Jalur kereta api Padang Panjang–Sawahlunto

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Padang Panjang–Sawahlunto adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dan Stasiun Sawahlunto; termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat. Secara administratif, jalur ini berada di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Solok, dan Sawahlunto, Sumatera Barat. Sebagian jalur ini merupakan lintas pegunungan dan memiliki gradien terekstrim pada segmen Padang PanjangBatu Tabal yaitu 70 permil sehingga lokomotif biasa tidak mampu menanjak pada jalur ini maka itu digunakan rel gigi dan lokomotif khusus untuk jalur ini.

Jalur kereta api Padang Panjang–Sawahlunto
Ikhtisar
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
Status
LokasiKabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Solok, Kota Solok, dan Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
TerminusPadang Panjang
Sawahlunto
Stasiun14
Operasi
Dibangun olehStaatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
PT KAI
Dibuka1887–1896
Ditutup2014
Dibuka kembali2023 (Sawahlunto - Muaro Kalaban)
PemilikPT KAI (pemilik tanah dan bangunan)
OperatorKereta Api Indonesia Divisi Regional II Sumatera Barat
DepoPadang
Data teknis
Panjang lintas115 km (71,46 mi)
Jenis relR33 (Kacang-Sawahlunto)

R42 bergigi (Padang Panjang-Batu Tabal)

R54 (Batu Tabal-Kacang)
Lebar sepur1.067 mm (ft 6 in) Lebar sepur Cape
Kecepatan operasi20 s.d. 60 km/jam
Titik tertinggi+773 m Padang Panjang
Rel gigiRiggenbach (Padang PanjangBatu Tabal)
Peta rute
ke Area unloading Batubara
SWL
Sawahlunto
BH 604 Terowongan Lubang Kalam
MKB–MRO
ke Muaro
MKB
Muarakalaban
SLN
Silungkang
PGU
Planggu
SNL
Sungai Lassi
GGS
Guguk Sarai
SLK
Solok
PJH
Pasar Jumaat
SMK
Sumanik
SKA
Singkarak
TIH
Tikalah
TMK
Tembok
KCN
Kacang
BMK
Batu Limbak
OMB
Ombilin
BTL
Batu Tabal
SPR
Sumpur
PLH
Pitalah
KKR
Kubukrambil
PP–BKT–PY
ke Pasar Rebo
PP
Padang Panjang
PLA–PP
ke Kandang Ampat

Sejarah

sunting

Pembangunan awal

sunting
 
Pembangunan jalur segmen Solok–Silungkang

Sejarah kereta api Sumatera Barat tak dapat dipisahkan dari ditemukannya batu bara di wilayah tersebut. Batu bara yang paling diincar adalah batu bara Ombilin, ditemukan oleh tim eksplorasi yang dipimpin oleh W.H. van Greve pada tahun 1868.[1][2][3] Agar distribusi batu bara tersebut lancar, Hindia Belanda kemudian mengajukan sebuah konsesi jalur kereta api di Sumatera Barat. Maka keluarlah sebuah besluit yang dicatat dalam Staatsblad tahun 1891 No. 176. Karena tidak adanya insinyur Belanda yang turut andil dalam pembangunan lintas ini, maka didatangkanlah insinyur dari Inggris mengingat Sumatera Barat yang memiliki kontur perbukitan yang terjal.[2]

Untuk segmen ini, jalur Lubuk AlungPadang Panjang selesai pada tanggal 1 Juli 1891. Dari Padang Panjang dibuatkan jalur menuju Fort de Kock (Bukittinggi) pada tanggal 1 November 1891. Pada tanggal 1 Juli 1892, segmen Padang PanjangSolok telah selesai dibangun. Segmen SolokMuaro Kalaban diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892. Pada tanggal 1 Januari 1894, perpanjangan Muaro Kalaban menuju Sawahlunto telah selesai dibangun.[4]

Jalur ini pernah digunakan untuk kereta penumpang reguler hingga sekitar tahun 1986 layanan kereta api penumpang pun berhenti akibat dampak kebijakan motorisasi Orde Baru sehingga transportasi penumpang dengan kereta api kalah efisien dibandingkan kendaraan bermotor pada saat itu sehingga layanan KA di jalur tersebut hanya kereta api pengangkut batu bara dan kereta api wisata (pada akhir pekan).[5] Pada tahun 1992 hingga 1994 Perumka (nama PT KAI pada saat itu) mengadakan kerjasama dengan kontraktor Ferrostaal untuk rehabilitasi total prasarana jalur bergerigi segmen Kayu TanamBatu Tabal, jalur ini direhab menjadi rel R42 bantalan baja (salah satu yang istimewa yang mana jalur non-gigi yang aktif masih menggunakan R33 dan R25 pada waktu itu).

