Roesmin Noerjadin

militer indonesia
(Dialihkan dari Roesmin Nurjadin)

Marsekal TNI (Purn.) Roesmin Noerjadin (EYD: Rusmin Nuryadin) (31 Mei 1930 – 8 September 1994) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 31 Maret 1966 hingga 10 November 1969.[2] Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Roesmin terlahir dari keluarga priyayi Jawa yang berasal dari Dusun Plarangan, Karanganyar, Kebumen, sebuah daerah yang dahulu nya berstatus kabupaten. Meski lahir di Malang, Roesmin lebih banyak menghabiskan masa kecil dan mudanya di kampung halaman orang tuanya di Karanganyar, Kebumen. Ia pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Taman Siswa Karanganyar (Kebumen), sedari muda ia dikenal sangat pemberani.[3]

Roesmin Noerjadin
Menteri Perhubungan Indonesia ke-21
Masa jabatan
29 Maret 1978 – 23 Maret 1988
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Emil Salim
Pengganti
Azwar Anas
Sebelum
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat ke-7
Masa jabatan
1974–1977
PresidenSoeharto
Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya ke-7
Masa jabatan
1970–1974
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Ibrahim Adjie
Pengganti
Raden Soebono
Sebelum
Kepala Staf TNI Angkatan Udara ke-4
Masa jabatan
31 Maret 1966 – 10 November 1969
PresidenSoekarno
Soeharto
Informasi pribadi
Lahir(1930-05-31)31 Mei 1930
Keresidenan Malang, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal8 September 1994(1994-09-08) (umur 64)
Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
HubunganMarsdya TNI Roesman Noerjadin (adik)
Roestriana Adrianti (keponakan)
AlmamaterAkademi Angkatan Udara (1952)
PekerjaanTentara
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Masa dinas1952–1985
Pangkat Marsekal TNI
NRP473745[1]
SatuanKorps Penerbang (Tempur)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Roesmin meninggal pada tahun 1994 di Bandung, Jawa Barat karena sakit. Untuk mengenang segala jasa, bakti dan perjuangannya, kini namanya diabadikan sebagai nama bagi lanud di Pekanbaru, Riau.[4]

Pendidikan

sunting
  • Sustaf Angkatan I (1950)
  • Sekolah Penerbang (1952)
  • ACSC (IAP) (1960)
  • Sekolah Para (penerjun) (1963)
  • Flight Inst School, Inggris (1964)

Karier

sunting

Roesmin Nuryadin diangkat sebagai Letnan Muda Udara I penerbang setelah menyelesaikan sekolah penerbang pada tahun 1952. Pada 17 Juli 1952 ditempatkan sebagai penerbang pada Skadron 3 Pemburu di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang merupakan titik awal dalam meniti karier sebagai prajurit angkasa. Pendidikan demi pendidikan militer dilaluinya dengan tanpa adanya hambatan, Latihan Dasar Kemiliteran pada tahun 1955 dilanjutkan dengan Kursus Staf yang merupakan angkatan pertama pada tahun 1950. Tidak sampai itu saja, Roesmin juga mendapat kesempatan untuk mengikuti ACSC (IAP) pada tahun 1960, Sekolah Para (penerjun) tahun 1963 dan Flight Inst School yang diselenggarakan di Inggris pada tahun 1964. Riwayat kepangkatan dan jabatan diwarnai dengan dinamis, pada 1 Maret 1953 pangkatnya naik menjadi Letnan Udara II, pada tahun 1954 menjadi letnan Udara I. Pernah menjabat sebagai instruktur penerbang Skadron 3 Pemburu. Pada 1 Januari 1961 dengan menyandang pangkat Letnan kolonel diangkat sebagai Asisten Direktur Operasi Sops Markas Besar Angkatan Udara. Pangkatnya kembali naik menjadi Kolonel Udara pada 1 juli 1962 dengan jabatan sebagai Wakil Panglima Koops AU merangkap sebagai Kas Kohanudnas. Pada 15 Agustus 1963 diangkat menjadi Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas). Setelah menjabat sebagai Pangkohanudnas, Roesmin kemudian menjabat sebagai Atase Udara pada KBRI di Bangkok dimana pada saat ini pangkat kemiliterannya sudah menjadi komodor Udara. Karier sebagai atase dilanjutkan ketika menjadi Atase Udara pada KBRI di Moskow pada tahun 1965.

Pada 1 Mei 1966 pangkatnya naik menjadi Laksamana Muda Udara selanjutnya pada saat berpangkat inilah, Roesmin dipercaya untuk menjadi Deputy Menteri/Panglima Angkatan Udara (Men/Pangau). Baru pada 17 Juli 1966 pangkatnya dinaikan menjadi Laksamana Madya Udara. Pada 2 Mei 1966, pada saat AURI pada posisi yang kurang menguntungkan sebagai akibat dari arus politik Indonesia yang cukup panas, Roesmin Nurjadin di angkat untuk memimpin AURI. Bagi TNI Angkatan Udara, nama besar Roesmin Nurjadin hanya bisa disejajarkan dengan Marsekal Muda TNI (Anumerta) Leo Wattimena. Ia adalah seorang penerbang yang handal yang pernah memimpin tim aerobatic MiG-17 bergantian dengan Leo Wattimena. Tim aerobatic pertama TNI AU yang sempat tampil dihadapan umum itu terbentuk pada awal tahun 1960 oleh para penerbang Skadron Udara 11. Formasi aerobatic yang digunakan terdiri dari empat pesawat MiG-17. Leader dari tim aerobatic tersebut antara Kolonel Pnb Roesmin “Elang” Nurjadin atau Kolonel Pnb Leo “Eagle” Wattimena. Sedangkan anggota tim terdiri dari Mayor Pnb Ibnu “Scorpion” Subroto, Mayor Pnb Manetius “Blue Angel” Mudsijan dan Kapten Pnb Sukardi.

