Sembah Sujud dalam Gereja Ortodoks Timur

Sembah Sujud dalam peribadatan Gereja Ortodoks Timur memiliki variasi bentuk yang beragam seperti yang tampak pada gambar di atas. Terdapat ketentuan yang ketat dalam mengatur bentuk sembah sujud mana yang harus dilakukan dalam suatu sesi peribadatan atau waktu-waktu tertentu. Ketentuan yang mengatur bentuk sembah sujud ini cukup rumit karena tiap-tiap paroki Gereja Kristen Ortodoks memiliki penerapan ketentuan yang berbeda-beda. Berikut merupakan jenis-jenis sembah sujud yang umum dilakukan di Gereja Kristen Ortodoks.

  1. Merunduk. Bentuk sembah sujud ini dilakukan dengan hanya menundukkan kepala. Bentuk ini biasanya hanya dilakukan ketika gereja penuh dengan banyak orang sehingga sulit untuk membungkuk atau ketika seseorang mengalami sakit pada punggungnya apabila ia membungkuk. Pada saat prosesi pembacaan Injil dan bagian penting lainnya dalam peribadatan, seseorang harus tetap berdiri saat melakukan bentuk sembah sujud ini.
  2. Membungkuk. Ini merupakan bentuk sembah sujud yang paling umum dilakukan oleh umat Kristen Ortodoks pada saat pelbagai kesempatan ibadah. Akan tetapi, posisi membungkuk ini bisa lebih rendah pada saat kegiatan ibadah di masa Puasa Agung.
  3. Metania. Bentuk sembah sujud ini dilakukan dengan membungkukkan badan lebih rendah (seperti rukuk) dengan tangan kanan menyentuh tanah atau lantai. Bentuk sembah sujud ini umum dilakukan oleh umat Pemercaya Lama ketika mereka menerima berkat dari imam.
  4. Bersujud. Bentuk sembah sujud ini dilakukan dengan meletakkan lutut dan tangan di lantai atau tanah sambil kepala bertumpu di telapak tangan. Bentuk sembah sujud ini umum dilakukan pada bagian-bagian tersakral saat ibadat Liturgi Prasidikara.
  5. Bertelungkup. Bentuk sembah sujud ini dilakukan dengan menelungkupkan seluruh anggota tubuh ke tanah atau lantai. Bentuk sembah sujud dapat dilakukan dalam pelbagai momen sakral setiap peribadatan Gereja Kristen Ortodoks dengan catatan bertelungkup tidak mengganggu jalannya peribadatan dan tidak dilakukan di hari Tuhan (Minggu) dan masa Paskah karena hal ini dipandang mencederai tema Paskah yang merupakan Kebangkitan Kristus.[1]
Beragam bentuk sembah sujud dalam peribadatan Gereja Ortodoks Timur

Dalam peribadatan Gereja Kristen Ortodoks, berlutut merupakan suatu hal yang tidak lumrah dilakukan. Berlutut biasanya hanya dilakukan oleh para calon imam atau uskup yang ditahbiskan.[2] Dalam dekrit Konsili Nicea Pertama, ditetapkan bahwa berdoa dan beribadah kepada Tuhan Allah dengan berdiri adalah sebuah keharusan pada masa Paskah dan pada hari Tuhan (Minggu) sepanjang tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap Kebangkitan Kristus, kecuali pada hari Minggu ketiga masa Puasa Agung dan perayaan Pesta Salib Suci yang jatuh bertepatan di hari Minggu.[1]

Lihat pula

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ a b Kanon 20 Pertama, Kanon 90 Konsili Ekumenikal ke-6 dan Kanon 91 St. Basil
  2. ^ The Great Book of Needs: Expanded and Supplemented (Volume 1): The Holy Mysteries, South Canaan, Pennsylvania: Saint Tikhon's Seminary Press, 2000, hlm. 254,276, ISBN 1-878997-56-4, diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-12, diakses tanggal 2020-03-31