Pelayanan kereta api batu bara di jalur ini berakhir pada tahun 2002-2003 karena terancam bangkrutnya tambang batu bara.[6] Jalur ini sempat diaktifkan lagi sekitar tahun 2006 untuk kereta wisata dan merupakan produk kerja sama PT KA dengan komunitas railfans Sumatera Barat, Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat.[7][8] Gempa bumi tahun 2009 dan tanah longsor di Lembah Anai pada tahun 2010 membuat prasarana jalur segmen KayutanamPadang Panjang rusak dan tidak layak dipakai.

Kereta wisata Danau Singkarak yang mulai diperkenalkan pada awal tahun 2009 hanya dijalankan ke Padang Panjang dari Stasiun Sawahlunto.[9] Namun kereta api wisata ini berhenti beroperasi pada tahun 2014 karena sepi peminat sehingga jalur ini otomatis nonaktif. Bahkan meski pemesanannya melalui sistem carteran, kereta ini sangat sepi peminat sehingga armada kereta serta lokomotif penariknya "terjebak" di Depo Lokomotif Solok.[10] Selain itu, jalur ini mendapatkan tilang dari DJKA karena prasarana (terutama segmen Batu TabalSawahlunto) dan sarana yang sudah tua sehingga harus diperbaharui.

Perkembangan saat ini

sunting

Saat ini, jalur tersebut sedang direaktivasi dan dilakukan pengerjaan fisik secara bertahap. Pada tahun 2016, pada segmen BatutabaKacang rel yang digunakan sebelumnya adalah jenis R33 dan bantalan besi diperbaharui menjadi rel jenis R54 dan bantalan beton. Hanya segmen Kacang hingga Sawahlunto yang belum direhabilitasi. Pada tahun 2019 mendatang direncanakan dilakukan desain fasilitas operasi untuk jalur ini.[11]

Pada akhir Maret 2021, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir melaksanakan pertemuan dengan sejumlah Kepala Daerah di Sumbar. Setelah pertemuan tersebut, Erick Thohir membentuk Project Management Office (PMO). PMO merekomendasikan untuk reaktivasi jalur kereta api lintas Sawahlunto-Muaro Kalaban, sebagai upaya pemulihan ekonomi Sumatera Barat melalui sektor pariwisata. Nantinya akan ada empat perusahaan milik BUMN yang akan terlibat dalam proyek tersebut antara lain PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Bio Farma (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).[12]

Pada 1 Juli 2022, dilaksanakannya Kick Off (dimulainya) perbaikan prasarana dan sarana perkeretaapian dalam rangka mendukung pengoperasian kembali kereta api jalur Sawahlunto–Muaro Kalaban, Sumatera Barat oleh keempat BUMN yang terlibat dalam proyek perkeretaapian tersebut. Dengan kolaborasi yang sinergis antarpihak, diperkirakan operasional KA lintas Sawahlunto-Muaro Kalaban dapat dilakukan pada Januari 2023. Pengoperasian kembali jalur Sawahlunto–Muaro Kalaban diharapkan akan menjadi semangat baru dalam pemulihan perekonomian melalui sektor pariwisata.[13]

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Tidak terhubung dengan lintas aktif manapun.

