, akan menghasilkan fungsi yang juga kontinu pada domain tersebut. Misalkan  hasil penjumlahan fungsi-fungsi kontinu yang didefinisikan oleh   untuk setiap  , adalah sebuah fungsi kontinu di   Sifat yang serupa juga berlaku untuk hasil perkalian fungsi-fungsi kontinu, yang didefinisikan oleh   untuk setiap  , adalah sebuah fungsi kontinu di   Dengan mengombinasikan kedua sifat tersebut, dapat dibuktikan bahwa semua fungsi polinomial di   bersifat kontinu, sebagai contoh fungsi  , dengan menggunakan fakta fungsi konstan dan fungsi identitas   bersifat kontinu di  .

 
Grafik dari fungsi pecahan. Fungsi ini tidak terdefinisi untuk   Garis vertikal dan horizontal disebut dengan asimtot.

Dengan menggunakan cara yang sama, dapat ditunjukkan bahwa hasil kebalikan dari sebuah fungsi kontinu yang didefinisikan oleh   untuk setiap   yang memenuhi  , adalah fungsi yang kontinu di   Hal ini mengakibatkan fungsi pecahan dari fungsi-fungsi kontinu yang didefinisikan oleh   untuk setiap   yang memenuhi  , bersifat kontinu kecuali di akar-akar dari  . Domain dari   adalah  . Sebagai contoh, fungsi (lihat gambar) terdefinisi dan kontinu untuk semua bilangan real  , menyebabkan fungsi tersebut kontinu. Diskusi mengenai kekontinuan fungsi di titik   tidak muncul, karena   bukan anggota domain dari   Tidak ada fungsi   yang kontinu dan nilainya sama dengan   untuk semua  .

 
Grafik fungsi   dan  .

Contoh lain adalah fungsi   yang terdefinisi dan kontinu untuk bilangan real   Tetapi, berbeda dengan contoh sebelumnya, fungsi   dapat diperluas menjadi sebuah fungsi kontinu pada semua bilangan real. Hal ini dilakukan dengan mendefinisikan nilai   sebagai 1, yakni nilai limit dari   ketika   menuju 0. Dengan kata lain, Sehingga, dengan membuat

 

fungsi   bersifat kontinu pada semua bilangan real. Istilah ketakkontinuan terhapuskan[11] digunakan untuk menyebut titik takkontinu yang dapat didefinisikan (ulang) agar fungsi bersifat kontinu di titik tersebut.

Konstruksi fungsi kontinu yang lebih rumit melibatkan komposisi fungsi. Misalkan dua fungsi kontinu fungsi komposisi keduanya, yang dituliskan sebagai   dan didefinisikan oleh   adalah fungsi kontinu. Konstruksi ini dapat digunakan untuk membuktikan, sebagai contoh fungsi  , bersifat kontinu untuk semua  

Contoh fungsi takkontinu

sunting
 
Plot dari fungsi tanda (signum). Ilustrasi ini menunjukkan bahwa nilai   tidak sama dengan nilai  . Alhasil, fungsi tanda takkontinu di 0.

Sebuah contoh dari fungsi takkontinu adalah fungsi tangga Heaviside  , yang didefinisikan sebagai

 

Untuk mengetahui penyebab ketakkontinuan dari fungsi, pilih, sebagai contoh, nilai  . Tidak ada lingkungan-  sekitar  , dalam kata lain tidak ada selang buka   dengan   yang membuat semua nilai   berada di dalam lingkungan-  sekitar  , yaitu selang  . Secara intuitif, titik ini adalah tipe ketakkontinuan berupa "loncatan" pada nilai fungsi.

Mirip dengan contoh sebelumnya, fungsi tanda atau fungsi signum,

 

takkontinu di   namun kontinu dimanapun selain titik itu. Contoh lain lagi adalah fungsi

 

yang juga kontinu dimanapun selain titik  .

 
Plot titik-titik dari fungsi Thomae pada selang (0,1). Titik tertinggi pada plot ini menunjukkan f(1/2) = 1/2.

Selain sejumlah bentuk kekontinuan dan ketakkontinuan di atas, terdapat fungsi dengan perilaku yang "diluar nalar", sebagai contoh adalah fungsi Thomae bersifat kontinu di semua bilangan irasional namun takkontinu di semua bilangan rasional. Contoh lain adalah fungsi Dirichlet, yakni fungsi indikator untuk himpunan bilangan rasional, adalah fungsi takkontinu dimanapun.