Meninggal Dunia

sunting

Beliau wafat di RS. Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat pada tanggal 8 September 1994 dalam usia 64 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan.

Riwayat Jabatan[5]

sunting
  • Pa Pnb Skuadron 3 Pemburu Lanud Halim Perdanakusuma (17 Juli 1952-1 Oktober 1953).
  • Komandan Skuadron 3 Pemburu Lanud Halim Perdanakusuma (1 Oktober 1953-1 September 1955).
  • Instruktur Penerbang Skuadron 3 Pemburu Lanud Halim Perdanakusuma (1 September 1955-1 November 1961).
  • Asisten Direktur Operasi MBAU (1 November 1961-17 Juli 1962).
  • Wakil Panglima Koopsau merangkap sebagai Kas Kohanudnas (1 Juli 1962-5 Agustus 1963).
  • Pangkohanudnas (5 Agustus 1963-1 April 1964).
  • Atase Udara KBRI di Bangkok (1 April 1964-1 Agustus 1965).
  • Atase Udara KBRI di Moscow (1 Agustus 1965-1 Februari 1966).
  • Deputi Bidang Operasi Menteri / Panglima Angkatan Udara (Men/Pangau) (1 Februari 1966-31 Maret 1966).
  • Menteri / Panglima Angkatan Udara kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (1966-1969).
  • Letnan Muda Udara I (01/06/1952)
  • Letnan Udara II (01/04/1953)
  • Letnan Udara I (01/07/1954)
  • Kapten Udara (01/07/1956)
  • Mayor Udara (01/07/1959)
  • Letkol Udara (01/07/1961)
  • Kolonel Udara (01/07/1962)
  • Komodor Udara (01/01/1965)
  • Laksamana Muda Udara (01/05/1966)
  • Laksamana Madya Udara (17/07/1966)
  • Laksamana Udara (01/07/1967)

Penghargaan

sunting

Tanda jasa

sunting

Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[6][7]

   
     
     
     
     
     
     
     
     
Baris ke-1 Bintang Mahaputera Adipradana (6 Agustus 1974)[8] Bintang Sakti
Baris ke-2 Bintang Dharma Bintang Gerilya Bintang Yudha Dharma Utama
Baris ke-3 Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama Bintang Kartika Eka Paksi Utama Bintang Jalasena Utama
Baris ke-4 Bintang Bhayangkara Utama Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun
Baris ke-5 Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G.O.M I
Baris ke-6 Satyalancana G.O.M IV Satyalancana G.O.M V Satyalancana G.O.M VI
Baris ke-7 Satyalancana G.O.M VII Satyalancana Sapta Marga Satyalancana Satya Dharma
Baris ke-8 Satyalancana Penegak Satyalancana Dwidya Sistha Commander of the Philippine Legion of Honor - Filipina
Baris ke-9 Knight Grand Cross of the Most Noble Order of the Crown of Thailand - Thailand Grand Cordon of the Order of Independence - Yordania Commander of the Legion of Merit - Amerika Serikat[9]

Referensi

sunting
  1. ^ Lembaga Pemilihan Umum 1983, hlm. 875.
  2. ^ "Laksamana Udara Roesmin Noerjadin"
  3. ^ Pendopo Kabupaten Kebumen"
  4. ^ "Lanud Pekanbaru Berubah Nama Menjadi Lanud Resmin Noerjadin"
  5. ^ a b Hasibuan, Imran; Abriyanto, M.; Djunaedi, Purwadi (2004). Biografi Marsekal (Purn.) Roesmin Nurjadin Elang Dan Pejuang Tanah Air. Jakarta: PT. Sembrani Aksara Nusantara. hlm. 410. 
  6. ^ Lembaga Pemilihan Umum 1983, hlm. 876-877.
  7. ^ Subdisjarah Diswatpersau, Indonesia (2004). Sejarah TNI Angkatan Udara: 1960-1969. Indonesia: Dinas Penerangan Angkatan Udara Indonesia. hlm. 193. 
  8. ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 3 September 2021. 
  9. ^ Petrus Kanisius Ojong, Indonesia (1981). Kompasiana esei jurnalistik tentang berbagai masalah pers, politik, asimilasi, cendekiawan, pelayanan masyarakt, tertib hukum, kebudayaan, ekonomi, kepemimpinan, kota Jakarta. Indonesia: PT Gramedia. hlm. 539.  line feed character di |title= pada posisi 11 (bantuan)

Bibliografi

sunting

Pranala luar

sunting
Jabatan militer
Didahului oleh:
Sri Mulyono Herlambang
Kepala Staf TNI Angkatan Udara
1966-1969
Diteruskan oleh:
Soewoto Sukendar
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Ibrahim Adjie
Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya
1970–1974
Diteruskan oleh:
Raden Soebono
Didahului oleh:
Syarief Thayeb
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat
1974–1977
Diteruskan oleh:
Ashari Danudirdjo
Jabatan politik
Didahului oleh:
Emil Salim
Menteri Perhubungan
1978-1988
Diteruskan oleh:
Azwar Anas