Kereta api Kalijaga
Kereta api Kalijaga adalah layanan kereta api lokal kelas ekonomi yang pernah dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan relasi Stasiun Solo Balapan–Stasiun Semarang Poncol pp melalui Stasiun Gundih.
ka KALIJAGA
Semarang Tawang ⇋ Solo Balapan
| |||||
Informasi umum | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis layanan | Kereta api lokal | ||||
Status | Tidak Beroperasi | ||||
Mulai beroperasi | 15 Februari 2014 | ||||
Terakhir beroperasi | 30 November 2019 | ||||
Penerus | Joglosemarkerto dan Banyubiru | ||||
Operator sebelumnya | Daerah Operasi VI Yogyakarta | ||||
Lintas pelayanan | |||||
Stasiun awal | Solo Balapan | ||||
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah | ||||
Stasiun akhir | Semarang Poncol | ||||
Waktu tempuh rerata | 2 jam (rata-rata) | ||||
Frekuensi perjalanan | Dua kali pergi pulang dalam sehari | ||||
Jenis rel | Rel berat | ||||
Pelayanan penumpang | |||||
Kelas | Ekonomi | ||||
Fasilitas restorasi | Ada, dapat memesan sendiri makanan di kereta makan yang tersedia. | ||||
Fasilitas observasi | Kaca dengan lapisan laminasi isolator panas. | ||||
Fasilitas bagasi | Ada, berupa rak bagasi di atas tempat duduk penumpang | ||||
Fasilitas lain | Toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, dan AC | ||||
Teknis sarana dan prasarana | |||||
Lebar sepur | 1.067 mm | ||||
Kecepatan operasional | 50 s.d 90 km/jam | ||||
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI | ||||
|
Sebelumnya, kereta api Kalijaga dioperasikan sebagai kereta pengganti Kereta api Pandanwangi serta KRD Banyubiru yang sudah uzur. Kereta api ini biasanya membawa tujuh kereta kelas ekonomi rangkaian Kereta api Bengawan (relasi Stasiun Purwosari–Stasiun Pasar Senen pp) yang dioperasikan pada pagi hari, dan dengan waktu tempuh 2 jam 45 menit, kereta api ini melayani naik dan turun penumpang di Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Brumbung, Stasiun Kedungjati, Stasiun Telawa, Stasiun Gundih, Stasiun Salem, dan Stasiun Solo Balapan.
Dahulu, kereta api ini merupakan layanan satu-satunya penghubung moda transportasi kereta api pada koridor Semarang - Solo yang beroperasi selain malam hari. Penumpang dari Solo (maupun dari Semarang setelah di Solo) yang ingin menyambung moda ke Semarang dengan kereta api pada saat itu harus menunggu kereta api ini hingga pagi hari atau mengambil kereta api antarkota yang diberangkatkan dari Stasiun Solo Jebres pada sore atau malam hari.
Dengan berlakunya grafik perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2019 yang efektif berlaku mulai 1 Desember 2019, yang mana terjadi perubahan pola operasi rangkaian kereta api Bengawan yang digunakan bersama dengan kereta api Matarmaja, kereta api Kalijaga dihentikan operasionalnya karena tidak adanya rangkaian yang bisa digunakan. Jadwal perjalanan kereta api ini diteruskan oleh kereta api Joglosemarkerto.
Asal usul nama
suntingNama Kalijaga berasal dari sosok salah seorang Walisongo yang sangat terkenal, Sunan Kalijaga. Dalam konteks perkeretaapian, motto Kalijaga adalah "menjaga tradisi", yang berarti memberikan keberanian pada kereta api ini sekaligus menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi penumpangnya.
Sejarah
suntingKereta api Kalijaga merupakan penerus dari Kereta api Joglosemar yang menggunakan rangkaian kereta api Bengawan. Kereta api ini diluncurkan pada 15 Februari 2014 dengan tarif awal Rp25.000,00 oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo. Awalnya kereta api ini berjalan pada rute Stasiun Purwosari–Stasiun Semarang Poncol pp
Seiring pesatnya transportasi non kereta api dan sepinya peminat, juga karena keuntungan yang ada tidak sebanding dengan biaya operasional untuk kereta jalur lintas ini, apalagi kereta ini bukan kereta komuter, kereta api ini hampir dihentikan operasionalnya,[1]. Namun setelah PT Kereta Api Indonesia mengajukan public service obligation, kereta api ini mengalami reduksi tarif menjadi Rp10.000,00 per orang sekali jalan mulai 1 Oktober 2014. Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengahlah yang meminta operasional kereta ini terus berjalan karena diharapkan kereta api Kalijaga ini dapat menghubungkan kota-kota besar di Jateng dan DIY, serta menjadi poros Joglosemar ke depannya.[2]
Mulai 1 April 2017, kereta api ini sedikit dipangkas rutenya menjadi sampai Stasiun Solo Balapan saja agar langsiran penyimpanan kereta dapat dilakukan dengan mudah mengingat sepur simpan kereta di daerah Solo berada di stasiun ini.
Meskipun okupansi pada hari biasa tergolong sedikit ditambah pengoperasian tol Semarang-Solo yang memangkas waktu tempuh perjalanan menjadi 1 jam, layanan ini pada saat itu masih menjadi alternatif yang lebih diminati oleh masyarakat Kota Semarang maupun Surakarta dibandingkan dengan Kereta api Joglosemarkerto yang tarifnya relatif lebih mahal.
Referensi
suntingPranala luar
sunting(Indonesia) Peresmian KA Kalijaga Diarsipkan 2014-02-22 di Wayback Machine.