Sifat-sifat

sunting

Sebuah lemma yang berguna

sunting

Misalkan   adalah fungsi yang kontinu di suatu titik   dan   adalah nilai yang memenuhi   Maka akan berlaku   pada semua titik pada suatu lingkungan dari  [12] Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi dari kekontinuan: dengan memilih   , akan ada   sehingga Anggap ada sebuah titik di lingkungan   yang memenuhi   akan didapati sebuah kontradiksi, karena mengakibatkan 

Teorema nilai antara

sunting

Teorema nilai antara adalah sebuah teorema keberadaan, yang didasarkan pada sifat kelengkapan (completeness) dari bilangan real. Teorema ini menyatakan:

Jika fungsi bernilai real   kontinu pada selang tutup   dan   adalah suatu bilangan di antara   dan   maka ada bilangan   yang memenuhi  

Sebagai ilustrasi teorema ini, misalkan seorang anak yang bertambah tinggi dari 1 m pada usia dua tahun menjadi 1,5 m pada usia enam tahun. Akan ada waktu di antara tahun kedua dan tahun keenam, ketika tinggi anak tersebut sama dengan 1,25 m.

Salah satu akibat teorema ini, jika   kontinu pada   dan   dan   berbeda tanda, maka ada titik   sehingga   bernilai nol. Dengan kata lain, fungsi   memiliki akar pada selang  

Teorema nilai ekstrem

sunting

Teorema nilai ekstrem menyatakan jika sebuah fungsi   terdefinisi pada suatu selang tutup   (atau sembarang himpunan tertutup dan terbatas) dan kontinu di domain itu, maka fungsi memilliki nilai maksimum. Dengan kata lain, ada nilai   dengan   untuk setiap   Teorema yang sama juga berlaku untuk nilai minimum dari   Teorema ini secara umum tidak berlaku untuk fungsi dengan domain   (atau sembarang himpunan yang tidak tertutup sekaligus terbatas). Sebagai contoh, fungsi kontinu   yang terdefinisi pada interval buka   tidak memiliki nilai maksimum, karena nilai fungsi tidak terbatas dari atas.

Hubungan dengan kediferensialan dan keterintegralan

sunting

Dapat ditunjukkan bahwa semua fungsi terdiferensialkan   bersifat kontinu. Namun, kebalikannya tidak berlaku: sebagai contoh, fungsi nilai mutlak yang kontinu dimanapun. Fungsi ini tidak terdiferensialkan di   (namun terdiferensialkan di semua titik selain ini). Fungsi Weierstrass adalah contoh dari fungsi yang kontinu dimanapun namun takkontinu dimanapun.

Turunan   dari fungsi   tidak harus bersifat kontinu. Jika   kontinu, fungsi   dikatakan terdiferensialkan [secara] kontinu. Himpunan dari fungsi-fungsi jenis ini dinyatakan dengan   Secara umum, himpunan fungsi   (dengan   berupa selang buka) yang dapat diturunkan sebanyak   kali dan turunan ke-  dari   bersifat kontinu, dinotasikan dengan   Dalam bidang grafika komputer, sifat-sifat yang berkaitan (namun tidak sama) dengan   terkadang disebut   (kekontinuan posisi),   (kekontinuan garis singgung), dan   (kekontinuan kelengkungan/kurvatur).

Setiap fungsi kontinu   dapat diintegralkan, sebagai contoh dalam konteks integral Riemann. Kebalikannya tidak berlaku, seperti yang ditunjukkan oleh fungsi tanda; contoh fungsi terintegralkan namun takkontinu.

Fungsi kontinu antar ruang metrik

sunting

Konsep fungsi bernilai real kontinu dapat perumum untuk fungsi antar ruang metrik. Ruang metrik adalah sebuah himpunan   yang dilengkapi dengan sebuah fungsi   (disebut metrik); fungsi ini dapat dianggap sebagai ukuran jarak antara dua elemen di  . Secara formal, metrik adalah fungsi

 

yang memenuhi sejumlah persyaratan, terutama pertidaksamaan segitiga. Untuk sembarang dua ruang metrik   dan  , sebuah fungsi

 

dikatakan kontinu (terhadap metrik yang digunakan) di titik  , jika untuk sembarang bilangan real positif   akan terdapat bilangan real positif  , sehingga semua nilai   yang memenuhi   juga akan memenuhi  . Seperti pada kasus fungsi real di bagian sebelumnya, definisi ini setara dengan syarat bahwa untuk setiap barisan   dengan nilai limit  , haruslah  . Syarat ini dapat diperlemah menjadi: fungsi   kontinu jika dan hanya jika untuk setiap barisan   yang konvergen ke   (dan   berada di domain ), barisan   adalah barisan Cauchy.