Lintas nonaktif

sunting

Layanan kereta api

sunting

Daftar stasiun

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas SSS 1 Padang PanjangSawahlunto
Segmen Padang Panjang–Solok
Panjang segmen 53 km
Diresmikan pada tanggal 1 Juli 1892
oleh Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
Ditutup pada 2014
Termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat
7050 Padang Panjang PP Jalan Sutan Syahrir, Silaing Atas, Padang Panjang Barat, Padang Panjang km 75+361 lintas Teluk BayurPadangLubuk AlungPadang Panjang–... +773 m Tidak beroperasi  
- Pasar Baru PBU km 75+991 Tidak beroperasi
- Ikurlubuk ILU km 78+909 Tidak beroperasi
- Batang Arau BGU km 80+615 Tidak beroperasi
- Batang Gadis BTS km 81+800 Tidak beroperasi
- Ganting GAN km 83+416 Tidak beroperasi
7324 Kubukrambil KKR Batipuh Baruah, Batipuh, Tanah Datar km 84+386 +647 m Tidak beroperasi
7323 Pitalah PLH km 86+220 Tidak beroperasi
- Simpangaru SNU km 87+000 Tidak beroperasi
- Kepala Koto KOT km 88+150 Tidak beroperasi
7319 Sumpur SPR Sumpur, Batipuh Selatan, Tanah Datar km 90+227 +470 m Tidak beroperasi
7318 Batu Tabal BTL Batu Taba, Batipuh Selatan, Tanah Datar km 93+873 +370 m Tidak beroperasi
7317 Ombilin OMB km 97+644 Tidak beroperasi
- Batu Limbak BMK Jl. DR. Hamka, Simawang, Rambatan, Tanah Datar km 102+800 Tidak beroperasi
7315 Kacang KCN Kacang, X Koto Singkarak, Solok km 104+609 +369 m Tidak beroperasi  
7314 Tembok TMK km 109+500 Tidak beroperasi
7313 Tikalah TIH km 110+450 Tidak beroperasi
7312 Singkarak SKA Singkarak, X Koto Singkarak, Solok km 114+195 +369 m Tidak beroperasi  
7311 Sumanik SMK km 117+025 Tidak beroperasi
- Simpang Aer Angat SPE km 119+300 Tidak beroperasi
7308 Pasar Jumaat PJH km 122+556 Tidak beroperasi
7307 Solok SLK Jalan Kartini, Kampung Jawa, Tanjung Harapan, Solok km 127+956 +398 m Tidak beroperasi  
Segmen Solok–Muaro Kalaban
Panjang segmen 23 km
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892
Ditutup pada 2014
7306 Guguk Sarai GGS km 133+994 Tidak beroperasi
7305 Sungai Lassi SNL Pianggu, IX Koto Sungai Lasi, Solok km 140+379 +332 m Tidak beroperasi
7304 Pianggu PGU km 144+100 Tidak beroperasi
7303 Silungkang SLN Silungkang Tigo, Silungkang, Sawahlunto km 148+163 +239 m Tidak beroperasi
7302 Muaro Kalaban MKB AH 25 Jalan Lintas Sumatra 184, Muaro Kalaban, Silungkang, Sawahlunto km 151+442 lintas Teluk Bayur–Padang–Lubuk Alung–Padang Panjang–Sawahlunto
km 0+000 lintas Muaro Kalaban–MuaroPekanbaru
+223 m Beroperasi  
Segmen Muaro Kalaban–Sawahlunto
Panjang segmen 4
Diresmikan pada tanggal 1 Januari 1894
BH 604
Terowongan Sawahlunto ("Lubang Kalam")
7301 Sawahlunto SWL Jalan Ahmad Yani, Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto km 155+520 +262 m Beroperasi  

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [14]
  • Stasiun nonaktif: [15][16]
  • Pengidentifikasi stasiun: [17]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [18]:106-124


Referensi

sunting
  1. ^ Rudolf., Mrázek, (2006). Engineers of happy land : perkembangan teknologi dan nasionalisme di sebuah koloni (edisi ke-Ed. 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9789794615942. OCLC 867653457. 
  2. ^ a b Zubir, Zaiyardam (2006). Pertempuran nan tak kunjung usai: eksploitasi buruh tambang batubara Ombilin oleh kolonial Belanda 1891-1927. Padang: Andalas University Press. 
  3. ^ de Greve, W.H. (1907). Het Ombilin-kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en het transportstelsel op Sumatra's Westkust. Landsdrukkerij. 
  4. ^ Weijerman, A.W.E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië. Javasche Boekhandel en Drukkerij. 
  5. ^ Antique (2012-01-13). "Kereta Wisata Lembah Anai Beroperasi Lagi". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  6. ^ Liputan6.com. "Pertambangan Batu Bara di Sawahlunto Terancam Bangkrut". liputan6.com. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  7. ^ "Berwisata dengan Kereta Api – M.P.K.A.S". mpkas.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-10. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  8. ^ Sumbar, Antara. "Jalur Kereta Padang Panjang-Padang akan Diaktifkan Kembali". ANTARA News. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  9. ^ "Mak Itam dan KA Wisata Resmi Beroperasi di Sumbar". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). 2009-02-23. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  10. ^ Kompasiana.com. "Hilangnya Lengkingan Peluit Kereta Api di Singkarak oleh Dizzman - Kompasiana.com". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  11. ^ "Jalur Kereta Api Padang-Bukittinggi Bakal Dihidupkan | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2018-08-10. 
  12. ^ Aulia, Dea Duta. "Erick Inisiasi Reaktivasi Jalur KA Sumbar, Andre Rosiade: Aspirasi Kami Diterima". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-26. 
  13. ^ P, Adimas Raditya Fahky (2022-07-01). Yunianto, Faisal, ed. "Empat BUMN mulai perbaiki sarana KA Sawahlunto - Muaro Kalaban Sumbar". ANTARA. Diakses tanggal 2022-07-04. 
  14. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  15. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  16. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  17. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  18. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.