Himpunan titik dimana sebuah fungsi antar ruang metrik bersifat kontinu disebut dengan himpunan  , yang berasal dari definisi kekontinuan menggunakan epsilon-delta.

Salah satu contoh penggunaan konsep kekontinuan ini ada di analisis fungsional. Sebuah definisi yang penting dalam cabang matematika ini menyatakan bahwa: sebuah operator linear antar ruang vektor bernorma   dan   (yakni ruang vektor yang dilengkapi suatu norma  ) bersifat kontinu jika dan hanya jika operator tersebut terbatas, yakni terdapat konstanta   yang menyebabkan untuk semua  

Kekontinuan seragam, Hölder, dan Lipschitz

sunting
 
Untuk fungsi kontinu Lipschitz, terdapat kerucut ganda (ditampilkan dalam warna putih) yang pusat kecurut tersebut dapat bergerak di sepanjang grafik dari fungsi, dan tidak pernah ada bagian dari grafik fungsi yang berada di dalam kerucut.

Konsep kekontinuan fungsi antar ruang metrik pada bagian sebelumnya, dapat diperkuat dengan membatasi bagaimana nilai   terikat pada   dan titik  ; yang dapat dilakukan dalam berbagai cara. Secara informal, fungsi   disebut kontinu seragam jika pemilihan nilai   tidak tergantung pada titik  . Lebih tepatnya, fungsi kontinu seragam perlu memenuhi kondisi berikut: untuk setiap bilangan real   akan ada   sehingga untuk setiap   yang memenuhi  , juga akan memenuhi  . Jadi, setiap fungsi yang kontinu seragam adalah fungsi kontinu. Kebalikannya tidak berlaku secara umum, tetapi berlaku bila domain   berupa ruang kompak. Peta kontinu seragam dapat didefinisikan dalam situasi ruang seragam yang lebih umum.[13]

Sebuah fungsi disebut kontinu Hölder pangkat   (berupa bilangan real) jika ada konstanta   sehingga untuk semua   akan berlaku pertidaksamaan

 

Semua fungsi kontinu Hölder bersifat kontinu seragam. Kasus khusus   disebut sebagai kekontinuan Lipschitz. Artinya, suatu fungsi kontinu Lipschitz jika ada konstanta   sedemikian rupa sehingga pertidaksamaan

 

berlaku untuk sembarang  .[14] Kondisi Lipschitz digunakan contohnya dalam teorema Picard – Lindelöf yang membahas tentang solusi persamaan diferensial biasa.

Konsep yang berkaitan

sunting

Jika fungsi   adalah suatu fungsi kontinu dari suatu subset   dari ruang topologis   maka perluasan kontinu dari   ke   adalah sembarang fungsi kontinu   dengan   untuk setiap   kondisi ini sering ditulis sebagai   Secara informal, itu adalah sembarang fungsi   yang membatasi   pada   Konsep ini digunakan, sebagai contoh, dalam teorema perluasan Tietze dan teorema Hahn–Banach. Jika   tidak kontinu maka tidak mungkin fungsi tersebut memiliki perluasan kontinu. Jika   adalah suatu ruang Hausdorff dan   adalah himpunan rapat dari   maka fungsi perluasan kontinu dari   ke   jika itu ada, bersifat unik.

Banyak cabang matematika lainnya menggunakan konsep kekontinuan dalam konteks berbeda, namun memiliki makna yang mirip. Sebagai contoh, dalam teori urutan, fungsi kekal-urutan(order-preserving function)   antar jenis himpunan terurut parsial tertentu   dan  , dikatakan kontinu jika untuk setiap himpunan berarah   dari  , berlaku hubungan   Notasi   tersebut masing-masing menyatakan supremum terhadap urutan dalam   dan  . Konsep kekontinuan ini sama kekontinuan topologis ketika himpunan urutan parsial merupakan subset dari topologi Scott.[sumber mendukung?][15][16]

Dalam teori kategori, sebuah fungtor antar dua kategori dikatakan kontinu, jika fungsi tersebut komutatif dengan limit yang kecil. Secara matematis, untuk sembarang diagram yang kecil (yaitu, yang diindeks dengan sebuah himpunan  , bukan sebuah kelas) dari objek di  .

Sebuah ruang kekontinuan adalah perumuman dari ruang metrik dan poset,[17][18] dan dapat digunakan untuk menyatukan konsep dari ruang metrik dan domain.[19]

Catatan

sunting
  1. ^ Bolzano, Bernard (1817), Rein analytischer Beweis des Lehrsatzes dass zwischen je zwey Werthen, die ein entgegengesetztes Resultat gewaehren, wenigstens eine reele Wurzel der Gleichung liege, Prague: Haase 
  2. ^ Dugac, Pierre (1973), "Eléments d'Analyse de Karl Weierstrass", Arsip untuk Sejarah Ilmu Tepat, 10: 41–176, doi:10.1007/bf00343406 
  3. ^ Goursat, E. (1904), Sebuah kursus dalam analisis matematika, Boston: Ginn, hlm. 2 
  4. ^ Jordan, M.C. (1893), Cours d'analyse de l'École polytechnique, 1 (edisi ke-2nd), Paris: Gauthier-Villars, hlm. 46 
  5. ^ Harper, J.F. (2016), "Mendefinisikan kesinambungan fungsi nyata dari variabel nyata", BSHM Bulletin: Journal of the British Society for the History of Mathematics: 1–16, doi:10.1080/17498430.2015.1116053 
  6. ^ Rusnock, P.; Kerr-Lawson, A. (2005), "Bolzano dan keseragaman kontinuitas", Historia Mathematica, 32 (3): 303–311, doi:10.1016/j.hm.2004.11.003 
  7. ^ Speck, Jared (2014). "Continuity and Discontinuity" (PDF). MIT Math. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-10-06. Diakses tanggal 2016-09-02. Example 5. The function   is continuous on   and on   i.e., for   and for   in other words, at every point in its domain. However, it is not a continuous function since its domain is not an interval. It has a single point of discontinuity, namely   and it has an infinite discontinuity there. 
  8. ^ "Discontinuity". Glosarium - Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-13. Diakses tanggal 2022-03-12. 
  9. ^ Lang, Serge (1997), Undergraduate analysis, Undergraduate Texts in Mathematics (edisi ke-2nd), Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-0-387-94841-6 , section II.4
  10. ^ Asumsi ini dapat dihilangkan dengan melihat jenis titik pencil. Definisi kekontinuan dapat diterapkan pada titik pencil berupa titik limit. Sedangkan pada titik pencil c yang bukan titik limit, nilai limit f(x) ketika x menuju c secara otomatis akan sama dengan f(c).
  11. ^ "Removeable discontinuity". Glosarium - Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-13. Diakses tanggal 2022-03-14. 
  12. ^ Brown, James Ward (2009), Complex Variables and Applications (edisi ke-8th), McGraw Hill, hlm. 54, ISBN 978-0-07-305194-9 
  13. ^ Gaal, Steven A. (2009), Topologi himpunan titik, New York: Dover Publications, ISBN 978-0-486-47222-5 , section IV.10
  14. ^ Searcóid, Mícheál Ó (2006), Ruang metrik, Springer undergraduate mathematics series, Berlin, New York: Springer-Verlag, ISBN 978-1-84628-369-7, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-26, diakses tanggal 2020-09-04 , bagian 9.4
  15. ^ Goubault-Larrecq, Jean (2013). Non-Hausdorff Topology and Domain Theory: Selected Topics in Point-Set Topology. Cambridge University Press. ISBN 978-1107034136. 
  16. ^ Gierz, G.; Hofmann, K. H.; Keimel, K.; Lawson, J. D.; Mislove, M. W.; Scott, D. S. (2003). Continuous Lattices and Domains . Encyclopedia of Mathematics and its Applications. 93. Cambridge University Press. ISBN 0521803381. 
  17. ^ Flagg, R. C. (1997). "Quantales and continuity spaces". Algebra Universalis. 37 (3): 257–276. CiteSeerX 10.1.1.48.851 . doi:10.1007/s000120050018. 
  18. ^ Kopperman, R. (1988). "All topologies come from generalized metrics". American Mathematical Monthly. 95 (2): 89–97. doi:10.2307/2323060. JSTOR 2323060. 
  19. ^ Flagg, B.; Kopperman, R. (1997). "Continuity spaces: Reconciling domains and metric spaces". Theoretical Computer Science. 177 (1): 111–138. doi:10.1016/S0304-3975(97)00236-3 . 

Referensi

sunting